Part III: It's Like We're Getting Closer

Gomawo

‘Hoammm’ aku menguap karna kemarin malam aku tidak bisa tidur. Ini semua karna laki laki itu, Oh Sehun…
Dia mengatakan selamat malam dengan emoticon cium, dan dia menggunakan banmal saat bicara padaku. Perasaan kesal dan malu semua campur aduk. Ada apa dengannya? Erghhh…


‘Pagi cantik.’ Suara sehun yang sudah aku kenal kembali terdengar.
‘Apalagi hari ini Sehun?’ tanya ku acuh tak acuh. Bagaimanapun, sekarang aku terbiasa dengan kata-kata manis Sehun, apa ini pertanda buruk?
‘Kamu masuk kelas apa sekarang?’
‘Jangan gunakan banmal!’
‘Cerewet ah. Pelajaran apa sekarang?’
‘Tata karma. Kenapa?’
‘Samaa! Ke kelas bareng ya.’
‘Shiro.’tolak ku
‘AAHHHH SooRiiii’ rengek sehun bagaikan anak anak berumur 3 tahun, dia memang suka melakukan aegyo.
Risih melihat sehun seperti itu aku langsung menjawab ‘Baiklah, baiklah. Sekarang diam!’
‘OK.’
Lalu Sehun mengikutiku bagaikan anak anjing… Dia manis sekali…

 

Seusai pelajaran, Sehun menghampiriku dan berkata.
‘Kamu Sabtu ini kosong?’
‘Sibuk.’
‘Ah jangan bohong!’
‘Kenapa memangnya?’
‘Jalan bareng yuk. Namsan tower. Uri first date.’
‘Siapa yang mau berkencan dengan mu. Shiro!’ aku menolak ajakan Sehun meskipun aku mau…
‘Ayolahhhhh….’
‘Liat nanti.’
‘Baiklah. Sabtu nanti jam 7 akan kujemput!’ cetusnya.
‘YA!! OH SEHUN, aku bahkan tidak bilang iya!’ teriak ku
‘Bweeekkk.’ Sehun menjulurkan lidahnya sambil menjauh pergi.
Tanpa sadar aku tertawa kecil melihat tingkah konyol Sehun…

 

Hari ini hari Sabtu, aku tidak tahu akan memakai baju apa. Sudah 3 jam aku berdiri menatap lemariku dan tidak bisa menemukan baju yang cocok. Lalu tiba-tiba aku berpikir ‘Ini hanya Sehun, untuk apa aku berdandan cantik?’


Akhirnya aku meninggalkan lemariku dengan menggunakan kemeja denim dan celana pendek putih, aku cukup percaya diri dengan pakaian ini. Akhirnya kulakukan final touch pada wajahku, sedikit pelembab bibir, mascara, dan perona wajah. Sip, aku siap. Dimana Sehun? Ini kencan pertama dan dia telat, sama sekali tidak gentle man. Aku mengecheck jam ku dan ternyata sekarang masih jam 6. Sepertinya aku terlalu cepat, terpaksa aku menunggu Sehun. Pada jam 7 tepat, terdengar klakson mobil, aku menengok lewat jendela, itu Sehun. Aku keluar dan melihat Sehun berdiri di depan mobil Honda Jazznya dengan menggunakan kaus tangan panjang stripped dan skinny jeans, simple tapi kelihatan modis.
‘Baju macam apa ini?’ tanyanya sinis.
‘Kenapa rupaya? Apa terlihat jelek?’ jawabku heran.
‘Tentu saja. Mana ada orang menggunakan celana pendek untuk kencan pertama.’
‘Jadi kau ingin aku memakai apa?’
‘Gantilah dengan rok atau apa kek.’ Dia memberikan saran yang kedengarannya seperti penghinaan.
‘Baiklah, tunggu 15 menit, akan kuganti. Huh banyak komentar.’
15 menit kemudian aku keluar dengan menggunakan, kemeja cream yang kulipat hingga sikut dengan rok hitam.
‘Nah begini lebih baik. Kajja!’ kata Sehun bersemangat
‘Malam ini aku mau makan enak. Kau yang traktir.’ Cetus ku.
‘Siap Boss!!!’ Sehun hormat seakan akan aku Bossnya.
Aku tertawa kecil, semakin lama aku mengenal Sehun, ia terlihat semakin manis.

 


Kami sampai di kawasan Namsan Tower. Macet sekali, tentu saja karna hampir seluruh penduduk Seoul menikmati weekend mereka.
‘Kau mau makan apa?’ Tanya Sehun.
‘Jajjangmyeon.’
‘Katanya mau makan enak, masa jajjangmyeon? Ayo kita makan ayam dan bir.’
‘ITU SAMA SAJA. Ya sudah, ayo kita makan di restaurant steak yang ada di sebelah sana.’

Nama restaurantnya The Barn Prime Steak House, designnya mewah, sepertinya harganya mahal, tapi tak apalah Sehun akan membayarnya.
‘Saya pesan Sirloin Steak 1 porsi.’ Pesanku
‘Ya, saya juga.’ Sehun ikut-ikutan
‘Minumnya?’ Tanya pelayan tersebut
‘Saya Lemon Tea.’ Ujar Sehun.
‘Saya Orange Juice xtra Sugar.’ Susulku
‘Baik. Mohon ditunggu pesanannya ya nona tuan.’
Pelayan tersebut meninggalkan meja kami. Sehun melihat-lihat keadaan sekitar. Hihi lucu sekali, matanya yang biasanya sipit menjadi terbelak melihat suasana restaurant ini.

 

 


‘Apa kau tidak pernah makan di tempat seperti ini?’ aku membuka percakapan.
‘Pernah, tapi jarang, daging di Korea harganya sangat mahal. Tapi aku tidak pernah ke sini sebelumnya. Apa kamu sudah pernah?’
Aku menggeleng lalu menjawab; ‘Belum. Ini pertama kalinya aku makan steak di Korea. Di Indonesia, bahkan ada steak dengan harga 2000 Won.’
‘HAH? 2000 WON? JEONGMAL? DI SINI 2000 WON BAHKAN TAK CUKUP UNTUK MEMBELI SOJU.’ Sehun terbelak.
‘Ga usah berlebihan. Iya di Indonesia semuanya murah. Biaya hidup di sana tidak mahal seperti di Korea.’ Jawabku santai.
‘Ohh begitu.’
Tak berapa lama kemudian, makanan datang. Kami melahap hidangan yang ada, lalu Sehun membayar billnya. Kamipun keluar dari restaurant itu dan menuju Puncak Namsan untuk melihat pemandangan. Saat di perjalanan ada toko yang menjual gembok untuk dipasang di Puncak Namsan.
‘Ayok kita beli satu.’ Sehun bersemangat
‘Untuk apa? Buang-buang uang.’
‘Kita tulis nama kita lalu pasang gemboknya.’
‘A..aa..pa? T..tu..tulis nama kita untuk apa?’ jawab ku gugup membayangkan Sehun menulis; Sehun love SooRi. Are we officially dating?
‘Ya, tunggu aku akan membeli satu.’
Sehun membeli satu gembok berwarna hijau muda dan menulis ‘Sehun and SooRi Forever Friends’
‘Ohh, forever friends.’ Ucap ku dalam hati, sebenarnya aku agak agak kecewa.
Sehun memasang gembok itu lalu melempar kunci nya ke bawah. Matanya yang tajam melihat ke pemandangan, dagu yang runcing, kulit yang putih, aku memerhatikan seluk beluk wajahnya. Dia kelihatan tampan hari ini, ada apa denganku?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ZeloBabys #1
Chapter 11: OMG she died...she died...she died....!!!! *cries* by the way author I like your story hahaha tapi rada sedih soalnya main character nya meninggal :(
Taridaaurelliat #2
Chapter 5: Aaa kerennn!!! Lanjutinnn lanjutinn!!!❤️❤️❤️❤️❤️
nixole #3
Chapter 4: MAKASIH TEMAN TEMAN, ILOVEYOUGUYSSOMUCHHHHHH
Hannahjonina #4
NICOLEEEEE KERENN
taeegi #5
Chapter 3: NICOOOLEEEE