Love Without Limits

This is Love (One-Shot Collection)
Please Subscribe to read the full chapter

Title: Love Without Limits //   Cast: Jang Wooyoung , Nichkhun Buck, Mark, Junior (Jr) // Genre: Angst, Family, Romance // Summary:  Cinta Wooyoung tidak berlebihan, begitu memang adanya. Memberi kasih sayang tulus sebanyak yang ia mampu, sebuah pengorbanan, sebuah penerimaan yang tulus.

 

*

Maaf, typonya yang meraja lela ><

 

*** 

 

 

Apa kau percaya cinta tanpa batas? Seperti apa cinta tanpa batas itu? Apakah seperti cinta buta atau cinta mati? Apakah seperti cinta penuh pengorbanan? Yang Nichkhun tahu lebih dari itu. Jika diibaratkan seperti bangun datar. Maka cinta tanpa batas itu seperti lingkaran. Lingkaran memiliki sumbu simetri tak terhingga, simetri lipat tak tertingga, dan sudut putar yang tak terhingga.

 

Nichkhun akan menceritakan secuil kisah hidupnya, dengan harapan kau akan tahu bagaimana cinta tanpa batas itu. Agar kau dapat mengambil sedikit pelajaran berharga dari kisahnya dan kau bisa menjadi orang yang hidup dengan cinta tanpa batas itu. Yang Nichkhun tahu cinta itu anugerah, anugerah luar biasa yang diberikan oleh tuhan bagi setiap manusia. Yang nickhun tahu cinta itu memberi, memberi kasih sayang dalam bentuk perbuatan dan doa, memberi sebanyak yang kau mampu tanpa berharap timbal baliknya. Yang Nichkhun tahu cinta itu adalah penerimaan yang tulus, tidak peduli dengan bentuk fisik, masa bodoh dengan jumlah materi. Kekurangan dalam pasanganmu, kau tak akan mempermasalahkannya, karena dengan penerimaan yang tulus tersebut, kau akan bertindak untuk melengkapi kekurangan tersebut menjadi sempurna. Ya, Nichkhun tahu cinta itu, dari seseorang yang telah mengajarinya, seseorang yang mengisi sebagian waktu hidupnya.

 

*

 

Cinta itu sederhana, datang dari mata dan turun ke hati. Sama seperti Nichkhun. Dia jatuh cinta pada seorang pemuda yang tidak lebih tampan darinya dengan cara sederhana.

 

Pertemuan pertamanya bermula ketika Nichkhun tengah duduk ditaman kampusnya, membaca buku. Kegiatan membaca bukunya terhenti ketika Nichkhun melihat sepotong roti terjatuh dari tas kertas warna hijau daun berisi roti yang dibawa oleh seorang pemuda, baru saja melintas terburu-buru di depan Nichkhun.

 

Nichkhun ragu apakah dia harus mengambil roti itu dan mengejar pemuda itu untuk mengembalikan roti itu atau cukup mengambilnya saja dan memakannya sendiri. Atau membiarkan orang lain yang mengambilnya, entah akan dimakan atau dibuang oleh orang lain tersebut. Nichkhun juga tidak mungkin membiarkan roti itu terinjak oleh orang-orang yang akan lewat didepannya. Cukup lama dengan pikiran itu, akhirnya Nichkhun memilih mengambil roti itu dan menyimpannya. Nichkhun tidak bisa memberikan roti itu kepada pemuda tadi, karena dilihatnya pemuda tersebut sudah jauh.

 

*

 

Pertemuan kedua Nichkhun dengan pemuda tersebut, masih dihari yang sama tepatnya malam hari  saat ia sedang membeli buah dan sekotak susu cokelat bubuk di minimarket area tempat tinggalnya. Nichkhun sedang mengantri untuk melakukan pembayaran. Orang didepannya menggerutu kesal karena cukup lama mengantri. Nichkhun melangkah ke samping, mencoba melihat apa yang menjadi penyebab antrian tersebut. Dilihatnya pemuda berambut hitam, sedang mengeluarkan seluruh isi tasnya di meja kasir, mencari sesuatu. Kemudian terdengar suara bocah laki-laki yang mencoba berbicara dengan pemuda tersebut.

 

“Hyung, apa hyung yakin tadi sudah membawa dompetnya?”

 

Pemuda yang dipanggil hyung tersebut hanya mengangguk.

 

“Mungkin hyung lupa membawanya atau mungkin terjatuh. Hyung, aku belum terlalu lapar, jadi kita batalkan beli roti ini saja dan lebih baik sekarang kita mencari dompet hyung dulu.”

 

Pemuda tersebut menggerakkan tangannya dan mengusap dadanya berkali-kali.

 

“Hyung tenang saja. Aku masih bisa menahannya.” Bocah itu, kemudian berbicara kepada kasir. “Maaf nunna, kami tidak jadi membelinya.” Lalu bocah itu membantu pemuda tersebut memasukkan kembali barang-barangnya ke dalam tas, membungkuk meminta maaf kepada kasir dan orang-orang yang sudah mengantri.

 

Nichkhun yang melihat kondisi bocah itu yang terlihat lusuh, kaos putih yang sudah berwarna kekuningan dan hanya memakai sandal jepit, sedikit paham akan kondisi tersebut, Nichkhun memutuskan menghampiri bocah tersebut yang baru saja akan keluar minimarket.

 

“Tunggu sebentar, biarkan aku yang membayarnya.” Tanpa persetujuan Nichkhun langsung menuju kasir membayar miliknya sekaligus beberapa bungkus roti, tiga botol besar vitamin water dan tiga kotak besar susu stroberi cair milik pemuda tersebut.

 

Selesai dengan pembayarannya, Nichkhun memberikan satu kantong plastik berisi barang tadi kepada pemuda tersebut. Pemuda itu ragu untuk menerimanya, namun ia memutuskan untuk mengambilnya. Pemuda itu menyerahkan kantong plastik pada bocah disampingnya. Setelah itu dia menggerakkan jari-jarinya pada Nichkhun. Dan Nichkhun bingung.

 

“Hyung, Wooyoung hyung bilang terima kasih atas bantuannya dan Wooyoung hyung meminta nomor rekeningmu, dia akan segera menggantinya.” Jelas bocah itu.

 

Pemuda tersebut mengangguk berkali-kali dan tersenyum manis.

 

Nichkhun paham, pemuda didepannya tidak bisa berbicara.

 

“Ah tidak usah. Ini masalah kecil, jadi tidak perlu diganti.”

 

Wooyoung menggerakkan tangan dan jarinya lagi kepada bocah tersebut. Dan bocah itu menjelaskan pada Nichkhun.

 

“Tidak bisa hyung. Wooyoung hyung akan tetap menggantinya. Jadi hyung harus memberikan nomor rekening hyung sekarang.” Bocah itu kemudian menarik jaket Nichkhun, meminta Nichkhun untuk membungkuk, lalu bocah itu membisikkan sesuatu. “Hyung, sebaiknya hyung penuhi saja permintaannya. Wooyoung hyung akan sangat sedih jika ditolak. Tolonglah jangan buat Wooyoung hyungku kecewa.”

 

Nichkhun yang melihat raut wajah memohon yang sangat lucu dari Wooyoung. Akhirnya mengalah dan mengeluarkan ponselnya dari saku celana pendeknya.

 

“Kau tuliskan nomor ponselmu, dan aku akan mengirimkan lewat pesan nomor rekeningku karena aku tidak ingat.” Nichkhun memberikan ponselnya pada Wooyoung. Bohong jika Nichkhun tidak ingat, sebenarnya ada niat lain yang Nichkhun sembunyikan.

 

“Hyung, terima kasih. Oh ya, perkenalkan namaku Youngjae dan ini hyungku Jang Wooyoung. Kalau boleh tahu, siapa nama hyung?”

 

“Nichkhun. Kau bisa memanggilku Khun.”

 

Wooyoung menggerakkan tangannya lagi dengan senyuman tulusnya.

 

“Wooyoung bilang, sekali lagi terima kasih dan senang bisa bertemu dengan Khun hyung”

 

Nichkhun membalas tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya. Kali ini hatinya merasa nyaman dengan senyuman tulus yang diterima dari Wooyoung.

 

***

 

 

 

 

Semenjak kejadian itu, Nichkhun mulai mengutaran niat tersembunyinya secara perlahan. Nichkhun ingin lebih dekat dengan Wooyoung. Nichkhun mulai tahu siapa Wooyoung sebenarnya. Wooyoung adalah seorang yatim piatu yang hanya tinggal dengan kakaknya. Kakanya sibuk bekerja dengan perkebunan anggur peninggalan orang tuanya, sedangkan Wooyoung masih melanjutkan kuliahnya di Seoul.

 

Nichkhun tidak pernah kesulitan jika berkomunikasi dengan Wooyoung. Nichkhun selalu sabar, menunggu Wooyoung menulis di note berwarna biru langitnya untuk menjawab segala pertanyaan ataupun bertanya kembali pada Nichkhun.

 

Setiap hari libur, Nichkhun selalu menemani Wooyoung pergi ke sebuah yayasan yang menampung anak-anak yang tidak punya tempat tinggal lagi. Nichkhun tahu, bahwa Wooyoung selalu menyempatkan waktu pergi ke toko roti dan eskrim, untuk membeli berbagai macam rasa roti dan membawanya ke yayasan tersebut. Bahkan Nichkhun sekarang penjadi penggemar roti isi cokelat dan eskrim rasa choco mint yang sekaligus menjadi kesukaan Wooyoung.

 

***

“Khun, besok aku akan pulang ke Busan.” Tulis Wooyoung di note berwarna biru langitnya di bawah pohon besar di taman kampusnya

 

“Kenapa mendadak sekali?”

 

“Nunna membutuhkan aku.”

 

Nichkhun dapat melihat dengan jelas, kesedihan di wajah Wooyoung. “Bagaimana jika aku ikut?”  Nichkhun dengan sabar menunggu wooyoung menulis.

 

“Tidak bisa. Kau tidak boleh membolos kuliah.”

 

Nichkhun tidak bisa memaksa, kerena Wooyoung memang sedikit keras kepala. Nichkhun hanya bisa memeluk Wooyoung, berharap pelukan itu bisa menenangkan Wooyoung.

 

***

 

 

Seminggu berlalu, Nichkhun tidak mendapat kabar dari Wooyoung. Wooyoung berhasil membuat Nichkhun tidak bisa tidur tenang, susah makan, bahkan temannya minjun, menjadi sasaran kemarahannya karena Nichkhun tidak dapat menghubungi Wooyoung. Akhirnya Nichkhun memutuskan pergi ke busan, sesuai saran minjun, menemui Wooyoung yang menjadi sumber masalahnya. Masalah khawatir dan rindu.

 

Dengan bekal alamat yang diperoleh dari Youngjae, Nichkhun tiba di kediaman Wooyoung, sebuah rumah yang cukup mewah dengan pekarangan penuh tumbuhan hias yang luas. Jantung Nichkhun berdegup kencang, ketika dilihatnya banyak rangkaian bunga besar.

 

Rangkaian bunga ucapan bela sungkawa.

 

Dan sepi.

 

Nichkhun segera berlari, menggedor pintu dengan keras, berteriak memanggil Wooyoung. Cukup lama seorang wanita paruh baya, akhirnya membuka pintu.

 

“Maaf Nyonya dimana Wooyoung sekarang? Bisakah saya bertemu Wooyoung sekarang?”

 

Wanita tua tersebut tidak menjawab. Masih bingung dengan Nichkhun, orang yang baru dilihatnya.

 

“Maaf Nyonya. Perkenalkan saya Nichkhun, kekasih Wooyoung. Saya ingin bertemu dengan Wooyoung. Dimana Wooyoung sekarang?” Kata Nichkhun lagi dengan cepat.

 

Wanita yang sudah dianggap ibu oleh Wooyoung tersebut mengerti dan mengantarkan Nichkhun menuju ke ruang berdinding merah muda, kamar milik  Woo Fiyan kakak perempuan Wooyoung.

 

Dilihatnya Wooyoung meringkuk dilantai memeluk sebuah figura, disamping ranjang. Nichkhun mengangkat tubuh Wooyoung dan membaringkannya di kasur. Di peluknya Wooyoung erat. Bahu Wooyoung terguncang, Wooyoung mulai terisak lagi. Wooyoung ingin berucap, mencurahkan segala kesedihannya, tapi tak mampu.

 

Nichkhun tahu, ketakutan yang dialami Wooyoung sekarang. Wooyoung yang takut bagaimana menjalani hidup selanjutnya tanpa seorang kakak yang dulu selalu menjaganya dengan baik.

 

“Tenanglah, kau tidak perlu takut. Kau harus percaya satu hal bahwa aku akan selalu ada disampingmu, menjagamu.”

 

Wooyoung menatap manik coklat Nichkhun, mencoba mencari tahu kejujuran dalam perkataan yang baru saja ia dengar.

 

Nichkhun yang sangat tahu  akan keraguan dalam kerutan dahi Wooyoung, mendekatkan wajahnya mencium kening Wooyoung cukup lama. Ditariknya kepala Wooyoung ke dadanya, di peluknya lebih erat lagi “Aku janji, Woo.”

***

 

 

 

Dua tahun berlalu, Wooyoung usai menyelesaikan kuliahnya. Tepat pada hari ulang tahun Wooyoung yang ke 22 Nichkhun melamarnya. Dengan bekal semua bentuk perhatian Nichkhun yang diberikan pada Wooyoung selama dua tahun tersebut, Wooyoung memutuskan menerima lamaran tersebut dan menikah dengan Nichkhun satu bulan kemudian. Setelah menikah, Wooyoung aktif bekerja pada yayasan yang dulu selalu ia kunjungi, sebagai pengajar seni, mengajarkan menari dan menggambar pada anak-anak. Sedangkan Nichkhun bekerja di salah satu perusahaan berskala nasional sebagai seorang manager.

 

Kehidupan mereka terasa sempurna, ketika mereka memutuskan untuk mengadopsi anak kembar Mark Wind dan Junior Wind yang hampir berusia tiga tahun. Apartemen besar yang mereka tempati menjadi terasa ramai.

 

“Woo, kau temani mereka bermain robot-robotan saja, biar aku saja yang mencuci piringnya.” Kata Nichkhun di malam hari, selesai dengan kegiatan makan mereka. Nichkhun tahu Wooyoung lelah, Wooyoung harus bekerja sekaligus menjaga Mark dan Junior yang sangat aktif, membersihkan apartemen yang berceceran oleh mainan, dan menyiapkan makan malam.

 

Wooyoung menggelengkan kepalanya dan menggerakkan jari-jarinya yang Nichkhun sudah tahu apa maksudnya, Nichkhun sudah mempelajari bahasa isyarat tersebut.

 

‘Tidak, biar aku saja yang mencuci piringnya. Ini hanya sebentar, cepat ke kamar dan temani mereka. Aku akan segera menyusul.’

 

Nichkhun tersenyum dan mengangguk, Nichkhun tahu benar Wooyoung akan selalu menolaknya. Karena Wooyoung akan mengurus apapun itu sendiri, mulai dari hal kecil sampai besar, selagi dia mampu maka dia akan melakukannya sendiri.

 

Satu jam berlalu akhirnya Wooyoung menyusul Nichkhun  ke kamar Mark dan Junior, membawa tiga gelas susu hangat. Dua gelas susu vanila madu untuk Mark dan Junior dan satu gelas susu cokelat untuk Nichkhun. Selesai dengan minum susu tersebut. Wooyoung menggendong Mark dan Nichkhun menggendong Junior, membawa mereka ke kamar mandi dan mengajari mereka menyikat gigi kecilnya dengan benar. Setelah itu mereka kembali ke ranjang mereka.

 

“Appa Woo berbaring disebelahku saja.” Pinta Junior pada Wooyoung.

 

“Tidak. Appa Woo harus disebelahku.” Protes Mark.

 

“Tidak. Disebelahku.” – Junior

 

“Sebelahku!!!” – Mark.

 

“Junior, Mark. Daddy tidak akan membacakan cerita ratu lebah jika kalian masih berebut Appa Woo.” Nichkhun menyela. Mereka justru menyilangkan tangan di dada, cemberut dan menatap Wooyoung memohon. “Appa Woo....” Rengek mereka bersamaan.

 

Wooyoung menggerakkan tangannya  ‘Bagaimana jika Appa Woo berada di tengah saja.’

 

Mereka mengangguk senang tanda setuju.

 

“Tidak!”  Protes Nichkhun. Jika Wooyoung berada ditengah, maka selesai Nichkhun membacakan cerita, entah itu Wooyoung ikut tertidur atau tidak, Wooyoung tetap tidak bisa kembali ke kamarnya sendiri karena Mark dan Junior memeluk Wooyoung erat. Dan Nichkhun akan berakhir dengan tidur sendiri dikamar.

 

“Daddy!!!!” Teriak mereka bersamaan.

 

“Ya yaa, malam ini Appa Woo akan tidur bersama kalian.” Lagi-lagi Nichkhun harus mengalah. Nichkhun menghela nafas panjang kemudian tertawa melihat Mark dan Junior bersorak senang. Dan Wooyoung tersenyum senang melihat mereka, orang-orang yang sangat disayanginya.

 

Kebahagian Nichkhun dan Wooyoung, sering tercipta dari hal-hal sederhana seperti itu, mulai dari Junior dan Mark yang sering berdebat merebutkan Wooyoung, berebut mainan, berebut ayam goreng, berebut eskrim sampai berdebat karena tidak mau memakai baju kembar.

 

*

 

 

Hari minggu adalah waktu yang tepat untuk bersenang-senang. Mark dan Junior terus merengek pada Wooyoung untuk pergi ke taman bermain. Wooyoung tidak bisa menolak karena dia tidak ingin wajah secerah mentari Mark dan Junior berganti dengan gumpalan awan hitam yang siap untuk hujan. Wooyoung dengan senang hati membuat kimbap untuk bekal mereka ke taman bermain. Selesai dengan membuat kimbap, Wooyoung menuju kamarnya, mencari ponsel dan mengirimkan pesan pada Nichkhun yang tengah berada di Jeju, melakukan perjalanan bisnis.

 

To : My Beloved

Aku akan pergi ke taman bermain bersama anak-anak. Masih berapa hari lagi kau akan disana? Aku merindukanmu >< . Jangan telalu banyak minum kopi jika harus lembur dan kau harus menolak jika rekan kerjamu menawarkan rokok karena aku hanya akan mencium bibirmu yang berwarna merah muda kekekeke ^^

 

Bibir Wooyoung terus membentuk lengkungan manis setelah mengirim pesan ter

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
classiccheese #1
new story pleaseee authornimmm
LenkaChakhi
#2
Chapter 12: . Oh astaga :-D hahaha :-D , kasian Fei eomma punya dua anak yg kayak gitu ? :-D khun yg tergila" ama woo , ampe pelajaran ajah di kait kaitin :-| oh god khun ? Mau di taro muka angelic mu :-> , jackson lg adik khun , kecil" oh lebih parah dia ? Sbr fei eomma ! . Buat author . Kalo update lg kash tau LENKA yah ! Awas aja kalo kagak *sambitgolokni .
adeumi
#3
Chapter 14: udah thornim kau lanjut aja buat oneshoot terus biar kita para readers puas bacanya hehehe ..
aku suka semua oneshoot disini karna kebanyakan khun kau buat menderita karna jatuh cinta pada woobaby kekeke ..

lanjut terus ya thor, aku menantii ~~
jangwooyoung0730
#4
Chapter 14: buahahahahahaaaahaaahahaaaaa suka banget dah lihat khun gila. Kenapa ga jadi sama mark aja woo nya? huhuhuhuuuu. kan seru. pasangan baru. andai aja,masih bisa lihat moment mereka. Hahaha udah ga mungkin ada moment ky lagi kali ya? oiya lupa, semuanya udah berubah. lupaaaaaa.. hahah kan ky cuma fiksi. huahahahahaha. terlalu lama di fiksi begini, ga bisa bangun, sulit. hahahha.

aku juga suka potongan rambut woo yg baru. hehehe . mau fakum lagi juga nih author aku jadi reader nya. hehehe . paling kalo author update aku mampir kesini. makanya kao author update kasih tau ya.. huhuhu.

terlalu sulit buat jadi fans lagi. annyeong authornim. :-)
terus berkarya ya author kecil, hehehe. kalo udahl ada karya baru, kasih tau aku. author hebat.

oiya sebenernya sedih pas tau author ga bakal buat oneshot. tapi yah, itu pilihan author. fighting buat urusannya. ingatu authornim, kalo ada update, kasih tau :-)

eyy ini yesong toh yg minta? Hahaha ini mahl isi hati yesong kali yg kangen sama ky. ngaku aja ngakuuuu. hahahaha.
ada jackbam nya juga. Hahaha aku kira jackbum. Hahaha.
nha4woo_nha
#5
Chapter 14: ohhh god khun hidupmu bnr2 d takdirkan utuk Jang Wooyoung hahahaha xD
tpi siapa sih yg ga tergila sm Wooby yg super duper cute xD
love...love... this story ^^
Thanks Author~nim sangat menghibur ^^
khunyoungyes
#6
Chapter 14: ahahahaha konyol banget nichkhun xD bisa2 pelajaran dihubung2in sama wooyoung xD jackbam!!!! hahaha jackson kecil2 cabe rawit yeeee eh tp khun dulunya juga udah berani sih nyium wooyoung kkk. waaahhh ternyata khunyoung LDRan 7th yah. dr kelas 4 sampe kelas 11 yak? eh bener gk sih xD nichkhun ihhh udah berani nyentuh2 wooyoung ternyata. kasian fei eomma xD gk kebayang fotonya wooyoung yg 2m persegi itu waawwww khun gila wooyoung banget yah xDDDD bagus ra...
hwootestjang #7
Chapter 14: Ahahahahhahahaha.... khun... teruk banget..
2pm_4ever #8
Chapter 14: Huahaaahaaa....!!!
Akhirnya si bucky ada yg nyaingin loh!!!
Uuuhhh....bahagianya aku la la la la

Kl biasany si bucky yg jd prince-nya , skrg
aku setujuuu bgt kalo si mark yg nyaingin bucky#tawaevil

Pesona jang wooyoung emang gak bisa di remehkan.
Boleh juga tuh woo sama mark kkkkk
Tapi aku lebih siiippp kl ma si kucing ijo taec huahahah

Thor, ceritanya kocak bgt , lagi yaaaa...!!!!
TikaChan
#9
Chapter 14: hahaha aigoo Nichkhun hahaha
ademonica #10
Chapter 14: Kereeen thor hehehe

Meski woobaby cuma muncul sedikit disini ..
Kkkk adiknya khun jahil juga hehe