Hari ini jadwal pemberian tantangan untuk evaluasi tiga bulan sekali kelas spesial. Setiap siswa akan diberi tantangan sesuai dengan bidang pilihannya. Nilai-nilai siswa yang berhasil menghadapi tiap tantangan akan diakumulasikan di nilai akhir tahun. Nantinya pada pentas akhir tahun YAH, siswa dengan nilai tertinggi bisa tampil dan dipromosikan kepada para produser.

“Jadi, apa tantangan kelas kalian untuk evaluasi nanti ?” tanya Jennie sambil menyeruput segelas kopi yang masih panas di tangannya.

“Menurut gosip yang beredar, kami harus bernyanyi duet” jawab Hayi

“Elaaah, itu mah kecil buat lo, Hay ! Jangan bilang lo bakal duet sama Jinan ?” tebak Bobby sambil mengunyah sebagian roti yang dipegangnya.

Tiba-tiba

“Bener, Hayi bakal duet sama gue !” suara Jinhwa menyela Bobby. Ia datang bersama Hanbin, ikut bergabung di bangku mereka.

“Jadi, gimana dengan kelas rapp ?” Jinhwan menepuk punggung Bobby dan duduk di sebelahnya diikuti Hanbin.

“Kami ditantang battle diss acak. Gue sih pengen banget tarung sama Bobby –Jennie tersenyum senang— karena gue udah tau terlalu banyak keburukannya” Jennie berkata sambil membayangkan mendapat nilai tertinggi dengan melawan Bobby.

“Dasar haters !” Bobby mendengus kesal, sedang Jennie tertawa senang. Sibuk ngobrol, tiba-tiba ada suara riweh di belakang bangku mereka. Para stalker Hanbin berkumpul dan memperhatikan mereka dari jauh.

“Jeez! Para stalker itu !” sungut Jennie.

“Eh, gue denger dulu Bobby juga punya banyak stalker ? pada ke mana stalkernya sekarang ?” tanya Hanbin.

“Punah ! seiring dengan kepopuleran Bobby yang musnah” jawab Jennie sarkas.

“Loh, bukannya para stalker Bobby nyerah waktu liat lo berdua jalan bareng mulu? Mungkin mereka mikir kalau lo sama Bobby itu pacaran” Jinhwan bak melempar tomat pada wajah Jennie yang tiba-tiba memerah. Hayi tersenyum dalam diam mendengarkan percakapan teman-temannya.

“Heh ! Kami selalu jalan bertiga kalik ! Gue, Hayi dan Bobby. Jadi, kenapa gue sama Bobby yang pacaran ?” elak Jennie.

“Ah, masa ?” goda Jinhwan bertanya pada ketiganya. Bobby diam memasang tampang cool sibuk dengan smartphonenya. Hayi mengangkat bahu, masih tersenyum. Sekilas matanya bertemu dengan mata Hanbin yang memperhatikannya diam-diam.

“Sebenarnya nih, stalker gue masih ada, cuma mereka buat semacam gerakan rahasia. Kalian lihat saja SNSnya di Ma Baby Bobby –Jennie terlihat mual mendengar nama yang disebut Bobby—lihat deh !” Bobby menunjukkan profil fanpage Ma Baby Bobby pada teman-temannya. Mereka berempat mengerumuni layar smartphone Bobby.

“GEDUBRAAAAAK PLENTANG ...”

Suara gaduh dari belakang bangku mereka terdengar lagi. Pandangan mereka teralihkan dari layar smartphone Bobby pada suara gaduh di belakang. Berbeda dari meja para stalker Hanbin, seorang anak perempuan berambut panjang jatuh tersandung saat mau berdiri dari mejanya. Malu, ia menutupi wajahnya dengan rambut kemudian cepat-cepat berdiri dan meninggalkan kantin.

“Kasihan deh, pasti sakit banget” gumam Jinhwan diiringi anggukan yang lain. Mereka kembali mengerumuni layar smartphone Bobby. Jennie yang tak sabar mengambil alih smartphone dari tangan Bobby. Ia menaik turunkan scroll postingan untuk dibaca bersama.

“Woaaaaaa ... daebak ! Kim Jiwon ! Lo semacam idol, huh ?” kata Jinhwan takjub

“Sumpah demi apapun ! Ngeri banget hidup lo, gerakan rahasia macam apa nih ? ngintilin hidup lo 24 jam di manapun! Kapanpun! Ya ampun !” Jennie bergidik ngeri.

“Gue harap, para stalker gue cukup ngintilin di sekolah saja, nggak di tempat umum atau di rumah” Hanbin berharap nasibnya nggak seperti Bobby.

“Mereka nggak jahat kok. Serius ! Seru malahan. Kadang gue suka ikut nimbrung, nyamar jadi fans” bela Bobby

“Yang benar aja? Lo sering ngestalk fanpage ini ?” Jennie menunjukkan tampang nggak percaya, mulutnya setengah terbuka.

“Kadang sih. Awalnya, gue kira lo atau Hayi yang jadi admin MBB. Soalnya cuma kalian yang selalu tau keberadaan gue”

“Hiiiy, Hay! liat kelakuan temen lo ini !” rutuk Jennie

“Tapi, gue berubah pikiran karena ini. Lihat deh ! ini diupdate beberapa menit yang lalu” Bobby menunjukkan foto-fotonya di kantin bersama mereka yang merupakan postingan terbaru.

“Foto ini diambil dari sudut ?” Jinhwan menengok ke sekeliling kantin, dan berhenti pada bangku kosong di belakang mereka. Semua kepala mengarah pada bangku kosong tersebut.

“Eh ? Cewek yang jatuh tadi, bukannya duduk di bangku itu, ya ?” tanya Hayi, rasanya baru kali ini ia kembali mengeluarkan suaranya setelah Jinhwan dan Hanbin bergabung.

“Seperti nggak asing, kalian ada yang kenal dengan cewek itu ?” Hanbin ikut meramaikan tanya setelah Hayi membuka suara. Entah sengaja atau tidak.

“Nggak tau. Mereka emang ada beberapa orang, semacam tim. Gue nggak tau pasti, Tapi satu hal dapat gue pastiin, kalo admin MBB bukan Hayi atau Jennie. Karena, kadang mereka juga ada dalam postingan fanpage ini, saat kami bersama” simpul Bobby.

“Demi apapun, bisa-bisanya lo mikir kami admin aliran sesat lo ini !”cela Jennie.

“Mereka bukan aliran sesat. Aliran sesat itu para haters, lo kan haters sejati gue. Jadi elo yang penganut aliran sesat” Bobby menjulurkan lidah pada Jennie. Jennie hendak membalas namun Jinhwan menyelanya.

“Sudah deh ! Kalian pernah dengar nggak sih kalo batas antara benci dan cinta itu cuma selangkah? Salah satu langkah dan ngelewatin batas, maka yang terjadi sebaliknya” Jinhwan melerai Bobby dan Jennie.

“Ngomong ngaco lau, Jin. Gue nggak ngerti,” Jennie malas menanggapi.

Bel berbunyi, jam istirahat berakhir

“Buruan masuk yuuuk ! Gue kapok telat masuk kelas rapp. GD&TOP Sunbae bener-bener kreatif kalo ngasih hukuman. Terakhir kali disuruh nge-rapp sambil lari mundur mutarin lapangan basket” Hanbin mengajak Bobby dan Jennie. Mereka mengangguk berdiri dari bangkunya.

“Semoga kalian sukses, Hay, Jin ! Fighting!” Hanbin berbalik sesaat kemudian lanjut berjalan.

“Fighting !” Bobby dan Jennie ikut menyemangati.

“Fighting !” Hayi dan Jinhwan membalas, berdiri dan berjalan ke arah yang berlawanan.

***

“Jadi, seperti gosip yang beredar. Tantangan untuk evaluasi bulan depan adalah bernyanyi duet. Namun, kalau biasanya kalian memilih sendiri partner bernyanyi, kali ini kalian akan dipasangkan secara acak” Taeyang sunbae menjelaskan tantangannya.

Banyak wajah-wajah kecewa mendengar penjelasannya. Hayi dan Jinhwan saling berpandangan, sedikit kecewa karena mereka sudah merencanakan beberapa lagu untuk dinyanyikan.

“Hei, dengarkan aku dulu. Kalian tahu? dalam dunia entertaiment, kalian dituntut untuk bisa bernyanyi dan menyesuaikan diri dengan siapapun pasangan duet kalian. Jadi, ini adalah salah satu tantangan yang harus kalian hadapi. Selain itu, anak kelas 10 bisa mengenal sunbaenya atau sunbae bisa mengenal para dongsaengnya lebih dekat, bukan ?” Taeyang sunbae kembali menjelaskan alasan tantangan diberikan.

Please Subscribe to read the full chapter