Chapter 2
When you say love meHarap Maklum, Typo dimana-mana
**********
Dua minggu sudah berlalu. Wooyoung dan Nichkhun juga sudah menjadi teman dekat. Junho dan Chansung sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Junho akan menunjukkan kemesraannya dengan Chansung dihadapan Wooyoung. Hal itu sih wajar. Toh mereka memang sudah menjadi sepasang kekasih. Namun, jika yang bermesraan Wooyoung dan Nichkhun, itu yang menjadi pertanyaan oleh Junho.
Nichkhun dan Chansung sedang duduk manis di lantai di ruang dance Wooyoung dan Junho. Mereka sibuk memperhatikan Wooyoung dan Junho serta teman-temannya yang sedang latihan dance. Mata Nichkhun tak pernah lepas dari tubuh Wooyoung yang terus bergerak. Nichkhun akan tersenyum-yang justru terlihat mesum-saat melihat Wooyoung yang meliukkan pinggang dan pinggulnya seperti gelombang.
“Hyung, sebenarnya kau menyukai Wooyoung kan?” Celetuk Chansung yang membuyarkan lamunan Nichkhun yang fokus pada Wooyoung.
“Atas dasar apa kau bilang seperti itu.”
“Lah sekarang ini, hyung melihat Wooyoung saja sampai lupa berkedip.”
“Haha masak sih, kau berlebihan.”
“Terus perhatian yang selama ini hyung berikan pada Wooyoung, misalnya mengantarkan Wooyoung pulang, padahal rumah kalian yang satu ke timur yang satu ke barat . Naik sepeda lagi.”
“Memangnya kenapa? Aku tidak keberatan dengan itu.” Nichkhun santai saja menjawabnya.
“Karena hyung tidak keberatan, makanya aku tanya. Apakah hyung menyukai Wooyoung?” Tekan Chansung.
Nichkhun hanya memberikan jawaban lewat senyumannya.
“Aku anggap itu iya” Chansung menyimpulkan sendiri pemikirannya.
“Kalian sedang membicarakan apa?” Sahut Junho dan Wooyoung yang sudah selesai latihan dan ikut bergabung.
“Tidak ada” jawab Nichkhun. Nichkhun menghentikan tangan Wooyoung yang memegang handuk yang akan menyeka keringatnya, kemudian Nichkhun mengambil handuk itu dan mengelap keringat Wooyoung di dahi. Dan Wooyoung memejamkan mata menikmatinya sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.
“Kau lelah?” Tanya Nichkhun
Wooyoung mengangguk.
“Minumlah air ini dulu.”
Wooyoung tersenyum kemudian meminumnya.
“Istirahatlah sebentar, baru kita pulang”. Nichkhun menarik kepala Wooyoung untuk bersandar dibahunya dengan punggung mereka yang masih bersandar pada tembok. Dan Wooyoung hanya mengiyakan dengan gumanan.
Junho dan Chansung hanya geleng-geleng kepala melihat mereka. Seperti sudah jenuh melihat kemesraan mereka tanpa status yang jelas. Junho berdiri kemudian melemparkan handuk kecilnya ke wajah Wooyoung.
“Yaach!!!, bau tau” teriak Wooyoung.
“Aku bosan melihat tingkahmu.”
“Jika bosan, cepat sana pergi” usir Wooyoung sambil melemparkan kembali handuk Junho kearahnya. Dan Junho tepat menangkapnya.
“Chansungie... Ayo pulang, kita tidak mungkin mengganggu orang yang sedang berkencan kan.” Junho berjalan mengambil tas selempangnya yang diikuti dengan Chansung.
“Kami tidak sedang berkencan” kata Wooyoung.
“Bohooong”Junho sedikit berteriak kemudian keluar membuka pintu dan Chansung yang menutup pintunya.
“Aku tidak bohong, kami memang tidak berkencan.” Kata Wooyoung lirih dengan malu-malu karena hanya tinggal dia dan Nichkhun diruang itu.
Pintu sedikit terbuka dan hanya kepala Chansung yang muncul.
“Aku juga bosan mendengar kau terus mengelak.” Ucap Chansung dan langsung menutup pintunya.
Wooyoung baru saja akan berteriak, tapi Nichkhun langsung menyandarkan kepala Wooyoung ke bahunya lagi. “Sudahlah, kau istirahat saja. Setengah jam lagi kita pulang.” Wooyoung mengangguk patuh dan mulai memejamkan matanya lagi.
Begitulah Nichkhun, dia akan sangat tenang menyikapi candaan Chansung dan Junho. Dia akan menenangkan Wooyoung yang kesal karena ulah mereka. Dan Wooyoung akan patuh mendengarkan Nichkhun untuk melupakan kekesalannya.
.
.
.
Jam di kamar Junho menunjukkan pukul enam pagi. Junho sibuk memasukkan beberapa potong baju dan barang penting lainnya ke dalam tas ranselnya, terlihat terburu-buru. Setelah selesai, ia bergegas mengunci rumahnya dan masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya.
Junho akan menjenguk neneknya yang sakit di Busan. Kemarin malam ibunyanya mengabari bahwa neneknya sakit, dan meminta Junho untuk menjenguknya pagi harinya (Ibu Junho sedang berada Cina menemani ayahnya yang sedang mengurus bisnis disana).
“Maaf membuat menunggu” kata Junho kepada Chansung, Nichkhun, dan supir Chansung. Junho sebenarnya akan berencana menjenguk neneknya dengan Wooyoung saja. Tapi Chansung melarangnya, dia ingin mengantarkan Junho sekaligus lebih mengenal keluarga Junho. Dan Nichkhun -sepupu Chansung- diajak sekalian oleh Chansung, karena Junho membawa Wooyoung.
“Tak apa, kau sudah siap” tanya Chansung. Junho mengangguk.
“Kalau begitu kita menuju kerumah Wooyoung”.
*****
“Selamat pagi, Tante” sapa Junho, Chansung, Nichkhun sambil membungkuk ke arah ibu Wooyoung yang baru membukakan pintu.
“Pagi, tumben sekali. Apakah kau ingin menjemput Wooyoung, Junho? Tapi mana seragammu. Bukankah ini Nichkhun, yang akhir-akhir ini mengantar Wooyoung pulang. Dan ini – menunjuk ke Chansung – Maaf, tante kurang kurang tau teman-teman Wooyoung.” Tanya Nyonya Jang panjang lebar.
“Ini Chansung tante –Chansung membungkuk memberi hormat- begini tante, nenekku sedang sakit, jadi kami mau mengajak Wooyoung mengunjungi nenekku, kami juga sudah meminta izin ke sekolah.”
“Kalian masuk saja dulu. Wooyoung masih mandi.” Nyonya jang membawa mereka masuk. “Duduklah. Junho bukannya minggu lalu kau sudah menjenguknya dengan Wooyoung, Wooyoung bilang nenekmu sehat-sehat saja. Dan sekarang sakit, mungkin karena nenekmu masih merindukannmu, sering-seringlah mengunjunginya.”
“nn-neh tante. Aku akan sering mengunjunginya.” Junho sempat terkesiap, ah ini gara-gara Wooyoung yang berbohong hanya untuk nonton konser.
“Lebih baik kalian ke atas saja. Kau tau sendiri kan, Ho. Wooyoung akan sangat lama mandinya jika tidak di gedor-gedor pintunya dan aku akan melanjutkan memasak ”perintah Nyonya Jang sekaligus menuju dapur.
*****
“Wooyoung, Cepatlah. Kita harus ke Busan” Junho menggedor-gedor pintu. Chansung duduk di ranjang dan Nichkhun berjalan menyusuri kamar Wooyoung. Nichkhun berhenti di meja belajar Wooyoung dan mengambil figura dengan foto Wooyoung didalamnya yang sangat lucu-apalagi kalau bukan cemberut dengan pipi yang mengembung serta bibirnya yang mengerucut.
Wooyoung tidak asing lagi dengan suara Junho. “Ada apa kau pagi-pagi kesini?
<
Comments