ENAM : THE HECTIC SCHEDULE
YANGGOON HIGHSCHOOL MELODIESPintu toilet terbuka, wajah yang nggak asing keluar dari toilet.
"Eh? Suhyun? Hayi?" sapa suara lembut seorang cewek nggak asing.
Suhyun melepas bekapan di mulut Hayi.
"Aaaaa… Jisoo sunbae! annyeong haseyo !" sapa Suhyun gelagapan.
Hayi mengatur kembali nafasnya, menunduk sebentar pada Jisoo, menyapa tanpa suara.
"Kalian lagi ngapain?" tanya Jisoo
"Ah kami-kami lagi ngobrol biasa, sunbae. gosip hahaha" jelas Suhyun ganjil melirik Hayi minta persetujuan.
"Pantes sampe bekep-bekepan mulut gitu. Gue baru tau kalo kalian temenan" gumam Jisoo.
"Kami sekelas di kelas olah vokal, sunbae" balas Suhyun.
"Wah, bagus deh. Kalo kalian temenan, yang rukun yaa."
"Iya, sunbae. kami pasti bakal rukun dan jadi BFF" kata suhyun mengamit lengan hayi yang nggak berkutik karena tubuhnya lebih mungil dari Suhun.
"Oiya, Hay. Tadi gue liat penampilan Bobby sm Hanbin. Gila keren banget! Mereka pantas masuk 50 besar bahkan finalis sih menurut gue. Lah mereka di mana? kalian ga barengan??"
"Mereka udh duluan, sunbae nanti kami nyusul kok”
"Sampein ucapan selamat gue ke mereka ya!"
"Oke sunbae"
"Ya udah gue duluan. Daaaah, Hayi! Daah, Hyun!"
"Daaaah sunbae!" Hayi dan Suhyun membungkuk saat Jisoo meninggalkan mereka.
HP Hayi berbunyi, telepon dr Jihwan. Hayi melirik Suhyun dari ujung matanya, ia diam menunggu Hayi. Hayi mengangkat telepon, Jinhwan.
"Heh, lo di mana?" sapa Jinhwan keras namun terdengar khawatir
"Mmmm.. " Hayi menatap Suhyun. Di sambungan telepon terdengar rame suara-suara lelaki yg Hayi kenal. Suhyun menggeleng, tangannya ditangkupkan, memohon dalam diam.
Suara di sambungan telepon tetiba berubah.
"Hay! Lo di mana? Kok tiba2 menghilang gitu?" Suara Hanbin. Kemudian berubah lagi
"Hayi~ah! Sini lo! Ke kedai ddeokboki tante gue. Kami semua ngerayain kelolosan di sini. Cepat nyusul ya!" suara berat Bobby, telepon kembali berpindah.
"Hayiiiii! Lo ke mana aja? tega banget ninggalin kita di saat begini? Gue gak mau tau lu mesti datang sekarang" protes Jennie.
"Eh itu Hayi?" tanya suara Mino di bagian lain telepon.
"Hayi-ah buruan nyusul ya!" suara serempak GGS.
Telepon kembali ke Jinhwan.
"Hay? Lo masih di sana kan?"
"Mmm... Maaf, Eomma gue tadi telepon, Jin. Gue mesti balik duluan."
"Yaaaaah" terdengar suara gumaman kecewa
"Lo pulang sendiri nggak papa? Jalanan rame loh! Apa gue jemput?" tawar Hanbin. Nadanya terdengar sedikit khawatir.
"Geeez! Heh, lo anak baru emang tau jalan? Nggak usah lah. Gue juga udah separo perjalanan pulang kok,” cerocos Hayi.
“Kan gue Cuma nawarin, Hay. Jangan sewot dong” jawab Hanbin sedih.
Hmmm. Entah mengapa setiap ngobrol dengan Hanbin, Hayi selalu terbawa emosi, biasanya ia tenang dan datar menghadapi siapapun. Kenapa kah?
“Hay?” sapa Hanbin lagi.
Hayi kembali sadar.
“Maaf, Hanbin~ah. Gue lagi di jalan makanya agak ribet ini. Oiya. Selamat ya buat kalian! Gue bangga deh! Maaf banget gue harus pulang duluan,"
"Yauda deh, Hay. Sampe ketemu di sekolah. Hati-hati yaaa!"
“Mmm …”
Klik. Sambungan terputus.
Hayi menatap Suhyun galak. Suhyun membenarkan rambutnya.
"Jadi, lo jelasin semuanya sekarang !"
***
Nggak kerasa, ujian tengah semester sebentar lagi menjelang. Selain disibukkan dengan kelas tambahan, pastinya kelas umum gak kalah hectic. Deadline berbagai tugas kelompok dan PR mulai dekat, belum lagi persiapan tempur UTS.
"Temen-temen ! Minta perhatiannya bentar ya!" seru Yunhyung, ketua kelas Hayi.
Sebagian anak kelas perhatiannya teralihkan pada Yunhyung, ada juga yang cuek bebek nggak mau tau. Kelas mereka lagi peralihan pelajaran selanjutnya, menunggu guru masuk kelas.
"Gue punya kabar baik ..."
Anak kelas mulai tertarik, dan sepenuhnya menatap yunhyung.
"Tapi juga ada kabar buruk" lanjutnya. Beberapa anak langsung memasang wajah masam.
"Kabar baiknya adalaaah songsaenim selama sebulan nggak akan ngajar kita, karena ada dinas di luar kota ...," belum sempat Yunhyung melanjutkan. Separo anak kelas bersorak riang termasuk Bobby dan Jennie yang langsung joget jaipong sok asik, Hayi tersenyum kecil, dalam hati ikut senang.
"Tapiii ..."
Mendadak anak sekelas membeku, kembali memperhatikan yunhyung
"Tapi, karena guru lain belum ada yang bisa gantiin kita mesti belajar sendiri, dan songsaenim minta kita ngerjain tugas kelompok sama tugas individu
Comments