I Love You..Erase You..Cry Again

I Love You..Erase You..Cry Again
Please Subscribe to read the full chapter

Kim Jaejoong meminta Chae Won untuk menemuinya hari ini. Setelah memikirkan semuanya semalam, dengan segala keberanian dan resiko yang akan menimpanya nanti. Ia tak memiliki pilihan lain.

“Chae Won-ah..” Ia membuka pembicaraan. Chae Won yang ada di hadapannya itu tampak menanti ucapan Jaejoong selanjutnya. “Aku.. kurasa..” Ia lupa dengan kata-kata yang akan diucapkannya. Padahal sebelumnya tadi ia sempat menghafalkan kata-kata yang ingin ia sampaikan ke Chae Won.

“Apa yang ingin kau katakana, Oppa..” Chae Won mendesak dengan mimic muka penasaran.

“Kurasa aku tak bisa mencintaimu lagi.” Jawabnya. “Maafkan aku atas sikap dinginku selama ini.” tambahnya lagi. Kini pandanganya mengarah ke Chae Won yang terlihat sedikit terkejut namun bisa mengatur kembali sikapnya.

“Aku tahu jika kau masih mencintaiku meski kau tak mengakuinya. Aku tahu alasanmu kembali ke Korea saat ini. dan akupun paham saat kau menyembunyikan penyakitmu dariku.” Sebenarnya ia tak tega mengucapkan hal ini pada Chae Won, tapi bagaimanapun juga ia harus membuat keputusan, “Maafkan aku karena sudah menjadi laki-laki yang mengecewakanmu. Aku tak bisa mencintaimu lagi, Moon Chae Won.” Ungkapnya tegas.

“Karena wanita itukah?” Chae Won menanyakan hal itu meski ia sudah tahu alasannya.

“Maafkan aku Moon Chae Won…” Jaejoong merasa serba salah telah memutuskan hal ini.

“Kenapa kau minta maaf padaku? Aku baik-baik saja. Kau tak perlu mengkhawatirkanku.” Moon Chae Won memaksakan sebuah senyuman. Ia tak ingin mempersulit Jaejoong lagi. “Lagipula itu keputusanmu. Aku memahaminya..”

***

H-5 sebelum pernikahan Kim Jaejoong dan Han Hyo Joo digelar. Semua urusan pernikahan ditangani oleh Han Hyo Joo. Sementara Kim Jaejoong sibuk dengan urusan kantor.

Ponsel Jaejoong bergetar tanda ada panggilan masuk. Ia membaca si penelpon di layar ponselnya, lalu segera mengangkat.

“Ada apa?” Tanyanya datar.

“Oppa, apa kau ada waktu?” Tanya si penelepon.

Kim Jaejoong melihat berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya. “Kenapa?”

“Kita perlu bertemu, ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Ucapnya.

***

Moon Chae Won menunggu sosok yang sedang dinantinya. Sudah sejam dia berada disini dan masih berharap sosok itu datang. Ia yakin jika sosok itu akan menemuinya.

“Kau menungguku lama?” Suara Kim Jaejoong terdengar dari arah belakang.

“Tidak. Baru sejam.” Jawabnya setangah menyindir. Tapi sikap Kim Jaejoong biasa saja tanpa merasa bersalah. Jadinya Chae Won yang merasa sedikit malu karena sindirannya tak mempan sama sekali.

“Apa yang ingin kau bicarakan padaku?” Jaejoong tak ingin berbasa-basi. Selain sibuk, ia juga tak mau lama-lama bertemu dengan wanita di hadapannya ini.

“Ayo kita nge-date.” Ungkap Chae Won tiba-tiba. Ia bisa menangkap wajah terkejut Jaejoong. “Aku tahu jika saat ini bukan saat yang tepat, tapi untuk terakhir kalinya, aku mohon..” Pintanya sungguh-sungguh.

“Chae Won-ah…” Jaejoong berusaha mengelak dengan halus.

Chae Won buru-buru menggeleng, “Oppa, untuk terakhir kalinya, huh?” Pintanya lagi.

Jaejoong terdiam sambil memikirkan permintaan Chae Won. “Baiklah. untuk terakhir kalinya.” Akhirnya dia mengabulkan permintaan Chae Won. ‘Baiklah. aku akan bersikap seperti biasanya.’

***

Moon Chae Won POV

Aku tahu jika permintaanku ini sia-sia. Melihat sikap Jaaejoong yang datar dan dingin padaku di sepanjang kita kencan membuatku semakin tak nyaman. Bahkan kulirik wajahnya tampak serius menatap layar bioskop yang besar itu. Aku menyodorkan popcorn ke arahnya, dia hanya mengambil beberapa tanpa mengalihkan pandangan.

Kami keluar dari teater. Film yang disuguhkan tadi tampak terasa hampa bagiku karena sepanjang menonton banyak pikiran yang berada di benakku.

“Sekarang kau akan mengajakku kemana lagi?” Tanyanya dengan nada datar dan dingin.

“Ehmm.. sebenarnya aku belum pernah naik bus sama sekali, maukah kau menemaniku? Huh?” Aku berusaha ceria sambil menggandeng tangannya. Ia hanya menurut saja mengikutiku berjalan ke halte.

Bus yang ditunggu telah datang. Kami duduk di kursi bagian belakang. Kebetulan sekali suasana busnya cukup sepi. Jadi kami bisa leluasa mendapatkan tempat yang luas.

“Oppa.. apa kau tahu? Ini pertama kalinya aku bisa naik bus.” Ungkapku. Sejak kecil aku selalu diantar jemput dengan mobil pribadi. Dan saat sudah besar aku lebih suka mengendarai mobil sendiri. Aku tak pernah naik kendaraan umum.

“Berulang kali aku ingin naik, tapi aku ragu karena takut.” Lanjutku. “Karena kau mau menamaniku, aku berterimakasih sekali. Aku bisa merasakan naik bus bersamamu untuk pertama kalinya.” Ungkapku senang. ‘Dan mungkin yang terakhir kalinya dalam hidupku.’

Jaejoong hanya mendengarkan ucapanku tanpa sedikitpun membalasnya. Ia paham jika saat ini aku ingin didengarkan.

“Jika kau mengiyakan permintaanku untuk kencan denganmu karena kau kasihan padaku, aku harap kau tak merasakan hal itu lagi.” Aku menatap ke arah jendela. “Kau tahu, bersamamu selama ini, aku banyak merasakan kebahagiaan. Aku yang terkadang kekanak-kanakan dan manja, tapi kau selalu ada sebagai seorang kakak untukku. Aku yang egois dan ingin menang sendiri, tapi kau banyak mengalah untukku. Saat aku merasa kesepian dan membutuhkan seseorang untuk menemaniku, kau selalu ada di sisiku. Seperti saat ini.” Aku menoleh ke arahnya. Dia menatapku, kali ini dengan wajah yang mulai melunak. Mungkin karena dia kasihan dengan keadaanku saat ini. “Aku tak akan mengganggumu lagi.” Ucapku penuh ketulusan meski terasa berat mengucapkannya.

Kudekatkan wajahku ke wajahnya, lalu kukecup bibirnya dengan lembut. Tak ada balasan, hampa, dan cukup menyakitkan. Tepat saat itu bus berhenti di halte selanjutnya. “Sekarang pergilah. Aku sudah puas dengan kencan ini. Gomawo…Oppa.” Pintaku dengan berat hati.

Jaejoong menatapku lama. Dia tak tahu harus berkata-kata apa. Mungkin ia tahu saat ini akulah yang berada di pihak yang tersakiti. “Pergilah..” Usirku halus. Tanpa meninggalkan sepatah katapun untukku, diapun turun dari bus.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sholikhati #1
Chapter 8: Singkt .. Tp siipp critanya,
akhdlar #2
Chapter 8: singkat sangat kk... but nice da lanjut
Khab71 #3
Chapter 8: Is there any epilogue?
sn123456 #4
Authornim do you have English version of this? The story look very interesting.
akhdlar #5
Chapter 7: deabak
next author