I Love You..Erase You..Cry Again

Please Subscribe to read further chapters

Description

Main Cast :

Moon Chae Won

Kim Jaejoong

 

Supporting Cast :

Han Hyo Joo

Park Yoochun

Song Joong Ki

Kim Junsu

 

Genre : Romance, Sad, Friendship

Length : Chapter

Aku lebih suka ngambil cast yang jarang dipasangin. Hope you like it.
 

Foreword

Seorang wanita dengan kacamata hitam menutupi kedua matanya. Tas ransel yang terpasang di punggungnya, serta tangan kanan sibuk menarik koper. Wanita itu menyunggingkan senyum begitu melihat suasana bandara Incheon yang sudah empat tahun ini ia tinggalkan. Ia akan tinggal kembali ke Negara asalnya, Korea Selatan.

“Nona..” Seorang supir sudah membukakan pintu mobil untuknya dan iapun masuk ke dalam mobil.

“Antar aku ke perusahaan JJ-Group.” Pintanya. Ia kemudian asik kembali dengan ponselnya.

.

.

Wanita itu melangkah memasuki perusahaan yang sepertinya sudah ia kenal dengan akrab. Ia mengitari seisi gedung itu dan tersenyum sekilas. “Tak banyak berubah.” Komentarnya.

Ia sampai di lantai paling tinggi tempat pemilik perusahaan itu berada. “Oh, Nona Moon..” Seorang sekertaris langsung bisa mengenali sosok wanita tersebut.

Wanita yang dipanggil nona Moon itu langsung tersenyum dan membungkuk dengan sopan. “Apa CEO kim ada?” Tanyanya.

“Dia sedang rapat. Sebentar lagi mungkin akan selesai. Apa kau mau menunggunya di dalam?” Tawarnya.

“Baiklah.” Wanita itu masuk ke ruangan CEO Kim begitu dipersilakan oleh sekertarisnya. Sesampainya disana, matanya langsung mengitari seisi ruangan tersebut. Tak banyak yang berubah. Kini pandangannya tertuju pada sebuah foto. Foto dirinya yang ada disana bersama tiga orang laki-laki saat masih remaja. Ia tersenyum melihat foto itu. Kemudian senyum itu pudar berubah menjadi sorot mata keheranan melihat foto lain di sebelahnya. Foto seorang laki-laki yang sepertinya CEO kim itu bersama seorang perempuan. Bukan dia, tapi perempuan lain yang tak kalah cantik darinya.

“Kau ternyata sudah berubah, Kim Jaejoong…” Sebuah senyum hambar terpasang dari bibirnya begitu melihat foto itu. Senyum miris itu ia tunjukkan untuk dirinya sendiri.

Niatnya untuk memberi kejutan pada sosok yang baru diketahui namanya Kim Jaejoong itu, akhirnya tak jadi ia lakukan. Wanita itu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

***

Sepuluh menit setelah wanita yang ingin mengunjungi Kim Jaejoong pergi, kini giliran Kim Jaejoong menampakkan wajahnya. Ia sudah selesai melakukan rapat dengan para direktur perusahaannya.

“CEO Kim, anda punya tamu. Dia ada di dalam.” Ucap sekertarisnya yang langsung berdiri begitu melihat bosnya datang.

“Siapa?” Tanyanya penasaran.

“Nona Moon Chae Won.” Ucapnya.

Kim Jaejoong sedikit terkejut mendengar nama itu disebut. Ada rasa rindu yang bercampur dengan kebencian. Ia langsung masuk ke dalam ruangannya. Namun hasilnya nihil. Orang yang dicari sudah tak ada disitu.

“Kemana dia, Sekertaris Oh?” Tanyanya kembali pada sekertaris.

“Dia tak ada di dalam? Aku tadi melihatnya masuk ke dalam ruangan Anda.” Jawabnya sedikit merasa bersalah.

Kim Jaejoong tak mau membuang-buang waktu lagi. Pasti sosoknya masih ada di sekitar sini. Ia langsung mencari Moon Chae Won.

.

.

Sosok yang dicari sudah berada di luar gedung perusahaan itu. Ia harus menelan kenyataan bahwa sosok yang pertama kali ingin ia temui saat kembali ke Korea adalah Kim Jaejoong, ternyata sudah memiliki seorang wanita di hatinya. Semua sudah terlambat.

“Moon Chae Won!!” Panggil seseorang yang namanya mungkin sangat Chae Won rindukan. Ia tak langsung menoleh. Ditariknya nafas dalam-dalam. Ia tak boleh rapuh, ia harus tegar, ia harus bisa menghadapi laki-laki ini.

“Oh.” Moon Chae Won menoleh dengan senyum cerah tersungging di bibirnya. “Lama tak jumpa, Oppa.” Ucapnya begitu mendekati sosok laki-laki itu.

Kim Jaejoong Nampak ngos-ngosan karena harus berlari agar bisa bertemu wanita di hadapannya ini.

***

Kini mereka berada di kafe yang tak jauh dari kantor. Mereka duduk berhadapan dengan gelas cappuccino di hadapan mereka.

“Untuk apa kau ke kantorku?” Tanya Kim Jaejoong dengan pandangan penuh kebencian dan nada yang dingin.

Moon Chae Won cukup tertegun begitu mendengar ucapan itu. Tak disangka jika laki-laki di hadapnnya itu sangat membencinya. Sorot matanya begitu tajam mengarah padanya.

“Oppa, kenapa kau serius sekali? Seharusnya kau senang melihatku kembali lagi. Bukankah begitu?” Tanya Chae Won memecah suasana tegang yang baru ia ciptakan.

“Kau pikir aku senang melihatmu kembali?”

“Oppa..” Chae Won cukup syok mendengar pertanyaan itu. “Semua tatanan di perusahaanmu tak ada satupun yang berubah, jadi kupikir kau juga tak berubah. Ternyata aku salah.” Chae Won tersenyum getir selesai mengucapkan kata-kata itu. Ia menatap Jaejoong lama. “Kuharap kau senang melihatku kembali, Oppa. Karena aku akan menetap disini lagi.”

Moon Chae Won berdiri hendak meninggalkan Kim Jaejoong yang masih duduk sendiri di kursinya. “Ah, satu lagi, kalian cukup serasi.” Tambahnya mengomentari foto di ruangan Kim Jaejoong tadi.

***

Kim Junsu adalah seorang dokter bedah kecantikan yang terkenal di Korea Selatan. Ia memiliki klinik tersendiri yang cukup besar dan ramai oleh pasien. Saat inipun ia sedang sibuk memeriksa pasien yang sudah mengantri selama berjam-jam. Ia hanya memeriksa kondisi awal dari pasiennya, kemudian tindakan selanjutnya akan dilakukan oleh dokter lain yang ia pekerjakan.

“Ya, masuk.” Panggilnya setelah mendengar pintu diketuk. Pasien itu adalah pasien terakhirnya hari ini.

Betapa terkejutnya dia melihat wajah yang muncul di hadapannya. “Lama tak berjumpa, Junsu.” Moon Chae Won dengan senyum cerianya menyapa teman lamanya itu.

“Kapan kau datang?” Tanyanya dan langsung menghampiri Chae Won. Mereka saling berpelukan. “Aku merindukanmu, Noona.”

Mendengar Junsu memanggilnya Noona, Chae Won langsung melepas pelukan mereka dan meninju bahu Junsu. “Hei, kita hanya selisih dua bulan, kenapa kau memanggilku Noona?” Protesnya.

“Ahahha..kau sama sekali tak berubah ya.” Junsu tertawa dan lanjut memeluk sahabatnya itu.

“Kau juga.” Mau tak mau, Chae Won juga ikut tertawa. Sahabatnya yang satu ini memang mood maker.

“Sepertinya klinikmu ramai sekali. Aku harus menunggu sampai 2 jam untuk bisa bertemu denganmu.” Komentar Chae Won saat mereka sudah duduk berhadapan di ruangan Junsu.

“Yah, begitulah. Kau harus mencoba perawatan di klinikku. Kulihat wajahmu sedikit tirus dan pucat. Apa kau sakit?” Tanyanya.

Mendengar hal itu, Chae Won sedikit tergeragap dan buru-buru menggeleng. “Aniya..aku sehat kok. Mungkin karena baru kemarin aku datang, jadi masih ada sisa lelah perjalanan.” Ungkapnya.

Junsu mengangguk-angguk paham. “Kau sudah bertemu Park Yoochun?” Tanyanya.

Chae Won menggeleng. “Belum. Rencananya nanti malam aku bertemu dengannya. Dia sibuk sekali. Sama sepertimu.” Komentar Chae Won lagi.

“Kalau Jaejoong Hyung?” Tanyanya dan membuat Chae Won teringat kejadian kemarin.

“Aku sudah menemuinya. Kurasa, keputusanku yang secara tiba-tiba meninggalkannya, memang membuatnya terpukul dan membenciku.” Jelas Chae Won sedikit sedih.

“Dia tidak mungkin membencimu. Dia hanya butuh waktu saja untuk menerima kehadiranmu kembali disini.” Junsu mencoba menenangkan hati Chae Won.

“Apa Jaejoong Oppa sudah lama bersama wanita itu?” Chae Won kini lebih tertarik dengan sosok wanita lain yang mengisi hati Jaejoong di saat dia tidak ada.

“Han Hyo Joo maksudmu? Mereka berpacaran sudah ada satu tahun. Tak mudah bagi Hyung untuk melupakanmu. Tapi wanita itu berhasil membuatnya jatuh cinta lagi. Sampai mereka memutuskan akan bertunangan bulan depan.”

“Mwo? Tunangan?” Chae Won semakin terkejut mendengarnya. Tapi ia bisa mengontrol sikapnya kembali. “Ah..memang sepertinya semua sudah berubah, Junsu. Aku yang naïf ini terlalu berharap semua orang tak akan berubah saat aku datang.”

“Chae Won-a, apa kau masih mencintai Hyung?”

“Sejujurnya..masih. Tapi begitu melihat foto oppa dengan wanita lain, dan melihat tatapan Oppa padaku, sepertinya tak ada lagi harapan bagiku.” Jawab Chae Won.

“Jaejoong Hyung, dia sangat pandai menyembunyikan perasaannya. Kalau kau masih berharap apakah dia masih menyukaimu atau tidak, kau harus bisa mencari tahu jawabannya.” Sarannya.

“Bagaimana aku tahu?” Chae Won memandang Junsu. Menanti jawaban yang sangat ia harapkan.

“Kau harus menanyakannya.” Jawabnya santai.

Chae Won mendengus kesal sambil membanting penggaris ke meja kerja Junsu. “Sama saja kau menanyakan penjahat yang ketahuan mencuri. Tak akan pernah mengaku.” Ucapnya kesal.

“Bukan begitu, kau bisa menanyakan dengan mengenalnya kembali. Cobalah. Menjadi teman seperti saat kita SMP, tidaklah buruk.” Saran Junsu.

.

.

Sepanjang perjalanan Chae Won memikirkan saran Junsu. Menjadi teman kembali. Mungkin cukup sulit, tapi hal itu tidaklah buruk.

Moon Chae Won memakirkan mobilnya di depan galeri desainya. Ia adalah seorang desainer yang namanya cukup terkenal di La bahkan sampai ke nagarnya sendiri, Korea. Meski umurnya baru menginjak 30 tahun, tapi kemampuannya sudah setara dengan desainer senior yang ada disini.

“Kau sudah menyiapkan dokumen yang aku maksudkan?” Tanyanya pada asisten pribadinya yang menyambut kedatanganya.

“Sudah Nona. Semua sudah aku siapkan dan sudah aku kirim ke perusahaan JJ-Group.” Ucapnya.

Moon Chae Won duduk di ruangannya sambil membaca dokumen yang diserahkan oleh asistennya. Ia tersenyum bahagia melihatnya. “Oke, mungkin dengan cara ini aku membantu perusahaanmu, Kim Jaejoong.” Gumamnya.

***

Tangan itu dengan lihai memainkan kuas yang berisi warna ke kanvas yang ada di hadapannya. Sebuah pemandangan yang terdiri dari berbagai gradasi warna, belum selesai tapi sudah cukup bisa disimpulkan jika dia sedang melukis alam.

“Wow, keren sekali..” Moon Chae Won memuji karya pelukis tersebut.

Sang pelukis menoleh ke pemilik suara tersebut dan tersenyum penuh raut terkejut. “Kau…” Ia menghentikan aktivitasnya sambil tak sedikitpun beranjak. Ia masih merasa bermimpi melihat sosok di hadapannya.

“Kenapa? Apa kau sedang melihat hantu?” Moon Chae Won menatap balik sosok yang membeku di tempatnya. “Kau tak merindukanku, Park Yoochun?” Tanyanya.

Moon Chae Won berjalan ke arahnya dan memeluk sosok yang lebih tinggi darinya itu. “Kapan kau balik? Kenapa tak memberitahuku?” Itu hal yang ia tanyakan saat mereka berdua berpelukan.

“Aku ingin membuat kejutan. Makanya tak memberitahumu.” Jawab Chae Won.

Mereka melepas pelukan rindu itu dan saling tersenyum satu sama lain. “Kau tambah kurus saja ya.” Komentar Yoochun sambil mencubit pipi Chae Won.

“Hei, kau bilang aku kurus, tapi kenapa kau mencubit pipiku?” Bentaknya kesal. “Lanjutkan melukismu. Aku akan menunggumu sampai selesai.” Tambahnya. Ia memilih melihat-lihat karya Park Yoochun yang masih terpajang di ruang lukisnya.

Meski Yoochun penerus perusahaan, tapi ia tak terlalu peduli pada hal itu. Baginya, perusahaan adalah milik ayahnya, dan ia lebih suka menekuni hobinya ini.

“Kau sudah pernah melakukan pameran?”

“Oh. Setahun ini sudah dua kali.” Jawabnya dengan tangan masih sibuk melukis.

“Begitu. Aku ingin suatu saat kau melukisku. Bagaimana?”

“Baiklah. jika aku ada waktu.” Ia menjawab dengan nada ejekan. Memang beginilah kebiasaan mereka berdua saat bertemu. Tak pernah akur, dan saling mengejek.

.

.

Malam di kota Seoul cukup indah. Chae Won tersenyum melihat lampu-lampu kota yang terlihat seperti bintang dari ketinggian gedung apartemen Park Yoochun.

“Indah sekali…” Gumamnya.

Park Yoochun datang dari arah dapur menuju ke balkon. Ia memberikan secangkir coklat panas favorit mereka. “Kau memutuskan menetap disini selamanya?” Tanyanya.

“Oh. Aku sudah bosan tinggal di LA. Orangtuaku tak mempedulikanku. Dan kurasa, aku ingin memulai semuanya dari awal lagi.”

“Apa itu juga berlaku terhadap hubunganmu dengan Jaejoong Hyung?”

Moon Chae Won tak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia sendiri masih belum tahu apakah hubungan yang dulu sempat kandas itu bisa dimulai lagi dengan kenyataan sekarang bahwa Kim Jaejoong sudah memiliki kekasih lain.

“Entahlah.”

“Kau sudah tahu kan jika Jaejoong Hyung memiliki kekasih?”

“Ya. Aku tahu itu. Makanya, aku masih belum bisa menemukan jawaban dari pertanyaanmu.” Jawabnya. Ia menatap lurus pemandangan yang ada di hadapannya dengan tatapan kosong. “Semua adalah salahku. Saat Jaejoong Oppa memberiku kesempatan untuk bisa mencintainya selamanya, tapi aku malah memberikan keputusan bodoh dengan menolak lamarannya. Saat itu aku benar-benar masih belum paham apa itu pernikahan. Aku takut menikah karena melihat kedua orangtuaku yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing dan lama-lama tak ada rasa cinta dari mereka berdua. Aku takut akan hal itu, Park Yoochun.”

Airmata Moon Chae Won mulai menetes. Ia sudah tak kuat lagi jika harus memendam kesedihan yang ia tahan sesampainya di Korea. Hari pertama ia harus menghadapi kenyataan bahwa orang yang paling ingin ia temui disini sudah memiliki kekasih lain. Disini ia tak memiliki siapapun kecuali sahabat-sahabtnya ini. Ia lebih nyaman menceritakan semua masalahnya pada sosok yang berdiri di sebelahnya itu.

Moon Chae Won mengusap airmatanya buru-buru. Ia tak mau Park Yoochun melihatnya serapuh ini. ia harus tegar di hadapan sahabat terbaiknya itu.

“Aku harus kembali. Terimakasih untuk coklat panasnya, Yoochun.”

“Tersenyumlah. Jangan bersedih lagi. Aku mungkin juga marah padamu saat kau tiba-tiba memutuskan pergi. Tapi melihatmu kembali dan menceritakan alasanmu, aku bisa memahaminya.”

Chae Won mengangguk dan memeluk Park Yoochun. “Gomawo..” Ia terisak di pelukan Park Yoochun.

‘Chae Won-a, kau harus tegar. Cukup hari ini saja kau menangis di hadapanku karena Kim Jaejoong. Aku tak akan membiarkanmu menangis lagi karena dia.’ Batin Yoochun sambil mengelus rambut Chae Won dengan sayang.

***

Comments

You must be logged in to comment
Sholikhati #1
Chapter 8: Singkt .. Tp siipp critanya,
akhdlar #2
Chapter 8: singkat sangat kk... but nice da lanjut
Khab71 #3
Chapter 8: Is there any epilogue?
sn123456 #4
Authornim do you have English version of this? The story look very interesting.
akhdlar #5
Chapter 7: deabak
next author