Chapter 4

High School : Boys in Love

Part IV

“Hyung, ireona! Kau tak sekolah? Kau akan terlambat kalau tak cepat bangun. Hyung! Ireonaaaaa!”

Sudah hampir setengah jam Kibum mencoba membangunkan Sunggyu, tetapi Sunggyu hanya menggeliat kecil tanpa mau sedikitpun berniat untuk bangun.

“Hyung, palli..... aku akan telat sekolah kalau kau seperti ini..” Kibum sudah tak sabar lagi. Nada bicaranya meninggi.

“Kau berangkat saja Kibum-ah.” Akhirnya terdengar Sunggyu berbicara setelah sekian lama membangunkannya.

Kibum mendengus, “Kau tidak sekolah? Baiklah, aku berangkat hyung. Annyeong.”

Tubuh lelah Sunggyu menggeliat kecil. Sedetik kemudian mata kecilnya mengerjab menghilangkan kantuk yang ada. Kemudian ia bangkit dari tidurnya.

Rasa kesal, amarah, benci dan lainnya masih membumbung tinggi didadanya. Perih, sakit semuanya masih ia rasakan. Mengingat hal itu membuatnya semakin frustasi.

Dipagi yang cerah ini, alih-alih bersemangat ia malah mengacak-acak rambutnya frustasi dan mengungkapkan semua umpatan-umpatan yang ada.

∞∞∞

Layaknya semua sekolahan, apabila telah memasuki jam istirahat suasana akan gaduh tak karuan. Begitu pula dengan kelas yang dihuni beberapa manusia ini.

Kedua makhluk cantik ini juga ikut meramaikan kelas itu, walaupun hanya dengan suara yang lumayan pelan.

“Eunji-ah, sepertinya akhir-akhir ini aku mulai memikirkan seseorang.” Ujar gadis manis itu.

Eunji mendelikkan matanya, “Mwo? Nuguya?” tanyanya dengan penasaran.

Gadis itu mendekati telinga Eunji lalu berbisik, “Nanti aku akan ceritakan kepadamu.” Ia menepuk pelan pundak Eunji. “Kajja kita ke kantin.” Lalu meninggalkan Eunji yang masih bingung.

“Yaaa! Kenapa harus nanti sih? Bomi-ah! Yoon Bomi! Tunggu aku...” teriaknya saat gadis itu telah menjauh.

Setelah ada dikantin, mereka berdua memilih tempat dekat lapangan basket. Suasana kantin rupanya berbeda dari biasanya. Terlihat lumayan sepi, hanya beberapa siswa saja yang sedang menikmati makan siangnya. Termasuk satu kelompok yang selalu bersama.

“Bomi-ah, siapa orang yang kau maksud itu?” Eunji membuka percakapan dengan memberikan pertanyaan kepada Bomi.

Bomi tersenyum lebar, “hehe, dia temannya Doojoon oppa.” jawabnya malu-malu.

“Wait! Doojoon sunbae? Nugu? Apa dia juga satu kelompok dengan sunbae?”

Kepala gadis itu mengangguk pelan, “Betul, itu dia juga ada disana.” Bomi menunjuk salah satu dari kelompok yang dimaksud.

Mata Eunji menyipit, mengikuti gerak telunjuk Eunji. “Yang mana?”

Bomi mendesah pelan, “Yang itu.. yang berwajah lucu..”

“Wajah lucu? Yang mana? Junhyung sunbae? Hyungsik sunbae? Woohyun sunbae? Atau aaa Dongwoo sunbae?” cengiran Eunji mengembang dari bibirnya.

Wajah manis Bomi menunduk, semburat merah menyembul dari pipinya.

“Aaa, kau menyukai Dongwoo sunbae? Apa Doojoon sunbae sudah tahu?”

“Belum, aku malu mau cerita kepadanya. Kau tahu, oppaku selalu tertawa kalau aku menyukai seseorang.” Hembusan nafas berat terjun dari hidungnya.

“Coba saja, siapa tahu sunbae bisa membantumu.”

“Iya sih, tapi kan... ah iya nanti aku akan mencoba bercerita kepadanya.”

Sesaat kemudian, air muka Eunji berubah aneh. Bomi menyadari perubahan itu.

“Ada apa Eunji-ah? Apa yang sedang kau pikirkan?” tanyanya heran.

Ia terlonjak kaget, “Ha? Iya, aku hanya heran saja. kenapa Sunggyu sunbae tidak ada diantara mereka? Apa dia tidak masuk?”

“Ahh, kau mencari Sunggyu sunbae? Apa mau aku tanyakan kepada Doojoon oppa?” tawar Bomi.

“Dwaesseo, aku bisa menghubunginya nanti.” Ujar Eunji dilengkapi senyum manis.

Lama berbincang dan menghabiskan makan dikantin, bel masukpun berbunyi. Keduanya langsung melangkah menuju kelas untuk menerima pelajaran selanjutnya.

∞∞∞

Sayup-sayup nyanyian merdu mengalun indah dari balik dinding putih itu. Beberapa jenis suara berusaha bersatu padu menghasilkan singkronisasi yang indah.

Disamping suara-suara merdu itu, tampaknya ada teriakan yang mewarnainya. Bukan dari dalam kelas melainkan dari sisi kelas lainnya.

“Yaa! Nam Woohyun. Sudah kubilang jangan pernah mengikutiku dengan Kim Jongmyun.”

“Anirago! Aku tidak mengikutimu. Aku hanya kebetulan lewat saja.”

“Heol, maumu apa sih? Kenapa kau membuat hidupku sulit sekali? Ahh... terserahlah kau mau apa.” Park Chorong sangat frustasi dengan kelakuan Woohyun. Dengan langkah kesal ia menjauh dari Woohyun.

Bocah tampan itu mendengus. Tangannya melipat didepan dada sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pertengkaran mereka berdua mengundang seseorang untuk mendekatinya. Terlihat ragu-ragu ia memberanikan menyapa.

“Sunbaenim.” Sapanya pelan.

Woohyun membalikkan badannya, ia sedikit terhenyak. “Eoh, Eunji-sshi. Waeyo?”

“Eumm,” Eunji menarik nafas dalam-dalam. “Aku hanya ingin bertanya kepadamu sunbae.”

“Tanya apa?” Woohyun mengerutkan dahinya.

“Sunggyu sunbae, gwaenchanha? Kenapa dia tidak sekolah?” tanya Eunji dengan nada cemas.

Sesaat bibir tebal Woohyun mengukir senyum tipis, “Ah, Sunggyu hyung.” Tiba-tiba air mukanya berubah.

“Waeyo?” tanya Eunji semakin cemas melihat Woohyun.

“Hyungneun angwaenchanha. Apa kau menyukai Sunggyu hyung? Sepertinya kau khawatir.” Selidik Woohyun.

Eunji menunduk sejenak lalu mengangguk pelan, “Eum, aku menyukainya. Dia sunbae yang baik.”

“Jinjja? Kajja ikut aku. Aku ingin mengatakan sesuatu.”

Ditemani hangat mentari yang berduet dengan semilir angin yang bertiup pelan, kedua insan manis ini duduk dibawah pohon. Bocah berwajah tampan itu mengungkapkan semua tentang Sunggyu. Berulang kali berbagai jenis ekspresi terpaut diwajahnya. Bibir tebalnya tak berhenti mengoceh. Terutama tentang hubungan Sunggyu dan Soyou yang membuat Sunggyu menjadi seperti ini.

Sedang gadis cantik itu dengan setia mendengarkan setiap uraian kata yang mengalir lembut dari bibir Woohyun. Wajahnya juga memberikan berbagai macam ekspresi. Hatinya mencelos ketika mendengar cerita percintaan Sunggyu. Ia tak menyangka kalau Sunggyu mengalami hal yang sulit. Memperhatikan cerita Woohyun, ia tak sadar air hangat itu terjun pelan dari sudut mata cantiknya.

“Sunggyu hyung sangat mencintai Kang Soyou sejak middle school. Sunggyu hyung selalu memberikan perhatian kepadanya. Ia tidak pernah melewatkan permintaan Soyou. Seperti yang kau katakan, ia akan langsung pergi jika itu dari Soyou. Apapun keadaannya. Hingga suatu saat, ia tahu bahwa Soyou telah menyukai seseorang saat ia mulai masuk high school. Tetapi ia tetap bersikukuh untuk menunggu Soyou dan kenyataannya hyung hanya dipermainkan dan dimanfaatkan olehnya. Kemarin malam ia terguncang mengetahui fakta bahwa Soyou hamil. Itu yang membuat Sunggyu tak berniat sekolah hari ini.” Cerita Woohyun.

Eunji tersenyum getir, tak tahu apa arti dari senyuman itu. Apa dia kasihan ataukah dia cemburu?

“Eunji-ah, kalau kau memang menyukai Sunggyu hyung. aku minta kau bantu Sunggyu hyung untuk bisa kembali lagi. Aku tidak tega melihatnya seperti ini.” Woohyun memohon dengan raut muka sedih.

“Eoh? Aku? Eumm....”

“Aku mohon Eunji-ah, kulihat Sunggyu hyung juga menyukaimu. Aku mohon Eunji-ah.”

“Eum.. baiklah aku akan mencobanya..” jawab Eunji lirih.

∞∞∞

“Doojoon oppaaa!!!” Panggil Bomi dari halaman sekolah.

Sang pemilik nama menengok. Lensanya menangkap dua makhluk berjalan mendekatinya.

“Doojoon oppa, aku mau pulang denganmu.” Ucap Bomi penuh semangat.

Delikan mata Doojoon menghujam Bomi. “Waeyo?” tanya Doojoon aneh.

“Eum, Eunji mau pergi kerumah Sunggyu sunbae, aku tidak ada teman pulang. Boleh kan ya oppa. engg... Dongwoo sunbaenim boleh kan ya?” yap, ternyata alasan utamanya adalah Dongwoo. Bomi mencoba mendekati Dongwoo.

“Oh, boleh-boleh.” Ujar Dongwoo antusias.

“Ya sudah kau pulang dengan kita. Eemm, Eunji-ah tolong bantu Sunggyu.” Pesan Doojoon hangat.

Eunji mengangguk pelan dengan senyum manisnya. Detik berikutnya ketiga siswa itu menghilang dari hadapan Eunji.

∞∞∞

Kini Eunji berdiri didepan apartemen Sunggyu. Nafasnya terasa tak karuan. Degup jantungnya berdebar tak normal. Sebelum ia masuk, ia mengatur dulu semuanya. Lantas ia memencet bel apartemen.

“Eunji-ah, kajja masuk.” Sambut Woohyun setelah pintu itu terbuka.

“Annyeonghaseyo sunbaenim.”

“Masuklah kekamar itu. itu kamar Sunggyu hyung. sedari tadi ia tidak keluar kamar.”

Dengan sangat hati-hati ia membuka kamar itu.  Nafas beratnya lolos begitu saja ketika melihat sosok yang terkulai lemas. Sosok itu sedikit kacau namun tenang dalam tidurnya. Bibir tipisnya seolah bergumam lirih.

Eunji mendekat dan duduk tepi ranjang. Tangannya membelai lembut tubuh Sunggyu kemudian wajah Sunggyu.

“Panas sekali tubuhnya.” Gumamnya. “Ah, aku akan buatkan makan dulu baru nanti aku bangunkan.”

Kaki Eunji melangkah keluar kamar Sunggyu.

“Woohyun sunbae, apa disini ada bahan makanan?” Tanya Eunji.

“Ada didapur, buat apa?” tanya Woohyun bingung.

“Badan Sunggyu sunbae panas sunbae, aku ingin buatkan bubur dan minuman hangat. aku yakin dia pasti belum makan. Sunbae mau sekalian dibuatkan bubur?”

“Oh, iya boleh-boleh. Gomawo, sudah mau peduli dengan hyung.”

Eunji membalasnya dengan senyum dan berlalu dari hadapan Woohyun.

Setelah dirasa semuanya sudah siap, Eunji kembali kedalam kamar Sunggyu. Namja bermata segaris itu masih tetap tetidur. Nampan yang ia bawa, diletakkannya diatas meja.

“Sunggyu oppa, kajja ireonayo.” Eunji menggoyang-goyangkan tubuh Sunggyu pelan. “Oppa, meokjja.”

Tidak seperti saat dibangunkan Kibum, Sunggyu dengan refleknya bangun dari tidurnya.

Perlahan mata sipitnya terbuka, melihat sosok yang membangunkannya. Sontak hal itu membuatnya terkejut.

“Ah, Eunji-ah kenapa kau ada disini?”

“Kau bangun? Makanlah oppa, ini baik untuk memulihkan panasmu.” Ujarnya lembut.

Sejenak Sunggyu melihat makanan dihadapannya, “Kenapa kau ada disini Eunji-ah?”

“Woohyun oppa yang memintaku, aku juga cemas saat tahu oppa tidak masuk sekolah. Aku pikir ada apa-apa denganmu oppa.”

“Woohyun?”

“Eum, ini makanlah oppa mumpung belum dingin.” Eunji menyodorkan mangkuk berisi bubur. “Atau mau aku suapi?” tawar Eunji.

Bibir tipis Sunggyu akhirnya melengkung, “Gomawo, kalau kau tak keberatan.”

“Aniya, geurae. Ini..” Eunji menyuapkan sesendok bubur kedalam mulut Sunggyu.

“Aahhh, jinjja masittda. Ini kau yang buat?” tanya Sunggyu yang tak percaya akan rasa bubur itu.

“Eum, makan yang banyak oppa.” Eunji kembali menyuapkan makanannya.

“Oppa, hiduplah yang bahagia. Jangan terlalu banyak pikiran. Yakinlah masih banyak yang sayang kepadamu oppa.”

Sunggyu menatap Eunji bingung. Ia tak mengerti apa maksud Eunji.

“Woohyun sunbae sudah bercerita kepadaku oppa.” ujar Eunji membalas tatapan bingung Sunggyu.

“Ahh, mianhaeyo Eunji-ah.”

“Arasseo.” Eunji tersenyum lembut sekali.

Sunggyu merasa ada yang lain ketika melihat senyum Eunji. Tampak begitu tulus baginya. Berbeda dengan wanita itu, wanita yang telah ia cintai dengan bodohnya. Ia bertekad untuk melupakan semua sakit hati itu dan ingin memulai yang baru dengan Eunji. Sepertinya ia benar-benar jatuh kepada Eunji.

“Jja, oppa mau tidur lagi? Istirahatlah oppa, agar kau lebih baik lagi.”

Sunggyu mengangguk menurut, bibirnya mengembang sempurna. Lalu ia merebahkan tubuhnya.

“Apa kau akan meninggalkanku?”

“Eoh?” Eunji tersenyum. “Aniya oppa. aku akan menemanimu disini. Jja tidurlah.”

Eunji menyelimuti tubuh Sunggyu. Perlahan Sunggyu mulai memejamkan matanya. Dengan sangat sayang dan hati-hati Eunji menepuk-nepuk tubuh Sunggyu agar Sunggyu cepat tertidur. Ia tak tega melihat raut sedih Sunggyu.

Limabelas menit berselang, Sunggyu telah terlelap dari tidurnya. Tangan halus Eunji masih setia menemani tidur Sunggyu. Sesekali nyanyian nina bobok mengalun dari bibirnya. Mata Eunjipun tak henti-hentinya memperhatikan sosok didepannya itu dengan sayang.

“Oppa, aku mau pulang. Eomma sudah mencariku. Tidur yang nyenyak dan mimpi indah. Annyeong.” Pamit Eunji. Sebelum ia benar-benar meninggalkan Sunggyu, ia mengecup pelan pipi chubby Sunggyu.

Kepergian Eunji ternyata dirasakan Sunggyu, Sunggyu telah terbangun dari tidurnya. Ia mengusap bekas kecupan Eunji dengan raut muka bahagia.

“Kalau ada yang mau menyayangiku dengan tulus, kenapa aku harus memikirkan orang yang sama sekali tak peduli denganku?” gumamnya lirih lalu tersenyum.

∞∞∞

Woohyun benar-benar harus memutar otak untuk bisa mengganggu hubungan Park Chorong dengan Kim Jongmyun. Seringkali ia melihat mereka tengah berduaan. Berdalih dari kenyataan ia menyukai Chorong, Woohyun sering bersikap bahwa dia sangat membenci Chorong. Walaupun terkadang terlihat seperti anak kecil.

“Annyeong Park Chorong-sshi.” Sapa Woohyun ketika melihat Chorong berjalan sendirian.

“Wae?” tanya Chorong sinis.

“Wae~? Kenapa kau sadis sekali sih jawabnya?”

“Neoneun sirheoyo.”

“Terserah! Mana pangeranmu? Kenapa kau berjalan sendirian?” sindir Woohyun.

Gadis manis berambut hitam pekat itu menoleh lalu mendengus keras, “Nam Woohyun-sshi. Saya lagi malas untuk meladeni anda jadi pergilah sekarang.” Bentak Chorong.

“Dasar, mak lampir! Aku kan hanya tanya.” Woohyun melangkahkan kakinya. Namun tiba-tiba ia memegangi perutnya dan terjatuh.

“Yaa...ya...ya.... Nam Woohyun! Woohyun-ah! Ireona..” chorong terlihat khawatir lalu mengguncang-guncang tubuh Woohyun.

Sedetik berikutnya,

“Hahahahahaha, ternyata kau mudah ditipu.” Woohyun terbahak-bahak melihat ekspresi khawatir Chorong. Tubuhnya berguling-guling.

“Yaa! Ini tidak lucu Nam Woohyun!” teriak Chorong kesal.

Woohyun masih terpingkal-pingkal.

“Kuharap Tuhan mencabut nyawamu sekarang.” Chorong pergi meninggalkan Woohyun sendiri.

∞∞∞

Riuh rendah suara siswa menggema perlahan dari dalam kelas. Mereka sedang meributkan acara camping yang akan diadakan pihak sekolah. Sebenarnya ini ditujukan untuk siswa tahun pertama. Namun siswa tahun kedua dan ketiga boleh ikut asal meminta ijin kepada pihak sekolah.

Karena Sunggyu adalah ketua osis. Mudah saja bagi dia untuk memasukkan nama-nama temannya. Sunggyu merasa ada yang kurang kalau tak mengajak mereka.

Selain Sunggyu dan teman-temannya, Eunji dan Bomi juga tak kalah antusias. Terutama Bomi. Karena ini bisa ia jadikan ajang untuk lebih dekat dengan Dongwoo.

Tapi satu diantara tokoh utama Jeonju Art Highschool ini rupanya tak tertarik untuk ikut dalam kegiatan itu.

“Chorong-ah, kau yakin tak akan ikut?” tanya Yo Ara.

“Aniya, aku tak akan ikut. Itu adalah hal yang melelahkan.” Jawabnya santai.

Gadis itu memasang ekspresi aneh. “Tapi Jongmyun juga ikut.”

“Jinjja? Kenapa dia tidak memberitahuku?”

Sosok yang tengah dibicarakan muncul dihadapannya, “Aku baru saja mau mengajakmu Chorong-ah. Apa kau akan merubah pikiranmu?” tanya Jongmyun dengan senyum manisnya.

Tanpa pikir panjang Chorong mengangguk pasti.

“Yaaa, kenapa kalau Jongmyun kau selalu setuju sih?” Yo Ara mendumel. Chorong hanya cengengesan mendengar dumelan Ara.

“Oke, nanti persiapkan segala kebutuhanmu. Aku yang akan mendaftarkanmu.”

“Gomawo, ah Ara, apa kau juga akan ikut?”

“Sepertinya tidak, aku harus menengok nenekku di China. Mianhae.” Ujarnya lirih takut menyinggung Chorong.

“Ah gwaenchanha. Semoga cepat sembuh ya nenekmu.” Keduanya lantas tersenyum bersama.

Percakapan mereka sengaja didengar oleh namja yang mungkin sedang gencar-gencarnya mendekati Chorong. Tanpa ia sadari tangannya mengepal keras. Semua yang mereka katakan membuat Woohyun benar-benar kesal. Rahangnya mengeras dan sorot matanya menajam. Sebentar lagi akan ada korban dari Woohyun.

“Woohyun-ya! Kajja pulang. Kau mau terus-terusan disitu?” teriak Hyungsik dari jauh.

“Yaa!!!!!! Diam kau!” Woohyun membalasnya dengan teriakan juga.

Dari jauh terlihat Hyungsik mendengus kesal. “Huh! Dasar bocah aneh! Terserah aku mau pulang.” Balasnya ketus.

“Aisshh, dasar rajungan, saus tartar! Kepiting busuk!” Woohyun melemparkan segala macam umpatan ketika kakinya bergerak menjauh dari tempat itu.

Kembali kepada mereka bertiga, Chorong tampak terdiam sejenak. Membuat Yo Ara maupum Kim Jongmyun merasa heran.

“Kenapa Chorong-ah?” tanya Ara.

Chorong tersenyum datar, “tidak apa-apa.”

“Eoh, kajja kita pulang sekarang.” Ara menarik tangan Chorong.

Dalam hati Chorong bergumam, “Woohyun-ah, kenapa kau selalu mengikutiku? Padahal dulu kau sangat membenciku.”

TBC

*Noted: saya mohon berikan masukan untuk kelanjutan ff ini yaa... gomawo telah mau membaca.. :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Saya minta komentarnya yaa readers .. :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 12: Suka ma couple pinkfinite... Apalagi woorong Kkk.. :D Thor ni ff kab dah lama bgt.. gak ada niat buat ngelanjutin ya??? di lanjut lah thor..
IffahHarun #2
Chapter 12: Hai... saya readers dari Malaysia... Saya suka sangat cerita ni tapi tolong percepatkan proses untuk chapter 13 ya... Saya betul-betul tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi seterusnya.
stefaniwu #3
Chapter 12: anyeong,aku readers baru disini :D
aku udah liat dari chapter 1-12,bagus eon ceritanya...
tapi tambahin woorong nya dong kurang puas hehehe
ditunggu chapter 13nya ^_^
windykyuzizi #4
Chapter 12: semangattt ..!!! gk sbar nggu lanjutannya ... :D :D :D
windykyuzizi #5
Chapter 3: lanjutkan ... !!! :D :D
penguinhana #6
Chapter 12: Annyeong! Aaa kebetulan lagi nyari ff pinkfinite dan nemu ini. Suka banget! Nunggu banget nih lanjutannya. Ceritanya bagus. Gak terlalu flat. Ditunggu lanjutannya yaaaaa~