D-D Ch 3

D-Day

D-Day

CHAPTER 3

.

.

Markas Besar Badan Kepolisian Nasional
Divisi Keamanan - Security Police Seksi-4

Pk. 07.55

.

“Apakah kejadian kemarin itu nyata?” tanya Eunhyuk yang berjalan di sisi Donghae. Suasana di dalam lift ramai dengan rumor yang beredar.

“Berita itu pasti menyebar dengan cepat. Bukan hanya Divisi Keamanan, tetapi seluruh markas membicarakannya.”

“Berarti itu benar,” putus Eunhyuk sambil membuka pintu kantor.

“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.”

“Maksudmu kasus teroris?”

“Eunhyuk sshi, Kyuhyun belum seminggu di sini....”

“Tapi dia sudah menciptakan masalah buat kita?” Eunhyuk mencoba menebak pikiran Donghae. “Bagaimanapun juga, Kapten menyukainya. Mungkin itu yang membuatnya begitu percaya diri.”

“Sebenarnya, apa yang dilakukan Kapten di sini? Bukankah dia lulusan Fakultas Hukum dari universitas ternama? Dia bahkan pernah menjadi staf pengajar di sana!” Donghae menggelengkan kepalanya. “Aku tidak mengerti... Kalau aku menjadi Kapten, aku akan hidup tenang dengan gaji yang sangat besar. Tidak perlu bertaruh nyawa seperti ini.”

“Jika dia menjadi perwira tinggi, dia tidak bisa melakukan tugas lapangan. Hal tersulit bagi Kapten adalah duduk diam di belakang meja,” jelas Eunhyuk.

“Manusia memang sangat rumit....”

Eunhyuk menepuk bahu Donghae untuk menghiburnya.

“Annyeong!” Ryeowook masuk dengan wajah ceria seperti biasa. Kedua rekannya membalas sapaan itu.

“Ryeowook sshi, kau dengar kejadian kemarin?”

“Donghae sshi, aku tidak suka rumor.” Ryeowook meletakkan tasnya ke atas meja. “Aku sibuk mencoba resep baru di hari libur.”

“Annyeonghasimnikka.” Semua serentak menyapa Leeteuk yang memasuki ruangan.

Leeteuk membalas sapaan itu dan segera duduk di meja kerjanya. Donghae datang menghampiri.

“Kapten, aku dengar ada teroris yang ditangkap. Benarkah?”

“Jangan membicarakannya. Anggap saja itu tidak pernah terjadi, arra?”

“Apa maksud Kapten?” Eunhyuk mendekat dengan ekspresi bingung. Ryeowook mengikut di belakangnya karena penasaran.

“Ini perintah dari atas. Sampai kasus ini diselidiki dengan benar, kita harus tutup mulut mengenai hal itu.” Leeteuk menghentikan kesibukannya mengosongkan isi tas, lalu menatap ketiganya. “Jika ini bocor, dikhawatirkan penjahat peniru akan muncul.”

“Jadi mereka hanya takut media meliput?” Eunhyuk menarik napas panjang. “Gubernur Han Mi Na juga tidak menyukai kehebohan kan?”

“Kyuhyun sshi juga memahami hal ini. Itu sebabnya ia menahan diri untuk tidak menangkap teroris di depan media.” Leeteuk menambahkan.

“Kapten sangat menghargai dia ya?!” tegur Eunhyuk.

“Jangan salah paham. Dia....”

“Annyeong!” Kyuhyun muncul sambil melambaikan tangannya, membuat Leeteuk urung menyelesaikan kalimatnya. Ia langsung berlari mendekati meja Noona Jihoo setelah meletakkan tas di meja.

“Noona, jasku rusak saat bertugas. Bolehkah aku mengklaim uang untuk membeli jas baru?” Kyuhyun menarik sebuah kursi ke dekat meja yeoja itu dan memandang penuh harap.

“Dalam keadaan apa jas itu rusak?”

“Ini ditusuk dengan pedang yang disembunyikan di tongkat.”

“Apakah dia seorang pendekar pedang?” Mata noona Jihoo melebar.

“Itu benar!” seru Kyuhyun. Mereka berdua langsung terlibat percakapan seru tentang adegan perkelahian yang terjadi.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Shindong, Kepala Seksi-4, berjalan dengan langkah cepat menuju pintu kantornya yang berada di dekat meja Leeteuk. “Leeteuk sshi, datanglah ke kantorku bersama Kyuhyun sshi!”

Leeteuk segera bangkit berdiri. Ia akhirnya menyadari Kyuhyun tidak mendengarkan kata-kata Shindong. Anak buahnya itu masih sibuk bertukar cerita dengan Noona Jihoo.

“Kyuhyun sshi!”

Panggilan itu membuat Kyuhyun tersadar. Ia lalu mengikuti Leeteuk memasuki kantor Shindong.

.

Shindong menatap keduanya yang berdiri dengan sikap siap. Ia berbalik memunggungi mereka sambil membuka file berisi laporan kejadian kemarin.

“Kyuhyun sshi, apa tugas divisi SP?” tanya Shindong tanpa menoleh.

“Untuk memastikan keamanan VIP,” sahut Kyuhyun cepat.

“Apa tugas divisi SP?” tanya Shindong lagi dengan intonasi lebih dalam.

“Untuk melindungi VIP dalam segala keadaan.”

“Apa tugas divisi SP?” ulang Shindong untuk ketiga kalinya.

Kali ini Kyuhyun terdiam dan melemparkan pandangan bingung kepada Leeteuk. Leeteuk hanya melirik sekilas ke arahnya tanpa berkata apapun.

“Apa tugas divisi SP?” desak Shindong ketika Kyuhyun masih terdiam.

“Itu adalah....”

Shindong meletakkan berkas itu dengan keras, lalu berbalik. Ia melangkah hingga berhenti tepat di depan Kyuhyun.

“Public Security adalah satu-satunya yang menyelidiki dan menangkap teroris!” Suara Shindong sedikit lebih tinggi. “Saat VIP dalam bahaya, tugas SP adalah bertindak sebagai tameng bagi VIP, dan mengantar VIP ke lokasi yang aman. Paham?!”

“Paham!” seru Kyuhyun cepat.

“Lanjutkan pekerjaanmu.”

“BAIK!”

Begitu Kyuhyun keluar dari ruangan, Shindong berjalan ke belakang Leeteuk yang masih berdiri dengan sikap siap.

“Kaulah yang merekomendasikan Kyuhyun.” Shindong memulai. “Jadi jika terjadi sesuatu, kamu juga yang bertanggung jawab.”

Shindong memandang ke luar dari kisi-kisi tirai jendela. Ia bisa melihat keempat anggota tim inti Leeteuk asyik berbicara satu sama lain. Ia menghela napas panjang. “Dan mengenai para anak buahmu yang ceroboh yang sangat kamu hargai itu... Sebaiknya kamu menjaga ketat mereka.”

“Saat situasi terus berubah, prioritas Divisi Keamanan adalah mengumpulkan orang-orang yang berbakat,” jawab Leetuk tanpa mengubah posisi tubuhnya. “Ketua pasti tahu bahwa sekarang adalah era terorisme. Saat ini, siapa pun dapat memiliki senjata dan menarik pelatuknya ke arah VIP.”

“Apakah kamu tidak berlebihan?”

“Apakah SP akan tetap menjadi perisai hidup selamanya?”

“Kamu harus menyimpan keluhan itu untuk atasan kita,” sahut Shindong. Ia tidak mengalihkan pandangannya dari keempat tim inti yang tampak di luar. “Atau lebih baik... kamu menunggu sampai kamu mengikuti ujian kembali dan menjadi perwira tinggi.”

“Apa artinya situasi ini tidak akan pernah berubah sampai ada nyawa yang hilang?”

“Aku sudah berada di divisi ini selama 30 tahun!” seru Shindong sambil menghadap Leeteuk yang masih berdiri di tempat semula. “Jumlah keluhan yang aku miliki, jauh lebih banyak daripada keluhanmu!”

Kini Leeteuk berbalik sehingga mereka berdua berhadapan. “Tetapi... Anda tidak berniat menyuarakannya sampai pensiun bukan?”

Pintu terbuka ketika keduanya sedang bertatapan dengan suasana tegang.

“Ada masalah?” Sesosok pria mengenakan seragam perwira tinggi berwarna biru, lengkap dengan lambang di saku, lengan dan bahunya, melangkah masuk sambil tersenyum lebar. Ia merasakan ketegangan di antara keduanya.

Shindong dan Leeteuk mengangguk hormat.

“Sama sekali tidak. Kami hanya berdiskusi tentang pekerjaan,” elak Shindong.

“Bolehkah aku kembali ke pekerjaanku?” tanya Leeteuk.

“Bawa mereka yang biasa melindungi Gubernur. Sampai kita mendapat petunjuk tentang kejadian kemarin, buat saja tiga kelompok, termasuk petugas SP dari Gubernur sendiri. Totalnya sembilan orang,” perintah Shindong.

“Baik.”

“Leeteuk sshi!” Sang tamu memanggil ketika Leeteuk hendak membuka pintu. Dia adalah Choi Seung Hyun, Direktur Public Security. Jabatannya lebih tinggi dari Shindong yang menjadi Kepala Seksi-4, dan mereka berada di Divisi yang berbeda.

“Kemarin pencapaian yang cukup bagus,” pujinya sambil tersenyum. “Teruslah bekerja dengan baik.”

“Terima kasih, Direktur Choi.” Leeteuk mengangguk hormat lalu keluar ruangan.

Tidak ada seorang pun diantara mereka yang menyadari senyum Direktur Choi menghilang seketika begitu Leeteuk berbalik. Ia memandang pintu yang tertutup dengan pandangan tajam. Hanya sedetik, Direktur Choi kembali tersenyum lebar dan berbalik ke arah Shindong. Ia duduk di salah satu sofa sementara Shindong menyusul duduk berhadapan dengannya.

“Kami sudah mengidentifikasi tersangka dari kejadian kemarin,” tutur Direktur Choi. “Dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, dan juga tidak termasuk daftar hitam Public Security. Ia mengaku hanya membawa pisau untuk menonton film dan ditangkap tanpa alasan. Ia terus menerus menegaskan bahwa penangkapan itu adalah penangkapan tidak beralasan.”

“Artinya dia tidak berniat menyerang Gubernur?”

“Itulah yang dia katakan.” Direktur Choi kembali tersenyum. “Dan dia bilang, polisi lah yang memulai kejadian tersebut.’

Direktur Choi menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke sofa. “Sepertinya posisi kita yang salah sekarang.... Yah, secara obyektif, kami hanya akan menganggapnya sebagai kasus yang dilimpahkan ke Public Security karena pelanggaran undang-undang tentang membawa senjata tajam.”

“Mungkin Direktur Choi akan menemukan sesuatu jika rumah tersangka digeledah,” usul Shindong.

“Itu tidak pantas. Penggeledahan baru bisa dilakukan jika tersangka benar-benar menyerang Gubernur.” Direktur Choi bangkit dari duduknya disusul oleh Shindong. “Tingkatkan keamanan di sekitar Gubernur. Dengan penyelidikan lebih lanjut, kami harus menambah jumlah personil keamanan.”

“Saya mengerti.”

.

.

Ryeowook meluncurkan kursi berodanya ke arah Kyuhyun setelah Direktur Choi keluar dari ruangan mereka.

“Bagaimana liburan pertamamu kemarin?”

“Tidak buruk. Tapi aku dipanggil untuk tugas dadakan.”

Ryeowook tidak dapat menahan tawa melihat Kyuhyun mengerucutkan mulutnya. Ia meluncur kembali ke mejanya untuk mengambil sebuah kotak dari dalam tas, lalu kembali meluncur ke arah meja Kyuhyun.

“Aku membuat ini tadi pagi.” Ryeowook membuka kotak yang penuh dengan hotteok. “Ambilah!”

“Sungguh?” Kyuhyun meraih sebuah hotteok dan memakannya. “Masisseoyo....”

“Enak?” Ryeowook memperhatikan ekspresi Kyuhyun yang terlihat menikmati kue buatannya.

“Sangat enak!” seru Kyuhyun.

“Kau boleh membawanya pulang nanti.”

“Benarkah?” Kyuhyun meraih sebuah hotteok lagi dengan gembira. “Kamsahamnida, Ryeowook sshi.”

“Apa maksudmu mengabaikan kami?” Eunhyuk melipat kedua tangannya di dada, berdiri di sisi Ryeowook yang meringis lebar. “Aku juga mau!”

“Aku juga!” Donghae ikut meraih hotteok dari dalam kotak yang ada di meja Kyuhyun. “Ini enak sekali! Ryeowook sshi, kenapa selama ini kau tidak pernah membawa masakanmu ke kantor eoh?”

“Benar. Kyuhyun belum seminggu di sini dan dia sudah membawakannya sekotak hotteok,” protes Eunhyuk.

Mendengar itu, Kyuhyun hanya bisa ikut meringis, tidak tahu apa yang harus ia ucapkan dalam situasi seperti ini.

“Bersiaplah! Kita menuju ke rumah Gubernur!” seru Leeteuk kepada para SP lain di sana. “Eunhyuk, Donghae, Ryeowook dan Kyuhyun, bersiaplah!”

“SIAP!”

Kyuhyun menutup kotak berisi hotteok lalu bersiap seperti rekan-rekannya yang lain.

.

.

Kompleks Pemerintahan Seoul Lt.1
Ruang Forum Komunikasi Terbuka
Konferensi Pers dengan Gubernur Pk.15.00

.

Forum Komunikasi Terbuka adalah ruangan di mana masyarakat dan pemerintah dapat bertemu untuk mendiskusikan kebijakan. Ruang ini terletak di lantai pertama Kompleks Pemerintahan Seoul. Konferensi Pers hari ini diadakan dalam ruangan tertutup yang dipenuh meja dan kursi untuk para reporter yang diundang. Sebuah podium di letakkan di atas panggung, tempat Gubernur membacakan pidatonya. Ajudannya berjaga di sisi kiri, beberapa SP termasuk Donghae berjaga di sisi kanan, dan Kyuhyun berjaga di area antara meja pers paling belakang dan pintu keluar. Di sisinya berdiri beberapa orang kameramen dengan tripod mereka masing-masing.

“Untuk melanjutkan upaya konservasi kami tahun ini, dana konservasi laut dan hutan akan ditingkatkan. Jumlah pohon yang ditanam diperkirakan akan meningkat sekitar 700.000 pohon dalam 4 tahun ke depan.” Gubernur Han Min Na membacakan pidatonya.

Kyuhyun memusatkan pikirannya untuk menyisir seluruh ruangan. Ia bisa mendengar suara-suara kecil seperti pulpen yang diputar, kepala yang digaruk, goresan pena pada kertas, bahkan suara kecil yang membuatnya mengerutkan kening. Ia tidak tahu suara apa itu, namun suara itu mengusiknya.

“Saya akan berbicara singkat tentang rencana kami mengenai....” Gubernur Han melihat ekspresi Kyuhyun yang berdiri di belakang para reporter. Hal itu membuatnya terganggu. “...Mengenai kedua masalah ini, sebuah komite akan dibentuk.”

Gubernur Han memberi isyarat kepada Sekretaris Yi yang ada di kanannya dengan sudut matanya. Dagunya mengarah kepada Kyuhyun yang tengah menatap bagian atas ruangan. Sekretaris Yi kemudian berbisik kepada Donghae yang berdiri di sisinya.

Kyuhyun kini melihat ke arah para reporter yang duduk. Suara kecil itu kembali muncul, kali ini lebih teratur dibandingkan sebelumnya, seiring detak jantung yang bertambah cepat. Ia mencoba semakin fokus untuk menghilangkan suara-suara lain. Akhirnya suara kecil itu menjadi jelas...suara ketukan jari.

Baru saja Kyuhyun hendak bergerak mendekati asal suara, sebuah tangan menarik bahunya. Donghae. Rekannya itu langsung mendorong Kyuhyun keluar ruang konferensi sementara acara tanya jawab dimulai.

“Apa yang salah?” tanya Kyuhyun begitu mereka tiba di luar ruangan.

“Kamu merusak pemandangan. Sekretaris Gubernur mengeluh tentangmu.”

Pintu kembali terbuka. Ketika mereka menoleh, tampak Sekretaris Yi mengawasi mereka, memastikan Donghae sudah menangani Kyuhyun. Ia kemudian kembali ke dalam ruangan.

“Apa masalahnya? Aku melakukan pekerjaanku dengan serius di sini,” protes Kyuhyun.

“Sulit untuk mengetahui apakah kamu serius atau sekedar melamun.”

“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu....”

“Bagaimanapun, konferensi pers ini seharusnya tidak menimbulkan masalah.” Donghae mencoba menenangkan. “Mari kita tetap di ruang tunggu sampai konferensi selesai. Di sana ada Kapten, Eunhyuk dan Ryeowook.”

“Apakah ini akan baik-baik saja?” Kyuhyun menatap pintu ruang konferensi dengan cemas. Ia tidak bisa mengabaikan suara ketukan jari tadi. “Bukankah keamanan di sini terlalu longgar? Tidak ada detektor logam dan kita tidak melakukan pemeriksaan tubuh apapun!”

“Akankah ada teroris di antara para reporter itu?”

“Bagaimana jika seorang reporter berubah menjadi teroris?”

“Seolah itu akan terjadi!” Donghae mendengus geli.

“Bagaimana kamu bisa begitu yakin?”

“Apakah kamu masih anak kecil?! Cukup, ayo pergi!” Donghae menarik tangan Kyuhyun yang masih bertahan di tempatnya. Ia harus menyeret rekan barunya itu dengan dua tangan agar mau berjalan ke ruang tunggu.

“Jika aku anak kecil, apakah kau adalah hyungku?” Kyuhyun memandang Donghae dengan pandangan yang membuat rekannya tertegun.

“Mari kita bicarakan nanti,” sahut Donghae akhirnya. Entah kenapa, ia merasa tidak enak untuk menolak pertanyaan tersebut. Ia kembali menarik tangan Kyuhyun untuk mengikutinya, sementara Kyuhyun sendiri tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Donghae yang memerah.

.

“Apakah ada pertanyaan lagi?” Gubernur Han memandang seluruh reporter yang hadir. “Kita akan akhiri di sini jika tidak ada.”

Sebuah tangan terangkat.

“Silakan, reporter yang di sana.” Gubernur mempersilakan.

“Aaa...eee...” Reporter berkacamata itu tampak gugup dan kikuk. Ia mengenakan tanda pengenal bertuliskan Yoo Ji Seol. “Eee... Anda memakai kendaraan negara untuk menghadiri acara di kompleks bioskop kemarin malam. Sebagai Gubernur, bolehkah menggunakan kendaraan negara untuk keperluan pribadi...?”

“Bisakah kamu tidak menanyakan hal bodoh seperti ini?” Gubernur Han menegur. “Bagaimana kamu mengharapkan seorang Gubernur menarik garis batas antara waktu pribadi dan waktu kerja yang sangat padat? Buang-buang waktu saja. Mungkin sesi tanya jawab sebaiknya dihapus di kemudian hari.”

“Gubernur, mohon pengertiannya!” canda salah seorang reporter sambil memperagakan gaya memohon. Hal itu membuat reporter lain tertawa, dan ruangan yang sempat tegang kembali normal.

“Itu saja untuk hari ini.” Gubernur Han mengakhiri acara.

.

.

Yoo Ji Seol mencuci tangannya di wastafel toilet pria dengan kasar. Ia merasa tersinggung dengan ucapan Gubernur Han tadi. Ia juga mencuci mukanya untuk meredakan amarah yang meluap. Di belakangnya menyusul reporter yang tadi meredakan suasana.

“Ini keenam kalinya Anda disebut bodoh tahun ini.” Reporter itu mencuci tangannya tepat di sebelah Yoo Ji Seol. “Sebaiknya kamu belajar lebih baik. Jangan merusak reputasi kami sebagai reporter. Arraseyo?”

Sang reporter mengusapkan tangannya yang basah ke bagian bahu jas Yoo Ji Seol sehingga meninggalkan bercak di sana, lalu beranjak pergi. Yoo Ji Seol meraih tissue dengan tangan gemetar menahan marah.

“Aku lulusan fakultas hukum nomor 1 di negera ini,” bisiknya geram. “Aku tidak bodoh! Ini semua gara-gara wanita j****g itu!”

Yoo Ji Seol menatap tajam ke arah kaca. Kebenciannya kepada Gubernur Han setahun ini semakin tak tertahankan. Ia sudah membeli sebuah pistol semi otomatis untuk membalaskan dendamnya. Ia hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk membuktikan kepada dunia bahwa dirinya tidak bodoh seperti yang dipikir orang selama ini.

.

TBC

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hirosima #1
Chapter 4: leeteuk~ssi semacam orang di persimpangan dendam dan kasih sayang. kasihan...
dewileitte123 #2
Chapter 4: Kenapa disini leeteuknya jahat ya.
Leeteuk membawa peluru cadangan untuk kyuhyun kalo dia menggagalkan rencana leeteuk?!
Semoga aja kyu baik2 aja.
Ditunggu chapter selanjutnya ya eonni
Galuh_491871 #3
Chapter 4: Eonnie, jadi disini ceritanya leeteuk itu jadi jahat sama pengkhianat? whoaaa...leeteuk bakalan musuhan gitu perang dingin sama kyu?
Dewiangel #4
Chapter 4: moment kyuwook hehehe,, aku seneng deh mha mereka berdua persaudaraannya erat banget,,,,,
huh kayaknya ada yang aneh deh mha leeteuk,,
miatilia #5
seneng bgt klo kyu lgi sma ryewook pa lgi dipanggil hyung...pa yg laen jg tau soal leeteuk mw ngebales ke mentri keuangan itu.???
anisah563 #6
Chapter 4: Leeteuk membawa peluru lebih untuk membunuh kyu teuk kenapa kau jadi orng yng kejam
kyuteukhyukhae
#7
Chapter 4: Whoaaaa....makin seru.....ga sabar nunggu kelanjutannya....kyunnie dalam bahaya ya? Penasaran sama surat yang dikasih teukie buat kyunnie....
hayoung_cloud
#8
Chapter 4: hmmm..
leeteuk jgn bunuh kyu :-(
harus ada yg bisa hapusin dendamnua :-(
yolyol #9
Chapter 4: sbnernya leeteuk dipihak mna sih? knpa dia sperti itu? ada dendam kah kesumat kah? hm....jgn sampe terjd senjta makan tuan dah..
chohyunaprilia #10
Chapter 4: Penasaran apa isi surat yg d kasih Leeteuk buat Kyuhyun ,
Itu kata kata Leeteuk yg terakhir bikin was² jangan² dia masuk ngebunuh semua anggota secret service?! .
Pokonya penasaran dengan chapter berikutnya!!