Chapter 12

High School : Boys in Love

“Dongwoo Oppaaaaaaa, semangaaaaaaaatttttttttt!!! Semangat Dongwoo oppaaaaa!!” teriak Yoon Bomi seraya membawa banner besar diatas kepalanya. “Figthing....figthing...figthing...!!! Figthing oppaaaaaaa..........” teriakannya semakin kencang kala Dongwoo menyunggingkan cengiran khasnya.

“Yaa! Apa yang kau lakukan sih? Kau mau mendukung Dongwoo oppa atau kesebelasan sepak bola Korea?” keluh Eunji yang merasa risih dengan sikap sahabatnya ini. Bagaimana tidak? Bukannya ia bertindak lebih masuk akal daripada harus bersikap layaknya supporter bola.

“Apa tidak boleh? Aku sedang mendukung Dongwoo oppa supaya dia sukses dalam ujiannya hari ini..” balas Bomi tak terima keluhan Eunji. “Dongwoo oppaaaa semangaaaaaatttt....”

“Yaaa! Pelankan suaramu!!” bentak Eunji kesal. Sungguh kali ini kesabaran Eunji sudah diujung tanduk. “Oke..oke...oke kau sedang mendukung Dongwoo oppa! tapi tidak begini caranya. Kau tahu, mereka akan menghadapi ujian sekolah! Kalau kau berisik mana bisa konsen?” sungut Eunji diiringi kekehan dari bibir Chorong yang sedari tadi melihat dibelakangnya.

Bomi hanya mendengus. Tapi ia membenarkan kata-kata Eunji. Ia menurunkan banner yang ia bawa lalu melangkahkan kakinya menuju bawah pohon untuk berteduh disana. Keduanya lantas mengikutinya dari belakang.

Hari ini, hari pertama siswa kelas tiga melaksakan ujian untuk kelulusannya dari high school. Jeonju Art High School berubah sunyi, karena memang suasana ketenangan dibutuhkan untuk menumbuhkan konsentrasi para siswanya. Namun tak jarang juga keluarga mengantarkan anak-anaknya untuk bertarung demi nama baik mereka didunia pendidikan.

Selain Bomi yang mendukung Dongwoo dalam ujian itu, ada Eunji yang juga mendukung Sunggyu. Mereka berdua telah berbaikan. Eunji tak lagi menganggap Sunggyu menjauhinya. Apalagi setelah Sunggyu benar-benar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Eunji merasa lega karena ternyata ia tak akan kehilangan Sunggyu seperti apa yang selama ini ia pikirkan.

Perasaan cinta dan sayang Eunji kepada Sunggyu semakin lama semakin mengembang sempurna. Lebih dari dulu setelah Sunggyu dengan sangat serius membawa Eunji menghadap kedua orangtuanya. Padahal mereka masih sangat muda untuk membicarakan pernikahan. Namun Sunggyu mengerti itu, ia tak memaksa Eunji. Ia hanya ingin memperkenalkan Eunji kepada kedua orangtuanya. Karena selain ingin mengikat Eunji kedalam hubungan yang lebih serius, orang tua Sunggyu penasaran kepada sosok gadis yang telah merebut hatinya dan membuat buah hatinya bersikap jauh lebih dewasa.

Tangan Eunji menggenggam Sunggyu erat lalu mengecup pipinya tanpa memperdulikan beberapa orang disekitarnya. “Selamat berjuang oppa! figthing! Kau pasti bisa..” ujarnya seraya menahan malu atas perbuatannya.

Sunggyu mengulas senyum lalu mengecup kilat bibir Eunji. “Gomawo ne! Wish me luck..”

“Of course, I will.” Balasnya. Langsung saja tanpa aba-aba dan tanpa memperhitungkan lainnya, Sunggyu meraih wajah Eunji dan mengecup lembut bibir merah itu. Hal itu sontak membuat lainnya berdehem agar menghentikan aksi yang membakar iri lainnya.

“Wae?” tanya Sunggyu kesal.

“Ini dilingkungkan sekolah Kim Sunggyu! Kau mau kena marah seonsaengnim?” sahut Junhyung yang sebenarnya merasa iri kepada Sunggyu.

“Iya ini oppa! main kecup-kecup aja. Ayo Dongwoo oppa! kecup aku juga..” ujar Bomi dengan segera mendapat pukulan ringan dikepalanya.

“Yaa! Yoon Bomi! Kau ini tidak malu ada oppamu disini?” ucap Doojoon.

Lantas hal itu membuat sang pelaku utama terkekeh disusul Eunji dan lainnya.

“Sudah! Sudah! Sudah! Kajja kita masuk agar tidak telat..” ajak Sunggyu.

“Baiklah! Do’akan kita sukses...” pinta Doojoon kepada Bomi, Eunji, Woohyun, Chorong dan Hyungsik yang memang tidak melakukan ujian. Kelima bocah itu mengangguk lalu melambaikan tangannya.

∞∞∞

Beberapa hari terlewati sudah, ujian juga sudah selesai. Saatnya bagi siswa kelas tiga untuk rehat sejenak sebelum pertarungan sesungguhnya dimulai. Yaitu pertarungan dalam merebutkan kursi diuniversitas yang diinginkan. Seperti halnya Sunggyu, Sunggyu juga akan mempersiapkan kuliahnya di Seoul yang artinya ia harus meninggalkan Eunji di Jeonju. Tapi ia sudah berjanji akan selalu berkunjung untuk menemui Eunji di Jeonju.

Waktu yang tersisa sebelum Sunggyu benar-benar meninggalkan Eunji dimanfaatkannya untuk bersama-sama dengan Eunji. Selain ia harus fokus dengan ujiannya nanti, ia juga tidak ingin menyiakan waktu yang tersisa. Seperti sekarang, Sunggyu dan Eunji tengah menikmati waktu bersama ditepi sungai han.

Ditemani angin yang berhembus lirih, Eunji bersender dipundak Sunggyu. Menikmati sore hari dengan hati yang tenang. Eunji tak berniat menyudahi senderan dibahu Sunggyu setiba mereka ditepi sungai. Tangan kanan Sunggyu melingkar manis dipundak Eunji. Sesekali bibir tipisnya mengecup hangat puncak kepala Eunji. Sangat terlihat keduanya saling mencurahkan kasih sayang yang dibangun hampir setahun ini.

“Eunji-ya..” panggil Sunggyu dengan sayang. Eunji mendongakkan kepalanya lantas mengulas senyumnya.

“Tidak terasa dua bulan lagi aku kan meninggalkanmu di Jeonju.”

Secepat kilat Eunji mengecup bibir Sunggyu dan berujar, “Aku tahu... tapi oppa tidak akan meninggalkan cintaku bukan?” senyumnya sangat manis untuk Sunggyu.

Memandang Eunji begitu cantik saat itu membuat Sunggyu tak sanggup menahan keinginannya, lantas ia meraup bibir merah Eunji. Mengecup dan melumatnya pelan. Eunji mengalungkan tangannya dileher Sunggyu. Memperdalam ciuman yang tengah mereka lakukan dengan penuh perasaan.

“Aku tidak akan meninggalkan cintamu Eunji-ya.. aku akan membawa dan menjaganya untuk selamanya..” ujar Sunggyu setelah melepas kecupannya.

“Aku percaya..” balas Eunji kemudian memeluk Sunggyu erat. “Aku percaya dan aku akan selalu menunggu oppa sampai oppa benar-benar datang untuk membawaku bersamamu.”

“Aku janji Eunji-yaa... Aku janji.. nanti setelah kau lulus high school aku akan menikahimu..”

Sejenak Eunji melepaskan pelukannya. Kedua mata indah itu menatap tak suka kearah mata sipit Sunggyu, “Oppa! apa kau tak akan membiarkanku melanjutkan studyku?” protesnya lengkap dengan bibir mengerucut gemas.

“Hahahaha...” Sunggyu terkekeh pelan. “Kau bisa melanjutkan studymu setelah menikah. Aku tidak akan melarangmu selama kau sudah menjadi istriku.” Sunggyu mengecup pipi Eunji.

“Hufttt, paling-paling nanti malah mengurus anakmu oppa!” dengus Eunji.

“Kau tak suka memiliki anak denganku?” selidik Sunggyu.

Terdengar kekehan lirih dari bibir Eunji. “Aku mau oppa! Aku mau..”

“Hahahaha... kau ini lucu sekali..” Sunggyu memeluk kembali kekasihnya. Obrolan-obrolan tentang masa depan seringkali mereka bicarakan semenjak Eunji diperkenalkan didepan orangtua Sunggyu. Eunji tak merasa risih dengan obrolan semacam ini. Meskipun kenyataannya ia masih sangat muda untuk mengatakan seperti itu. Tapi tak ada yang salah bukan?

Menit demi menit semakin berlalu, mentari senjapun semakin menghilang dari hadapan insan dibumi. Tergantikan oleh kehadiran sang rembulan yang seakan merindukan bumi. Sedikit demi sedikit angin malam menghembus diantara sela-sela pelukan yang erat itu. Eunji dan Sunggyu memutuskan untuk menyudahi waktu mereka bersama dan kembali kerumah masing-masing. Walaupun perasaan tak ingin berpisah masih membumbung tinggi dihati mereka.

∞∞∞

Mata tajamnya memonitori gerak-gerik makhluk-makhluk yang berlalu lalang melewati gerbang besi itu. Bibirnya sesekali mengalunkan siulan-siulan demi membunuh kebosanan yang menghampiri. Ia tengah menunggu seseorang yang dirindukan. Seseorang itu ada didekatnya namun karena sesuatu ia tak sanggup melepaskan rasa rindunya.

Terkadang desahan rasa kantuk mengudara dari mulutnya. Tangannya dilipat didepan dada sedangkan kaki bermain-main dengan batu dibawahnya.

Sudah hampir lima menit ia menunggu tapi seseorang itu tak kunjung muncul diantara puluhan siswa yang melewatinya. Sedikit putus asa menunggu, ia membuka pintu mobil. Tetapi sebuah suara menghentikannya.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Ia berbalik dan menatap sendu seseorang yang bertanya itu, “Aku menunggu Park Chorong, tapi ia belum kembali...”

“Jangan kau tunggu disini! Temui dia dikelas..” ujarnya sedikit meninggi.

Alisnya menaut dan memiringkan kepalanya. “Kenapa?”

“Dia sedang menangis..”

“Kau yakin?” tanyanya terkejut.. “Baiklah, aku pergi dulu..” ujarnya lalu berlari meninggalkan dia dan pintu mobil terbuka.

“Yaaa! Nam Woohyun! Mobilmu....” serunya keras. “Huss... anak ini selalu begini kalau sudah menyangkut Chorong..”

Langkahnya terasa sangat terburu-buru, seolah-olah ia akan mengejar sesuatu yang sangat berharga. Wajah tampannya tertutupi emosi yang tak mampu ia kendalikan. Mendengar kata-kata Chorong menangis membuatnya kesetanan. Ia paling tidak tahan dengan sesuatu yang menyangkut Chorong, gadis yang ia cintai.

Beberapa detik kemudian, ia telah sampai didepan kelasnya. Segera saja ia masuk kedalam kelas dan mendapati satu kursi dikelilingi beberapa siswa serta sebuah sayup-sayup suara tangisan tertangkap gendang telinganya. Langsung ia mendekat dan benar saja, Park Chorong tengah menangis.

“Waeiriniya? Ada apa ini? Kenapa Chorong menangis?” tanyanya kepada salah satu siswa disitu. Siswa yang ditanya hanya menggeleng saja.

“Ahh, Woohyun-ah.. Park Chorong tiba-tiba menangis setelah mendapatkan telepon..” Yo Ara memberikan jawaban kepada Woohyun.

Woohyun memeluk Chorong paksa. Kemudian ia berujar, “Kalian semua pulanglah! Biar aku yang mengurusnya..” tampak mengerti ucapan Woohyun, lainnya lantas meninggalkan mereka hanya menyisakan Woohyun, Chorong dan Ara.

“Apa aku harus keluar juga?”

Sejenak Woohyun meliriknya dan mengangguk pelan. Tak lama kemudian, Ara keluar dari kelas itu.

Tangan Woohyun tetap mendekap tubuh Chorong yang bergetar. Tangisanannya masih terdengar meski begitu lirih.

“Apa yang terjadi Chorong-ah?” tanya Woohyun khawatir.

“Wo..Woohyun...”

“Eum, katakan... Apa yang terjadi..”

“Kim..kim Jongmyun...”

“Ada apa dengan Kim Jongmyung?” Nada Woohyun meninggi seketika nama Jongmyung terucap dari bibir Chorong.

“Di..dia..” seakan takut untuk mengucapkannya, kata-kata Chorong terhenti.

“Kenapa Chorong-ah?”

“Dia menelponku dan mengancamku..” tangisan Chorong kembali pecah dalam pelukan Woohyun.

“Apaa? Apa yang ia katakan?” tanya Woohyun semakin geram.

“Dia..dia akan tetap menggangguku Woohyun-ah.. Aku takut..aku takut...” tubuh Chorong bergetar hebat. Sesenggukannya semakin menyayat hati Woohyun. Dapat dilihat jelas, wajahnya menahan rasa geram akan hal itu. Emosi Woohyun memuncak seketika.

“Aku akan mengurus ini! Kajja kuantarkan kau pulang. Aku mohon jangan menolakku..”

Chorong hanya mengangguk menyetujui. Ia terlanjur takut dengan ancaman Jongmyun. Ia takut jika sewaktu-waktu Jongmyun datang dan menyerangnya. Setidaknya, jika ada Woohyun disebelahnya, ia akan merasa aman.

Tetapi dibalik itu semua, ada satu hal lain yang membuat Chorong tak mampu menolaknya adalah ia sangat merindukan sosok Woohyun yang berada disisinya. Iya, Chorong menginginkan Woohyun untuk tetap disisinya, tetapi egonya masih tinggi. Ia masih belum bisa mengakui bahwa ia menginginkan Woohyun. Ia belum sanggup. Meski ia menyukai Woohyun, tetapi ketakutan dalam diri Chorong masih mendominasi. Sehingga hal itu mengalahkan perasaannya terhadap Woohyun.

Dengan emosi yang masih belum stabil, Woohyun mengantarkan pulang Chorong. Tangannya tak berhenti menggenggam tangan Chorong. Ia ingin membuat sosok disebelahnya ini nyaman. Walaupun ia tahu, apa yang dilakukannya ini sangat berbahaya. Tapi ia tak peduli. Baginya, sosok disebelahnya inilah yang terpenting. Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai didepan rumah Chorong. Sebelum Chorong masuk kedalam rumah, Woohyun menarik tubuh Chorong dan memeluknya erat. Tak ada perlawanan dari Chorong membuat Woohyun semakin berani. Setelahnya, tangan Woohyun menangkup kedua pipi Chorong dan mencium kening Chorong. Ia berbisik lirih.

“Aku merindukanmu Park Chorong. Tenanglah! Aku akan selalu melindungimu..”

Chorong hanya mengangguk. Kemudian ia meninggalkan Woohyun dengan senyum mengembang dari bibirnya.

∞∞∞

Rembulan malam telah terlanjur bersinar. Menggantikan sinar hangat dari sang mentari sejak sejam lalu. Angin malam pun mengikuti sang rembulan untuk menyapa insan dibumi menikmati setengah sisa hari ini. Seperti halnya keenam anak ini, mereka tengah hang out bersama. Semenjak beberapa saat lalu, mereka belum pernah keluar bersama. Mengingat keempat dari keenam anak ini memfokuskan diri dalam ujian.

Sebuah tempat makan dengan lesehan yang menyenangkan untuk kumpul bersama dipilih mereka. Keenamnya duduk melingkar seraya menikmati hidangan yang disediakan.

“Yaa... jangan makan seperti itu! itu menjijikan..” seru Sunggyu kesal melihat Dongwoo makan dengan caranya yang aneh.

Yang ditegur hanya cekikikan tanpa mengubah cara makannya.

“Biarkan saja! Kita jarang-jarang loh bisa bersama begini.” Ujar Doojoon menenangkan Sunggyu.

Sunggyu berdecih, “Masalahnya! Aku sama Dongwoo itu tinggal bersama. Bukan lagi jarang-jarang bisa bersama..”

“Hahahaha, iya lupa!” tanggap Dongwoo disertai cengiran.

“Oh ya! Kalian rencananya benar-benar tidak akan pergi kuliah bersama?” Hyungsik tampaknya sangat penasaran dengan jawaban dari pertanyaannya.

“Iya.” jawab Junhyung singkat. “Aku akan ke Daekyung University, Doojoon dan Dongwoo akan tetap di Jeonju. Sedangkan bos kita satu ini akan ke Seoul University..” lanjutnya.

Hyungsik mengangguk-angguk, “Terus kalau kau nanti mau kemana Hyun?”

Untuk sesaat Woohyun tampak berpikir, “Sepertinya aku akan tetap di Jeonju saja.”

“Eoh? Bukannya orang tuamu memintamu untuk melanjutkan ke Seoul?” sanggah Sunggyu.

“Benar! Tapi aku tidak mau meninggalkan Chorong.” Sahutnya dengan wajah sumringah.

“Ohoho...” Doojoon menyunggingkan cengirannya. “Lihatlah wajahnya sepertinya senang sekali...” godanya.

Lainnya ikut tersenyum.

“Eum, sedikit lagi aku akan mendapatkan Chorong. Tadi siang dia tak menolakku untuk kuantar pulang. Terus berlanjut sampai sekarang..” jawabnya.

“Oh? Berlanjut sampai sekarang? Maksudmu?” Dongwoo tak paham dengan kalimat Woohyun.

“Komunikasinya heee... jarang-jarang aku saling kirim pesan dengannya..” jawab Woohyun.

“Ahhh....”

Pernyataan itu sontak mendapatkan respon positif dari teman-teman lainnya. Mereka sangat tahu bagaimana perjuangan Woohyun dalam menaklukan hati Park Chorong. Sangat telaten Woohyun mendekatinya. Kalau memang Chorong akan membukakan hati untuknya dan menerimanya, yang lain akan sangat mendukung hubungan mereka.

∞∞∞

Dibalik selimut yang menghangatkan, Eunji terus mengulum senyum manis diwajahnya. Sedari tadi tak henti-hentinya senyum mengembang diwajah cantik itu. Melihat sekali dan dibaca lagi, pesan singkat yang saling dikirim darinya maupun dari Sunggyu. Rupanya, efek jatuh cinta masih membumbung tinggi dihati Eunji. Hingga ia tak sadar seseorang telah masuk kedalam kamarnya.

“Ah, Eomma! Eomma mengagetkanku.” Serunya seraya membetulkan posisinya untuk duduk ditengah tempat tidur.

Eomma Eunji mendekat, “Apa yang kau lakukan? Kok eomma lihat kau senyum-senyum sendiri?” tanya eomma sedikit menggoda. Eomma Eunji tahu apa yang terjadi dengan anak kesayangannya ini.

“Anida, Eunji sedang mengirim pesan.” Jawab Eunji santai diiringi bibir yang melengkung.

Sang eomma masih setia mengukirkan senyum hangat, “Dengan Sunggyu goon?” tanyanya kemudian.

Dengan senyum yang mengembang semakin lebar, Eunji megangguk cepat.

“Ah... ajaklah main kerumah. Mumpung dia masih di Jeonju. Bukankah dia akan ke Seoul setelah ini?”

“Iya eomma. Oppa akan meneruskan kuliahnya di Seoul, bolehkah eomma? Baiklah aku akan mengajak Sunggyu oppa kemari minggu depan setelah selesai ujian masuk universitas.

“Eum, semoga sukses yaa Sunggyu. Sampaikan salam dari eomma..” ujarnya sebelum kembali keluar kamar Eunji. Eunji mengangguk disertai senyum lembut dan mata hampir menutup semua.

Rasa syukur sering diucapkan Eunji. Bagaimana tidak? Orangtuanya telah memberikan lampu hijau untuk hubungannya dengan Sunggyu. Meskipun sekarang ia masih duduk dikelas satu high school tapi saat nanti Sunggyu telah lulus kuliah dia juga telah menyelesaikan sekolahnya di senior high school. Mereka bisa melangsungkan pernikahan yang mereka inginkan. Setidaknya begitulah rencananya. Apakah nanti akan terjadi? Entah, hanya mereka yang mengetahuinya.

 

TBC


Long time no see eoh?

Author kurang semangat nerusin karena gak ada komentar dari para pembaca.

sekali lagi author minta komentarnya yaa..

Terima Kasih..

 

Regard

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Saya minta komentarnya yaa readers .. :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 12: Suka ma couple pinkfinite... Apalagi woorong Kkk.. :D Thor ni ff kab dah lama bgt.. gak ada niat buat ngelanjutin ya??? di lanjut lah thor..
IffahHarun #2
Chapter 12: Hai... saya readers dari Malaysia... Saya suka sangat cerita ni tapi tolong percepatkan proses untuk chapter 13 ya... Saya betul-betul tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi seterusnya.
stefaniwu #3
Chapter 12: anyeong,aku readers baru disini :D
aku udah liat dari chapter 1-12,bagus eon ceritanya...
tapi tambahin woorong nya dong kurang puas hehehe
ditunggu chapter 13nya ^_^
windykyuzizi #4
Chapter 12: semangattt ..!!! gk sbar nggu lanjutannya ... :D :D :D
windykyuzizi #5
Chapter 3: lanjutkan ... !!! :D :D
penguinhana #6
Chapter 12: Annyeong! Aaa kebetulan lagi nyari ff pinkfinite dan nemu ini. Suka banget! Nunggu banget nih lanjutannya. Ceritanya bagus. Gak terlalu flat. Ditunggu lanjutannya yaaaaa~