Chapter 3

How I have your Umma

Disclaimer: Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Drama

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry :

Seingat Jaejoong, pertemuan pertamanya dengan Yunho adalah ketika Yunho menemukannya di tepi jalan ketika hujan turun. Tapi benarkah itu adalah pertemuan pertama mereka mengingat cara Yunho memandangnya begitu lekat, seolah keduanya telah saling bertemu sebelumnya. Kisah ini dimulai ketika Jung Yunjin  bertanya tentang Appa kandungnya. Karena pertanyaan menuntut itulah, Yunho terpaksa menceritakan rahasia besar nan licik yang Yunho pernah lakukan untuk memiliki seorang Kim Jaejoong.

DON’T LIKE DON’T READ

Ketika Yunho mendengar tentang rencana Joon Gi, Yunho juga berhasil mengorek informasi rencana Joon Gi bila dirinya berhasil mendapatkan Jaejoong. Sebelum pesta pertunangan, Joon Gi bersama dengan beberapa temannya pergi minum bersama di sebuah klub malam di kawasan elite Seoul. Ketika Yunho menghampiri Joon Gi, Joong Gi tengah mabuk berat, Joon Gi mengira bahwa Yunho adalah temannya. Yunho sendiri yang baru saja kabur dari Inggris itu belum melepas penyamarannya yang berhasil mengecoh para guard keluarga Jung. Yunho mengecat rambutnya silver dan mengenakan kaca mata.

“Apa yang   akan  kau lakukan setelah  kau berhasil menikahi cucu Kim Young Jo?”

“Aku akan membawanya ke sebuah villa terpencil yang aku sewa. Aku akan mengatakan pada Young Jo bahwa kami akan bulan madu. Tapi sebenarnya aku ingin  membuatnya hidupnya sangat menderita. Begitu menderita sehingga akhirnya  dirinya putus  asa dan bunuh diri. Seperti apa yang terjadi pada Seung Gi hyung.”

Yunho begitu marah namun masih mampu menahan diri untuk tidak membunuh Joon Gi di tempat umum. Gelas di tangannya yang remuk menjadi serpihan kaca sangat cukup menggambarkan tentang emosi  yang bergejolak di dalam dirinya. Tak ada yang melihat kemarahan dimata Yunho karena Joon Gi telah tumbang akibat terlalu mabuk.

Awalnya Yunho hanya ingin mengacaukan acara pertunangan Jaejoong dengan Joon Gi, namun mendengar pengakuan Joon Gi, Yunho jadi tertarik menculik Jaejoong lebih lama. Lagipula mendapatkan Jaejoong dengan cara biasa sepertinya tidak akan pernah bisa mengingat perseteruan keluarga Jung dan Kim. Meskipun keluarga Jung lebih terbuka dan akan langsung menyetujui pilihannya namun tidak dengan keluarga Kim. Satu-satunya cara adalah meracuni pikiran, hati dan hidup Kim Jaejoong sendiri. Dengan begitu Young Jo tidak ada pilihan lain kecuali meyerahkan Jaejoong padanya. Cara yang akan digunakannya mungkin sedikit kejam,mungkin juga akan melukai hati Jaejoong, namun Yunho telah dapat melihat kebahagian yang akan mereka raih dimasa depan bila apa yang direncanakannya tercapai.

Malam itu setelah Yunho ‘menjemput’ Jaejoong, Yunho membawa namja yang telah megalihkan dunianya itu ke sebuah villa tak jauh dari villa tempat Joon Gi berencana membawa Jaejoong. Villa yang asri dan jauh dari keramaian. Cukup jauh dari desa terdekat, namun cukup dekat dengan sebuah jurang yang langsung menatap pantai. Ketika Yunho membawa Jaejoong ke sana bertepatan dengan musim , diatas dataran yang landai yang berbentuk jurang itu tumbuh berbagai macam bunga liar berwarna kuning dan putih, dedaunan berwarna hijau menjadikan tempat yang seharusnya sangat berbahaya itu menjadi lautan bunga dan tumbuhan lair yang menawarkan keindahan dan ketakjuban.

Tak jauh dari tempat itu, berdiri sebuah hunian dengan  arsitekur setengah tradisional dan setengah gaya eropa yang minimalis. Yunho membaringkan Jaejoong di atas tempat tidur paling indah diantara tiga kamar tidur yang ada di kediaman sederhana itu. Sosok Jaejoong yang terbaring di atas sprei merah maroon begitu indah, begitu menggodanya. Meskipun ada godaan dahsyat untuk memiliki Jaejoong malam itu juga, Yunho tak menuruti hasratnya. Yunho menghormati Jaejoong. Tapi tentu saja niatnya untuk memiliki Jaejoong seutuhnya tidak berubah, Yunho memiliki cara lain, cara untuk menjerat Jaejoong padanya. Malam itu Yunho hanya memberikan kecupan sederhana di kening Jaejoong.

*****back to present*****

“Yun tahu tempat itu, setiap musim semi kita selalu kesana! Ck Appa kalau tempat itu yang Appa maksud bukan tempat rahasia namanya.” Kata Yunjin

“Saat itu tempat itu masih tempat rahasia Appa”

Yunjin memutar mata doenya bosan saat mendengar perkataan sang Appa. Namun tiba-tiba Yunjin termenung saat teringat sesuatu.

“Appa, di tempat itu ada sebuah makam. Musim semi kemarin  ketika terakhir Yun sana, Yun belum terlalu bisa membaca kanji jadi Yun tidak tahu itu makam siapa? Apa Appa tahu?”

“Nde, tentang siapa itu, akan terjawab ketika Appa selesai bercerita.”

*****the memory****

Esok harinya ketika Jaejoong membuka mata doe miliknya, Yunho masih berada di sampingnya. Mata Doe Jaejoong berkedip beberapa kali dan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk menyadari apa yang telah terjadi. Mata Jaejoong membesar, jelas ada perasaan takut di sana. Matanya mulai bergerak gelisah dan bibir bergetar memanggil nama Kyuhyun dan haraboeji Kim. Terlebih ada orang asing yang mirip dengan  monster berambut silver bernama Silvermort yang sangat di takutinya. Silvermort adalah tokoh imajinasi yang sengaja dibuat Kyuhyun untuk menakut-nakuti Jaejoong bila Jaejoong tidak ingin melakukan hal baik yang diinginkannya seperti meminum vitamin, terapi, mengerjakan soal hitungan dan belajar membaca dan menulis kanji.

“Silver ssi, kenapa Joongie diculik? Bukannya Joongie telah bersikap baik, Joongie selalu menuruti kata-kata Kyunie…” Jaejoong berkata dengan mata doe yang berair dan siap mengalir deras.

Meskipun wajah Yunho datar-datar saja saat mendengar perkataan Jaejoong, dalam hati Yunho terseyum gemas dengan tingkah Jaejoong. Namun seperti kebanyakan Jung pada umumnya, Yunho cukup pandai menyembunyikan emosinya terlebih bila dirinya tengah menggoda belahan hatinya. Para Jung memiliki kebiasaan aneh, menggoda sang belahan jiwa dalam taraf yang cukup untuk membuat sang mate menangis dan sepertinya Yunho pun tak luput dari sifat itu.

*****back to present*****

“Umma tidak takut dengan Silvermort Appa, Umma selalu bercerita bahwa Umma sangat menyukai Silvermort. Kata Yunjin membenarkan sang Appa.

“Nde tapi sebelum bertemu Appa, Umma sangat takut dengan Silvermort. Umma hanya tidak mau mengakuinya saja kepada Yun.”

Yunjin terdiam, terkadang sang Umma memang memiliki sisi childish yang cukup tinggi. Ummanya itu tidak akan mengakui kekurangannya.

“Araso, lalu apa Appa membuat Umma menangis terus?”

Yunjin telah sering mendengar sang Umma menangis pada malam hari ketika dirinya terjaga saat ingin pergi ke kamar mandi. Awalnya Yunjin sangat mencemaskan suara sang Umma dan mengetuk pintu kamar orang tuanya dengan sangat keras. Namun berbeda dari yang dibayangkannya, sang Umma tidak menangis kesakitan, sang Umma baik-baik saja, hanya wajah nya yang merona hebat. Umma juga tidak terlihat sedih, matanya jelas terpancar kebahagiaan. Sejak saat itu Yunjin tak mempermasalahkannya bila mendengar sang Umma menangis asal saat itu sang Umma sedang bersama Appa. Lagipula Yunjin sangat yakin Appa tidak mungkin menyakiti Umma, Appa sangat mencintai Umma seperti Yun mencintai Umma.

Mendengar pertanyaan putra sulungnya, Yunho hanya terseyum lembut lalu kembali bercerita.

*****the memory*****

Awalnya Jaejoong memang sangat ketakutan, tapi Jaejoong kemudian menyadari bahwa namja asing berambut silver yang mengaku bernama Yun itu sama sekali tidak menyakitinya. Yun tidak mengurungnya di tempat sempit dan gelap tanpa selimut, tidak berkata kasar, membentaknya atau membiarkannya kelaparan seperti yang pernah dialaminya dulu ketika kanank-kanak. Yun memberinya tempat tidur yang hangat, makan yang cukup. Bahkan Yun juga berjanji akan mengembalikannya ke kediaman Kim asalkan selama tiga hari ini Jaejoong bersikap baik dan menuruti perkataan Yun. Yun juga mengatakan bahwa Kyuhyun baik-baik saja dan sedang beristirahat di rumah sakit bersama Max.

Hari itu setelah sarapan, Yun mengajaknya Ke sebuah gereja kecil tak jauh dari rumah tempat mereka bermalam. Yun juga telah memintanya berganti baju. Dirinya yang sebelumnya mengenakan jas berwana abu berganti mengenakan setelan jas hitam. Yun sendiri juga mengenakan setelah jas putih. Keduanya sedang berdiri di depan altar dengan seorang  pendeta membaca doa untuk keduanya. Tentu Jaejoong sangat bingung kenapa Yun membawanya ke sana. Pipi Jaejoong mendadak merona saat dirinya teringat salah satu adegan film drama yang pernah ditonton Kyuhyun. Apakah Yun….

Namun belum sampai Jaejoong bertanya lebih lanjut, sang pendeta telah menyelanya.

“Saudara Yun, bersediakah Anda menerima Jaejoong sebagai istrimu dan terus bersamanya saling berbagi suka maupun duka, sehat maupun sakit, menjaga, menghormati dan mencintainya seumur hidupmu sampai ajal memisahkan?"

“Saya bersedia.” Yun menjawabnya dengan sangat jelas dan mantap.

Setelah mendengar jawaban Yun, pendeta itu berbalik menoleh ke arahnya dan menanyakan hal yang sama.

“Saudara Jaejoong, bersediakah Anda menerima Yun sebagai suamimu dan terus bersamanya saling berbagi suka maupun duka, sehat maupun sakit, menjaga, menghormati dan mencintainya seumur hidupmu sampai ajal memisahkan?"

Jaejoong sempat terdiam, Jaejoong tahu bahwa dirinya harus menjawab seperti pada drama yang dilihatnya. Namun Kyuhyun pernah mengatakan bahwa pernikahan adalah hal yang sangat suci dan Jaejoong harus melakukannya bersama dengan orang yang Jaejoong sukai, sangat sukai. Kyuhyun pernah mengatakan bahwa mungkin dirinya dan Joon Gi akan melaksanakan upacara pernikahan. Tapi Jaejoong tidak terlalu menyukai Joon Gi, iya suka tapi tidak sebanyak yang Kyuhyun pernah katakan. Lalu terhadap Yun, Jaejoong mulai menyukai Yun, dan entah kenapa Jaejoong merasa bahwa rasa suka itu akan bertambah. Entah kenapa Jaejoong juga telah mempercayai Yun seperti Jaejoong mempercayai Kyuhyun dan haraboeji Kim. Karena itulah Jaejoong menjawabnya, sedikit terbata dan lirih namun masih terdengar oleh Yunho dan sang pendeta.

“Sa..saya.. bersedia…”

Pendeta itu tersenyum lembut, setelah itu mendoakan kedua pasangan dan sebagai penutup mempersilahkan Yun menciumnya.

Ada debaran yang tak pernah Jaejoong rasakan saat Yun mendekat dan mengecup bibirnya sekilas, namun lembut dan bergitu bermakna. Jaejoong sampai tak sanggup mengatakan apapun, hanya memandang Yun dengan mata membesar dan wajah yang merona hebat.

Setelah berpamitan dengan pendeta, Yun tidak langsung mengajak Jaejoong pulang. Yun mengajaknya ke sebuah ladang bunga liar di dataran yang lebih rendah. Diantara bunga-bunga liar, tumbuh pohon cerry blossom yang rindang dengan bunganya bermekaran. Lalu kupu-kupu dengan berbagai warna berterbangan diseliling mereka. Jaejoong yang sangat menyukai kupu-kupu seolah terhipnotis. Jaejoong berlari memecah segerobolan kupu-kupu yang hinggap diantara bunga liar. Jaejoong mengejar kupu-kupu itu tanpa bermaksud menyakiti mereka. Sesekali dirinya tertawa riang dan ceria. Jaejoong terlalu larut dalam kebahagian itu sehingga tak menyadari sepasang manic musang menatapnya tanpa berkedip. Bagi Jaejoong mungkin hal terindah saat itu adalah pemandangan bunga liar dan kupu-kupu yang mengitarinya, Namun bagi Yunho, hal terindah saat itu adalah Jaejoong yang tersenyum bahagia diantara kupu-kupu yang menari.

Sambil tetap mengawasi Jaejoong, Yunho membongkar isi bagasi dari mobil yang dibawanya. Yunho mengambil karpet, menggelarnya di bibawah pohon cerry blossom. Tidak lupa Yunho menyusun beberapa makanan sederhana di atas karpet, es krim lalu satu botol wine , dua gelas dan satu boneka gajah besar. Ketika dirinya telah selesai menyusun semuanya, Jaejoong menghampirinya. Jaejoong langsung memeluk boneka gajah yang duduk di atas karpet itu dengan erat. Hal yang entah kenapa cukup membuat Yunho sedikit cemburu.

Beruntung Yunho tak memilihara pemikiran konyolnya lama-lama. Yunho langsung mengajak Jaejoong menyantap makanan yang di bawanya. Keduanya tak berkata banyak, Yunho hanya berbicara ketika Jaejoong tak menghabiskan sayur di lunch boxnya atau ketika pipi Jaejoong belepotan es krim.

Di akhir Yunho menuangkan wine dan menyodorkannya pada Jaejoong. Jaejoong yang tak tahu tentang jenis minuman itu meminumnya dengan semangat. Sudah dapat di tebak, Jaejoong tidak terbiasa dengan minuman beralkhohol langsung tumbang pada tiga tegukan pertama. Tubuh Jaejoong ambruk tepat di dada Yunho yang duduk di sampingnya. Begitu Jaejoong jatuh dalam pelukannya, Yunho dengan cepat merengkuh tubuh Jaejoong dalam pelukan yang lebih erat, terlalu erat.

Yunho menggendong Jaejoong meninggalkan tempat itu, membawa Jaejoong ke vila tempat mereka berdua menginap. Malam itu dengan kelembutan dan kehatian-hatian Yunho mengklaim tubuh Jaejoong sebagai miliknya. Hal yang sangat ingin dilakukannya sejak Yunho berhasil menculik Jaejoong. Namun Yunho ingin memiliki Jaejoong dengan cara yang cukup benar. Tentu Jaejoong tidak sadar dengan apa yang dilakukannya karena setelah selesai Yunho merawat Jaejoong. Membersihkan tubuh Jaejoong, memberi salep pada bagian vital Jaejoong yang tentu saja sedikit terluka meskipun Yunho melakukannya dengan cukup halus. Yunho telah mengganti pakaiannya dengan piyama.

*****back to present*****

“Haduh hyung, anankmu itu masih terlalu dini untuk diceritakan hal seperti itu.” tegur Changmin yang entah sejak kapan datang dan menyela cerita Yunho.

“Minie ajushi! Sehunie!”

Yunjin berteriak heboh menyambut sepupunya. Sehun, putra Kyuhyun dan Changmin yang masih berusia dua tahun itu, melepas botol susu yang dikenyotnya lalu berteriak memanggil Yunjin.

“Yun-Yun!”

Yunjin bangun dari ayunan yang didudukinya, meminta Changmin untuk duduk dan Baby Sehun dapat duduk di pangkuan Changmin. Yunjin dan baby Sehun berbicara dengan bahasa ala kadar mereka. Sementara Changmin dan Yunho juga nampak saling berbisik.

“Ck, hyung kau itu bercerita rahasia sebesar itu di tempat umum seperti ini. Kau tahu kan kau yang satunya itu masih buronan kepolisian Korea. Untung tadi sebelum menemui kalian aku telah menyisir sekitar untuk memastikan tidak ada telinga yang mendengar kalian.”

Yunho hanya menanggapinya dengan senyum dan mencoba mengalihkan pembicaraan tentang istri dongsaengnya yang kini tengah hamil anak kedua mereka. Namun obrolan keduanya terhenti, saat Yunjin yang ingat tentang cerita sang Appa menyela.

“Oh ya Appa jadi Appa dan Umma sebenarnya sudah pernah menikah ne. Lalu kenapa Umma tidak ingat?”

“Ummamu tidak ingat karena….”

*****the memory*****

Pagi itu ketika Jaejoong terbangun untuk kedua kalinya di tempat asing itu, Jaejoong merasakan pening, rasa pegal di seluruh badannya, dan rasa yang aneh di organ bagian bawah  perutnya. Dirinya juga tak melihat Yun, hanya secarik kertas berisi pesan sederhana.

/ Aku pergi sebentar untuk mencari makanan untuk kita,

  Setelah sarapan bila kau bersedia, aku ingin mengajakmu ke kebun binatang

  Ada atraksi gajah, kau pasti menyukainya.

 Yun ./   

Mata Jaejoong cepat berbinar ketika kata gajah terbaca olehnya. Jaejoong sangat ingin cepat melihat gajah bersama Yun. Jaejoong segera bergegas mandi dan membersihkan diri. Jaejoong juga telah berganti baju yang tersimpan di almari kamar mereka. Kemeja yang dikenakannya sedikit kebesaran tapi masih terasa nyawan di tubuhnya. Lalu setelah bersiap, Jaejoong kembali duduk manis di kamar. Sambil memeluk boneka gajah, mata Jaejoong tak lepas dari pintu kamar. Jaejoong menunggu dan terus menunggu.

Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki. Jaejoong yang mengira bahwa itu adalah Yun cepat berlari membuka pintu. Brak!

“Yu…”

Suara Jaejoong mendadak hilang saat melihat namja yang berdiri di depannya bukanlah Yun, tetapi Kim Hyun Joong, sepupu Jaejoong.

“Hyung…”

Hyung Joong adalah putra dari Kim Ji Mo, kakak dari Dong Wook. Ketika kanak-kanak Hyun Joon sering berbuat jahat padanya dan kakak sepupunya itu semakin membencinya ketika Haraboeji Kim sangat menyayanginya.

“Hah! Akhirnya ketemu juga. Kajja semua orang repot gara-gara namja tak berguna sepertimu”

Begitu melihat Jaejoong, Hyun Joon cepat menangkap tangan Jaejoong dan menyeretnya. Namun Jaejoong menolak dan memberontak.

“Ani! Joongie ingin menunggu Yun dulu!”

“Dengar Joongie, Jangan paksa aku untuk berbuat kasar padamu.”

“Pokoknya Joongie ingin menunggu Yun!!”

Jaejoong terus memberontak begitu juga dengan Hyung Joong semakin gila menyeret Jaejoong. Dan dalam perlawanan Jaejoong, Jaejoong menggigit tangan Hyun Joong dengan keras. Tentu saja Hyun Joong tak tinggal diam. Kemudian…

Plak!!

Hyun Joong  memukul wajah Jaejoong tak kalah keras. Rasa sakit itu membuat air mata Jaejoong pecah. Dengan suara terbata bercampur tangis, Jaejoong tetap mengatakan bahwa dirinya ingin menunggu Yun. Hal itu membuat Hyung Joong bertambah emosi. Hyung Joong telah melangkah maju, ingin memukul Jaejoong sekali. Jaejoong telah bersiap untuk pukulan itu namun suara keras yang sedikit menulikan telinga terdengar.

Dor!!

Tiba-tiba Hyung Joong terdiam. Tangan yang akan digunakannya untuk memukul Jaejoong kini meraba dadanya. Warna merah cepat menyebar di kemeja yang dikenakannya. Beberapa detik kemudian Hyun Joong ambruk. Jaejoong tentu ketakutan namun sosok di belakang Hyung Joong membuat rasa takutnya hilang.

“Yun!”

Jaejoong segera berlari menghambur pada Yun yang masih berdiri dengan senjata api di tanganya. Wajah Yun tak berekpresi sama sekali, namun jelas terpancar kemarahan di matanya. Yunho meraih wajah Jaejoong tempat bekas pukulan Hyun Joong.

“Kau   baik-baik saja?”

“Nde Yun.”

Keduanya tidak dapat  berbicara banyak karena tak lama setelah itu terdengar  langkah kaki yang berlari kencang kearah mereka. Yun  langsung menggenggam pergelangan tangan Jaejoong dan menariknya, mengajaknya berlari dari sana. Tetapi rupanya mereka telah  terkepung. Belasan guard keluarga Kim mengejar mereka. Beberapa kali juga suara tembakan terdengar membuat Jaejoong semakin takut. Yun tak ingin berhenti, tak ingin melepaskanya. Bukannya Jaejoong tak suka. Dirinya juga sangat ingin bersama Yun. Namun entah kenapa perasaannya tidak enak. Perasaan yang sama saat Hyori meninggalkannya.

Lalu ketika keduanya melintas di sebuah   jembatan gantung yang tebuat dari  kayu, tembakan kembali terdengar. Peluru hasil tembakan itu seharusnya mengenai kaki Yun, namun sedikit meleset dan mengenai salah satu tali utama penyangga jembatan akibatnya….

Krek! Krek! Pats! Tali jembatan itu terputus!

*****back to present*****

“Appa, apa kalian terjatuh? Kalian tidak apa-apakan?” tanya Yunjin cemas. Baby Sehun juga berceloteh seolah juga merasa cemas.

“Bila tidak selamat Appamu tidak ada di sini Yun.” Jawab Changmin

“Tapi jembatan itu tinngi sekali Minie Ajushi, Yun pernah liat!”

“Makanya Baby Yun jangan menyela ne, sudah sore dan cerita ini harus selesai sebelum malam. Dan Appa tidak akan meneruskannya di rumah karena ada Ummamu. Jadi jangan di sela terus ne.”

“Ne Appa.”

TBC

Anyeong, Author balik lagi dengan Chapter 3^^

Chapter ini adalah part 1 yang menceritakan kenapa Jaema tidak ingin terlalu membicarakan suami pertamanya yang tidak lain adalah suaminya yang    kedua juga^^. Part 1 adalah kisah Jaema ketika masa penculikan dan pernikahan, sampai malam pertama# Mian untuk adegan NC tidak author tulis karena ada Baby Yun^^

Part 2 adalah perpisahan keduanya dan apa yang akan terjadi setelah perpisahan itu sampai akhirnya Jaema kembali bertemu dengan Yunpa.

Semoga kalian menyukai chapter ini^^

Tetep ditunggu saran dan reviewnya

Big Hugs

Yeye Kyunie^^

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 7: TTvTT kasian banget ya hidupnya joongie
Tapi pd akhirnya banyak yg menyayangi joongie.
Rasain tuh karma Ara..
Keren ceritanya 👍
Yunkaisoo #2
Chapter 7: Wah.. story nya bgus bnget.., aku suka,, <3

i will read your another story.. ^^
nanajunsu
#3
Chapter 7: What a beautiful story
Suka bgt ma quote d ending.y, sweet :)
nanajunsu
#4
Chapter 5: :O jd yun mesti ngebuat jae ngelupain yun n ngebuat jae jatuh cnt ma yun
nanajunsu
#5
Chapter 4: Untung yg nemuin jae pertama kali tu yun bkn bodyguard kim :)
nanajunsu
#6
Chapter 3: Aduh gmn keadaan yj stlh jembatan tu putus ::3
nanajunsu
#7
Chapter 2: Salut deh ma yun mencintai smp menghilangkn logika.y
Tp dg bgtu jae selamat deh dr rncna jahat :)
nanajunsu
#8
Chapter 1: Ya ampun masa lalu jae.... Ksian bgt :(
doyce228 #9
Chapter 7: omo. aku jadi nangis lagi baca ff kamu, author-nim *cries*
bagus sekali alur ceritanya. cara panulisan kamu juga lain dari yang biasanya. dan aku jadi emosional dengan kalimat terakhir itu. iya JJ bukanlah ibu yang sempurna tetapi yang paling menyempurnakan keluarga kecil mereka :')

trima kasih ya buat ff yang ini. aku jadi bersyukur dengan apa yang aku ada, walaupun sedikit. hehe aku jadi sayaaaaaang sekali sama kamu *hug*

oh ya, aku ini dari Malaysia jadi bahasa Indonesiaku tidak bagus. harap kamu faham apa yang aku tuliskan disini ahaha ^^;
JungHyunno #10
Chapter 7: Kalimat" trakhir'a itu menyentuh banget T_T
Wlpun joongie bkn ibu yg smpurna tp dy adlh ibu yg terbaik ^^
Gomawo buat ff'a.
Always keep writing, Hwaiting ^^