D-D Ch 6

D-Day

D-Day

CHAPTER 6

.

.

Di salah satu apartemen sederhana yang ada di kota Seoul, di salah satu kamar yang disewakan, tampak kesibukan yang tidak biasa dari beberapa pemuda penghuninya. Ada yang sedang menghafal beberapa lembar denah yang ada di meja, ada yang membersihkan sepatu tentaranya, ada yang mengerjakan beberapa hal di laptop, ada yang mengecek apakah kunci-kunci sepeda bentuk U bisa dikunci dan dibuka dengan mudah, ada juga yang memeriksa beberapa pistol untuk memastikannya bekerja dengan baik. Seorang lagi sibuk mengasah beberapa belah pisau.

“Informasi yang kita dapat akurat bukan?” Orang yang tengah mengasah pisau bertanya kepada orang yang mempelajari denah.

“Kita akan mengetahuinya nanti malam,” jawab orang yang tampaknya adalah pemimpin mereka.

.

.

Pukul 09.50

Eunhyuk keluar dari dalam gedung apartemen bertingkat itu dan mengedarkan matanya ke area bagian kiri yang merupakan area parkir para penghuni gedung itu. Menyusul di belakangnya, Ryeowook yang langsung mengawasi area bagian kanan. Keduanya berdiri di masing-masing tiang besar yang ada di bagian depan lobby. Sebuah jalan yang diperuntukkan bagi mobil yang menjemput atau mengantar penghuni gedung berada tepat di depan mereka.

Donghae memposisikan dirinya di seberang jalan tersebut sedemikian rupa sehingga mereka membentuk sebuah segitiga. Semua kembali menyisir area sekitarnya dengan seksama. Area itu tampak kosong, tidak ada seorang pun yang tampak. Namun beberapa mobil diparkir secara acak di sana. Bukan hal yang aneh untuk sebuah gedung apartemen.

Namun di belakang sebuah mobil, seorang pria dengan pakaian serba hitam dan pisau terhunus, bersiap untuk melakukan serangan.

“VIP akan segera tiba!” Terdengar suara Kyuhyun dari earphone.

“SIAP!” Eunhyuk menyahut sambil memberi isyarat agar kedua rekannya meningkatkan kewaspadaan.

Mobil hitam meluncur masuk dan berhenti di depan gedung. Donghae segera mendekati mobil untuk mengamankan sisi yang tidak dijaga Eunhyuk dan Ryeowook. Kyuhyun turun dari mobil dan bersiap membukakan pintu untuk sang VIP, namun ia menangkap keberadaan seseorang tak jauh dari sana. Kilatan cahaya muncul di dinding, memastikan orang tersebut memegang sebilah pisau atau senjata tajam lainnya yang akan memantulkan cahaya matahari.

Seketika itu juga Kyuhyun bergerak menuju sasaran, bahkan melompati mobil pick up yang tengah di parkir yang merintangi jalannya. Ia juga melompati atap mobil di mana sosok itu bersembunyi dan turun sambil melancarkan tendangannya.

Pisau pria itu terlempar. Kyuhyun mendorongnya hingga terjatuh ke tanah dan menguncinya. Pria itu memberinya tepukan sebagai isyarat menyerah, sayang Kyuhyun tidak menyadari hal itu.

Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook bergegas mendekat. Sang VIP yang tidak dikawal seorang pun juga, keluar dari mobil dan menyusul ketiganya.

Kyuhyun memiting salah satu lengan pria itu ke belakang punggung dan menguncinya kembali hingga ia berteriak kesakitan.

“Aku menangkap seorang teroris.” Kyuhyun melaporkan situasi. Dia tertegun ketika mengangkat wajahnya dan melihat ketiga rekannya berdiri memandangnya dengan tatapan menghakimi. Tidak seorang pun dari mereka mengamankan VIP.

“Hei... Kita tidak bisa melanjutkan latihan jika hal ini terus terjadi,” tegur Ryeowook sambil memutar bola matanya.

“Pelatihan ini untuk memastikan kembalinya VIP ke dalam gedung dengan aman. Jika teroris tidak pernah muncul, kita tidak bisa meneruskan latihan.” Eunhyuk tersenyum geli.

“Kyuhyun pabo!” Donghae ikut tertawa melihat wajah Kyuhyun yang memerah.

“Maaf... aku tidak bisa menahan diri....” Kyuhyun tersadar.

Untuk mencegah Kyuhyun menangkap seseorang sebelum kejahatan benar-benar terjadi, Leeteuk membuat sebuah latihan untuk membuatnya lebih berkonsentrasi terhadap keamanan VIP daripada mencegah terjadinya serangan. Security Police memiliki area pelatihan yang sangat luas yang terdiri dari berbagai tipe untuk membuat para anggotanya berlatih maksimal menghadapi berbagai medan. Dan kali ini mereka memilih gedung bertingkat yang memiliki halaman parkir luas di sekitar gedung.

Sang VIP yang tidak lain adalah Leeteuk, ikut tersenyum lebar melihat kejadian itu.

“Biarkan dia pergi,” katanya, memberi isyarat agar Kyuhyun melepaskan petugas SP yang malang itu.

“Ah, maafkan aku,” kata Kyuhyun sambil melepaskan kunciannya. Kyuhyun membantunya berdiri sementara sang petugas meringis kesakitan. Ia merasa bersalah. “Aku minta maaf,” ulang Kyuhyun sambil membungkuk hormat.

“Kita mulai dari lantai atas lagi!” seru Leeteuk.

“SIAP!”

Eunhyuk, Donghae, Ryeowook dan petugas SP yang berperan sebagai teroris, beranjak ke posisi awal.

Kyuhyun berjalan mengikuti mereka namun tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Ia bersandar ke bagian belakang mobil terdekat agar tidak terjatuh.

“Apa kamu baik baik saja?” tanya Leeteuk yang melihat kejadian itu.

“Aku baik-baik saja.” Kyuhyun mencoba berbalik menghadap Leeteuk yang mendekat, namun kakinya tampak goyah dan tangan kirinya harus bertumpu pada mobil.

“Sakit kepala?” tanya Leeteuk lagi.

“Tidak....” Kyuhyun berdiri menghadap Leeteuk dengan kedua tangan bebas, namun tubuhnya bersandar ringan pada mobil tadi.

Leeteuk menghela napas panjang. “Coba sekali lagi, Kyuhyun sshi. Aku tidak membelinya sedikitpun,” balas Leeteuk.

Kyuhyun memandang Kapten timnya dan menyerah. “Uhm, hanya merasa kesadaranku sedikit hilang.” Pengakuan itu anehnya membuat perasaannya menjadi ringan. Kini Kyuhyun berani bersandar lebih jelas pada mobil di dekatnya.

Leeteuk menoleh ke arah Eunhyuk, Donghae, dan Ryeowook yang memandang mereka dengan heran dari depan gedung. Ia memberi isyarat agar ketiganya naik lebih dulu. Leeteuk mengembalikan perhatiannya kepada Kyuhyun yang tampak menghembuskan napas berat.

“Kamu tidak perlu melanjutkan pelatihan. Pergilah untuk pemeriksaan di rumah sakit,” kata Leeteuk dengan wajah cemas.

“Ah, tapi aku baik-baik saja.” Kyuhyun kini berdiri tegak untuk membuktikan ucapannya.

“Ini perintah!” tegas Leeteuk sehingga Kyuhyun terdiam. “Segera berangkat!”

“Baik, Kapten.” Kyuhyun menjawab dengan lesu.

Leeteuk tersenyum melihat wajah itu mengeruh. “Jangan khawatir, kami tidak akan mengeluarkanmu dari pekerjaan lapangan dengan mudah.”

Wajah Kyuhyun kembali bersinar mendengar jaminan itu. Ia mempercayai Leeteuk sepenuh hatinya. “Kalau begitu, aku akan pergi.”

Begitu Leeteuk berjalan menyusul timnya yang lain, Kyuhyun bersandar kembali ke mobil. Ia menatap pisau bergerigi yang masih tergeletak di lantai. Bayangan pisau berselimut darah kembali terpampang di hadapannya. Ia mengernyit menahan sakit dan menghembuskan napas lega ketika rasa sakit itu mereda.

.

.

National Police Hospital – Seoul

Setelah mendengarkan penuturan Kyuhyun tentang keluhan yang dialaminya belakangan ini, Dokter Kim -dokter yang menanganinya- menuliskan beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan, diantaranya pemeriksaan darah dan PET (positron emission tomography) scan.

Kyuhyun mendapat sebuah kamar untuk menunggu pemeriksaan. Ia mengganti bajunya dengan jubah rumah sakit dan harus berpuasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan PET scan. Kyuhyun meraih handphone-nya dan menghubungi Leeteuk.

Ia memberi salam begitu Leeteuk menerima panggilannya. “Kapten, aku harus menjalani beberapa pemeriksaan, mungkin baru kembali ke kantor besok.”

“Apakah ada hal serius?” Suara Leeteuk terdengar cemas.

“Ah, tidak ada yang serius. Euisa hanya mengusulkan memeriksa kesehatan secara keseluruhan. Aku diminta untuk tidak melakukan aktifitas fisik dan berpuasa, karena itu mereka memberiku sebuah kamar.”

“Itu bagus. Kita tidak terlalu punya waktu untuk pemeriksaan secara rutin. Ikuti saja apa kata Euisa.”

“Kapten...”

“Ada apa?”

“Bisakah Kapten... eh, mereka.... aku...” Kyuhyun mencoba menyusun kata-kata yang tidak mengesankan ia keberatan dengan kehadiran rekan-rekannya.

“Kau ingin mereka tidak mengunjungimu?” Leeteuk tersenyum lebar sambil memandang ketiga anak buahnya yang lain yang tengah berebut snack siang. “Aku mengerti. Lakukanlah pemeriksaan dengan tenang. Jika tidak ada hal yang mengharuskanmu dirawat inap, kau boleh masuk besok.”

“Terima kasih, Kapten.” Kyuhyun menutup telepon dan menaruhnya di atas nakas bersama barang-barangnya yang lain.

.

Menjelang pemeriksaan PET scan, Kyuhyun diantar ke sebuah kursi medis. Seorang perawat memberikan suntikan radiotracer dan menganjurkan Kyuhyun untuk duduk diam selama 1 jam agar obat tersebut mencapai sel-sel yang akan diperiksa.

Kemudian Kyuhyun diminta berbaring di atas tempat tidur khusus yang akan mendorongnya masuk ke dalam alat PET scan yang berbentuk mirip seperti CT scan. Karena bagian kepalanya yang akan diperiksa, kepalanya ditahan sedemikian rupa agar tidak bergerak selama pemindaian. Seluruh tubuhnya terbaring lurus dan ada penahan yang membuat kedua tangannya tetap diam di sisi badan. Itu semua bertujuan agar gambar yang dihasilkan jelas dan tidak kabur.

Setelah menjalani pemindaian tanpa bergerak selama 30 menit, dan petugas melihat hasil pemindaian sudah sesuai dan fokus, Kyuhyun diijinkan kembali ke kamarnya untuk beristirahat dan berganti dengan pakaiannya sendiri sambil menunggu pembacaan hasil oleh dokter.

.

Hari sudah menjelang malam ketika Kyuhyun diminta menghadap ke ruangan Dokter Kim. Ruangan itu sangat luas dan nyaman. Dinding belakang tempat sang dokter duduk terdiri dari kaca seluruhnya sehingga ia bisa melihat taman besar yang ada di rumah sakit tersebut. Kyuhyun ikut duduk di sofa yang disediakan, tidak jauh dari sang dokter. Dari tempatnya berada, Kyuhyun bisa melihat beberapa pasien, dokter, ataupun perawat melewati taman. Ia memperhatikan semua itu sambil menunggu Dokter Kim yang masih menekuri hasil pemeriksaan di tangannya.

“NGF-mu....” Dokter Kim memulai, menarik perhatian Kyuhyun kembali kepadanya. “Juga dikenal sebagai Faktor Pertumbuhan Saraf... sangat tinggi.”

“Apa itu?”

“Sederhananya, itu adalah protein yang dibutuhkan untuk menghasilkan sel yang memperbaiki saraf yang rusak. Protein ini sangat efektif dalam memperbaiki saraf yang rusak di otak. Baru-baru ini, diketahui ada kaitannya dengan penyakit Alzheimer.” Dokter Kim menutup map di tangannya dan menatap Kyuhyun penuh selidik. Ia sedikit mencondongkan tubuh ke arah pasiennya.

“Agen Cho, Anda mempunyai ingatan yang sangat baik, bukan?”

“Sepertinya begitu...”

Dokter Kim meletakkan map tadi di atas meja. “NGF berperan besar dalam meningkatkan daya ingat Anda. Dan mereka mengambil sebagian besar otak Anda.”

Ia meraih foto hasil PET scan dan melihatnya kembali untuk memastikan. “Ini sangat tinggi tidak seperti orang lain pada umumnya. Dengan jumlah sebesar ini, sarafmu akan cenderung sangat sensitif, dan Anda mungkin menghadapi berbagai macam kendala dalam kehidupan sehari-hari, bukan?”

Kyuhyun tidak menjawab sehingga Dokter Kim melanjutkan. “Misalnya, ketika Anda ingin tidur, bahkan suara-suara kecil di sekitarmu pun menjadi sangat berisik. Atau mencium sesuatu yang tidak bisa dirasakan orang lain. Pernahkah Anda mengalami pengalaman seperti itu?”

“Apa penyebabnya?” Bukannya menjawab, Kyuhyun justru balik bertanya.

“NGF biasanya berkumpul di otak. Namun menghasilkan NGF dalam jumlah besar bukanlah hal yang baik,” jelas Dokter Kim. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan NGF adalah adrenalin, dopamin, dan bahan kimia otak lainnya. Semua ini biasanya dihasilkan ketika otak sedang dalam keadaan tegangan tinggi. Dan itulah penyebabnya untuk halusinasi atau perasaan hampir pingsan saat bertugas.”

“Selain itu, sistem untuk NGF, bahan kimia otak dan saraf sensorik, biasanya dihasilkan pada masa kanak-kanak.” Dokter Kim melanjutkan ketika Kyuhyun tidak memberi tanggapan. “Pernahkah Anda memiliki kehidupan yang tidak teratur...atau mengalami guncangan hebat pada periode tersebut?”

Kyuhyun termenung. Peristiwa kematian orang tuanya kembali muncul. Suara jeritan, pisau berdarah, wajah ibunya yang kesakitan ketika ditikam, suara teriakan marah ayahnya ketika merebut pisau, dan terakhir ia melihat tubuh keduanya tertelungkup bersimpah darah, basah oleh air hujan yang turun dengan lebatnya. Kyuhyun memejamkan mata, berusaha melupakan ingatan tersebut.

“Saya tidak ingat,” jawabnya setelah membuka mata kembali. “Mungkin...kehidupan kerja yang sibuk yang menyebabkan hal ini.”

Dokter Kim memandang Kyuhyun yang menjawab semua itu tanpa menoleh ke arahnya. Sebagai dokter yang khusus menangani para agen SP, ia memiliki akses pada latar belakang pasiennya. Tetapi Dokter Kim memiliki prinsip bahwa hubungan antara dokter dan pasien harus dibangun dengan asas kepercayaan. Jika Kyuhyun tidak mau mengatakannya sendiri, ia tidak akan memaksanya.

“Jadi begitu....” Dokter Kim memandang Kyuhyun sekali lagi. “Kalau begitu, aku akan meresepkan obat untukmu selama tiga minggu. Dan kami akan memantau kemajuannya.”

Dokter Kim tersenyum ketika akhirnya Kyuhyun berani memandangnya lagi. “Tetapi... Jika Anda mempertahankan gaya hidup bertegangan tinggi ini, hal itu dapat memperburuk kondisi Anda. Jadi cobalah untuk menjaga dirimu dalam keadaan santai kapan pun Anda bisa.”

“Artinya, saya harus mencari pekerjaan lain,” gumam Kyuhyun sedikit meringis.

“Apa?” Dokter Kim tidak mendengar gumaman itu dengan jelas.

“Tidak ada apa-apa.” Kyuhyun mencoba tersenyum. “Saya akan berhati-hati.”

“Baiklah.” Dokter Kim menerima jawaban itu.

.

.

Kyuhyun duduk diam menunggu panggilan di depan loket obat. Ia merenungi semua kata-kata Dokter Kim, semua yang selama ini terjadi dalam kehidupannya, juga hubungannya dengan Kapten Leeteuk, Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook.

Apakah aku harus berhenti menjadi SP? Tetapi, SP sudah menjadi rumah bagiku....

Dadanya terasa berat sehingga ia menghembuskan napas panjang. Tiba-tiba Kyuhyun merasa seseorang memandangnya dengan lembut. Ketika ia menoleh, tampak seorang anak kecil dengan kepala terbalut, memandanginya sambil memeluk sebuah boneka.

Wajah mungil itu berubah menjadi pisau berlumuran darah, wajah kesakitan ibunya ketika ditikam.... Kyuhyun memejamkan matanya kuat-kuat, seakan dengan itu ia bisa menghalau semua bayangan menyakitkan tadi.

Perasaan lembut kembali menyentuhnya. Saat Kyuhyun menoleh, anak kecil itu masih memandangnya. Kali ini tangan kecilnya melambai, dan bibirnya mengukir sebuah senyum yang sangat murni. Kyuhyun membalas senyum itu dan melambaikan tangannya.

Tak berapa lama, ibu sang anak memanggil. Anak itu segera berlari menghampiri sang ibu. Kyuhyun kembali sendirian.

.

.

Malam sudah larut, tetapi para penghuni kamar di apartemen itu masih terjaga. Tiba-tiba handphone sang pimpinan bergetar, menandakan ada pesan masuk.

[Jalankan rencananya besok... Tiba di rumah sakit jam 1 siang.]

“Sudah diputuskan.” Sang ketua bertepuk meminta perhatian para anak buahnya. “Kita akan menjalankan rencana besok. Persiapkan diri kalian!”

.

.

Markas Besar Badan Kepolisian Nasional
Pukul 07.57

Kyuhyun berdiri di depan lift yang akan mengantarnya ke kantornya ketika sebuah langkah kaki menarik perhatiannya.

“Annyeong, Heechul sshi,” sapanya tanpa menoleh, begitu si pemilik langkah ada di dekatnya.

“Kamu menyebalkan seperti biasa,” cetus Heechul tanpa memandang Kyuhyun. Kini mereka berdua berdiri sejajar menghadap pintu lift yang belum terbuka.

“Aku bisa membedakan langkah kakimu dengan mudah,” kata Kyuhyun lagi. “Ada cedera di kaki kananmu.”

“Aku melukai tendon Achilles-ku,” jawab Heechul sambil membetulkan kacamatanya yang turun. “Aku berada di tim atletik sebelumnya.”

Pintu lift terbuka. Keduanya segera melangkah masuk dan menekan tombol lantai kantor masing-masing.

“Jadi, apa pekerjaanmu saat ini?” tanya Kyuhyun tanpa menoleh.

Heechul menghembuskan napas kesal. Selama ini sebagai petugas Public Security bagian penyamaran, ia selalu menghindari untuk bercakap-cakap apalagi dekat dengan orang asing, meskipun orang itu polisi. Dengan Leeteuk yang sudah sepuluh tahun di SP pun, mereka hanya bertukar paling banyak 3-5 kalimat dalam setahun.

Tetapi Kyuhyun berbeda. Kyuhyun selalu mengajaknya berbicara meski mereka tidak pernah saling menatap muka. Kata Kyuhyun, ia ingin menjaga rahasia Heechul. Jadi mereka akan berbicara jika berdiri berdekatan, tanpa menoleh satu sama lain. Sehingga tidak ada yang akan menyadari kalau mereka saling mengobrol.

Heechul selalu menyesali hari di mana ia memberitahukan namanya kepada Kyuhyun. Entah apa yang anggota baru SP itu perbuat sehingga ia mengungkapkan namanya. Reaksi Kyuhyun pun luar biasa senang. “WHOAAA! Aku tidak menyangka kau akan menyebutkan namamu tanpa berbohong. Aku pernah mendengar beberapa orang memanggil namamu di kantor. Ini sebuah kehormatan bagiku.” Kyuhyun bahkan membungkuk ke arah pintu yang tertutup sambil tersenyum lebar. Heechul bisa melihat senyum itu dari pantulan mereka di dalam lift.

“Jadi, apa pekerjaanmu saat ini?” tanya Kyuhyun lagi, masih tanpa menoleh.

“RA. HA. SI. A.”

“Nada bicaramu itu menjengkelkan.” Kyuhyun mengerucutkan mulutnya, berpura-pura kesal. “Kamu tidak berubah sedikit pun.”

“Ne.... Ne....” Heechul tersenyum melihat pantulan wajah Kyuhyun yang menggembung lucu. “Dan kamu? Bukankah kamu mengawal mantan Perdana Menteri Lee Beom Joo?”

“Tentang apa itu?”

“Hhh... Divisi SP santai sekali, alangkah menyenangkannya.”

Pintu lift terbuka di lantai 15, tempat Divisi Public Security berada. Untuk pertama kalinya Heechul menoleh ke arah Kyuhyun.

“Bekerja keras dan jagalah dirimu sendiri,” kata Heechul dengan nada bicara seperti kepada anak-anak, lalu melambaikan tangannya.

“Dia sangat menyebalkan!” Kyuhyun kembali menggembungkan pipinya.

 

TBC

Akhirnya tiba juga di ch 6 hehehe
Selamat malam
Selamat membaca
Aku selalu  menunggu review kalain semua
Kamsahamnida

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hirosima #1
Chapter 4: leeteuk~ssi semacam orang di persimpangan dendam dan kasih sayang. kasihan...
dewileitte123 #2
Chapter 4: Kenapa disini leeteuknya jahat ya.
Leeteuk membawa peluru cadangan untuk kyuhyun kalo dia menggagalkan rencana leeteuk?!
Semoga aja kyu baik2 aja.
Ditunggu chapter selanjutnya ya eonni
Galuh_491871 #3
Chapter 4: Eonnie, jadi disini ceritanya leeteuk itu jadi jahat sama pengkhianat? whoaaa...leeteuk bakalan musuhan gitu perang dingin sama kyu?
Dewiangel #4
Chapter 4: moment kyuwook hehehe,, aku seneng deh mha mereka berdua persaudaraannya erat banget,,,,,
huh kayaknya ada yang aneh deh mha leeteuk,,
miatilia #5
seneng bgt klo kyu lgi sma ryewook pa lgi dipanggil hyung...pa yg laen jg tau soal leeteuk mw ngebales ke mentri keuangan itu.???
anisah563 #6
Chapter 4: Leeteuk membawa peluru lebih untuk membunuh kyu teuk kenapa kau jadi orng yng kejam
kyuteukhyukhae
#7
Chapter 4: Whoaaaa....makin seru.....ga sabar nunggu kelanjutannya....kyunnie dalam bahaya ya? Penasaran sama surat yang dikasih teukie buat kyunnie....
hayoung_cloud
#8
Chapter 4: hmmm..
leeteuk jgn bunuh kyu :-(
harus ada yg bisa hapusin dendamnua :-(
yolyol #9
Chapter 4: sbnernya leeteuk dipihak mna sih? knpa dia sperti itu? ada dendam kah kesumat kah? hm....jgn sampe terjd senjta makan tuan dah..
chohyunaprilia #10
Chapter 4: Penasaran apa isi surat yg d kasih Leeteuk buat Kyuhyun ,
Itu kata kata Leeteuk yg terakhir bikin was² jangan² dia masuk ngebunuh semua anggota secret service?! .
Pokonya penasaran dengan chapter berikutnya!!