I Love You..Erase You..Cry Again

I Love You..Erase You..Cry Again
Please Subscribe to read the full chapter

Suasana rumah sakit cukup tenang dan sepi. Bau obat menambah kesan khas dari rumah sakit. Di salah satu ruang VIP, ada Kim Jaejoong yang sedang duduk menamani pasien di sebelahnya. Moon Chae Won.

Begitu sampai di rumah sakit tadi, Chae Won langsung diberi defibrillator (alat kejut jantung) karena denyut jantungnya yang tiba-tiba melemah. Beruntung karena ia segera dibawa ke rumah sakit, jika tidak, kemungkinan terburuk bakal terjadi. Saat ini ia sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Denyut jantung yang tertera di monitor sebelahnya sudah kembali normal.

Jaejoong terus memegangi telapak tangan Chae Won. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatan wanita di hadapannya ini. Dokter mengatakan jika Chae Won sudah lama menderita sakit jantung. Tapi kondisinya makin buruk karena ia jarang mempedulikan kesehatannya.

“Kenapa dari awal kau tak memberitahukan padaku, Chae Won..”Ucapnya lirih. Ia merasa bersalah karena telah menyuruh Chae Won bekerja pontang-panting mengurusi pesta pernikahannya.

Suara pintu terbuka. Junsu dan yoochun datang ke ruangan tersebut. “Hyung, bagaimana keadaan Chae Won?” Yoochun yang paling terkejut dibandingkan Junsu saat mendengar bahwa Chae Won sakit.

“Untuk saat ini dia masih tertidur karena efek obat.” Jawabnya.

“Hyung…” Junsu memanggil Jaejoong. “Ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Ucapnya dengan sedikit tegang.

Jaejoong merasa ada sesuatu yang disembunyikan dari Junsu. Sikap Junsu begitu aneh padanya. Dia hanya mengangguk lalu berjalan keluar bersama Junsu. Sementara Yoochun menemani Chae Won.

.

.

“Sebenarnya..aku tahu jika Chae Won sakit.” Ucapnya begitu sampai di taman rumah sakit.

Jaejoong tak habis pikir dengan kelakuan dongsaengnya ini. “Dan kau menyembunyikannya dariku?” Dia kesal pada Junsu.

“Anieyo, Hyung..” Junsu mencoba untuk membela dirinya. “Chae Won yang memintanya. Aku juga tak sengaja mengetahuinya.” Jelasnya. “Dia juga menceritakan padaku bahwa alasannya meninggalkanmu waktu itu karena sakit yang dideritanya.” Ucapnya.

Jujur, baru pertama kali ini Jaejoong mendengarnya. Ia tak percaya jika selama ini Moon Chae Won menyembunyikan semuanya. Ia pikir, Chae Won terlalu bersikap egois karena meninggalkannya sendirian disini. Tak kuasa Jaejoong menitikkan air mata.

“Miyhanhaeyo, Hyung..” Junsu menepuk bahu Jaejoong dengan perasaan bersalah.

Jaejoong mendongakkan kepalanya untuk menahan airmatanya supaya tak jatuh. Hidungnya sudah mulai memerah. “Junsu-ya, aku ingin waktu sendiri..” Ucapnya dengan tatapan kosong mengarah ke bawah.

Dalam diamnya, ia mengingat kembali kajadian 4 tahun yang lalu saat Chae Won memutuskan untuk meninggalkannya.

 

Flashback..

Kim Jaejoong berlari mencari sosok Chae Won di tengah keramaian bandara Incheon. Di tangannya tergenggam kotak kecil berwarna merah maroon. Pikirannya kacau saat membaca pesan yang dikirim oleh Chae Won. Matanya terus mencari sambil menghubungi nomornya. Ia berharap ponsel Chae Won masih menyala. Tapi hasilnya nihil.

Ia terus berusaha menerobos kerumuman yang sedang mengantri untuk masuk ke gate penumpang yang akan berangkat. Tapi tak ada satupun sosok yang dicarinya. Ia frustasi dan memilih duduk di kursi yang ada disana.

“Jaejoong Oppa..” Suara lirih memanggilnya. Suara itu tak asing baginya. Jaejoong mendongak dan mendapati Chae Won ada di hadapnnya.

Seakan tak mau menyia-nyiakan rasa bahagianya, ia langsung memeluk Chae Won erat. “Jangan pergi, Moon Chae Won. Jangan pergi..” Pintanya.

Moon Chae Won menggantungkan tangannya. Ia tak membalas pelukan Jaejoong. Ia pendam semua perasaannya supaya tetap tegar.

“Hahhahaha..” Chae Won tertawa di tengah pelukan Jaejoong.

Jaejoong yang mendengar tawa itu, akhirnya melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Chae Won bingung. Ekspresi yang ditunjukkan Chae Won saat ini padanya memang benar-benar membuatnya bingung.

“Kau tertawa?” Tanyanya heran.

Chae Won menahan tawanya kembali. Tanganya dipakai untuk menutupi mulutnya. “Ah, Miyan, Oppa.”

“Kau pikir ini lucu?” Jaejoong menatap tajam ke arah Chae Won. Ia kesal saat hatinya merasa cemas dan sedih dengan kepergian Chae Won, sementara yang dikhawatirkan malah tertawa.

“Ah, maaf, maaf.. aku hanya tertawa melihat ekspresi wajahmu saat ini.” Dia berusaha tertawa kembali tapi segera dihentikan karena wajah dingin Jaejoong padanya.

“Kenapa kau memutuskan untuk pergi? Dan apa maksudnya ini?” Jaejoong menunjukkan kotak kecil itu pada Chae Won. “Kau menolak lamaranku? Apa lamaranku kau anggap lelucon?” Emosinya sudah mulai meninggi. Nafasnya sedikit menderu karena rasa kesalnya yang sudah berkecamuk di hati.

Chae Won bisa melihat jelas wajah Jaejoong yang mulai memerah karena amarahnya. Ia terkejut menyaksikan sendiri bagaimana seorang Kim Jaejoong saat sedang marah.

“Ne. Aku pikir, kita harus mengakhiri semuanya sampai disini Oppa.” Chae Won membuka suara. Kali ini wajahnya mulai serius. “Aku tahu kau tulus melamarku, tapi melihat kesibukanmu di perusahaan, aku takut jika di tengah-tengah kehidupan pernikahan kita, kau lebih menomor-satukan perusahaanmu dari pada aku.” Jelasnya.

“Chae Won-ah, sejak kapan kau beranggapan seperti itu? Kau tahu sendiri kan bagaimana pentin

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sholikhati #1
Chapter 8: Singkt .. Tp siipp critanya,
akhdlar #2
Chapter 8: singkat sangat kk... but nice da lanjut
Khab71 #3
Chapter 8: Is there any epilogue?
sn123456 #4
Authornim do you have English version of this? The story look very interesting.
akhdlar #5
Chapter 7: deabak
next author