Chapter 4

How I have your Umma

 

Disclaimer: Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Drama

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry :

Seingat Jaejoong, pertemuan pertamanya dengan Yunho adalah ketika Yunho menemukannya di tepi jalan ketika hujan turun. Tapi benarkah itu adalah pertemuan pertama mereka mengingat cara Yunho memandangnya begitu lekat, seolah keduanya telah saling bertemu sebelumnya. Kisah ini dimulai ketika Jung Yunjin  bertanya tentang Appa kandungnya. Karena pertanyaan menuntut itulah, Yunho terpaksa menceritakan rahasia besar nan licik yang Yunho pernah lakukan untuk memiliki seorang Kim Jaejoong.

DON’T LIKE DON’T READ

Setelah tali utama jembatan putus, dan sebelum tubuh keduanya jatuh ke dalam jurang dengan sungai yang mengalir deras di bawahnya, Yunho berhasil menangkap tubuh Jaejoong dengan tangan kirinya sementara tangan satunya meraih tali jembatan. Tubuh keduanya bergelantungan di udara. Jaejoong hanya berteriak sekali, namun Yunho tahu Jaejoongnya itu sangat ketakutan. Terbukti dengan wajahnya yang begitu pucat dan kedua tangan yang memeluk tubuh Yunho sangat erat.

“Yun…”

“Jangan takut ne, aku tak akan melepasmu”

Tak lama kemudian terdengar suara beberapa orang datang dan memanggil Jaejoong.

“Joongie!”

Jonggie cepat mendongak dan wajah pucatnya sedikit terseyum saat melihat siapa yang memanggilnya.

“Haraboeji…”

Nde, setelah kabar tentang Jaejoong yang diculik. Kim Young Jo memang memimpin sendiri pencarian untuk mencari cucu kesayangannya itu.

Melihat nasib Jaejoong cucunya di tangan sang penculik, Young Jo tak gegabah untuk membunuh sang penculik mengingat cucunya yang lain Kin Hyun Joong telah mati di tangan orang asing berambut silver yang kini menggenggam satu-satunya orang yang paling disayangi Young Jo. Young Jo memerintahkan ketiga guard yang dibawanya untuk menarik tali yang menjadi penyangga nyawa Yunho dan Jaejoong.

Namun rupanya tali itu tak kuat menahan tubuh Yunho dan Jaejoong. Yunho melihat tali yang dipegangnya mulai retak dan menunggu putus, bila dirinya tidak segera mengambil langkah cepat, pasti keduanya akan jatuh. Meskipun diakui Yunho bahwa mati bersama dengan Jaejoong adalah hal yang sangat diinginkannya, namun Yunho masih cukup waras untuk memikirkan rasa sakit yang akan dirasakan Jaejoong bila terjatuh nanti sebelum kematian menjemput.

“Berpeganglah padaku yang erat ne.”

Jaejoong langsung mempererat pelukannya yang sudah sangat erat. Yunho sempat merasa sesak sesaat namun tak terlalu memikirkannya. Yunho melepas, tangan kirinya yang tadi digunakannya untuk menyangga tubuh Jaejoong dan beralih meraih ekor tali yang menyangga nyawa mereka. Dengan sigap dan cepat melilitkan tali itu di tubuh Jaejoong dan mengikatnya dengan kuat.

“Sekarang kau boleh melepas pelukanmu.”

Namun Jaejoong tak mendengarkan perkataan Yunho. Jaejoong tak ingin melepaskan pelukannya.

“Ani, Joongie takut Yun…”

“Sudah tidak apa-apa. Percayalah padaku.”

Kali ini Jaejoong menurut. Perlahan Jaejoong melepaskan pelukannya. Dan saat itulah Yunho melepas tangan kanannya yang berpegangan pada tali.

“Saranghae…”

Adalah bisikan yang Jaejoong dengar sebelum namja berambut silver itu terpisah darinya, jatuh ke dalam sungai yang dalam yang mengalir deras.

“Yun! Andwe!!”

Jaejoong menjerit, berteriak memanggil Yun. Air matanya cepat mengalir deras ketika Jaejoong menyadari bahwa tubuhnya terikat dengan tali sehingga tak dapat meraih Yun yang terjatuh.

“Yun!!”

Jaejoong terus memanggil nama itu, bahkan ketika guard keluarga Kim berhasil menariknya dan ketika Kim Young Jo memeluknya.

“Joongie….”

“Haraboeji…hiks…Yun haraboeji….Yun.”

Yang terjadi dihadapanya tentu diluar dugaan Young Jo. Jaejoong tak mudah percaya dengan orang lain, bahkan dirinya sendiri butuh waktu yang cukup lama untuk memiliki kepercayaan itu. Namun namja berambut silver itu hanya membutuhkan beberapa jam. Dengan berat hati Young Jo meminta beberapa guard Kim untuk mencari namja berambut silver yang tengah merebut hati cucu kesayangannya.

Jarak antara jembatan dan bibir sungai cukup tinggi. Arus sungai yang sangat deras dan badan sungai yang penuh dengan batu tentu menyulitkan pencarian mereka. Namun Dong Hae dan Eunhyuk, dua guard kepercayaan Young Jo berhasil menemukannya. Dan Young Jo cepat tahu siapa sebenarnya namja berambut silver itu. Tetapi Young Jo cukup bijaksana untuk merahasiakannya. Demi Jaejoong.

Rahasia yang sempat tertutup rapat itu terdengar oleh Kim Ji Mo dua minggu. Ji Mo yang masih sangat kehilangan putranya meminta keadilan Young Jo.

“Putraku yang juga masih cucumu mati di tangan namja itu. Bukankah cukup adil bagiku untuk meminta kematiannya. Prinsip keluarga Kim. Keluarga Kim selalu meminta darah yang terhutang.”

Young Jo hanya terdiam, sambil melihat foto keluarga yang terpampang di dinding kamarnya, atau lebih tepatnya melihat Doong Wook diantara anggota keluarga Kim. Seolah Young Jo meminta pendapat putranya yang telah lama tiada.

“Arasso, hutang nyawa di balas dengan nyawa. Bila itu yang sangat kau inginkan. Appa akan mengabulkannya. Appa yang akan mengantikan nyawa namja yang telah membunuh Hyun Joong.”

“Appa!!!”

“Ji Mo, kau yang meminta dan aku telah mengabulkan. Kau tak berhak untuk keberatan. Dan Apapun yang terjadi pada Jaejoong dan namja itu di masa depan, kau tidak boleh ikut campur, ataupun menyebarkan rahasia ini termasuk pada Jaejoong”

Setelah mengatakan hal itu Young Jo berdiri meninggalkan kamar itu. Young Jo yang biasanya melangkah cepat dan kuat, kini berjalan pelan dan sesekali berhenti atau memegangi dadanya yang sangat sakit. Young Jo terus berjalan ke kamar Jaejoong, menemui sang cucu yang kini terbaring di atas tempat tidurnya. Keadaan Jaejoong memang memburuk sejak kejadian di atas jembatan itu, dan ketika dokter pribadi keluarga Kim memeriksanya pagi ini, cucunya itu tengah hamil dua minggu.

“Haraboeji…”

Jaejoong yang masih belum tertidur tentu menyadari kedatangan Young Jo.

“Bolehkah malam ini, haraboeji tidur disini?”

“Nde.” Jawab Jaejoong dengan anggukan pelan.

Perlahan Young Jo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan langsung di sambut oleh Jaejoong dengan menyandarkan kepalanya di dada Young Jo dengan kedua tangannya memeluk boneka gajah. Sesekali Jaejoong memang menyusul sang Haraboeji, tidur di kamarnya bila mendapat mimpi buruk, dan kini malah sang Haraboeji sendiri yang ingin tidur bersamanya tentu Jaejoong sangat senang.

“Apakah Joongie masih sangat bersedih?’’

“Nde, haraboeji. Joongie masih bersedih. Tapi Joongie juga sedikit bahagia, Yun sekarang pasti telah bahagia di surga seperti Appa Joongie.”

Young Jo memang tak mengatakan kepada Jaejoong bahwa Young Jo berhasil menyelamatkan namja itu. Bahkan Young Jo mengatakan bahwa kemungkinan namja itu telah tewas mengingat sungai itu dipenuhi bebatuan terjal. Young Jo sengaja melakukannya. Perang dingin antara Keluarga Kim dan Jung akan semakin menjadi bila mereka tahu siapa pembunuh Hyun Joong sebenarnya dan Jaejoong terlalu polos untuk menjaga rahasia sebesar itu.

“Jadi Joongie tidak boleh bersedih lagi ne.”

Jaejoong kembali mengangguk dan menyusupkan kepalanya semakin dalam di dada sang Haraboeji. Young Jo tersenyum hangat sambil mengusap kepala Jaejoong pelan. Usapan kepala yang selalu sukses membuat Jaejoong tenang dan tak dapat menahan rasa kantuknya. Jaejoong tertidur pulas tak lama kemudian. Tepat ketika Jaejoong tertidur, tangan Young Jo berhenti mengusap kepala Jaejoong. Matanya perlahan menutup dengan senyum sedih di wajahnya. Dan beberapa detik kemudian, nafas dan detak jantung Young Jo berhenti. Young Jo telah meninggal.

Young Jo sengaja menambah dosis obat yang biasanya dia konsumsi. Young Jo yang tahu usianya memang tidak akan panjang lagi sengaja mengakhiri hidupnya lebih cepat demi menepati perkataanya kepada Ji Mo, membayar hutang nyawa Yunho dengan nyawanya.

Tentu sudah dapat dibayangkan sebesar apa kepedihan yang dirasakan Jaejoong ketika pagi harinya dirinya menemukan Young Jo yang telah terbujur kaku di sampingnya. Berapa kalipun Jaejoong memanggilnya, mencoba membangunkan dengan berbagai cara, namun Haraboejinya tidak mau membuka mata. Jaejoong berteriak histeris, memanggil Kyuhyun, meminta tolong padanya untuk membangunkan Haraboejinya. Melihat kondisi Young Jo, Kyuhyun lekas memanggil anggota keluarga Kim dan dokter Daesung yang tinggal di kediaman Kim. Daesung yang memeriksa Young Jo, menggeleng dan mengumumkan bahwa Kepala Keluarga Kim itu telah meninggal.

Beberapa putri Young Jo langsung terisak, sementara Ji Mo hanya terdiam tak mengatakan apapun. Sementara Jaejoong masih tak menyerah untuk membangunkan Young Jo, membuat Kyuhyun yang berada di sampingnya memeluk Jaejoong. Mencoba memberinya pengertian bahwa Young Jo tidak akan bangun, bahwa Young Jo telah kembali ke surga bersama Yun. Setelah Kyuhyun memberi pengertian berulang kali akhirnya Jaejoong menyerah dan tak mencoba membangunkan Young Jo kembali. Kemudian dalam bulan yang sama, keluarga Kim kembali menggelar upacara pemakaman.

Kehilangan dua orang yang sangat disayanginya dalam waktu berdekatan tentu membuat luka sendiri di hati Jaejoong. Dirinya sekarang lebih suka menyendiri dan tak sevokal biasanya. Hal yang membuat Kyuhyun sangat cemas. Kecemasan Kyuhyun terbukti, ketika suatu malam Jaejoong menanyakan hal yang membuat Kyuhyun cukup tercengang.

“Kyunie, Joongie ingin bersama dengan Haraboeji, Yun dan Hyori Halmoni. Bisakah Kyunie beritahu Joongie cara agar Joongie dapat bertemu mereka?”

“Bila Joongie pergi bersama mereka, bagaimana dengan ku.”

“Kyunie masih memiliki Maxie.”

Kyuhyun terdiam. Shim Max, atau Jung Changmin, namja yang telah meyamar sebagai pelayan dan membohonginya. Keduanya memang tidak bertemu sejak kunjungan Changmin di rumah sakit dimana Kyuhyun di rawat setelah penculikan Jaejoong. Masalah keduanya cukup rumit. Di satu sisi, Kyuhyun masih marah dengan Changmin yang telah membohonginya, di satu sisi, Kyuhyun juga merindukan namja itu.

“Joongie ingat, Max sudah tak disini lagi. Lagipula Joongie tidak boleh menemui mereka dulu ne, demi aegya di perut Joongie ne.”

“Aegya?” Jaejoong bertanya sambil memiringkan kepala saking bingungnya.

“Tidak ada Aegya di perut Joongie, Kyunie….Joongie tidak mencuri aegya orang lain dan memasukannya ke perut Joongie. Joongie tidak senakal itu.”

Kyuhyun sempat terdiam. Disaat Jaejoong memperlihatkan kepolosannya yang luar biasa ini, Kyuhyun selalu berdoa bahwa suatu saat Jaejoong dapat menemukan sosok yang sabar dan mencintai Jaejoong apa adanya.

“Disini, ada aegya, bukan milik orang lain tapi milik Joongie.” Kata Kyuhyun sambil menyentuh perut rata Jaejoong.

“Tapi….tapi bagaimana Joongie memilikinya?”

“Joongie sangat menyukai Yun, dan Yun juga sangat menyukai Joongie. Ketika dua manusia saling mencintai, cinta yang sangat besar maka Tuhan akan memberi aegya kepada mereka. Dan kini Joongie telah menerima anugrah itu. Apa Joongie ingin tetap pergi dan tak ingin aegya terlahir?”

“Ani….”

“Jadi, Joongie tidak boleh pergi ne. Demi aku dan aegya.”

“Nde Kyunie.”

Setelah hari itu, semangat Jaejoong kembali. Jaejoong telah kembali pada kesehariannya yang ceria bersama Kyuhyun. Meskipun tanpa Haraboeji, kini Jaejoong memiliki aegya. Jaejoong mulai hati-hati membawa diri, tidak menolak atau merengek tidak suka ketika disuruh makan sayur. Lebih giat belajar membaca karena di masa depan nanti Jaejoong ingin dapat membacakan cerita untuk aegya bila terlahir nanti.

Tetapi sepertinya kesedihan Jaejoong belum cukup, ketika usia kandungan Jaejoong menginjak minggu ke 6, Keluarga Kim yang tetap ingin menikahkan Jaejoong dengan Joon Gi memaksa Jaejoong untuk menggugurkan kandungannya.

“Ani!!” Teriak Jaejoong keras ketika Ahra memberitahu bahwa aegya di perutnya harus di keluarkan sebelum waktunya. Kyuhyun pernah mengatakan bahwa Aegya yang terlahir sebelum waktunya apalagi baru beberapa minggu akan mati. Dan Jaejoong tak ingin sang aegya mati.

“Dasar keras kepala. Apa kata orang bila salah satu anggota keluarga Kim hamil tanpa Appa. Itu namanya anak haram seperti kau! Bila dia sampai terlahir, dia juga akan dibenci semua orang. Sama seperti dirimu.”

“Biar saja itu bukan urusan Ahra Jumma!!”

“Tapi ini adalah urusan keluarga Kim. Kelahiran Aegya itu hanya akan menambah aib keluarga Kim. Asal kau tahu Haraboeji meninggal karena tidak kuat akan aib yang diperbuat oleh olehmu.”

Mata Doe Jaejoong membesar saat mendengarnya.

“Haraboeji…”

“Nde, Haraboeji terlalu malu karena sifat nakalmu sehingga memutuskan untuk pergi meninggalkan kita semua. Kematian Haraboeji adalah salahmu!”

Setelah mengatakan hal itu Ahra pergi meninggalkan Jaejoong yang terlalu bingung. Air mata Jaejoong langsung mengalir deras ketika dirinya merasa bahwa dirinyalah penyebab kematian Haraboeji. Semalaman itu, Jaejoong tak tidur dan menghabiskan waktunya dengan menangis di depan foto Haraboeji tetap dengan memeluk boneka gajah pemberian Haraboeji. Rayuan dan ancaman Kyuhyun yang memintanya untuk berhenti, sama sekali tak di gubrisnya. Lalu keesokan harinya Jaejoong menghilang dari kediaman Kim.

*****back to present*****

“Umma pergi?” tanya Yunjin dengan mata membesar karena gelisah. Ummanya itu sangat asing dengan dunia luar bahkan sampai sekarang. Tidak kenal jalan dan mudah tersesat, begitu polos yang tentu saja sangat mudah menjadi target kejahatan.

“Nde, Umma pergi karena tidak ingin terjadi apa-apa dengan Yun.”

“Lalu saat itu Appa dimana? Kenapa tidak menolong Umma?”

“Appamu sedang kritis baby Yun.” Sela Changmin sambil mengambil botol susu di dalam tasnya. Botol susu di tangan Baby Sehun rupanya telah habis dan belum juga merasa kenyang. Nde seperti sang Appa, baby Sehun rupanya sangat menyukai susu dan makanan.

Setelah mengganti botol susu Baby Sehun dengan yang baru yang disambut Baby Sehun dengan cengiran khas baby miliknya dan tanpa diminta lansung mengenyotnya dengan rakus, Changmin kembali berkata.

“Ingat, Appamu jatuh ke dalam sungai yang penuh batu tajam. Appamu sempat koma selama satu minggu.”

*****the memory*****

Ketika Donghae dan Eunhyuk menemukannya, Yunho memang terluka parah. Tubuhnya terhantam batu dengan keras. Kepala Yunho mengalami beberapa kali benturan yang mengakibatkannya gegar otak dan sempat koma selama satu minggu. Ketika Yunho belum tersadar, Young Jo telah menyerahkannya kepada Haechul. Young Jo tak berbicara banyak, hanya meninggalkan pesan pada Umma dari Yunho itu untuk lebih mengawasi putranya.

Satu minggu kemudian ketika Yunho tersadar, tentu hal yang dipikirkannya adalah Jaejoong. Yunho tidak mempedulikan luka patah tulang di kaki dan punggungnya dan berusaha untuk kabur dari rumah sakit, namun Haechul berhasil mencegahnya. Cara biasa tentu tidak akan mampu meredam Yunho, Haechul sampai memborgol tangan dan kaki putra sulungnya itu di ranjangnya.

“Jangan menatap Umma seperti itu.” Kata Haechul ketika menemani Yunho di kamarnya.

“Umma…”

“Mian, Umma terpaksa melakukan ini padamu. Umma tak ingin kehilanganmu Yun. Kali ini Young Jo melepaskanmu, tapi Umma tahu dia tidak akan melakukannya untuk yang kedua kali. Young Jo juga tak menyebarkan identitasmu. Bagi semua orang termasuk Jaejoong, namja berambut silver telah mati.”

“Tapi Jaejoong, aku harus…”

“Umma tentu akan membantumu Yun. Umma akan berbicara dengan Young Jo. Dia sangat menyayangi Jaejoong, Umma tahu keluarga Kim tak menyukai Jaejoong dan Umma bisa menawarkan kebahagian Jaejoong sebagai menantu keluarga Jung. Mungkin akan sedikit sulit, tapi Umma tidak akan tinggal diam. Percayalah pada Umma ne, tapi sebelum hari dimana Jaejoong datang sebagai menantu Jung tiba kau harus pilih dulu Yun.”

Namun Haechul tak sempat membicarakan hal itu kepada Young Jo karena kabar tentang kematian Young Jo terdengar esok harinya. Rencana Haechul untuk melamar Jaejoong secara baik-baik serta merta hancur. Dan Yunho semakin tidak sabar ketika kabar tentang Jaejoong yang mengandung anaknya terdengar olehnya. Tetapi pikiran Yunho sudah cukup dingin saat itu sehingga rasa gegabah yang sempat membelenggu dirinya berhasil di tahannya. Lagipula  Yunho sadar bahwa cara baik-baik maupun kekerasan tidak akan berhasil untuk menhadapi keluarga Kim. Mereka hanya mampu dilawan dengan cara lembut namun licik.

Dengan kesabaran yang sedikit dipaksakan, Yunho menunggu moment yang tepat. Sambil menunggu moment itu, Yunho menyembuhkan luka di tubuhnya. Dan ketika moment itu tiba Yunho telah pulih 100 % dan siap untuk menjemput Jaejoong, kembali.

Moment bersatunya mereka kembali itu dimulai dari kabar yang diterimanya dari Changmin bahwa Jaejoong kabur dari kediaman Kim. Bersama dengan beberapa guard keluarga Jung Yunho mencari Jaejoong, berlomba dengan keluarga Kim yang juga mencari Jaejoong. Mereka berpencar mencari ke seluruh penjuru kota Seoul. Dan sepertinya  kali ini, Tuhan benar-benar mendukung niatnya karena Yunholah orang pertama yang menemukan Jaejoong. Di bawah hujan, dan di pinggir jalan yang sangat sepi, Yunho menemukan Jaejoong yang hampir pingsan dengan boneka gajah di pelukannya. Dan kali ini tentu saja Yunho tidak datang sebagai namja berambut silver melainkan dengan penampilannya yang sebenarnya, sebagai Jung Yunho.

*****back to present*****

“Huuh syukurlah Appa yang menemukan Umma bukan guard keluarga Kim…” ucap Yunjin lega. Tentu saja lega, Yunjin memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan salah satu dari mereka ketika mengerjai Kim Hongki.

“Nde, sekarang Yun sudah tahu kan siapa Appa Yun?”

Yunjin terdiam sebentar, menatap wajah Yunho sebelum akhirnya….

“Appa!!”

Yunjin menubruk Yunho dan memeluknya erat.

“Appa kandung Yun adalah Appa.” Ucapnya dengan wajah berseri.

“Nde, Yun adalah anak Appa.”

TBC

Anyeong, Author balik lagi dengan Chapter 4^^

Chapter ini adalah part 2 yang Author janjikan. Haah tidak terasa cerita Yunpa berakhir ne, tapi tentu saja fic ini tak berakhir disini. Masih ada satu atau dua chapter lagi untuk mengupas beberapa mistery seperti bagaimana Yunpa berhasil merebut hati Jaema untuk yang kedua kali dan apa yang terjadi dengan Ahra. Sampai bertemu lagi di Chapter 5

Semoga kalian menyukai chapter ini^^

Tetep ditunggu saran dan reviewnya

Big Hugs

Yeye Kyunie^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 7: TTvTT kasian banget ya hidupnya joongie
Tapi pd akhirnya banyak yg menyayangi joongie.
Rasain tuh karma Ara..
Keren ceritanya 👍
Yunkaisoo #2
Chapter 7: Wah.. story nya bgus bnget.., aku suka,, <3

i will read your another story.. ^^
nanajunsu
#3
Chapter 7: What a beautiful story
Suka bgt ma quote d ending.y, sweet :)
nanajunsu
#4
Chapter 5: :O jd yun mesti ngebuat jae ngelupain yun n ngebuat jae jatuh cnt ma yun
nanajunsu
#5
Chapter 4: Untung yg nemuin jae pertama kali tu yun bkn bodyguard kim :)
nanajunsu
#6
Chapter 3: Aduh gmn keadaan yj stlh jembatan tu putus ::3
nanajunsu
#7
Chapter 2: Salut deh ma yun mencintai smp menghilangkn logika.y
Tp dg bgtu jae selamat deh dr rncna jahat :)
nanajunsu
#8
Chapter 1: Ya ampun masa lalu jae.... Ksian bgt :(
doyce228 #9
Chapter 7: omo. aku jadi nangis lagi baca ff kamu, author-nim *cries*
bagus sekali alur ceritanya. cara panulisan kamu juga lain dari yang biasanya. dan aku jadi emosional dengan kalimat terakhir itu. iya JJ bukanlah ibu yang sempurna tetapi yang paling menyempurnakan keluarga kecil mereka :')

trima kasih ya buat ff yang ini. aku jadi bersyukur dengan apa yang aku ada, walaupun sedikit. hehe aku jadi sayaaaaaang sekali sama kamu *hug*

oh ya, aku ini dari Malaysia jadi bahasa Indonesiaku tidak bagus. harap kamu faham apa yang aku tuliskan disini ahaha ^^;
JungHyunno #10
Chapter 7: Kalimat" trakhir'a itu menyentuh banget T_T
Wlpun joongie bkn ibu yg smpurna tp dy adlh ibu yg terbaik ^^
Gomawo buat ff'a.
Always keep writing, Hwaiting ^^