chapter 7

High School : Boys in Love

“Aigoo~ Jang Dongwoo, tumben sekali sudah rapi sepagi ini? Mau bersihin sekolah? Hahaha.” goda Sunggyu saat melihat Dongwoo keluar kamar sudah siap untuk berangkat sekolah. Padahal ini masih pagi sekali. Sunggyu saja masih belum mandi.

Jang Dongwoo membenarkan dasinya bangga. Wajahnya menggambarkan bahwa ia tengah bahagia. “Hyung, hari ini aku tidak akan berangkat denganmu.”

Sunggyu mengerut, “Kau mau kemana?” tanyanya penasaran.

“Kyakyakyakya, aku ada agenda menjemput seseorang.” Jawab Dongwoo dengan melesat meninggalkan Sunggyu.

“Yaaa! Jang Dongwoo! Kau ini.” Teriak Sunggyu tak terima diacuhkan begitu.

Setelahnya keluar Woohyun dengan seragam yang rapi juga. Kali ini Sunggyu benar-benar dibuat heran oleh kedua temannya. Ia melirik jam didinding masih jam 6 pagi. Bahkan Kibum yang notabene bersekolah jauh dari apartemen saja belum siap sama sekali. Tetapi mereka?

“Kau juga mau kemana dulu Woohyun-ah?”

“Oh hyung! aku akan membawa mobil sendiri. Aku akan menjemput Chorong.” Jawabnya santai.

“Oh, begitu. Lalu Jang Dongwoo?”

“Kalau dia aku tidak tahu hyung. coba kau tanyakan Doojoon hyung.”

“Heh? Doojoon? Kenapa dengannya? ahhh, aku tahu..” Sunggyu menyadari sesuatu.

Woohyun mendelik, “Apa hyung?”

“Pasti gara-gara Yoon Bomi. Ya ya ya, rupanya dia sedang jatuh cinta. Oh ya, kau semangat Woohyun-ah! Jangan sampai kehilangan Park Chorong lagi. Hwaiting!” Sunggyu menepuk punggung Woohyun lalu melangkah menuju kamar mandi.

∞∞∞

“Yoon Bomi! Cepat kau turun! Pangeranmu sudah menunggu ini....” teriak Doojoon dari ruang makan. Wajahnya sedikit kesal mengingat sepagi ini ia harus menerima tamu yang sama sekali tak diharapkannya.

“Kajja kita berangkat.” Ujar Bomi setelah sampai diruang makan dengan seragam yang rapi dan wangi yang terlalu.

“Huh, Bomi-ah! Kau memakai parfum berapa botol sih? Kenapa wangi sekali?” Doojoon mengibas-ngibaskan tangannya saat bau menyengat itu menyentuh penciumannya.

Adik cantiknya hanya menyengir kuda, “Hehehe, kan spesial untuk Dongwoo oppa. Oppa, memangnya aku begitu wangi ya?” tanya Bomi dengan imutnya kepada Dongwoo. Gelengan dan senyuman lebar menjadi jawaban dari Dongwoo.

Doojoon hanya bisa menahan rasa muak melihat mereka berdua. “Sudah..sudah...kalian berangkat sana. Aku muak melihat kalian. Hueekk...” usir Doojoon.

Keduanya lantas berpamitan dan memasuki mobil Dongwoo untuk segera berseluncur menuju sekolah.

Kembali dalam aktivitas sebagai seorang siswa membuat mereka merasakan rutinitas yang menyiksa. Berangkat pagi pulang sore, bahkan terkadang sampai malam jika memang ada tambahan kelas yang menharuskan.

Kelas musik kembali menyambut kedatangan mereka setelah selesai perkemahan. Beberapa alat musik berdentum-dentum sesuai keinginan sang pemilik. Diantara suara-suara yang tak karuan, terdengar nyanyian yang lagi-lagi berhasil menghipnotis siapa saja. Suaranya pelan mengalun, mengalahkan dentuman alat musik lainnya.

Satu sosok lagi-lagi terpesona dengan indahnya suara itu. Telinganya memperhatikan betul setiap lirik yang keluar. Bibirnya melengkung dengan sendirinya teringat akan memori dengan lagu itu.

 

Shine You're The Light


nae mame deureo on geoni
malhaejwo eonjebuteonji
gogaereul dollimyeon
ni nuni tteoolla

Can I Could I Be Your Man
siganeun neol hyanghae heureuna bwa
amu mal eomneun neoui sonjise
nan nuneul gamji motae
niga deo seonmyeonghaejyeo ga
So Give Me The Light
Give Me The Light

bitnaneun ni misoga nal nogyeo
sesangeul barkhyeo nae apeul bichwo
na modu byeonhago sarajindago haedo
neomanui bichi neukkyeojyeo
Light In My Eye

I, I, I nege dagaga
piharyeogo haebwado andwae deo gidaril sun eobseo
You, You, You nae soneul jaba
pihaegal suneun eobseo jigeum geu bicheul gatgesseo

bitnaneun ni misoga nal nogyeo
sesangeul barkhyeo nae apeul bichwo
(You Light Up My Night You Make Me So Right)
modeun geoseul boge hae

Give Me The Light
nae apeul eonjena barkhineun bit

I Wanna Kiss You
I Wanna Hold You Tight
neowa nanugo sipeo ni modeungeol
naege gidaegil

You, You, You naege dagawa
i sunganeul jiwodo naneun neoreul nochi anha
I, I, I ne soneul jaba
Can’t Let You Go
Wanna Make You Feel My Love

Lady, Lady Cuz You Are The One For Me
sigani jinado
Wanna Be Love Your Love
ne mamdo mangseoriji anke

josimseureopge jogeumssik dagaga
jayeonseureopge neoege boyeojulge

 

“Uwaaahh, oppa! lagunya keren sekali... uwaahhhh....” tepuk tangan dan pujian tak berhenti dari bibirnya. Ekspresi kekaguman masih melekat indah diwajahnya. Seolah tersihir dengan suara Sunggyu, bibirnya berdecak berulang kali.

Sosok yang dikagumi hanya mengembangkan senyum manis seraya mendekat dan berjongkok.

“Kenapa oppa berjongkok?” tanyanya bingung.

Lagi, senyuman melengkung diwajah manisnya.

“Oppa, ayo berdiri!” serunya merasa tak nyaman dengan sikap Sunggyu.

Alih-alih berdiri, Sunggyu malah mengeluarkan sebuah kotak merah. Tangannya mengulur kearah Eunji, menyodorkan kotak itu.

Masih tak mengerti situasi, Eunji hanya menautkan kedua alisnya dan membuka sedikit mulutnya.

“Eunji-ah! Lagu itu aku nyanyikan untukmu. Dan ini juga untukmu.” Ucapnya lembut.

“Maksud oppa apa? Aku tidak mengerti oppa.”

“Apa kau mau jadi yeojachinguku? Kalau kau mau ambil cincin ini! Kalau kau menolak kau tutup kotak ini. Aku mencintaimu Jung Eunji.” Jawabnya seraya membuka kotak itu dan menampilkan sebuah cincin emas putih dengan satu mata berlian ditengahnya.

Kedua bola mata Eunji membulat sempurna, bibirnya mengerucut kedepan. Shock, terkejut dan apalah ia merasakannya saat itu juga.

“Eunji-ya! Ayo jawab! Atau kau mau minta waktu dulu? aku tak akan memaksamu Eunji.”

“Ahh..aniya oppa! aku hanya kaget saja. tapi kenapa oppa tiba-tiba..”

“Apa kau meragukanku?” selidik Sunggyu.

Eunji menggeleng pelan, “Aniya, hanya saja...”

“Terlalu cepat?” Sunggyu memotong.

Eunji mengangguk lalu berkata, “Tapi....” seakan ingin menggoda Sunggyu, Eunji menggantungkan kata-katanya.

“Tapi kenapa?” tanya Sunggyu penasaran.

“Aku tak menolaknya oppa..” dengan cepat, Eunji mengambil cincin itu. “Sebenarnya ini terlalu cepat oppa, tapi aku merasa nyaman denganmu. Dan aku juga tidak bisa memungkiri kalau aku juga mencintaimu oppa.” jawabnya malu-malu.

Sontak hal itu membuat Sunggyu terkejut bahagia, ia tak menyangka bahwa ia akan diterima secara langsung. Reflek, Sunggyu memeluk Eunji lalu mengecup pelan kening Eunji.

“Gomawo, Eunji-ah! Gomawo, jeongmal gomawo! Saranghaeyo Eunji-ah.” Tutur Sunggyu berulang kali.

Eunji tersenyum, “Tapi oppa, apa kau benar-benar mencintaiku?” tanya Eunji sedikit meragukan.

“Kenapa?”

“Ah, tidak! Aku percaya padamu oppa.” Eunji sedikit menyembunyikan sesuatu. Sunggyu tak mempermasalahkan lebih lanjut, ia membalas perkataannya dengan senyum.

“Aku pernah berjanji kepada Woohyun sunbae untuk membantumu oppa.” ujar Eunji lirih. Kali ini berhasil membuat Sunggyu merasa ada yang aneh.

“Maksudmu apa Eunji?”

“Aku ingin membuat oppa melupakan masa lalumu. Meskipun itu tak akan bisa sepenuhnya hilang. Setidaknya lukamu sedikit demi sedikit akan memudar. Serta aku juga tidak ingin kehilangan senyummu seperti saat itu oppa.”

“Eunji-ah, kau?”

“Oppa, aku juga sakit saat melihatmu sakit saat itu. Aku suka kepadamu sejak saat kau menyambut siswa baru oppa.Walaupun awalnya aku ragu kalau aku akan mampu menggantikan ‘Dia’ dihatimu oppa.”

“Jung Eunji...” Panggil Sunggyu dengan suara parau. Entah apa yang saat ini Sunggyu rasakan.

“Mianhaeyo oppa. aku tak bermaksud untuk menyinggungmu..” Eunji menunduk menyesal.

Tangan Sunggyu meraih dagu Eunji. Mata sipitnya menyorot tepat kedua kristal bening Eunji. Tatapan sayang dan penuh rasa penasaran.

“Tidak usah kau meminta maaf, gomawo telah mau mengertiku. Aku tidak menyangka kalau kau akan seperti ini. Sekali lagi, Gomawo. Saranghaeyo Jung Eunji..” Sunggyu mendekatkan wajahnya lalu menempelkan bibir tipisnya pada bibir Eunji. Eunji tersenyum dalam kecupan Sunggyu. Ia merasa bahagia saat itu.

“Wahh...wahh..wahh... kenapa kau malah senyum-senyum sendiri setelah mendengarku bernyanyi?” Tanya Sunggyu saat melihat kekasihnya tengah sedikit melamun dan tersenyum sendirian.

Yang ditanya hanya melemparkan senyum.

“Ya... Jung Eunji. Kau ini...”

“Aku hanya teringat saat kau pertama kali menyanyikan lagu itu untukku.” Balasnya dengan rona merah mewarnai pipi mulusnya.

“Eum, apa aku begitu romantis?” tanya Sunggyu lengkap dengan cengiran.

Eunji melengos lalu mendesah, “Sama sekali tidak oppa..”

“Yaa... masak aku tidak romantis?” Sunggyu manyun kecewa.

“Hahahaha, kau ini lucu sekali oppa. Iya..iya..iyaa.. oppa itu sangat romantis..”

Keduanya tertawa bersama. Seolah-olah dunia ini hanya mereka miliki. Terasa sekali bunga-bunga cinta bermekaran diantara mereka. Sunggyu kembali memainkan gitarnya dan mulai bernyanyi. Namun kali ini Eunji ikut dalam nyanyian itu.

“Mianhaeyo mengganggu kalian. Kim Sunggyu-sshi! Ini ada surat untukmu.” Kata Tiffani seraya menyerahkan sebuah surat.

“Eoh? Dari siapa?” tanya Sunggyu heran.

“Molla... ah kenapa aku selalu saja dimintai tolong memberikan titipan kepadamu sih?” gerutu Tiffany dan berlalu dari depan mereka.

Sunggyu membolak-balikkan surat itu. Penasaran, ia segera membuka surat itu. Sedetik kemudian, raut mukanya berubah dingin. Rahangnya mengeras dan giginya bergeretak.

“Dari siapa oppa?” Eunji rupanya juga penasaran.

“Bukan dari siapa-siapa kok..” Sunggyu tersenyum menyembunyikan yang sebenarnya. “Kajja kita keluar. Kau tak lapar?” Sunggyu mengalihkan perhatian Eunji dan menggandeng tangan Eunji keluar kelas.

“Eoh? Iya aku lapar. Kajja kita beli makan oppa..” Eunji tersenyum mengikuti langkah Sunggyu.

∞∞∞

“Woohyun-ya! Kalau dipanggil nengok dong!” bentak Hyungsik merasa kesal sedari tadi memanggil Woohyun namun sama sekali tak dihiraukan bocah tampan itu.

Sedetik Woohyun menoleh kearahnya lalu berpaling kembali.

“Oh ya, Chorong masih menolak untuk sekolah?” Hyungsik duduk disebelah Woohyun dan memberikan milkshake kepadanya.

“Eum, ia masih takut kalau sewaktu-waktu Kim Jongmyun kembali lagi.” Jawabnya lemas.

Hyungsik mendesah pelan, “Padahal Jongmyun sudah dikeluarkan dari sini. Kenapa dia masih takut?”

“Bisa saja dia akan menganggunya lagi sepulang sekolah.”

“Ah, benar. Maka dari itu peranmu sungguh penting disini Woohyun!”

Woohyun melirik Hyungsik sekilas, bibirnya tersenyum miring. “Aku tahu. Tapi dia juga ikut menjauhiku.”

“Kenapa?”

“Molla..” Woohyun memainkan batang rumput yang ia pegang. Sesekali ia menarik paksa batang-batang rumput itu agar terputus. Wajahnya menyiratkan betapa pedih yang ia rasakan sekarang. Desahan-desahan pelan turun dari bibirnya.

Hyungsik merasa tak tega melihat sahabatnya seperti ini. Ia merasa kasihan melihat Woohyun mengalami percintaan yang sulit. Disaat Woohyun mulai mengakui kalau ia menyukai bahkan mencintai Chorong, tapi kenapa keadaannya menjadi seperti ini. Hyungsik hanya menggeleng-geleng. Tangannya mengusap punggung Woohyun. Berharap sahabatnya akan lebih baik dan tegar menjalaninya.

Sejenak mereka terdiam, suara tawa mengalihkan pandangan mereka.

“Kyakyakya, makanya kalau belajar itu yang rajin! Dapet nol kan. Kyakyakyakya.” Tawa khasnya menggelegar ditelinga mereka.

“Ya! Nilaimu dengan nilaiku tak beda jauh! Kenapa kau mengataiku?” keluh bocah gembul berpipi chubby.

“Tapi kan masih ada bedanya, hahaha. aku ini anaknya rajin jadi masih bisa dapet nilai.”

“Sama aja kali...” kesal, pukulan ringan melayang dikepalanya.

Sang pemilik tawa mengeluh kesakitan, “Auu, appo hyung! kau ini seenaknya saja memukul orang.”

“Yaa! Kalian ini datang-datang pada ribut mulu. Bisa tenang tidak sih?” Hyungsik mulai terganggu ketenangannya meluapkan rasa kesal.

Ketiga bocah itu memandang Hyungsik disertai cengiran yang tak tahu apa maksudnya.

“Mian,” ujar Dongwoo dan Junhyung berbarengan. Lantas mereka duduk bersebelahan.

Sesaat hawa kesunyian berjalan didepan mereka. Tenang, tanpa ada suara sedikitpun. Entah kenapa tiba-tiba menjadi diam seketika. Dongwoo melirik sekilas wajah Woohyun sumber ketenangan saat ini. Ya, wajahnya mengatakan bahwa ia tidak ingin berbicara dan ia sedang merasa sulit. Penasaran, mulut tebalnya bertanya.

“Hyun, kau kenapa?”

Woohyun mendesah pelan tak menjawab pertanyaannya secara langsung.

“Hyun, kau kenapa?” tanyanya lagi. Kedua teman lainnya melihat kearah Woohyun. Ekspresi mereka berubah mengikuti apa yang dia lihat.

“Woohyun sedang tidak bersemangat, jadi maklumi saja kalau seandainya dia diam seribu bahasa.” Lagi, Hyungsik yang menjawab pertanyaan seperti biasa.

“Park Chorong, menolak sekolah lagi. Itu yang membuat Woohyun kepikiran sampai sekarang.”

“Mwo? Dia menolak sekolah? Apa karena masih takut dengan Jongmyun?” tebak Doojoon.

“Seratus buatmu hyung.”

“Jadi apa yang akan kau lakukan Woohyun-ah?” tanya Junhyung merasa kasihan melihat Woohyun jadi pemurung seperti ini.

“Bagaimana kalau kita membantumu juga sunbae.” Tiba-tiba suara itu muncul sejurus dengan kedatangan tiga orang lainnya.

“Eoh, Jung Eunji-sshi.” Hyungsik menyapa lebih dulu. Woohyun melirik sekilas lalu kembali menatap lantai.

“Iya, aku rasa mereka berdua bisa membantumu Woohyun.” Sunggyu ikut memberikan dukungan.

Woohyun menatap bingung kepada Sunggyu. Seakan mengerti tatapan itu, Sunggyu mulai menjelaskan.

“Bomi pernah bercerita bukan kalau dia satu club dengan Chorong, nah sedangkan Eunji pernah membantu Chorong saat kau minta waktu itu. Dan mereka cukup bisa dekat satu sama lain. Apalagi Bomi, kelihatannya mereka dekat.”

Bomi mengangguk, “Eum, aku lumayan dekat dengan Chorong Unni, kalau mau biar kita saja yang akan mendekatinya. Mungkin dia menghindari sunbae karena sunbae itu namja. Unni butuh teman yeoja untuk bercerita. Tapi dia tidak bisa bercerita kepada yang lain kan?”

“Benar kata Bomi, nanti kalau dia sudah mau bersekolah kau yang bertugas mengawasi, melindungi dan membuatnya percaya kepadamu.” Sambung Junhyung.

Woohyun tampak berfikir dan meminang-minang. “Baiklah, aku rasa aku memang membutuhkan bantuan kalian.” Putusnya lirih.

“Oke, kita sama-sama bantu Woohyun. Semangat.” Ujar Sunggyu semangat.

Lainnya saling bertatapan. Melempar senyum lalu berteriak bersama.

“SEMANGAAAAATTTT, FIGHTING!!!!!!”

Woohyun tersenyum lega. Ia berterima kasih memiliki teman-teman yang sangat peduli kepadanya.

“Gomawoyo, kalian mau membantuku.”

“Eum, kita kan prend.” Balas Dongwoo dengan cengiran lebar. Sontak lainnya tertawa bersama.

∞∞∞

Sepulang sekolah, seperti janji mereka kedua gadis cantik ini melangkah kedalam satu rumah yang cukup sederhana. Berulang kali memencet bel namun tak ada sahutan dari dalam rumah. Tangan Eunji masih setia memencet bel sedangkan Bomi sibuk menelpon seseorang. Hasilnya tetap sama. Nihil tak ada jawaban.

“Bagaimana ini Eunji? Aku tidak bisa menghubungi Chorong unni.” Bomi mencoba menelpon lagi.

“Iya ini, tidak ada jawaban dari dalam rumah juga.” Eunji mulai mengeluh.

“Sepertinya memang tidak ada orang. Kajja kita pergi saja.” Bomi menarik tangan Eunji setelah putus asa. Beberapa langkah mereka buat, tiba-tiba pintunya terbuka. Segera mereka membalik.

“Ah, Unni... kenapa kau lama sekali membuka pintunya?” Bomi mendekat kearah Chorong. Sesaat bibir Bomi mengerucut. Wajahnya menjadi pucat.

“Unni, ada apa dengan unni? Kenapa unni menjadi seperti ini?” tanya Bomi sedih saat melihat wajah pilu Chorong.

“Aniya, unnineun gwaenchanha. Ada apa kalian kemari?”

“Eum, kita hanya khawatir kepada unni. Kenapa unni tidak masuk sekolah?”

“Ahh, aku sedang tidak enak badan. Ayo masuk.” Chorong mempersilahkan mereka masuk kedalam. Bomi dan Eunji mengekor dibelakang Chorong lalu duduk di kursi tamu.

“Kalian mau minum apa? Biar Unni buatkan.”

“Dwaesseo. Kita hanya mau main-main saja kok unni. Tidak usah repot-repot.” Tolak Eunji cepat.

Keheningan menghampiri mereka. Sesaat mereka terdiam dalam sunyi. Tak ada kata-kata yang keluar. Canggung dirasakan ketiganya. Padahal Bomi dan Chorong merupakan teman yang dekat. Namun saat itu rasanya ada sesuatu yang membuat jarak diantara mereka.

“Eum, unni. Kenapa rumah unni sepi sekali?” tanya Bomi menyingkap keheningan.

“Eomma sedang bekerja dan appa ada diluar kota.” Jawabnya datar. Suaranya sedikit tertahan sepertinya ada sesuatu yang ingin diungkapkan oleh Chorong. Dan benar saja, beberapa detik kemudian tangis Chorong pecah begitu saja.

“Unni, unni kenapa menangis? Unni...” Eunji menghampiri Chorong dan memeluknya. Ia khawatir melihat Chorong tiba-tiba menangis.

“Aku takut, aku takut..” jawabnya dalam tangis.

“Unni takut apa? Ceritalah ke kita unni, siapa tahu kita bisa membantumu.” Bomi mencoba menenangkan Chorong.

“Jongmyun...Jongmyun...dia..dia masih...”

“Ada apa dengannya unni?” Eunji semakin khawatir.

“Dia, dia mengancamku Eunji-ah.. dia akan melakukan balas dendam denganku. Aku takut...aku takut...” tangisnya semakin kencang bahkan tubuhnya bergetar hebat. Rasa takut, sedih dan lain sebagainya menyatu dalam diri Chorong.

Eunji semakin erat memeluk Chorong. Tangannya terus mengusap punggung Chorong.

“Jinjja? Dia akan melakukan itu unni?” Bomi membelalakkan matanya tak percaya. Ternyata sunbae yang sebetulnya ia kagumi memiliki sifat yang demikian buruk.

“Unni, jangan takut. Ada kita disini. Kita akan menemani unni. Apa karena itu unni tidak pergi sekolah?” tanya Eunji pilu.

Anggukan pelan dalam tangis menjadi jawaban dari Chorong. Buliran bening tak mau berhentii dari mata cantiknya. Sesenggukan selalu mengiringi setiap tetes air matanya. Membuat kedua gadis yang bersamanya menjadi semakin pilu.

“Unni, bukankah Woohyun sunbae bersedia menemani dan melindungimu?” Bomi sedikit ragu mengatakan itu.

Sedetik tangisan Chorong terhenti saat mendengar nama Woohyun.

“Mi..mi..mian unni kalau ada yang salah dengan kata-kataku..” Bomi menunduk menyesal.

“Aniya, kau tak salah. Memang benar yang kau katakan. Tapi...”

“Kenapa unni?”

“Aku malu dengan Woohyun dan aku tak ingin merepotkan Woohyun. Aku ingin dia menjauhiku. Aku tidak mau Woohyun ada didekatku lagi.”

“Unni, kenapa unni seperti ini? Woohyun sunbae tulus melakukan itu kepadamu. Bahkan Woohyun sunbae mencintaimu.” Bomi menentang keputusan Chorong yang ingin menjauh dari Woohyun.

“Mencintaiku?” tanya Chorong kaget.

“Eum, dia mencintaimu unni. Dia sedih kau menjauhinya.”

“Tapi..aku malu dengannya. Aku malu Bomi-ah. Aku sudah tak pantas lagi dengan siapa-siapa...”

“Unni! Jangan bilang seperti itu..”

“Bomi-ah, Eunji-ah. Aku sedang tak ingin menjalin cinta atau mencintai atau dicintai siapa-siapa. Aku takut, aku malu dan aku..aku..aku tak mau hal itu berulang kepadaku..” lagi, cairan bening mengalir dipipi mulusnya.

Eunji segera memeluk kembali Chorong, “Unnii....”

“Mianhaeyo, mianhaeyo..”

“Unni, kalau memang unni tak bisa membuka hati lagi, aku mohon jangan larang Woohyun sunbae untuk melindungimu unni.” Ujar Bomi.

“Mianhaeyo, aku tidak bisa..”

“Baiklah kalau memang itu mau unni, tapi aku mohon jangan berhenti sekolah. Aku dan Bomi bersedia menemani unni setiap saat. Kita janji.” Eunji mencoba meyakinkan Chorong. Tampaknya Chorong berpikiran berbeda sekarang. Ia mengangguk.

“Baiklah aku mau sekolah lagi besok.”

“Nahh, begitu dong unni. Sekarang unni senyum ne, biar cantik lagi..” ujar Bomi semangat setelah mendengar jawaban Chorong, setidaknya walaupun dia masih belum sanggup menerima Woohyun, setidaknya dengan ia mau kembali bersekolah dapat memudahkan Woohyun mendekatinya lagi.

Suasana bahagia sedikit muncul diantara mereka. Kesuraman, kemurungan dan kesedihan berangsur menghilang seiring gelak tawa yang tercipta dari mereka. Chorong merasa beruntung ada yang peduli dengannya. meski sebenarnya ia tahu, bahwa Woohyun sangat peduli dengannya. Tapi, hatinya masih belum sanggup sepenuhnya membuka lagi.

 

TBC..

 

semakin geje? commentnya dong.. :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Saya minta komentarnya yaa readers .. :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 12: Suka ma couple pinkfinite... Apalagi woorong Kkk.. :D Thor ni ff kab dah lama bgt.. gak ada niat buat ngelanjutin ya??? di lanjut lah thor..
IffahHarun #2
Chapter 12: Hai... saya readers dari Malaysia... Saya suka sangat cerita ni tapi tolong percepatkan proses untuk chapter 13 ya... Saya betul-betul tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi seterusnya.
stefaniwu #3
Chapter 12: anyeong,aku readers baru disini :D
aku udah liat dari chapter 1-12,bagus eon ceritanya...
tapi tambahin woorong nya dong kurang puas hehehe
ditunggu chapter 13nya ^_^
windykyuzizi #4
Chapter 12: semangattt ..!!! gk sbar nggu lanjutannya ... :D :D :D
windykyuzizi #5
Chapter 3: lanjutkan ... !!! :D :D
penguinhana #6
Chapter 12: Annyeong! Aaa kebetulan lagi nyari ff pinkfinite dan nemu ini. Suka banget! Nunggu banget nih lanjutannya. Ceritanya bagus. Gak terlalu flat. Ditunggu lanjutannya yaaaaa~