Chapter 3

High School : Boys in Love

“Yaa! Jung Eunji-sshi. Buka mulutmu lebar-lebar. Mana jelas kalau kau membukanya setengah-setengah. Ayo ulangi lagi.”

“Arasseo. Nae saraammm~” Eunji mulai menyanyi lagi.

“Lebarkan lagi mulutmu, biar lebih tinggi yang kau capai.”

“Arasseo, sunbae.”

“Ya...ya...yaa... Kau ini kenapa dari tadi bentak-bentak Eunji sih?” tanya Sunggyu sedikit meninggikan nada bicaranya.

Gadis itu mendengus kesal, “Dia tidak bisa bernyanyi dengan benar Sunggyu-ya.”

“Kau nya saja yang tidak bisa melatihnya. Sudah, biar aku saja yang menanganinya. Kau latih yang lainnya saja. Sepertinya Sungyeol maupun Sungjong tak keberatan kalau kau yang melatih.”

“Yaa.. Kim Sunggyu! Ikut aku sebentar.” Merasa kesal dengan Sunggyu, gadis itu menarik tangan Sunggyu agar mengikutinya.

Setelah sampai didepan ruang latihan Sunggyu melepaskan tangan gadis itu. “Mwoya? Apa yang mau kau katakan?”

“Heol, Kim Sunggyu-sshi! Kau jangan selalu membela mereka. Kemampuan menyanyi mereka masih jauh dibawah. Kita harus tegas dengan mereka. Kenapa kau selalu saja bersikap bahwa mereka sudah benar-benar hebat sih? Apalagi kepada Jung Eunji. Bahkan kau tak segan-segan memujinya didepan semua orang.”

“Kau cemburu denganku?”

“Eoh? Cemburu? Ya! Siapa yang cemburu. Aku hanya tidak suka kau sok manis didepan mereka. Dengan memuji-muji mereka. Mereka itu masih butuh diperlakukan lebih keras. Agar lebih baik lagi Kim Sunggyu-sshi.”

Sunggyu mengulas senyum aneh untuk gadis itu. “Oh! Tiffany Hwang. Apa yang sedang kau pikirkan eoh? Sudahlah! Kau tak usah khawatir soal itu. apa kau meragukan kemampuanku? Tidak kan. Aku rasa malah kau yang seharusnya banyak berlatih Tiffany.” Balas Sunggyu santai dan berlalu meninggalkan Tiffany.

“Ya! Kim Sunggyu... Ya! Kim Sunggyu... neo! Ahh..” Tiffany mengacak-acak rambutnya kesal.

Sunggyu kembali masuk kedalam ruang latihan. Namja bermata segaris itu mendekati Eunji yang nampak sedikit takut karena perlakuan Tiffany. Tidak hanya sekali dua kali ia mengalaminya, bahkan setiap kali ia berlatih dikelas menyanyi suara bentakan Tiffany selalu mendengung ditelinganya.

“Kau baik-baik saja kan? Jja, lanjutkan menyanyimu. Kali ini aku yang akan menjadi mentormu.”

Kedua alis Eunji menaut jadi satu, bibirnya setengah mengerucut. Raut muka dengan ekspresi bingung tergambar diwajahnya.

“Apa kau tak lelah? Setiap hari mendengar omelan Tiffany? Pasti lelahkan? Kau tenang saja. aku tak sama seperti dia. Jja kau lanjutkan menyanyimu.” Sunggyu mengambil gitar dan berniat mengiringi Eunji bernyanyi.

Detik berikutnya, perpaduan apik kedua suara emas dengan iringan gitar itu mengalun lembut memenuhi ruang latihan yang tak begitu luas. Sebuah lagu dari Lena Park tercover manis oleh Kim Sunggyu dan Jung Eunji.

‘Naesaram...

Nae sarang, naboda deo sojunghan...

Geudaega naege gidae swil su itdorok...

Jikilgeyo, i moseup areumdaun isungan sarangeuro...

Uri yeongwonhi hamkke...

Eonjekkajina hamkke haeyo....’

 

“Uwaahhhh, Jung Eunji. Suaramu merdu sekali, semakin hari semakin bertambah bagus.” Puji Sunggyu disertai tepuk tangan kegirangan.

Eunji menunduk tersipu, wajahnya memerah malu. Padahal sudah sering ia mendengar pujian ini. Tapi selalu setiap kata-kata Sunggyu sukses membuatnya merona merah.

“Gomawoyo, Suara sunbae juga bagus.”

“Ya! Jangan panggil aku sunbae! Panggil saja oppa. oh iya, nanti malam kau ada waktu tidak? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan.”

“Eum, nanti malam ya? Seperti aku ada waktu. Mau jalan-jalan kemana?”

“Kemana saja, aku lelah belajar terus. Apalagi aku harus menghadapi berbagai ujian nanti. Kau mau kan jalan denganku?” tanya Sunggyu memastikan. Pasalnya, baru kali ini Sunggyu mengajaknya keluar setelah beberapa minggu berkenalan.

Eunji mengangguk pasti. “Eum, datang saja kerumah nanti sunbae.”

“Joha. Kau ada kelas lagi? Kelas apa setelah ini?”

“Aku ada kelas menari sunbae. Ah, aku rasa kelas menari mau dimulai. Aku duluan sunbae, annyeong.” Eunji melambaikan tangannya dan berlalu pergi.

∞∞∞

Sejak Woohyun memberikan sebuah kado kepada Chorong, Chorong mulai menjauhi Woohyun. Rasa bencinya menumpuk semakin menjulang tinggi. Bagaimana tidak? Woohyun dengan teganya memberikan kado yang berisi seekor tikus mati lengkap dengan darah segar. Menjijikan bukan? Siapa saja yang menerima akan membencinya.

Ingin mengerjai Chorong lebih dalam malah membuat Woohyun sedikit gelisah. Kalau biasanya setiap pagi paling tidak hanya sebentar ia akan beradu mulut dengan Chorong, sekarang ia sama sekali tidak saling bertengkar. Awalnya Woohyun merasa senang tapi lama kelamaan ada yang hilang.

Gadis cantik berambut hitam pekat panjang itu memilih membuang muka atau menghindar setiap kali bertemu dengan Woohyun. Hatinya telah sakit sesakit-sakitnya dihina seperti ini. Kini ia sedang didekati namja yang cukup menarik perhatiannya. Dan perlu diketahui juga, hal ini membuat Woohyun semakin merasa ada yang aneh.

“Woohyun-ah! Jangan kau pakai mainan makananmu itu!” seru Sunggyu saat melihat Woohyun hanya mengaduk-aduk kasar makanannya hingga tercecer disekitarnya. Dapat dilihat jelas tatapannya tajam mengarah pada dua sosok yang tengah berbincang-bincang.

“Waegeuare?” Dongwoo ikut merasa kesal dengannya.

“Masalahnya sama seperti yang lalu. Park Chorong.” Hanya Hyungsik yang setia menjawab semua pertanyaan para hyungnya.

“Apa kali ini?” tanya Sunggyu lagi.

“Lihatlah kesana! Aku rasa dia sedang cemburu. Hahahaha.” Sindir Hyungsik.

“Hahahaa, kau menyukai Chorong-sshi Woohyun-ah?” celetuk Junhyung.

“Siapa? Tidak! Aku tidak menyukainya.” Elak Woohyun.

“Hahahaha, kojitmal! Jujurlah Woohyun-ah.” Junhyung menggoda Woohyun.

“Ya!!! Aku tak menyukainya.”

“Hahahaha, bagaimana kau menjelaskan ini Hyungsik-ah?” Sunggyu lebih memilih meminta Hyungsik bercerita daripada Woohyun.

Menghela nafas sejenak, lalu Hyungsik mulai bercerita. “Sekarang kalian tidak pernah mendengar mereka berdua bertengkar bukan? Sejak Woohyun melakukan hal yang menjijikan itu Chorong mulai membencinya. Ia sama sekali mengacuhkan Woohyun, padahal Woohyun berulang kali mencuri-curi perhatiannya. Semakin lama semakin membuat sang playboy ini gemas apalagi saat si tampan menyebalkan itu mulai mendekati Chorong. Yah, walaupun awalnya aku kaget sih Kim Jongmyun-sshi mendekatinya.”

“Kau yakin apa yang kau katakan?” Sunggyu mencoba mengorek lebih dalam dengan pandangan yang bisa diartikan Hyungsik.

“Woohyun bahkan pernah.....”

“Cukup Park Hyungsik! Sekali lagi mulutmu berbicara aku akan memasukan batu besar itu!” Woohyun tampaknya geram dengan celotehan Hyungsik memilih beranjak pergi dan meninggalkan mereka.

“Hahaha, lihat saja tingkahnya! Kelihatan sekali kalau dia memang menyukai Chorong.” Kata Doojoon santai.

∞∞∞

Langkah kaki Woohyun membawanya kesatu tempat yang membuatnya semakin geram. Entah apa yang ada dipikirannya sampai dia mendatangi Chorong yang sedang bersama namja lain, Kim Jongmyun.

Mungkin yang ada dipikiran Woohyun adalah ingin menguping pembicaraan mereka, ingin tahu apakah Chorong menyukai Kim Jongmyun atau tidak. Walaupun Woohyun sering mengelak kalau dia tidak menyukainya. Tapi segala tindak tanduk Woohyun mengatakan hal lain.

Namja tampan itupun mendekat kearah mereka. Kalau memang mau menguping harusnya sembunyi-sembunyi. Tapi dia malah terang-terangan mendekatinya.

“Ohh, lihatlah! Park Chorong-sshi ternyata punya kekasih baru.” Kata Woohyun sinis.

Mereka berdua tak mengacuhkannya. Woohyun kembali mengoceh.

“Ternyata ada juga yang mau denganmu. Hahahahha, Kim Jongmyun-sshi! Apa yang kau lihat dari Park Chorong ini?” tanya Woohyun masih dengan senyuman sinisnya.

Mendengar ocehan Woohyun, Park Chorong mulai bersuara. “Ya! Nam Woohyun, apa maumu eoh?”

“Hahahaha, aku tidak mau apa-apa. Aku kan cuma tanya saja.” jawabnya sinis.

“Kenapa kau selalu menggangguku? Eoh, apa kau cemburu Nam Woohyun-sshi?”

“Heol, siapa juga yang cemburu denganmu? Aku hanya heran saja. yeoja jelek sepertimu ternyata ada yang tertarik juga. Dan kau Kim Jongmyun-sshi. Aku rasa kau sudah buta kalau menyukai Park Chorong.”

“Yaaa! Nam Woohyun kau....”

“Yaa, Nam Woohyun-sshi! Aku harap dengan hormat kau pergi dari sini. Kita tidak butuh kau disini. Dan lagi, aku tidak buta. Aku benar-benar menyukainya. Jadi aku mohon pergilah dari sini.” Kim Jongmyun angkat bicara.

“Kau ini.” Merasa kesal Woohyun melangkahkan kakinya menjauh dengan umpatan-umpatannya.

∞∞∞

Malam ini bulan bersinar dengan terangnya. Angin-angin tak berhembus terlalu dingin. suasananya sangat mendukung rencana Sunggyu untuk mengajak Eunji jalan-jalan disekitar sungai han. Dengan menggunakan kaos putih dipadukan sweater coklat muda membuat Sunggyu tampak menawan, casual dan cool.

Hati Sunggyu berbunga-bunga, dapat dilihat dari siulan-siulan yang keluar dari bibir tipisnya. Rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan jatuh cinta. Ha? Jatuh cinta? Iya, sepertinya pesona Eunji mampu membuat Sunggyu jatuh cinta lagi. Meski sebenarnya ia juga masih mencintai Kang Soyou. Apa Sunggyu serakah? Entahlah, toh keduanya juga belum menjadi milik Sunggyu. Walaupun Kang Soyou sering menganggap Sunggyu sebagai kekasihnya, tapi hubungan diantara keduanya masih menggantung.

Di tepi Sungai han Sunggyu menunggu Eunji, rencananya Sunggyu akan menjemputnya. Tetapi Eunji menolak karena Eunji kebetulan masih harus mengantar eommanya.

“Sunbaenim, sudah lama?” Eunji datang mengenakan dress selutut dan cardigan merah muda.

“Aniya, aku juga baru saja sampai. Gomawoyo sudah mau datang.” Balas Sunggyu.

Eunji duduk disebelah Sunggyu, “Eum, aku juga terima kasih Sunbae mau mengajakku.”

“Jung Eunji! Aku bilang jangan panggil aku sunbae. Panggil saja oppa.” Sunggyu sedikit sebal mendengar kata-kata sunbae dari Eunji.

“hehehe, kebiasaan sunbae, eh oppa. oh ya, kita mau kemana setelah ini?”

“Heemmm, kamu suka musik jazz? Kalau suka, kajja kita ke caffe sebelah sana.”

“Eoh, Blue caffe itu oppa? boleh-boleh! Aku juga suka kesana oppa. kajja, nanti keburu malam.”

Akhirnya mereka berjalan berdua menuju satu tempat yang telah dipilih Blue caffe. Mereka memilih tempat duduk dekat dengan sungai agar bisa melihat aliran sungai yang menenangkan.

“Eunji-ah! Kau tahu? Air itu bisa membunuhmu.” Sunggyu memulai percakapannya.

“Eoh? Maksud oppa?”

“Lihatlah, air yang tenang tak selamanya menenangkan. Terkadang mereka akan menjatuhkanmu kedasarnya. Kau percaya? Lautan yang dalam memiliki air yang tenang.”

“Aku masih belum mengerti.”

“Eunji-ah, sama halnya dengan manusia. Manusia yang selalu bersikap tenang belum tentu mereka itu baik. Sebaliknya, manusia yang kasar belum tentu mereka itu jahat.” Sunggyu tersenyum sejenak. “Kalau kau? Menilaiku seperti apa?”

“Oppa? eemmmm.” Untuk sesaat Eunji berfikir apa yang akan ia katakan. “Kalau oppa itu manusia setengah kasar tapi setengah baik.”

“Mwoya? Masak aku seperti itu?” sunggyu mempoutkan bibirnya lucu.

Melihat Sunggyu sangat imut, membuat Eunji terkekeh geli. “Aku hanya bercanda oppa. kau itu orang  yang baik, sangat baik yah walaupun terkadang kasar juga tapi itu tidak menutupi kebaikanmu oppa. Aku senang bisa berkenalan denganmu.” Balas Eunji lembut.

“Jinjja? Jadi siapa yang tak akan menyukaiku?” canda Sunggyu bangga.

“hahahaha, kau lucu sekali oppa.” Enji tertawa lebar, menunjukkan gumnya dengan jelas. Kontan membuat Sunggyu juga ikut tertawa.

“Aku tahu kalau aku lucu. Apa kau tahu kalau aku menyukai-.”

I, I, I nege dagaga
piharyeogo haebwado andwae deo gidaril sun eobseo
You, You, You nae soneul jaba
pihaegal suneun eobseo jigeum geu bicheul gatgesseo

 “Jamsimanyo ne,” Sunggyu mengangkat telpon untuknya.

“Eoh, yeoboseyo? Soyou-ah waeyo?”

“Oppa~, eodinya? Aku takut, datanglah kemari oppa.” suara dari seberang terdengar bergetar.

“Neo eoddi? Waeguerae? Ada apa denganmu Soyou-ah?” tanya Sunggyu khawatir.

“Aku..akuu..aku ada ditaman sebelah apartemenku, aku mohon datanglah, aku takut..”

“Arasseo, gidaryeo ne.” Sunggyu memakitan telponnya.

Eunji memandang Sunggyu dengan penuh tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Sunggyu begitu khawatir.

“Waeyo oppa?”

“Eoh, Eunji-ah! Mianhaeyo, sepertinya aku harus menolong temanku. Dia sangat ketakutan sekarang.” Ujar Sunggyu penuh rasa bersalah.

“Eum, arasseo. Pergilah oppa, aku baik-baik saja.” senyum lembut Eunji mengiringi kata-katanya.

“Jinjjaro? Mianhaeyo Eunji-ah. Lain kali aku akan menebus ini.”

“Arasseo.”

“Geurae, aku pergi dulu ne.” Sunggyu mengelus sebentar kepala Eunji lalu berlari meninggalkannya.

Gadis cantik itu menghela nafasnya sejenak. “Siapa dia oppa? kenapa kau begitu khawatir dengannya? apa dia yeochinmu?”

∞∞∞

Dengan tersengal-sengal, Sunggyu berlari menemui Soyou. Mata sipitnya melihat Soyou tengah menangis lagi di taman yang sama. Ada apa lagi kali ini?

“Soyou-ah, waeriniya?” Sunggyu mendekatinya.

Gadis itu langsung memeluk erat Sunggyu, tangisnya tumpah saat itu juga.

“Waeyo? Jawab aku Soyou-ah.”

“Sunggyu oppa, mianhaeyo. Jeongmal mianhaeyo.” Suaranya bergetar, tangisannya seakan menutupi kata-kata itu.

“Waeyo? Kenapa kau meminta maaf kepadaku?” Sunggyu semakin cemas.

“Aku..aku..aku...”

“Waeyo Soyou-ah? Jangan buat aku semakin khawatir.”

“Aku hamil oppa, mianhaeyo..” Soyou menunduk dalam-dalam ia bahkan tak berani menatap mata sipit Sunggyu yang terlihat khawatir.

Tapi, pernyataan itu sontak membuat Sunggyu langsung melepaskan pelukan Soyou.

“Mworago? Kau hamil? Siapa yang menghamilimu Soyou-ah?” nada bicara Sunggyu sedikit meninggi. Soyou masih terisak dan tidak langsung menjawab.

“Yaaa, Kang Soyou! Siapa yang menghamilimu?”

“Mi..mi..anhaeyo oppa, i..ituu.. Lee Howon oppa.” jawab Soyou sedikit terbata, takut akan membuat Sunggyu marah.

Rahang Sunggyu mengeras seketika. Wajahnya merah padam menahan amarah. Tangannya mengepal hendak memukul siapa saja. mata sipitnya berapi-api dengan tajam.

“Mwo? Bagaimana bisa kau hamil dengannya Soyou-ah?” Sunggyu sudah naik pitam.

“Mi...mi...mainhaeyoo oppa, aku..aku..dengannyaa..”

“Waeyo? Apa? Ha?”

“Kami..kami..sudah berkencan oppa.” Soyou menunduk dalam-dalam, namun.

Plaakkkkk...

Satu tamparan keras mendarat tepat diwajah mulus Soyou. Sunggyu sudah benar-benar marah. Ia tak menyadari kalau selama ini hanya dimanfaatkan. Kasih sayang yang tulus Sunggyu berikan kepadanya ternyata disalah gunakan oleh Soyou.

“hahaha, lucu sekali kau Kang Soyou! Selama ini kau telah mempermainkanku. Hahahahaha, pergi kau dari hidupku. Jangan pernah menghubungiku lagi. Mulai sekarang aku tak akan pernah peduli lagi dengan dirimu.” Bentak Sunggyu penuh amarah sebelum meninggalkan Soyou.

“Oppa,...oppaa.....oppaa...., mianhaeyo oppa, mianhaeyo..” Soyou mencoba menahan kaki Sunggyu, tapi naas Sunggyu malah menyepakkan kakinya.

Tak memperdulikan lagi Soyou menangis sekeras-kerasnya. Bagi Sunggyu sekarang adalah tak usah lagi memikirkan Soyou. Terlalu sakit hati jika harus seperti ini. Dada Sunggyu bagaikan dihantam batu karang, rasanya bagaikan luka yang ditaburi garam. Perih sekali.

Sesampainya dirumah, amarah Sunggyu masih memuncak hebat. Ia membanting pintu kamar dan memecahkan satu bingkai foto dimana dalam foto itu terpampang dua sosok saling melempar senyum dengan imutnya.

Suara-suara berisik yang datang dari kamar Sunggyu membuat Woohyun dan Kibum kaget. Dengan sangat khawatir mereka masuk kedalam kamar Sunggyu.

“Sunggyu hyung! Ada apa ini? Kenapa kau banting semua barang-barangmu hah?” tanya Kibum khawatir. Sunggyu tak menjawab ia masih mengacak-acak kamarnya.

“Haaahhhhhh!!!!! Kang Soyou kau wanita murahan! Dasar jalang! Penghianat! Kau juga Lee Howon!!!!!! Dasar kalian manusia bejat!” teriak Sunggyu kesetanan.

“Hyung! Kenapa hyung? Ada apa dengan mereka hyung.” Woohyun mencoba menenangkan Sunggyu. Tetapi tangan Woohyun ditepis kasar oleh Sunggyu.

“Hyung, jebal.” Kibum merasa kasihan melihat Sunggyu seperti ini.

Sesaat Sunggyu berhenti berteriak, tapi tiba-tiba Sunggyu terjatuh tak sadarkan diri. Tubuhnya ambruk, air matanya mengalir pelan dari sudut mata sipitnya.

“Hyung.......” Kibum segera menghampiri Sunggyu. “Woohyun-ah, kajja kita bawa kekasur.”

Dengan sekuat tenaga Woohyun dan Kibum mengangkat tubuh Sunggyu yang sedikit lebih berat. Setelah itu, Kibum menyelimuti dan mengusap pelan jalur bening yang membekas itu.

I, I, I nege dagaga
piharyeogo haebwado andwae deo gidaril sun eobseo
You, You, You nae soneul jaba
pihaegal suneun eobseo jigeum geu bicheul gatgesseo

 “Ah, itu ponsel Sunggyu hyung.” Kibum mengambil ponsel itu. Dibacanya sang penelpon yang tak lain adalah Kang Soyou.

“Oppa...oppaaa, mianhaeyo oppaa, jebal jangan kau hindari aku oppa..” suara dari seberang terdengar terisak.

“Yaaa, wanita jalang! Kau apakan hyungku? Haa?” Kibum muak mendengar suara itu langsung mengumpat kesal.

“Si..si..siapa kau?”

“Ini aku Kibum, kau apakan Sunggyu hyung? Jawab!”

“Mana Sunggyu oppa?”

“hah, tidak usah mencarinya lagi. Sepertinya Sunggyu hyung benar-benar ingin pergi darimu.”

Kibum langsung menutup telponnya dengan segera dan melepas baterai ponselnya. Ia tak ingin wanita itu kembali melukai hyung kesayangannya.

“Kajja Woohyun-ah kita keluar. Sunggyu hyung butuh waktu istirahat.”

Keduanya beranjak dari duduknya dan meninggalkan Sunggyu yang tertidur.

“Kau benar-benar tega Kang Soyou.” Gumam Sunggyu dalam tidurnya, tak disadari air mata itu mengalir disela-sela tidurnya.

 

TBC

 

Waahhh, chapter 3 udah aku post.

komennya dong, bagaimana dengan story ini? apa semakin mebosankan dan tidak menarik?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Saya minta komentarnya yaa readers .. :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 12: Suka ma couple pinkfinite... Apalagi woorong Kkk.. :D Thor ni ff kab dah lama bgt.. gak ada niat buat ngelanjutin ya??? di lanjut lah thor..
IffahHarun #2
Chapter 12: Hai... saya readers dari Malaysia... Saya suka sangat cerita ni tapi tolong percepatkan proses untuk chapter 13 ya... Saya betul-betul tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi seterusnya.
stefaniwu #3
Chapter 12: anyeong,aku readers baru disini :D
aku udah liat dari chapter 1-12,bagus eon ceritanya...
tapi tambahin woorong nya dong kurang puas hehehe
ditunggu chapter 13nya ^_^
windykyuzizi #4
Chapter 12: semangattt ..!!! gk sbar nggu lanjutannya ... :D :D :D
windykyuzizi #5
Chapter 3: lanjutkan ... !!! :D :D
penguinhana #6
Chapter 12: Annyeong! Aaa kebetulan lagi nyari ff pinkfinite dan nemu ini. Suka banget! Nunggu banget nih lanjutannya. Ceritanya bagus. Gak terlalu flat. Ditunggu lanjutannya yaaaaa~