Chapter 3

When you say love me
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for typos  ^^          “4.132 Words”

 

 

 

 

Berubah. Wooyoung berubah.  Itulah yang ada di otak Nichkhun sekarang. Wooyoung semakin menjauh darinya sejak kejadian ciuman tak disengaja itu. Wooyoung sulit diajak berbicara lagi. Bahkan hanya sekedar bertatap muka saja atau menyapanya, juga sulit. Saat perjalanan pulang dari nenek Junho, Wooyoung memilih duduk di depan dengan supir.

 

Nichkhun berpikir keras. Apakah Wooyoung marah padanya? Tapi ciuman itu jelas bukan kesalahannya. Justru Nichkhun yang jadi korban. Yeah Nichkhun memang senang saat kejadian tak terduga itu, seperti mendapat jackpot ratusan juta rupiah. Tapi jika hasilnya membuatnya semakin jauh dari Wooyoung. Nichkhun lebih memilih tidak pernah mendapat ciuman itu. Karena perubahan pada diri Wooyoung justru membuatnya frustasi.

*** 

 

 

 

“Ho, aku ingin ke perpustakaan sekarang.” Kata Wooyoung saat bel istirahat berbunyi.

 

“Kau tidak ingin ke kantin? Apa kau tidak lapar? Aku saja lapar.” Kata Junho heran.

 

Wooyoung hanya menggelengkan kepalanya dan bergegas bangkit dari kursinya. Tapi Junho menahannya.

 

“Woo, ayolah. Aku tau. Kau ingin menghindari Nichkhun lagi kan.”

 

“Entahlah.” Wooyoung menunduk lesu.

 

“Ughh kau benar-benar aneh. Kau hanya menciumnya dengan tidak sengaja. Tapi kau menghindarinya seolah-olah dia itu namja horni yang akan memperkosamu.” Junho mulai kesal dengan sikap Wooyoung akhir-akhir ini. Wooyoung tidak mau jajan atau makan di kantin jika ada Nichkhun. Wooyoung akan pergi keperpustakaan atau ke ruang club dancenya atau kemana saja asal tidak bertemu Nichkhun. Saat pulang sekolahpun, Wooyoung akan menjadi orang pertama atau terakhir yang keluar dari sekolahnya. Pokoknya Wooyoung tidak mau bertemu Nichkhun.

 

“Junho-ah, kau tidak mengerti.” Kata Wooyoung cemberut.

 

“Iya, aku memang tidak akan mengerti. Ini hanya masalah sepele tapi kau bisa berubah seaneh ini. Apa kau tidak tau sekarang? Nichkhun sudah seperti mayat hidup hanya karena kau menjahuinya.”

 

“Sahabatmu itu sebenarnya siapa sih? Aku atau Nichkhun. Kau terus membelanya. Kau tidak mau mengerti perasaanku.”

 

“Untuk apa aku harus mengerti perasaanmu. Semua sudah jelas. Kau menyukai nich--- Akh!!!” Junho mengusap lengannya yang dipukul cukup keras oleh Wooyoung.

 

“Kau jangan asal bicara. Aku hanya malu dengannya. Aku tidak tau harus berbicara apa pada Nichkhun. Dan aku sulit menerima kenyataan ini. Seharusnya aku melakukan ciuman pertamaku dengan wanita yang aku sukai. Dan kenyataannya Nichkhun itu namja.” Jelas Wooyoung

 

“Astaga, astaga, oh astaga. Jadi kau masih belum mau mengakui bahwa kau gay. Akh!!! Yach, kenapa kau memukul lenganku lagi.” bentak Junho

 

“Aku bilang ja-ga bi-ca-ra-mu” Wooyoung berbicara dengan pelan dan penuh tekanan untuk mendiamkan Junho. Karena beberapa siswa lain yang masih ada dikelas mulai menatap Wooyoung risih.

 

“Oke. Sekarang buktikan padaku bahwa kau adalah pria normal. Berkencanlah dengan seorang wanita dan cium dia dihadapanku. Selama ini aku memang tidak terlalu percaya bahwa kau normal. Karena jika kau normal, kau akan menerima salah satu wanita yang telah mendekatimu atau yang sudah menyatakan cintanya. Tapi kenyataannya kau menolak mereka semua. Maka buktikan itu. Baru aku percaya.” Jelas Junho panjang lebar.

 

“Kau konyol Ho. Sudahlah, aku akan ke perpustakaan.” Wooyoung kesal dan bangkit dari duduknya pergi keluar kelas yang diikuti Junho.

 

Sialnya, tepat saat di depan pintu. Sosok yang paling dihindari Wooyoung  sudah tersenyum manis didepannya. Wooyoung mengumpat dalam hati. Ini karena Junho yang terlalu lama mengajaknya bicara.

 

“Woo, kau mau ke-mana?” Tanya Nichkhun ragu.

 

“Euhm, kan-tin. Ya aku mau ke kantin.” Wooyoung mulai gugup.

 

“Bolehkah aku ikut?”

 

“Aah, Junho-ah... Bukankah tadi kau mengajakku ke perpustakaan. Ternyata aku belum lapar. Jadi aku akan menemanimu saja.” Wooyoung langsung merangkul lengan Junho yang berdiri disampingnya dan mengedikpan matanya berkali-kali kerah Junho.

“Maaf Khun, aku akan menemani Junho.” Dan Wooyoung langsung menarik Junho pergi secepat mungkin.

 

Nichkhun menghela nafas lemas memandangi punggung Wooyoung. Junho memutar bola matanya kesal dan menoleh kepada Nichkhun sambil berkata maaf tanpa suara.

***

 

 

Saat berada pada koridor menuju perpustakaan. Wooyoung melepaskan rangkulannya pada Junho.

“Maafkan aku. Aku ingin ke taman belakang saja.” Kata Wooyoung lemah dan berjalan kearah lain meninggalkan Junho.

Junho terdiam di tempat. Beberapa detik kemudian dia mengacak-acak rambutnya dan berteriak pada Wooyoung yang tak memperdulikannya.

“YACH, kenapa kau tidak bunuh aku saja.” Dan Junho menggerutu “Ini masalah mereka, kenapa aku yang pusing sendiri. Aish aku harus bertindak.”

*** 

 

 

 

Wooyoung termenung ditaman belakang sekolah. Di bawah pohon besar diatas rerumputan hijau. Wooyoung teringat dengan ciumannya dan juga perkataan Junho. Alasan kenapa dia berubah adalah penyakit jantungnya. Ya, detak jantung Wooyoung akan menjadi tak terkendali jika harus bertatap muka dengan Nichkhun. Wooyoung akan menjadi gugup dan Wooyoung tidak bisa bertatap muka lebih lama jika yang menjadi perhatian matanya adalah bibir Nichkhun.

 

Wooyoung berfikir keras, kenapa jantungnya tidak bisa diajak kompromi. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan saat teman wanitanya menyatakan cinta padanya. Pernah jantung Wooyoung berdetak cukup kencang tapi karena dia marah saat Taecyeon mencuri ciuman di pipinya dan hasilnya Taecyeon harus kesakitan menerima tendangan ditulang kering kakinya.

 

Oh apakah Wooyoung memang menyukai Nichkhun? Lalu bagaimana dengan pemikirannya bahwa dia pria normal? Apakah Wooyoung memang harus berkencan dengan wanita untuk membuktikan pada Junho? Tidak. Wooyoung tidak mau menyakiti perasaan orang lain jika itu hanya untuk pembuktian.

*** 

 

 

 

Wooyoung memutuskan kembali ke kelas. Kesendiriannya justru membuatnya berfikir kemana-mana. Saat langkah kakinya berada pada lorong menuju kelasnya tiba-tiba harus terhenti karena beberapa meter didepannya ada Nichkhun yang berdiri membelakanginya. Yang membuat Wooyoung tak suka adalah wanita yang berdiri dihadapan Nichkhun.

 

“Oppa, terima kasih sudah menerima coklat buatanku. Emm apakah Oppa hari minggu besok ada acara? Aku ingin mengajak Oppa ke taman bermain.” Kata wanita itu malu-malu dengan suara lembut.

 

Wooyoung lamat-lamat mendengarnya dan dia langsung mendengus kesal tak suka. Kejadian selanjutnya membuat Wooyoung kaget setengah mati. Dilihatnya Nichkhun yang menundukkan kepalanya ke arah wajah wanita itu. Tiba-tiba ruang didadanya terasa sesak. Wooyoung langsung memutuskan berlari kearah lain memutar menuju kelasnya.  “Menyebalkan. Dia menerima ciuman pertamaku tapi dia juga mencium wanita lain.”

 

“Oppa, terima kasih sudah meniupnya . Debu dimataku sudah hilang.” Kata wanita itu sambil mengucek patanya.

 

“Sama-sama.”

 

“Bagaimana Oppa? Bisakah kita hari minggu ke taman bermain?"

 

“Sepertinya itu mengasyikkan. Bisakah aku membawa teman? Aku ingin mengajak Wooyoung.” Kata Nichkhun. Nichkhun ingin pergi bersama dengan Wooyoung. Dia harap jika Wooyoung diajak ke taman bermain Wooyoung bisa senang dan Nichkhun bisa dekat lagi denganya.

 

“Oh, tapi aku hanya ingin kita berdua Oppa.”

 

“Kalau begitu maaf, aku tidak bisa. Tidak apa-apa kan.” Nichkhun tersenyum manis dan wanita itu mengangguk lemah.

*** 

 

 

 

 

 

Wooyoung tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan dari gurunya. Dia duduk dengan gelisah. Matanya terus bergulir ke jam tangannya. Dia ingin jarum jam cepat berputar, bel pulang berbunyi dan dia akan segera berlari meninggalkan sekolahan yang membuatnya kesal . Hal itu benar-benar Wooyoung lakukan saat bel berbunyi. Dia segera merapikan bukunya dan memasukkannya dalam tas dan segera berlari keluar kelas tanpa memperdulikan panggilan Junho.

 

Lagi-lagi nasib baik tidak berpihak pada Wooyoung. Orang yang membuatnya kesal setengah mati justru sudah berdiri di depan pagar dengan sepedanya. Wooyoung hanya menatap sekilas Nichkhun kemudian berjalan melewati Nichkhun begitu saja. Nichkhun yang tadinya tersenyum manis menyambut Wooyoung, berubah jadi bingung kemudian dia berjalan  mensejajari Wooyoung dengan menggiring sepeda disampingnya .

 

“Woo, kau kenapa? Apa kau marah padaku?” Tanya Nichkhun heran.

 

“Tidak.” Wooyoung terus berjalan ditrotoar tanpa mau melihat Nichkhun.

 

“Ayolah Woo, kalau kau marah padaku, seharusnya kau bilang. Kau dari kemarin terus menghindariku. Dan sekarang kau justru tidak mau menyapaku, padahal sudah jelas aku menunggumu. Aku minta maaf, jika aku salah.” Kata Nichkhun yang sedikit kesulitan mengimbangi langkah Wooyoung dengan masih menuntun sepedanya. Karena Wooyoung berjalan dengan cepat .

 

Tak ada jawaban dari Wooyoung.

 

“Woo, tolong jangan seperti ini padaku. Kau membuatku bingung.” Kata Nichkhun frustasi.

 

“Baby, apakah kau ingin pulang bersamaku.” Kata Taecyeon yang baru saja menghentikan sepeda motor besarnya disamping mereka.

 

Tanpa pikir panjang Wooyoung mengangguk mengiyakan. “Maaf khun, aku pulang dulu dengan Taec.”

 

Wooyoung langsung naik ke sepeda motor Taec dan memakai helm yang diberikan oleh Taec. Taecyeon menjalankan sepedanya dan berpamitan pada Nichkhun. Sedangkan Nichkhun hanya mengangguk lemah dengan wajah yang terlihat sangat kusut.

***

 

 

“Baby, kau tidak ingin berpegangan dengan perutku. Aku akan menambah kecepatan... AKHH!!!” Taecyeon melengkungkan punggungnya ke depan karena Wooyoung baru saja memukul punggungnya dengan keras.

 

“Berkendaralah dengan benar dan berhenti memanggilku seperti itu. Jika tidak aku akan memukulmu dengan helm.”

 

“Apa kau ada masalah dengan Nichkhun? Wajah imutmu menghilang akhir-akhir ini.”

 

“Bukan urusanmu.Aku tidak ingin mendengar suaramu. Perhatikan jalanmu saja.” Kata Wooyoung dengan nada ketus.

 

“Ne, tuan muda.”

 

 

Sesampainya di depan rumah Wooyoung - yang hanya memakan waktu sekitar  lima belas menit dengan sepeda motor Taec, Wooyoung langsung menyerahkan helm kepada Taec dan berucap terima kasih kemudian langsung masuk kerumahnya begitu saja. Taecyeon hanya tersenyum geli melihat kelakuan Wooyoung. Justru itu yang membuatnya suka pada Wooyoung. Wooyoung yang suka berkata kasar padanya dengan wajah yang cemberut lucu.

*** 

 

 

 

 

 

Wooyoung sedang menonton video Miss A dengan ditemani sekotak sedang eskrim ditangannya. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan kejadian yang dilihatnya siang tadi disekolah.

 

Sudah hampir satu jam dipelototin Suzy dilayar laptopnya  dan eskrim sudah habis, tapi isi kepalanya masih memutar dengan jelas Nichkhun yang mencium wanita itu-menurutnya yang dilihatnya dari belakang . Wooyoung mengerang kesal kemudian dia berguling-guling di kasur, lalu ia berteriak dengan bantal diwajahnya untuk meredam suaranya.

 

“Kenapa aku harus memikirkannya? Sudah jelas kan! Aku dan Nichkhun hanya berteman. Dan seharusnya memang begitu. Ah tapi wanita itu centil sekali. Dia membuatkan coklat untuk Nichkhun. Dan Nichkhun membalasnya dengan ciuman. Bahkan mereka akan pergi ke taman bermain. Menyebalkan, menyebalkan, menyebalkan.” Celoteh Wooyoung pada dirinya sendiri yang diakhiri dengan kaki yang menendang-nendang kesal pada kasur.

 

“Woo, kau kenapa bicara sendiri seperti itu hah!” Kata ibunya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. “Siapkan seragammu dan bukumu sekarang juga. Aku akan mengantarkanmu ke rumah Junho. Eomma akan pergi ke Jepang sekarang.”

 

“Apa? Kenapa mendadak sekali Eomma?”

 

“Ada sedikit masalah dengan Toko kue kita disana. Dan Appamu membutuhkan bantuan Eomma. Cepatlah bersiap!”

 

“Sampai berapa hari eomma ada disana? Appa selalu saja seperti itu. Dari dulu kan aku sudah bilang, toko yang dijepang biar diurus sama paman dan bibi saja. Jadinya sekarang seperti ini, appa dan eomma harus bolak-balik kesana.”

 

“Itu tidak bisa Woo, paman dan bibimu sudah  repot dengan cabang lainnya. Mungkin satu bulan eomma akan disana.”

 

“Apa? Eommaaa...” Wooyoung mulai merengek tidak setuju.

 

“Tenang saja. Besok minjun akan terbang kekorea untuk menemanimu. Dan dia juga akan mengurus kepindahan sekolahnya disekolahmu.”

 

“Sungguh!!!” Kata Wooyoung antusias. Nyonya Jang mengangguk dan langsung mendapat pelukan erat dari Wooyoung. Wooyoung senang sekali karena ia bisa tinggal bersama lagi dengan minjun hyungnya. Minjun adalah anak paman dan bibinya yang tinggal di jepang. Dulu semasa kecil mereka tinggal be

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LenkaChakhi
#1
Chapter 9: Onnie ayo dong come back and update ff mu ini . Atau aku baakalan nerorr tanpa henti.
LenkaChakhi
#2
Chapter 9: Huh ! Woo ngalamin baby Hate yah :-Dkkk . Itu biasa di alamin ibu" muda yg bru nikah .
Tpi merekakan udah bhagya kenapa kudu ada laen , ntar khunya marah lg ?masa" kecil bamienya jangan di cut yah biar ada lucu"nya gitu hehe :-D .
adeumi
#3
thoorr mereka udah bahagia kenapa kau hadirkan orang ketiga huhuhu ..
pokoknya ending nya tetep harus khunyoung yaa ..

update jangan lama" ya thor ^^
jangwooyoung0730
#4
Chapter 9: buakakakakakk, better emang wooyoung sama yugyeom lah atau ga tiba tiba jinyoung datang dan melamar wooyoung, jr yugyom,khun berantem memperebutkan wooyoung dan wooyoung lbh milih jadi duda lah, eeh jr datang lagi membuktikan cinta nya dan mereka nikah deeeh. Hahaha. gila emang kok. hahahaha masa iya khun kalah sama anak yg umurannya jauuuuh. dari dia. makan tuh. emang enak. Hahaha khun KO. khun KO. authornim, ga mungkin kan in berakhir jadi wooyoung yugyeom? Hahaha. wooyoung sama aku aja lah. atau sama junho lah. sama siapa aja lah asal wooyoung bahagia. Tapi kalo sama yugyeom, dia biar nunggu bam bam aja lah. kayaknya bam bam suka sama yugyeom. Hahaha. eyyy yugyeom, come on, dia itu udah nikah, kamu jangan jadi perebut ah. jangan. udah ya, kamu nunggu bam bam gede aja. atau ga kamu bisa nyari yerin gih ke jypn. Hahaha. kan katenye suara dia bagus, dia bisa manajin kamu juga kayaknya. Hahaha.
khunyoungyes
#5
Chapter 9: kenapa harus yugyeom errr... dia terlalu muda ra -.- aku kira ini ffnya udah mau ending. aku kira yugyeom cuman muncul sbg anak kecil yg ngefans sama wooyoung eh kok aku jd mencium bau bau orang ketiga sih /,\ hooooo aku berharap khun bisa ngelakuin sesuatu hueeekkkk kasian mereka nikah muda tp udah banyak masalah keknya.. update soon ra~
2pm_4ever #6
Chapter 9: Kenapa ada yugeommmm......??????

Aakkhhh....thooorrrr!!!!
Jgn bkn masalah doooonnggg!!!

Update asap!!!
vargaskey #7
Chapter 9: GAK SUKA ADA ORANG KETIGA!!! *kesel!!!
ademonica #8
Chapter 9: Haduuhh kenapa harus ada orang ketiga si thor ?
jangwooyoung0730
#9
Chapter 8: demi apa, nikun yg rempong bikin aku ikut deg degan juga. dasar rempong dady. huhuhuhuuuu

ngakk pas tau adek bayi di kasih nama bam bam. ga kebayang aja wajah idiot bam bam. Hahaha asli, ga bisa yg lain apa? jackson ajla sekalian, biar anak ky stress, Hahaha

oooh I miss you and your story authornim :-) . pertama kalinya balik ke aff buat baca ky. chap selanjutnya bakalan nyeritain apaan? kan woo udah lahiran, ky idup bahagia, ga mungkin ada konflik kan? hehehe
Makasih dah, author udah bikin wooyoung idup, Makasih. biasanya kan author yg sadistic mah kalo udah bunyi biiip biiip biiiiiiiip panjang' itu bakalan ben'eran, asli, wooyoung nya mati. untung aja ga. huhuhu. Makasih yeee authornim :-)
Maekyu #10
Chapter 8: Ohohoh saya kirain semua ff khunyoung yg biasa saya baca bakalan updet abis lebaran ternyata ada yg tidak. Kalo bisa besok updet lg ya author-nim tentang kebahagiaan keluarga kecil nickhun