Chapter 9

High School : Boys in Love

Ruangan yang begitu luas ini disulap sedemikian rupa sehingga membuat siapa saja yang melihat akan terkesima oleh keunikannya. Bagaimana tidak, ruangan yang semula hanya berisi kursi dan meja serta bercahaya suram kini menjadi tempat yang sangat indah. Berbagai warna balon menggantung disetiap sudut ruang, pita-pita juga bergelantungan. Semeja penuh berisikan macam-macam kue dan makanan lainnya. Yang membuat semakin menarik adalah adanya sebuah lukisan besar yang dipasang disalah satu dinding, lukisan itu tergambar wajah cantik gadis periang itu, disebelahnya berdiri dua patung ice yang dipahat menyerupai gadis itu juga. Sungguh, unik dan mewah.

Bukan hal yang mustahil bagi Dongwoo menyiapkan ini semua, uang? Tentu dia punya apalagi Sunggyu dengan senang hati mau membantunya. So, tak sulit bukan menyiapkan kejutan teristimewa untuk orang yang paling istimewa baginya.

Hari ini adalah hari ulang tahun Yoon Bomi, seperti yang telah direncanakan Dongwoo dan lainnya. Mereka membuat Bomi merasa lelah sebelum benar-benar diberikan kejutan. Kalau biasanya sang penerima kejutan akan dibuat menangis, kali ini tidak. Ia akan dibuat lelah selelah-lelahnya lalu diajak keruangan yang telah disiapkan sebelumnya.

Jung Eunji, Kim Sunggyu, Park Hyungsik menjadi pelaku pertama. Mereka mengajak Bomi mengitari Kota Jeonju dan berhenti disetiap tempat yang menarik bagi mereka. Awalnya Bomi merasa ada yang aneh, namun ia tak peduli toh ia juga menikmatinya.

Semakin lama semakin membuat Bomi kelelahan sudah jam lima sore semenjak pagi tadi mereka muter-muter tak tentu arah. Datang kesini sebentar, pergi lagi, berhenti lagi, pergi lagi. Sebenarnya Sunggyu dan Eunji juga lelah melakukan itu, tapi buat sahabat mereka tak merasakan lelahnya.

“Yaa! Kita mau kemana lagi ini? Aku sudah capek, kajja kita pulang...” Rengek Bomi yang memang wajahnya terlihat sangat lelah.

Eunji melirik sekilas jam tangannya kemudian ia memandang manis Bomi, “Sebentar lagi, kita ke toko baju yuk! Aku ingin beli kaos..” Eunji menarik lagi tangan Bomi. Sunggyu menggeleng-geleng melihat Eunji. Ternyata gadis ini ada aja idenya.

Akhirnya Bomi mengikuti semua kata-kata Eunji, sedikit menahan lelah ia menemani Eunji memilih mana yang sekiranya cocok untuknya. Sunggyu hanya mengawasi mereka dari depan toko. Ia melirik jam tangannya. Baru jam setengah enam. Janjiannya ia akan membawa Bomi jam tujuh malam. Tetapi melihat Bomi sudah sangat lelah Sunggyu memutuskan untuk menelpon pelaku kedua di TKP agar menyiapkan lebih cepat.

Mendapat respon dari pelaku kedua, segera Sunggyu memanggil mereka agar menyelesaikan lebih cepat.

“Ya!! Jung Eunji, Yoon Bomi. Kajja kita pulang. Sudah hampir gelap ini..” Sunggyu berteriak dari luar toko. Eunji mendelik saat mendengar teriakan Sunggyu. Namja manis itu hanya tersenyum lalu mengangguk.

“Ah, geurae! Kajja Bomi-ah, kita pulang..”

∞∞∞

Bomi tak mengerti mengapa ia dibawa kesuatu tempat yang sama sekali ia tak tahu. Kesal sedikit menggerogoti kesabarannya. Ia sudah lelah, bukannya diantar pulang malah dibawa ketempat asing.

Beda dengan Bomi yang bingung tak karuan, Sunggyu sang supir hanya mengulas senyum tipis. Begitu juga Eunji, dia melemparkan senyum yang sama tipisnya seperti Sunggyu.

“Yaa! Oppa, kenapa kita ketempat sepi seperti ini sih? Mengerikan tahu...” keluh Bomi.

Sunggyu hanya terkekeh, “Sudahlah ayo ikut aku, ada yang ingin aku ambil didalam.”

“Ya sudah, oppa saja yang masuk kedalam, aku sama Eunji disini saja. Aku takut oppa..”

“Tapi aku ingin menemani Sunggyu oppa loh, kau mau ditinggal disini sendiri? Tambah ngeri tahu..” Ujar Eunji menakut-nakuti Bomi. Tak punya pilihan, Bomi mengikuti mereka dari belakang seraya terus menggandeng tangan Eunji.

Perlahan Sunggyu membuka pintu rumah itu tiba-tiba....

“Saengil chukkahamnida, saengil chukkahamnida, saranghananeun uri Bomi, saengil chukkahamnida.”

Dongwoo, Junhyung, Hyungsik dan Doojoon menyanyikan lagu ulang tahun yang sontak membuat Bomi terkejut dan hampir pingsang. Ia tak menyangka akan kejutan itu yang berhasil membuatnya jantungan.

Air matanya menetes seketika, ia terharu akan kejutan yang dibuat mereka. Melihat Bomi menangis membuat Dongwoo menghampirinya.

“Chagi-ya, kenapa kau menangis? Apa kita mebuatmu kesal?” Dongwoo memeluk Bomi. “Saengil chukkahamnida chagi..”

“Oppa, aku menangis bahagia. Kapan kau menyiapkan ini semua oppa?” tanya Bomi dalam tangisnya.

“Semalam dan hari ini. Apa kau suka? Jangan menangis lagi ne..” Dongwoo memandang wajah Bomi dan mengusap jalur air matanya. Senyum manis tersungging diwajahnya.

Bomi mengangguk pasti, “Eum, aku sangat menyukainya oppa. gomawo ne oppa..” Bomi mengecup pipi Dongwoo. Dongwoo melebarkan mulutnya dan matanya karena kaget dengan kecupan itu.

“Yaaa.... kalian mau sampai kapan mengacuhkan kita?” Doojoon merasa cemburu karena adiknya sekarang lebih melihat Dongwoo daripada dia.

Bomi mengulas senyum untuk Doojoon lalu memeluknya, “Doojoon oppa. Gomawo untuk semuanya. Aku senang memiliki oppa sepertimu.. Gomawo oppa...”

“Eum, sama-sama. Saengil Chukkaeyo. Jadilah gadis yang lebih periang dan bahagia. Semoga hubungan kalian berdua akan langgeng.” Ujar Doojoon seraya mengecup puncak kepala Bomi.

Semuanya larut dalam kebahagiaan itu, mereka mengulang lagi nyanyian-nyanyian lagu ulang tahun. Memotong kue dan bercanda bersama. Kebahagiaan menyelimuti mereka semua. Terutama Bomi yang baru kali ini diberikan kejutan seperti ini, rasanya usianya tahun ini merupakan usia yang sangat-sangat membahagiakan untuknya. Senyumnya tak pernah berhenti mengembang dari bibir tipisnya.

Other side...

Deruan mesin mobil berhenti sesampai didepan bangunan sederhana bertembokkan warna pink lembut. Pemilik mobil segera turun dari sana, melangkah pasti masuk melalui gerbang yang sedikit terbuka. Ia membenarkan sejenak pakaiannya lalu memencet bel yang tersedia disebelah daun pintu.

Lama memencet bel, sosok wanita paruh baya muncul dari balik pintu menyambutnya hangat. Tanpa basa-basi ia dipersilahkan masuk kedalam. Kepalanya memutar konstan, mencari-cari sosok yang ingin sekali ia temui. Beberapa menit berlalu, sosok itu berdiri manis ambang perbatasan antara ruang tamu dan ruang tengah.

“Apa yang membawamu kemari?” tanyanya sedikit dingin.

“Kenapa kau selalu bersikap seperti ini kepadaku?” alih-alih menjawab ia malah melontarkan pertanyaan yang mungkin sering sosok itu dengar dilengkapi dengan senyum yang selalu mengembang kepadanya.

Ia duduk disebelahnya, tangan halusnya mengambil bantal sofa lalu menempatkannya dipangkuan. “Aku sedang tidak mood untuk menerima tamu.” Balasnya.

Lagi, senyumnya melengkung manis, “Maaf, kalau aku mengganggumu. Aku hanya ingin mengajakmu keluar. Apa kau menolak ajakanku?”

Ia mengangguk dengan pasti.

“Ah, maaf. Ini aku bawakan kau cokelat. Kau sangat suka cokelat bukan?” ia menyerahkan bungkusan merah kearahnya. Ragu-ragu, ia menerima cokelat itu.

“Gomawo.” Ujarnya lirih.

“Apa kau benar-benar tidak mau keluar denganku?” tanyanya penuh harap.

Anggukan masih menjadi jawaban utama dari pertanyaan itu.

“Lalu, apa kau akan mengusirku sekarang?” digenggamnya kedua tangan mulus itu.

“Woohyun-ah..” panggilnya lirih seraya menatap kedua mata lawan bicaranya.

“Eum?”

“Bukannya aku pernah bilang ingin sendiri? Kenapa kau selalu datang kesini?” suaranya sedikit kecewa.

“Maaf, aku egois ingin selalu melihatmu. Aku selalu mengawatirkanmu..”

“Aku baik-baik saja Woohyun.. Aku baik-baik saja.. kalau kau terus begini malah akan membuatku tertekan..” ucapnya sedikit tercekat.

“Benarkah? Baiklah kalau kau memang sudah baik. Aku akan pulang sekarang.” Woohyun melepas genggaman itu dan beranjak dari duduknya.

“Annyeong..” pamitnya. Namun Chorong menarik tangannya.

“Woohyun-ah, mianhae dan kamsaeyo kau mau peduli denganku..aku janji, aku akan baik-baik saja dan kembali seperti dulu. Tapi aku mohon jangan dekati aku..” Chorong menunduk.

Tangan Woohyun mengangkat wajah Chorong, “Arasseo, aku percaya kepadamu. Geurae aku akan pulang sekarang. Istirahatlah, jangan terlalu banyak pikiran. Annyeong.” Woohyun membelai lembut pipi Chorong dan detik berikutnya melangkah keluar rumah.

Desahannya sempat lolos ketika kakinya menapak dijalan setapak depan rumah Chorong. Sakit sebenarnya saat Chorong mengatakan itu. Harus sampai kapan Chorong menutup diri untuknya? Harus sampai kapan ia menunggu untuk memilikinya?

Segera Woohyun melajukan mobilnya menembus dingin malam yang terasa begitu menggilainya. Ia ingin cepat sampai di apartemen dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Bukan tubuhnya, tetapi hatinya yang sakit dan kecewa. Meski begitu ia tak ingin melepaskan Chorong begitu saja. Sesakit-sakitnya Chorong melarang Woohyun mendekatinya, Woohyun akan tetap mencintainya dan berusaha membuatnya mau membuka hati untuknya.

∞∞∞

“Yaa.. ayo kita pergi jalan-jalan sabtu depan. Aku bosen ini belajar terus. Apalagi kita harus mempersiapkan buat masuk universitas mulai minggu depan. Mumpung ada waktu ini. Ayo ayoo..” Usul Junhyung penuh semangat saat mereka berkumpul untuk makan siang dikantin sekolah.

“Betul..betul..betul. aku setuju dengan ide Junhyung, kajja kita jalan-jalan kepantai. Kalian bisa ajak pasangan kalian. Yah, walaupun aku dengan Junhyung tidak punya pasangan sendiri..” sambung Doojoon menyetujui ide Junhyung.

Mereka sedikit berpikir, lalu Hyungsik menjawab. “Ah, maaf aku sudah ada janji.”

“Janji dengan siapa kau? Tumben sekali..” sahut Dongwoo merasa aneh dengan kata-kata Hyungsik.

“Aku mau mengantarkan adikku kursus piano. Jadi yaa aku tidak bisa ikut..”

Woohyun memiringkan kepalanya saat mendengar kata-kata Hyungsik, “Tunggu sebentar! Kau mengantarkan adikmu? Sejak kapan kau seperti itu?”

Hyungsik menampakkan gigi putihnya yang berjejer. “Heemmm, sejak aku tahu kalau pelatih pianonya cantik sekali.”

“Yaaa! Moduuuussss.....” seru Dongwoo dan Junhyung barengan.

“Tapi aku juga tidak bisa ikut..” celetuk Sunggyu.

“Kenapa?” tanya Junhyung.

“Aku ingin membuat kue dengan Eunji hari sabtu besok..” Jawaban itu sontak mendapatkan pandangan aneh dari lainnya.

“Hyung! kau yakin mau buat kue?” Dongwoo tak percaya dengan hyung satunya ini.

Sunggyu mengangguk pasti, “Memangnya kenapa?”

“Tidak, hanya sajaa... ah, kenapa semua orang jadi begini sihh?” Dongwoo mulai heran.

“Kalau kau pasti setuju kan Dongwoo?” Doojoon meminta pendapat Dongwoo.

Sama seperti Hyungsik, Dongwoo menyengirkan bibirya. “Hehehe, aku sudah ada rencana mau jalan-jalan dengan Bomi..”

“Yaaa! Kau sama saja tahu!!” Sungut Junhyung. “Jadi, tidak ada yang bisa ini? Tidak mungkin kan kita Cuma jalan bertiga? Dan lagi, si Woohyun pasti ada rencana dengan Chorong..”

Woohyun tersenyum mendengar namanya disebut, “Aniya, aku akan ikut denganmu hyung.”

Namja bertubuh gempal itu menoleh, “Apa? Kau akan ikut denganku?”

“Kau sudah menyerah dengan Chorong?” Sunggyu menyambung.

Woohyun menggeleng pelan, “Aku hanya menepati janji.”

“Maksudmu?”

“Dia ingin aku membiarkannya sendiri dulu. jadi aku akan menjauh untuk sementara waktu.”

“Ahh, iya. kau yang kuat yaa.” Sunggyu menepuk pelan pundak Woohyun. Bocah tampan itu tersenyum.

Beberapa detik kemudian, bel bunyi dimulainya pelajaran berbunyi nyaring dikepala mereka. Segera mereka menyelesaikan makan siangnya dengan cepat dan berlalu ke kelas masing-masing.

∞∞∞

Hari sabtu ini terlihat begitu cerah, suasana musim gugur yang sudah datang membuat hati siapa saja merasa senang. Meski udara dingin menyekat walaupun mentari telah membumbung tinggi.

Apartemen itu sedari pagi sudah sangat rapi, sang empunya telah membersihkan dan merapikannya kembali. Berbeda dari hari kemarin yang seperti kapal pecah. Maklum saja, karena penghuninya hanya empat bocah laki-laki yang nota bene tidak menyukai yang namanya bersih-bersih. Tapi karena suatu hal, dengan susah payah bocah bermata segaris dibantu dengan dongsaeng dan bocah tampan itu membersihkan apartemennya.

Dua jam sudah, mereka selesai membersihkan apartemen yang bisa dibilang luas itu. Setelahnya, mereka lantas membersihkan diri mereka sendiri. Sang dongsaeng ada janji dengan temannya, sang bocah tampan hanya berdiam diri didepan layar televisi. Sedangkan namja bermata segaris itu tengah bersiap-siap dan menunggu sang pujaan hati datang ke apartemennya.

Sesaat berlalu...

Ting...tong...ting...tong...

Sosok yang ditunggu telah datang, dengan gerak cepat Sunggyu membukakan pintu itu. Sedetik berikutnya, senyuman mengembang sempurna dari bibir tipisnya. Sosok itu lantas masuk kedalam apartemen dengan tangan penuh tas kresek dan langsung disambar bocah itu untuk dibawakan.

Tas-tas yang dibawa segera diletakkan diatas meja dapur. Dibuka satu persatu dan ditata. Tas itu berisi berbagai macam bahan membuat kue. Ya, seperti yang ia katakan saat bersama teman-temannya, hari sabtu ini akan dihabiskan dengan membuat kue dengan kekasihnya. Ada acara apa mereka membuat kue? Alasannya adalah karena hari ini adalah anniversary kedua orang tua kekasihnya. So, untuk mendekati sang calon mertuanya nanti ia ingin membantu anaknya membuat kejutan untuk mereka.

Beberapa saat kegaduhan terjadi di dapur itu, bagaimana tidak? Bukannya membantu namja bermata segaris itu malah menghancurkan kue yang susah payah kekasihnya buat hanya dengan menggunakan tangan jahilnya.

“Oppa! semua jadi rusak ini..” sungut Eunji lucu dengan bibir manyun kedepan.

Ia hanya terkekeh melihat kekasihnya kesal. “Mianhae, mianhae, aku akan bantu menghias lagi ne..”

“Tidak usah, oppa duduk saja disana. Aku akan menyelesaikannya sendiri.” Lantas, tangan Eunji mengambil cream yang masih tersisa untuk kembali mendekorasi kue itu.

“Yaa! Eunji-ya, aku juga ingin membantumu..” ujar Sunggyu seraya memanyunkan bibirnya yang tak kalah lucu dari Eunji.

Eunji tersenyum manis. “Nanti akan hancur lagi, eumm, baiklah oppa hias saja kue yang mungil-mungil ini.” Eunji membawakan beberapa cup cake untuk dihias Sunggyu.

“Ah, baiklah kalau begitu...” Senyum bahagianya kembali mengulas dibibirnya.

Eunji kembali fokus menghias kue utamanya. Sedang Sunggyu menghias cup cake dengan keahlian yang tidak bisa dibilang mumpuni. Bukannya menjadi indah, malah menjadi aneh. Sesaat mata indah Eunji memperhatikan kekasihnya yang dengan serius menumpuk beberapa cream untuk menghasilkan karya yang indah. Ia terkekeh, ia gemas melihatnya.

“Jjaa, aku sudah selesai Eunji...” Seru Sunggyu gembira saat semua cup cake telah berhiaskan cream walaupun tak seindah yang dilakukan Eunji.

Eunji membalikkan badannya saat mendengar seruan Sunggyu, “Eoh, oppa sudah selesai?”

“Eunji-ya tunggu..” ada sesuatu yang menarik Sunggyu untuk mendekat kearah Eunji. Eunji membelalakan matanya bingung. Sedetik kemudian..

‘Chuu~~

Sunggyu melumat habis bibir Eunji dengan penuh perasaan. Eunji hanya bisa mengerjabkan matanya. Ia bingung kenapa tiba-tiba Sunggyu menciumnya seperti itu. Tak lama Sunggyu melepaskan bibirnya dari bibir Eunji. Eunji masih shock ia terbengong.

“Apa kau akan berekspresi seperti itu saat kekasihmu tiba-tiba menciummu?”

“Oppa... kenapa kau menciumku secara tiba-tiba?” Eunji masih bingung. Sunggyu mengecup ulang bibir merah Eunji lalu tersenyum.

“Bibirmu penuh dengan cream, aku ingin membersihkannya. Manis ternyata rasanya..” cengiran lebar terpajang diwajah manis Sunggyu.

Sontak semburat merah menyebar dipipi Eunji, ia menunduk perlahan.

“Yaa! Kenapa malu? Ini bukan kali pertama kan? Ayo kita ulangi lagi..” Sunggyu menarik tubuh Eunji mendekat dan memposisikan dimana ia akan menciumnya lagi. Tapi..

“Oppaa, sirheoyo..” Eunji menjauhkan wajahnya.

“Ah, wae~~?”

Alih-alih menjawab, Eunji malah mengecup kilat bibir Sunggyu yang tengah manyun itu. Lalu terkekeh sebentar.

“Yaa! Kau itu...” Langsung Sunggyu mengecup bibir Eunji dengan selingan lumatan-lumatan lembut. Keduanya menikmati ciuman yang dilakukan dengan penuh perasaan. Lama berpautan, Woohyun masuk kedalam dapur dan mendapati keduanya tengah berciuman sontak terlonjak kaget.

“Ahh, mian..mian.. aku tidak tahu kalau kalian sedang ciuman.” Woohyun membalik segera, Sunggyu melepas ciuman itu dan memandang Woohyun.

“Ada apa Woohyun-ah?”

“Aku hanya mau mengambil minum, tapi timingnya tidak pas.” Jawab Woohyun disertai cengiran lebar dan membentuk tanda peace dari jari-jarinya.

“Ahh, iyaa. Kau mau kue? Cobalah, ini enak loh...” Sunggyu melepaskan pelukannya dari Eunji dan mengambil cup cake untuk Woohyun.

Woohyun menerima kue itu lalu dicobanya sedikit, “Eummm, ini enak loh hyung. wah, kekasihmu memang hebat dalam membuat kue..” puji Woohyun dengan mata berbinar.

“Gomawo ne, aku akan menghabiskan ini. Sudah, lanjutkan lagi ciuman kalian. Hahahaha..” Woohyun melangkah kembali keruang tengah.

Perkataan Woohyun yang terakhir membuat guratan-guratan merah kembali muncul dari pipi mulus Eunji.

“Hahaha, Eunji-ya, kau malu?” Sunggyu mengecup pelan pipi Eunji.

Eunji hanya menunduk lalu mengangguk.

“Cantik kalau kau seperti ini. Ayo, kita lanjutkan ini..” Sunggyu menata beberapa kue yang ada diatas meja itu. Eunji mengikutinya dari belakang. Tangan keduanya cekatan memilih mana saja yang sekiranya pantas untuk kedua orang tua Eunji. Lalu pilihan mereka dimasukkan kedalam sebuah kotak yang telah disediakan sebelumnya.

∞∞∞

Melihat kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu membuatnya sedikit mencelos hatinya. Iri, sangat ia rasakan saat itu. Ia juga menginginkan dapat bersama dengan orang yang disayangi dan saling berpelukan lalu berciuman. Tapi semua itu hanya ada dalam angan saat ini. Sampai ‘dia’ orang yang ia sayangi mau membuka hati untuknya dengan sepenuh jiwa.

Raga lelahnya ia hempaskan disofa depan televisi yang menyala tanpa sedikitpun ia perhatikan. Perhatiannya teralihkan kepada dua sosok yang saling bercanda dan berbagi kasih. Sesaat bibirnya melengkung, ia berkhayal kalau seandainya mereka itu adalah ia dan ‘Dia’, pasti ia akan sangat senang sekali.

“Park Chorong, sampai kapan aku hanya mampu memelukmu dan menciummu lagi hanya didalam mimpi dan khayalanku?” lirihnya.

TBC


Author minta komentarnya dong, kritik saran atau apapun itu..

bagaimana dengan ceritanya? menarik atau membosankan?

komentarnya yaa..

gomawooo..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Saya minta komentarnya yaa readers .. :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 12: Suka ma couple pinkfinite... Apalagi woorong Kkk.. :D Thor ni ff kab dah lama bgt.. gak ada niat buat ngelanjutin ya??? di lanjut lah thor..
IffahHarun #2
Chapter 12: Hai... saya readers dari Malaysia... Saya suka sangat cerita ni tapi tolong percepatkan proses untuk chapter 13 ya... Saya betul-betul tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi seterusnya.
stefaniwu #3
Chapter 12: anyeong,aku readers baru disini :D
aku udah liat dari chapter 1-12,bagus eon ceritanya...
tapi tambahin woorong nya dong kurang puas hehehe
ditunggu chapter 13nya ^_^
windykyuzizi #4
Chapter 12: semangattt ..!!! gk sbar nggu lanjutannya ... :D :D :D
windykyuzizi #5
Chapter 3: lanjutkan ... !!! :D :D
penguinhana #6
Chapter 12: Annyeong! Aaa kebetulan lagi nyari ff pinkfinite dan nemu ini. Suka banget! Nunggu banget nih lanjutannya. Ceritanya bagus. Gak terlalu flat. Ditunggu lanjutannya yaaaaa~