D-D Ch 2

D-Day

D-Day

CHAPTER 2

.

Kyuhyun merapatkan jaketnya sebelum memasuki mini market. Sudah seharian ia menikmati hari liburnya dengan berjalan berkeliling Balai Kota Seoul. Kemarin saat bertugas, ia hanya bisa melihat-lihat dengan takjub. Yang paling ia sukai adalah vertikal garden, yaitu dinding yang ditanami lebih dari 70.000 tanaman dari lantai satu hingga lantai tujuh. Ia juga menikmati waktunya di perpustakaan umum yang berisi 200.000 buku lebih.
Perutnya terasa sangat lapar, karena itu Kyuhyun bergegas menuju mesin pembuat ramen. Ia memasukkan kartu pembayaran dan memilih ramen yang diinginkan. Sebuah mangkuk keluar dari dalam mesin beserta sebungkus ramen yang ia pilih. Dengan penuh semangat Kyuhyun merobek bungkusnya, menaruh ramen dan bumbunya ke dalam mangkuk, lalu menekan tombol memasak. Air mengalir ke dalam mangkuk dan proses memasak dimulai. Kyuhyun mengaduk ramen itu sebentar agar matang merata. Ia membeli selembar keju, mengupas bungkusnya lalu menaruhnya di atas ramen yang mulai mendidih. Diaduknya keju itu dengan sumpit sehingga meleleh ke seluruh isi mangkuk. Mesin berbunyi menandakan ramen siap di santap.  Kyuhyun kini menuju rak sosis, memasukkannya ke dalam microwave, lalu memotong dan mencampurnya ke dalam mangkuk ramen. Ia bergegas membawa ke salah satu meja yang kosong, lalu duduk untuk makan.
“Masitdaaaa!” seru Kyuhyun puas setelah menikmati jumputan pertama. Ia kembali mengayunkan sumpitnya dan hendak mengambil suapan kedua ketika handphonenya berbunyi. Nama Leeteuk yang tertera di layar membuatnya menerima panggilan.
“Yeoboseyo, Kyuhyun imnida.”
“Ada tugas.”
“Kapten, beri aku istirahat... Aku tidak bertugas hari ini,” protes Kyuhyun menatap ramennya. “Aku sangat kelaparan. Ramen ini menunggu untuk disantap, jadi tidak bisakah Kapten melepau kali ini?”
Suara dengusan dan tawa yang ditahan membuat Kyuhyun mengerucutkan mulutnya. “Aku mendengarnya.... Kapten tega sekali. Tidak mudah bertugas dengan perut kosong.”
“Makanlah dengan cepat,” usul Leeteuk. “Gubernur memutuskan untuk menghadiri acara pada menit-menit terakhir. Jadi kita harus berada di sana. Tempatnya adalah kompleks bioskop di Samseongdong. Waktu kedatangan jam 10 malam.”
Kyuhyun mendengar suara pintu mobil dibuka.
“Aku sudah sampai. Kamu segera ke sini secepatnya.”
“Bukankah kita tidak bertanggungjawab dengan keamanan Gubernur?”
“Sekarang berubah. Ada enam agen yang bertanggungjawab. Perintah diturunkan pagi ini,” jelas Leeteuk.
“Ini ulah Perdana Menteri kan?”
“Yah, ini sedikit rumit.”
“Apakah acara ini dipublikasikan?”
“Tidak tahu. Seperti biasa, kita tidak menerima informasi yang berguna. Pokoknya, selesaikan makan malammu, lalu sampailah di sini dalam waktu satu jam.”
“Baik, Kapten.”
“Aku akan membelikanmu makanan yang enak sebagai permintaan maaf.”
“Benarkah?” Kyuhyun tersenyum lebar. Ia membayangkan sepiring besar barbeque atau bokkeum yang hangat.
“Tteobokki atau Jjangmyeon...mana yang kau pilih?”
Harapan Kyuhyun hancur seketika itu juga.
“Beri aku cuti saja, Kapten,” ujarnya lemas.
Suara tawa Leeteuk kembali terdengar. “Makanlah. Aku tunggu.”
“Baik, Kapten.”
.
Kompleks Bioskop Samseongdong
Pukul 21.50
.
Kyuhyun tiba di Kompleks Bioskop Samseongdong, langsung menuju denah lokasi yang terpasang di area menuju pintu masuk. Ia memusatkan perhatiannya pada kondisi sekitar setelah mengingat letak setiap ruang pada denah itu dalam benaknya. Tidak ada sesuatupun yang mengancam.
Ia berlari ke dalam kompleks menuju bioskop, melewati seorang pria bertongkat yang tengah melihat denah lokasi yang terpasang di bagian dalam. Leeteuk dan beberapa agen SP lainnya tampak sudah berjaga di lobby bioskop, lebih dari jumlah agen yang Leeteuk sebutkan sebelumnya.
“Ada apa ini?” tanya Kyuhyun sambil melihat sekitarnya.
“Ada kebocoran berita dari pihak Gubernur,” jawab Leeteuk. Sama seperti Kyuhyun tadi, mereka hanya berdiri bersisian namun matanya tetap mengawasi area sekitarnya. “Keponakan Gubernur bermain dalam film tersebut.”
Kyuhyun melihat poster film yang ditunjuk Leeteuk. “Jadi ini hanya untuk promo film? Keponakannya pasti yang meminta hal ini.”
“Tidak ada yang tahu,” sahut Leeteuk. “Orang-orang seperti kita lah yang direpotkan.”
“Ne. Aku harus berlari ke markas untuk berganti pakaian dan mengambil perlengkapan lainnya.” Kyuhyun pura-pura mengeluh. “Aku pilih Tteobokki. Porsi besar dan komplit?”
Leeteuk tertawa kecil. “Kau sudah menghafal denah tempat ini, Kyuhyun sshi?”
“Sudah, Kapten,” sahut Kyuhyun. “Siapapun bisa memasuki bioskop... Ini sangat berbahaya. Apakah area tempat duduk sudah diamankan?”
“Aku sudah mengurusnya.” Leeteuk menepuk bahu Kyuhyun. “Aku akan menemui pihak media. Lanjutkan saja seperti biasa.”
“BAIK!”
Begitu Leeteuk pergi, Kyuhyun langsung menuju ke tengah lobby. Ia berdiam diri selama beberapa saat, kemudian beralih ke sisi lain. Setelah menyusuri semua tempat, Kyuhyun kembali ke posisi yang seharusnya dan berdiri di sana seperti yang lain.
Bioskop malam itu dipenuhi orang-orang yang membeli tiket, membeli makanan dan minuman untuk dinikmati saat menonton, maupun mereka yang hanya lewat di bagian luar bioskop. Ia melihat seorang anak kecil tengah menuntun neneknya yang menggunakan tongkat. Pemandangan itu membuatnya tersenyum.
Kyuhyun melirik jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 21.59. Tepat ketika angka bergulir menjadi 22.00, terdengar seruan dari handy talkie.
“VIP telah tiba!”
“SIAP!” jawab Leeteuk selaku ketua tim SP yang bertugas.
Gubernur Han Mi Na masuk dengan dikawal 4 agen SP, beberapa petugas polisi, dan ajudannya. Ia melambai dengan ramah kepada masyarakat yang menyambutnya. Para wartawan sibuk mengambil foto dan melemparkan pertanyaan.
Di belakang rombongan, tampak pria bertongkat yang dilewati Kyuhyun tadi berjalan tertatih-tatih memasuki area bioskop. Tubuhnya sangat besar, mengenakan jaket panjang berbulu. Ia mengenakan kaos putih polos dan celana santai, lengkap dengan sepatu kets sederhana. Sekilas ia tampak seperti orang biasa yang hendak menikmati film.
Kyuhyun tertarik dengan pria berkepala botak itu.  Ada sesuatu yang salah dengan langkahnya. Ia mengamati dengan seksama dan menemukan jawaban. Langkah kaki dan bunyi tongkat pria itu berbeda dengan sang nenek yang lewat tadi. Sang nenek menggunakan tongkat sebagai ganti kaki yang sulit bergerak, namun orang yang diamatinya ini menggunakan tongkatnya secara asal seakan ia bisa berjalan tanpa bantuan tongkat tersebut.
Menyadari Kyuhyun memperhatikannya, pria itu memalingkan wajah dari rombongan Gubernur dan menoleh ke arah lain sambil menghindari tatapan Kyuhyun. Ia kemudian berbelok menuju bagian dalam bioskop.
“Kyuhyun imnida,” kata Kyuhyun saat mendekatkan mike ke mulutnya. “Kita punya situasi.”
Leeteuk yang menaiki tangga jalan menuju lantai atas bioskop, melihat ke area lobby di mana Kyuhyun mengikuti seorang pria dari belakang. Leeteuk terpaksa menunggu hingga tiba di lantai atas untuk bisa menyusul. Gerakan tiba-tiba akan membuat keributan yang tidak diharapkan. Gubernur Han Mi Na sangat keras mengenai hal itu. Ia tidak suka hal-hal yang membuat dirinya tidak nyaman. Leeteuk menahan diri sambil mengingat ke arah mana Kyuhyun pergi.
.
Pria itu terus berjalan menyusuri koridor yang di kiri kanannya terdapat pintu studio. Kyuhyun bergegas mempercepat langkahnya ketika sosok itu berada di dekat studio yang kosong. Ia memastikan ingatannya kembali bahwa studio tersebut sedang tidak memutar film apapun.
“Sillyehamnida (permisi/tunggu sebentar)!” seru Kyuhyun setelah yakin studio di sebelah kiri mereka kosong. Namun pria itu seakan tidak mendengarnya dan terus melangkah. “Sillyehamnida, bisa meminta waktu Anda sejenak?”
Karena pria itu hendak melangkah lagi, Kyuhyun menepuk ringan lengannya hingga ia berbalik badan. Kyuhyun langsung memperlihatkan lencananya.
“Saya punya beberapa pertanyaan untuk Anda. Silakan.” Kyuhyun mengarahkan tangannya ke studio yang kosong. Ia kemudian membukakan pintu studio yang berat sehingga pria itu masuk lebih dulu.
Pria itu melangkah dengan ayunan tongkat yang semakin acak, membuat keyakinan Kyuhyun bertambah. Begitu selesai menutup pintu, ia berbalik dan mendorong pria itu dengan keras. Pria itu tersandung beberapa langkah ke depan namun kemudian berhenti, lalu menoleh dengan pandangan marah. Menyadari kebohongannya terbongkar, pria itu berlari menjauh.
Kyuhyun yang sudah menghafal denah studio itu mengejarnya dari arah yang berbeda. Mereka bertemu di bagian depan, di area yang lebih dekat ke layar studio. Pria itu berdiri menunggunya.
“Tampaknya kakimu baik-baik saja.” Kyuhyun membuka percakapan sambil berjalan perlahan.
Pria itu menyeringai lebar melihat sosok Kyuhyun jauh lebih kecil dari tubuhnya sendiri. Ia melangkah mendekat setelah melemparkan tongkatnya ke lantai.
“Aku menunggumu,” katanya dengan seringai yang semakin lebar. “Menyembelih seorang polisi itu menyenangkan. Matamu sangat awas eoh? Aku jadi ingin mencongkelnya keluar.”
Pria itu semakin mendekat sehingga Kyuhyun melangkah mundur untuk menjaga jarak aman. Kedua tangannya berada di depan, siap untuk menghadapi serangan. Ia teringat perkataan pelatih bela dirinya di Akademi Polisi.
Untuk menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dan besar darimu, kau harus menggunakan pukulan yang kuat dan tepat sasaran. Bergeraklah menghindar sambil mencari kesempatan untuk menyerang. Jangan membuang tenagamu untuk serangan yang lemah. Jangan beri dia kesempatan memukulmu karena kamu bisa saja pingsan dalam sekali pukulan.
Tiba-tiba pria itu mengeluarkan sebilah pisau dari lengan kanan jaketnya dan menyerang. Kyuhyun berkelit menghindari ayunan pisau tersebut sambil mempelajari gerakan lawan. Laki-laki itu kuat, namun gerakannya lambat. Akhirnya kesempatan datang. Menggunakan kekuatan sikut dan telapak tangannya, Kyuhyun menyerang dalam dua gerakan hingga pisau itu terlempar.
“Kemampuanmu lumayan. Ini sangat menarik.” Pria itu mundur selangkah hanya untuk mengembangkan jaket panjangnya. Terdapat tiga pisau di sisi dalam jaket itu. Dengan gaya seorang pesulap, ia mengambil salah satu pisau dan memperlihatkan betapa tajamnya pisau tersebut.
“Apakah kau akan mengubahnya menjadi bunga?” Kyuhyun berseloroh sambil mencoba menenangkan dirinya. Ini tidak akan menjadi pertarungan yang mudah. Ia kembali mengingat pesan sang pelatih.
Menghadapi lawan bersenjata tajam, kamu harus tenang jika mendekatinya. Gerakan sekecil apapun harus diperhitungkan agar tidak mendorongnya bertindak. Tarik napas dalam-dalam saat kamu mengevaluasi keadaan sehingga kamu bisa tetap tenang dan fokus.
Pria itu melangkah maju sementara Kyuhyun mundur dengan kedua tangan siaga untuk menangkis. Ketika pria itu mempercepat langkahnya, begitu juga dengan Kyuhyun. Namun tak lama kemudian punggungnya terbentur dinding.
Melihat Kyuhyun terpojok pria itu langsung menyerang dengan pisaunya. Kyuhyun menghindar dan dengan sekali gerakan membuat pisau itu terlepas. Ketika lawannya menyerang untuk kedua kalinya, Kyuhyun kembali menghindar sambil meraih pisau kedua di dalam jaket dan membuangnya jauh. Pisau ketiga berhasil diambil sang lawan yang langsung menggunakannya untuk menyerang. Kali ini ia memegangnya dengan kedua tangan agar Kyuhyun tidak mudah menjatuhkannya. Pisau itu terus di dorong ke arah kepala Kyuhyun.
Posisinya yang terpojok dengan lawan yang jauh lebih besar, membuat Kyuhyun harus menahan pisau yang hendak menusuk matanya dengan kedua tangan.
Tiba-tiba orang itu menurunkan tangan kirinya, menghunus pisau yang ada di lengan jaket kiri dan menyerang. Kyuhyun menggunakan kesempatan itu untuk memukul tangan kanan yang memegang pisau hingga pisau itu terlempar, kemudian melompat menghindar sehingga posisinya tidak lagi terjepit. Namun dua gerakan itu membutuhkan waktu. Pisau di tangan kiri pria itu berhasil mengenainya hingga menimbulkan suara robekan.
Kyuhyun langsung melompat menjauh untuk memeriksa lukanya. Ternyata hanya jasnya saja yang robek, tepat di bawah pin SP yang ia kenakan.
“Yang benar saja... aku baru memilikinya selama 3 hari!”
Pria itu mendekat dengan langkah lebar. Melihat kondisi yang tidak menguntungkan, Kyuhyun mundur hingga ditengah anak tangga yang menurun. Posisi itu akan membuatnya lebih mudah menghindari ayunan pisau, sedangkan pria itu harus agak menahan diri agar tidak terjatuh ke bawah saat menyerang.
Keduanya kembali terlibat perkelahian sebelum pisau terakhir Kyuhyun jatuhkan  dan pria itu terdorong mundur hingga menabrak bangku studio.
“Apakah kita sudah selesai?”
Pria itu tidak menjawab. Ia hanya melihat bagian dalam jaketnya, tempat di mana pisau-pisau tadi berada. Kosong. Ia bangkit dan berjalan menjauh.
Kyuhyun mengikutinya sambil memanfaatkan waktu untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Menyerang lengan sebesar itu untuk menjatuhkan enam pisau berturut-turut bukanlah hal mudah. Ia harus melakukan gerakan yang kuat dan serangan yang tepat sasaran. Semakin banyak gerakan yang ia perlukan untuk menjatuhkan sebuah pisau, posisinya akan semakin dirugikan. Kyuhyun melemaskan tubuhnya dan kedua telapak tangannya yang telah bekerja keras.
Pria itu terus berjalan menuju tongkat yang tadi ia jatuhkan dan mengambilnya. Tiba-tiba ia berbalik sambil menghunuskan pedang yang terdapat di dalam tongkat itu.
“Belum selesai,” sahut pria itu sambil menunjuk Kyuhyun dengan pedangnya.
Kyuhyun menggeleng takjub. “Anda seharusnya menjadi pesulap saja, ajussi.” Meski ia berkata dengan santai, Kyuhyun mencoba tenang dan bersiap menghadapi serangan.
Dengan teriakan keras, pria itu berlari cepat ke arah Kyuhyun yang hanya berdiri di tempatnya dan menusukkan pedang lurus ke arah perut. Suara robekan menandakan ia tidak meleset. Tubuh Kyuhyun terbungkuk ke depan. Namun ketika ia hendak menarik pedang itu untuk membuat isi perut lawannya terburai, ia tidak bisa. Pria itu menengok ke bawah.
Ternyata tubuh Kyuhyun berkelit sedikit ke samping sehingga pedang itu hanya menusuk bagian jas yang berkibar. Tangan kirinya menahan tangan yang memegang pedang.
Sebelum pria itu bergerak, tangan kanan Kyuhyun langsung merangkul leher orang itu dan menariknya mendekat hingga tidak ada jarak di antara mereka, yang akan menyulitkan orang yang menggunakan senjata panjang.
“Sayang sekali,” bisik Kyuhyun di telinga pria itu.
Kaki kanannya langsung menjegal kaki lawan. Ketika tubuh besar itu kehilangan keseimbangan, Kyuhyun menariknya dan menggunakan momentum tersebut untuk melakukan bantingan. Ia langsung memiting dan mengunci pria tersebut sekuat tenaga setelah jatuh terkapar di lantai.
“Kamu tidak apa-apa?” Leeteuk yang muncul bergegas mendekat.
“Bisakah aku meminjam borgol, Kapten? Aku tidak membawa milikku.”
Leeteuk melemparkan borgol. Ia mengerutkan dahi melihat sebilah pedang panjang masih menembus jas anak buahnya.
Kyuhyun bergegas memborgol orang itu sambil tetap menguncinya agar tidak bisa bergerak. “Omong-omong... dalam keadaan seperti ini, haruskah kita menyerahkannya ke kantor polisi setempat? Atau... haruskah kita mengirimnya ke Public Security?”
Leeteuk memperhatikan Kyuhyun selesai memborgol pria itu, kemudian ia berlutut dengan satu kaki sehingga mata mereka sejajar.
“Aku tidak tahu,” sahut Leeteuk dengan nada bingung yang membuat Kyuhyun memandangnya penuh tanya. “Sepanjang sejarah SP... Kamu adalah orang pertama yang menangkap teroris.”
Kyuhyun tidak tahu harus menanggapi pernyataan jujur itu dengan cara apa. Ia memandang pedang yang masih tersangkut di jasnya dan kemudian kembali menatap Leeteuk. “Aku dalam masalah bukan?”
.
.
TBC
.
Terima kasih sudah mampir membaca ff ini.
Untuk teman-teman yang pernah membacanya, dipersilakan membaca dari awal karena ff ini memiliki banyak sekali perubahan.
Sangat menyenangkan jika teman-teman bisa meluangkan waktu untuk memberi kesan dan pesan tentang apa yang kalian baca.
Terima kasih
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hirosima #1
Chapter 4: leeteuk~ssi semacam orang di persimpangan dendam dan kasih sayang. kasihan...
dewileitte123 #2
Chapter 4: Kenapa disini leeteuknya jahat ya.
Leeteuk membawa peluru cadangan untuk kyuhyun kalo dia menggagalkan rencana leeteuk?!
Semoga aja kyu baik2 aja.
Ditunggu chapter selanjutnya ya eonni
Galuh_491871 #3
Chapter 4: Eonnie, jadi disini ceritanya leeteuk itu jadi jahat sama pengkhianat? whoaaa...leeteuk bakalan musuhan gitu perang dingin sama kyu?
Dewiangel #4
Chapter 4: moment kyuwook hehehe,, aku seneng deh mha mereka berdua persaudaraannya erat banget,,,,,
huh kayaknya ada yang aneh deh mha leeteuk,,
miatilia #5
seneng bgt klo kyu lgi sma ryewook pa lgi dipanggil hyung...pa yg laen jg tau soal leeteuk mw ngebales ke mentri keuangan itu.???
anisah563 #6
Chapter 4: Leeteuk membawa peluru lebih untuk membunuh kyu teuk kenapa kau jadi orng yng kejam
kyuteukhyukhae
#7
Chapter 4: Whoaaaa....makin seru.....ga sabar nunggu kelanjutannya....kyunnie dalam bahaya ya? Penasaran sama surat yang dikasih teukie buat kyunnie....
hayoung_cloud
#8
Chapter 4: hmmm..
leeteuk jgn bunuh kyu :-(
harus ada yg bisa hapusin dendamnua :-(
yolyol #9
Chapter 4: sbnernya leeteuk dipihak mna sih? knpa dia sperti itu? ada dendam kah kesumat kah? hm....jgn sampe terjd senjta makan tuan dah..
chohyunaprilia #10
Chapter 4: Penasaran apa isi surat yg d kasih Leeteuk buat Kyuhyun ,
Itu kata kata Leeteuk yg terakhir bikin was² jangan² dia masuk ngebunuh semua anggota secret service?! .
Pokonya penasaran dengan chapter berikutnya!!