Chapter 5

When you say love me
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for Typos  “Harap menyabarkan diri membaca cerita ini, karena >4000 words. Jangan sampai ada moment moment sederhana yang terlewatkan. Oke!!!”

 

 

 

*** 

 

 

 

Terbaring lemah ditempat tidur bukanlah keinginan Wooyoung. Wooyoung harus merasakan pusing dan mual seharian ini. Menurut dari tenaga medis disekolahannya, Wooyoung mengalami anemia, sehingga kondisi Wooyoung seperti itu dan Wooyoung butuh istirahat selama beberapa hari sampai jumlah hemoglobinnya meningkat.

 

Tidak masalah bagi Wooyoung, untuk berbaring seharian di tempat tidurnya dengan rasa pusing yang masih hinggap dikepalanya. Karena Nichkhun memutuskan untuk menginap dirumah Wooyoung untuk merawatnya. Wooyoung bak menjadi seorang putra mahkota. Pelayanan extra didapatkannya dari Nichkhun sekaligus Minjun hyungnya. Senangnya, ini adalah waktu yang tepat untuk Wooyoung bermanja-manja.

 

“Hyung, aku ingin buah aprikot” pinta Wooyoung pada Minjun yang tengah mengerjakan tugas bersama Nichkhun di atas karpet kamar Wooyoung. Sedangkan Wooyoung hanya bermain ponsel sambil berbaring.

 

“Aprikot? Dikulkas adanya cuma apel. Jika kau mau apel, aku akan ambilkan.”

 

“Aku tidak mau apel. Aku mau aprikot.” Kata Wooyoung yang masih dengan ponselnya, tidak peduli dengan tatapan Minjun kearahnya, sedikit kesal.

 

“Woo, ini sudah jam delapan malam. Aku tidak mungkin ke supermarket sekarang. Tugasku belum selesai.” Minjun berbicara sedikit menaikkan volume suaranya. Minjun harus mengerjakan tugas dua puluh soal esai dan Minjun baru menyentuh tugasnya sepuluh menit yang lalu. Kerana sejak sore, Minjun harus menyiapkan kimbab, pergi ke toko kue milik keluarga Jang untuk mengambil beberpa jenis kue atau roti yang berbau keju dan coklat kacang. Dan semua itu permintaan Wooyoung.

 

Wooyoung yang tak suka mendengar nada bicara Minjun, meletakkan ponselnya dan berbaring menyamping, membelakangi Minjun dan Nichkhun, menutupi tubuhnya dengan selimut. Nichkhun yang sabar beranjak dari duduknya dan mendekati Wooyoung.

 

Nichkhun membuka selimut Wooyoung dan memperlihatkan wajah Wooyoung dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Nichkhun mendekatkan wajahnya dan berbisik  “Jika apel itu aku kupas, aku potong-potong kecil, dan aku memberinya saus karamel, apa kau mau memakannya? Dan melupakan aprikot itu, Youngie...”

 

Wooyoung berfikir sejenak. Kepalanya mengangguk beberapa kali tanda setuju. Bibirnya yang tadi mengerucut kini berubah membentuk lengkungan manis. Nichkhun mengacak rambut Wooyoung pelan   “Tunggu sebentar, aku akan membuatnya.”   Minjun hanya menghela nafas melihat kelakuan Wooyoung. Melebihi bocah tujuh tahun yang sedang sakit flu, batin Minjun.

 

***

 

 

 

Matahari belum muncul ke permukaan, semua orang masih terlelap dalam tidurnya dan mengeratkan selimut untuk mengusir hawa dingin, karena waktu masih menunjukkan pukul tiga. Tapi tidak dengan Wooyoung, dia justru berisik dalam kamar mandinya dan menyebabkan dua orang yang tidur dikamarnya terbangun.

 

“Apa masih terasa sangat mual?” Tanya Nichkhun yang baru saja masuk ke kamar mandi dan langsung memijat tengkuk Wooyoung. Wooyoung hanya mengangguk tak mampu menjawab karena mulutnya harus membuka lagi untuk memuntahkan makanan yang ditelannya tadi malam.

 

“Bagaimana jika pergi ke rumah sakit saja?” Sahut Minjun yang sudah siap dengan handuk kecil ditangannya untuk mengelap peluh di wajah Wooyoung. Dan Wooyoung menggerakkan telapak tangannya, tanda tidak setuju. Wooyoung kira, ini hanya karena gejala anemianya dan terlalu banyak makan.

 

Selesai dengan muntahnya, Wooyoung minum obat dan kembali berbaring di kasur untuk melanjutkan tidur, diiukti dengan Minjun disebelahnya dan Nichkhun dibawahnya,tempatnya di lantai.

 

***  

 

 

 

Pagi hari dengan warna langit biru muda, awan putih seperti bulu domba yang beriringan, terlihat cantik dan menambah suasana komplek perumahan Wooyoung menjadi hangat. Cuaca yang cerah seperti itu, tidak membuat suasana hati Wooyoung baik. Lagi-lagi Wooyoung berulah. Bukan pada Minjun, tapi kekasihnya. Beruntung  Minjun sudah duduk tenang disekolah mendengarkan penjelasan dari gurunya. Minjun sebenarnya ingin menjaga Wooyoung tapi Nichkhun memaksa, agar Nichkhun saja yang menjaga Wooyoung.

 

“Khun, aku tidak mau sup rumput laut. Aku mau ramen dengan daging sapi empuk diatasnya.” Kata Wooyoung kesal pada Nichkhun di ruang makannya.

 

“Youngie...  Sup rumput laut ini baik untuk pemulihan tubuhmu. Jadi kau harus memakannya” Nichkhun berusahha selembut mungkin membujuk Wooyoung.

 

“Aku tidak mau. Melihat warnanya yang hijau aku tidak berselera.” Wooyoung memalingkan wajahnya dari mangkuk sup di depannya.

 

Nichkhun menghela nafas, padahal Nichkhun sudah susah payah membuatnya. Nichkhun menggerakkan tangannya untuk mengusap punggung tangan wooyoung. “Dikulkasmu tidak ada daging sapi, jika aku keluar dan membelinya, itu terlalu lama sedangkan kau harus cepat makan dan minum obat. Jadi ramen dengan telur saja tidak apa-apa, kan?”

 

“Hmm, boleh juga.” Wooyoung tersenyum sampai matanya menyipit.

 

Sepertinya Nichkhun harus menahan diri sementara waktu, untuk tidak mencium makhluk cute didepanya. Bagaimana bisa, Wooyoung dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dari yang cemberut sampai tersenyum imut.

 

*

 

Sikap Wooyoung yang moody seperti ini, membuat Minjun, Nichkhun, bahkan Junho dan Chansung harus geleng-geleng kepala. Minjun hanya bisa bersabar menuruti keinginan Wooyoung yang menjadi pemilih dalam hal makanan.

 

Terkadang Minjun dan Nichkhun harus bergantian membawakan bekal ke sekolah untuk Wooyoung, tentunya isi bekalnya sesuai permintaan Wooyoung. Dan masalah mual itu masih terjadi pada Wooyoung, tidak sampai muntah. Bedanya sekarang Wooyoung akan mual jika dia mencium bau menyengat atau bau yang tidak cocok dengan indra penciumannya.

 

***

 

 

 

“Appaaa, Eommaaa....” Teriak Wooyoung yang baru saja masuk kerumahnya dan berlari memeluk kedua orang Tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu. Wooyoung memeluk keduanya, diikuti Minjun dibelakangnya.

 

“Hei, kenapa anak appa tambah gendut?  Lihat pipimu tambah tembem.” Kata Tuan Jang sambil mencubit pipi Wooyoung.

 

“Iya, seragammu juga tambah sempit.” Tambah Nyonya Jang.

 

“Itu karena Wooyoung suka makan sekarang, Bi.. Dan lagi dia merepotkanku dengan berbagai macam makanan yang harus aku buat setiap harinya.” Adu Minjun.

 

“Hahaa, terima kasih untuk bersabar menjaganya Jun.” Kata Tuan Jang.

 

“Eomma, yuzu pesananku tidak lupa, kan! Aku ingin eomma membuat kue  dengan menambahkan yuzu  sebagai aromanya.” Pinta Wooyoung dengan manja.

 

“Hah! Jadi selama ini Minjun benar, kau selalu minta yang aneh-aneh.” Nyonya Jang sedikit heran dengan perubahan Wooyoung.

 

“Bukan aneh eomma... Ini karena nafsu makanku bertambah. Dan seharusnya eomma senang.” Rengek Wooyoung. Mereka hanya tertawa kecil melihatnya.

 

*** 

 

 

 

 

Suasana makan malam di kediaman Jang, yang penuh canda tawa baru saja tergantikan dengan kepanikan, ketika Wooyoung menjatuhkan gelasnya berisi air putih. Wooyoung mencengkram perutnya kuat. Otot-otot diperutnya menegang kuat. Wooyoung merintih kesakitan  “Eommaaa....”

 

“Wooyoung ada apa denganmu?” Nyonya Jang  berdiri mendekati Wooyoung.

 

“Pe-rutku... Sakit.” Wooyoung memejamkan matanya dan menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa sakit. Nyonya Jang memegang tangan Wooyoung, menguatkan.

 

“Sakiiiiiiiit.”

 

“Wooyoung, apa sakitnya—“  -- Minjun

 

“Minjun, siapkan mobil. Kita kerumah sakit sekarang.” Potong  Tuan Jang. Minjun segera berlari mengambil kunci mobil. Dan Tuan Jang segera menggendong Wooyoung yang tak mampu berjalan menuju mobil.

 

*

 

 

Seketika tiba di rumah sakit, Wooyoung langsung dibawa ke UGD. Tuan Jang mondar-mandir di depan pintu. Sedangkan Nyonya Jang,  duduk sambil menangis di bahu Minjun. Rasa takut hinggap di diri Nyonya Jang, dilihatnya Wooyoung yang terus mengaduh sakit di dalam mobil selama perjalan menuju rumah sakit tadi.

 

“Minjun, ada apa dengan Wooyoung? Dia tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.”  Tanya Nyonya Jang disela isakannya.

 

“Aku tidak tau Bi,, minggu lalu Wooyoung sempat terkena anemia—“

 

“Apa? Anemia? Kenapa kau tak bilang pada kami?” Potong Tuan Jang lagi.

 

“Maaf paman. Wooyoung melarang aku memberitahu paman dan bibi.”

 

“Minjun, seharusnya kau tetap memberitahu kami. Kenapa kau justru... Ah! Sudahlah. Maafkan paman.” Tuan Jang tak bisa melanjutkan kata-katanya yang sedikit emosi karena dilihatnya Minjun yang menunduk, baru saja menjatuhkan air matanya. Tuan Jang memustuskan duduk disebelah istrinya, menenangkan diri. Setengah jam berlalu, dokter dan perawatpun keluar dengan wajah tegang, seperti terkejut.

 

“Dok, bagaimana keadaan anak saya?” Tanya Tuan Jang yang berdiri didepan dokter, diikuti Nyonya Jang dan Minjun.

 

“Tenang, anak Tuan baik-baik saja. Dia hanya mengalami kram perut. Sekarang dia butuh istirahat. Dia harus dirawat sampai besok. Karena besok pagi kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.”

 

“Maksud dokter dengan pemeriksaan lebih lanjut? Dokter yakin hanya kram perut yang terjadi dengan anak saya.”

 

“Ya, hanya kram perut. Eumm begini, pemeriksaan itu hanya untuk memastikan kembali kondisi perutnya. Tuan tenang saja, ini bukan penyakit yang membahayakan. Kami  akan menjelaskan lebih lengkapnya besok pagi. Kalau begitu kami pergi dulu.” Dokter dan perawatnya membungkuk memberi hormat, meninggalkan orang tua Wooyoung dan Minjun yang sudah cukup tenang. Wooyoung dipindahkan di ruang perawatan. Dan mereka semua bermalam dirumah sakit menemani Wooyoung.

 

***  

 

 

 

 

“Eomma, ayo pulang ke rumah sekarang. Sungguh, aku tidak suka dengan bau rumah sakit ini.” Pinta Wooyoung, sudah sekian kalinya di pagi hari.

 

“sebentar sayang, kita bisa pulang setelah dokter memeriksamu.”

 

“Tapi aku sudah tidak sakit. Perutku baik-baik saja eomma...” Rengek Wooyoung.

 

“Wooyoung!”Bentak Tuan Jang. “ Apa kau ingin membuat kami khawatir lagi? Jika kau kenapa-kenapa lagi. Bersabarlah sebentar.”    Wooyoung menggelengkan kepala dan cemberut saat Minjun terkikik meledeknya yang baru saja dibentak.

 

*

 

 

 

Dua dokter pria dan wanita masuk ke ruang perawatan Wooyoung, ditemani seorang perawat pria. Dokter tersebut memeriksa Wooyoung bergantian. Setelah itu meminta perawat untuk membawa Wooyoung ke kamar mandi. Orang tua Wooyoung dan Minjun hanya diam, dan bingung melihatnya.

 

Perawat pria itu menunggu diluar dan menyuruh Wooyoung untuk buang air kecil dan menyisakannya di cup kecil. Wooyoung yang bingung, menurut saja. Setelah selesai Wooyoung keluar dan kembali berbaring- setengah duduk-  di ranjang. Perawat pria itu kembali dengan wajah sulit dibaca, tangannya membawa  benda kecil berbentuk batang sekitar lima centi didalam kantong plastik dan menyerahkan kepada dokter.

 

Dokter pria, berdehem dan mulai menjelas. “Sebelum saya menjelaskan, saya akan bertanya terlebih dahulu pada Nak Wooyoung. Apa yang Wooyoung rasakan selama minggu-minggu ini. Ceritakan padaku.”

 

Wooyoung mengerutkan dahinya mencoba mengingat “Hanya pusing, rasa malas, ngantuk, mual, sempat anemia dan sakit perut tadi malam. Memangnya kenapa dengan saya Dok?”

 

“Woo, nafsu makanmu juga menggila, kau makan ini dan makan itu.” Tambah Minjun. Dokter wanita yang berdiri disebelahnya, tersenyum mendengarnya, seolah tahu benar berdasarkan pengalamannya sendiri.

 

“Maaf sebelumnya. Apakah... Apakah Wooyoung pernah melakukan operasi?”  Wooyoung menggeleng. “Trans gender misalnya” lanjut dokter itu.

 

“Apa?” Teriak Wooyoung, Tuan Jang, Nyonya Jang, dan Minjun bersamaan.

 

“Dok, sebenarnya saya itu kenapa? Dan apa itu? Trans gender. Saya saja asing dengan istilah itu.” Kata Wooyoung yang mulai kesal.

 

“Sekali lagi kami minta maaf. Sebenarnya sejak tadi malam kami shock dan bingung. Tapi karena tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Jadi kami percaya satu hal bahwa Wooyoung  adalah sebuah keajaiban. Selamat! Wooyoung positif hamil. Dan ini buktinya” dokter meletakkan tets pack dengan dua garis merah didalamnya di depan Wooyoung.

 

“WHAT???” – Wooyoung dan Minjun.

 

“DOKTER??? – Tuan Jang. Nyonya Jang yang duduk dikursi sebelah Wooyoung mulai memegang kepalanya.

 

“Dok, apa kau gila? Kau tidak lihat aku namja, dadaku kempis dan aku tidak pernah datang bulan. Ini konyol.” Wooyoung kesal dan melemparkan test pack yang ada didepannya.

 

“Dok, dapatkah anda menjelaskan semua ini dengan benar. Kami masih belum mengerti.” Minjun bingung.

 

“Sebentar, saya akan tanya pada Wooyoung lagi. Wooyoung, apakah kau melakukan hubungan intim dengan seorang pria?” Tanya dokter wanita.

 

Wooyoung menelan ludahnya, dia melirik ayah ibunya yang menatapnya tajam “Eumm, y-ya”. Nyonya Jang kembali memijat kepalanya dan menyandarkan tubuhnya di Tuan Jang yang sekarang berdiri membeku.

 

“Sekarang sudah jelas. Wooyoung mempunyai rahim yang menghasilkan sel telur. Saat sperma masuk, pembuahan terjadi. Kram di perutnya terjadi karena proses pertumbuhan embrio di dalam rahim. Hal ini justru baik karena embrio sedang berkembang secara sempurna. Wooyoung yang mual, pusing, anemia, selera makan berubah-ubah itu memang gejala yang muncul saat orang sedang hamil. Wooyoung, ini keajaiban untukmu. Jika Wooyoung masih tidak percaya, kita bisa melakukan USG setelah ini. Dan aku bersedia menjadi dokter kandunganmu untuk kedepannya.” Jelas panJang lebar dokter wanita dengan senyumannya, yang ternyata adalah

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LenkaChakhi
#1
Chapter 9: Onnie ayo dong come back and update ff mu ini . Atau aku baakalan nerorr tanpa henti.
LenkaChakhi
#2
Chapter 9: Huh ! Woo ngalamin baby Hate yah :-Dkkk . Itu biasa di alamin ibu" muda yg bru nikah .
Tpi merekakan udah bhagya kenapa kudu ada laen , ntar khunya marah lg ?masa" kecil bamienya jangan di cut yah biar ada lucu"nya gitu hehe :-D .
adeumi
#3
thoorr mereka udah bahagia kenapa kau hadirkan orang ketiga huhuhu ..
pokoknya ending nya tetep harus khunyoung yaa ..

update jangan lama" ya thor ^^
jangwooyoung0730
#4
Chapter 9: buakakakakakk, better emang wooyoung sama yugyeom lah atau ga tiba tiba jinyoung datang dan melamar wooyoung, jr yugyom,khun berantem memperebutkan wooyoung dan wooyoung lbh milih jadi duda lah, eeh jr datang lagi membuktikan cinta nya dan mereka nikah deeeh. Hahaha. gila emang kok. hahahaha masa iya khun kalah sama anak yg umurannya jauuuuh. dari dia. makan tuh. emang enak. Hahaha khun KO. khun KO. authornim, ga mungkin kan in berakhir jadi wooyoung yugyeom? Hahaha. wooyoung sama aku aja lah. atau sama junho lah. sama siapa aja lah asal wooyoung bahagia. Tapi kalo sama yugyeom, dia biar nunggu bam bam aja lah. kayaknya bam bam suka sama yugyeom. Hahaha. eyyy yugyeom, come on, dia itu udah nikah, kamu jangan jadi perebut ah. jangan. udah ya, kamu nunggu bam bam gede aja. atau ga kamu bisa nyari yerin gih ke jypn. Hahaha. kan katenye suara dia bagus, dia bisa manajin kamu juga kayaknya. Hahaha.
khunyoungyes
#5
Chapter 9: kenapa harus yugyeom errr... dia terlalu muda ra -.- aku kira ini ffnya udah mau ending. aku kira yugyeom cuman muncul sbg anak kecil yg ngefans sama wooyoung eh kok aku jd mencium bau bau orang ketiga sih /,\ hooooo aku berharap khun bisa ngelakuin sesuatu hueeekkkk kasian mereka nikah muda tp udah banyak masalah keknya.. update soon ra~
2pm_4ever #6
Chapter 9: Kenapa ada yugeommmm......??????

Aakkhhh....thooorrrr!!!!
Jgn bkn masalah doooonnggg!!!

Update asap!!!
vargaskey #7
Chapter 9: GAK SUKA ADA ORANG KETIGA!!! *kesel!!!
ademonica #8
Chapter 9: Haduuhh kenapa harus ada orang ketiga si thor ?
jangwooyoung0730
#9
Chapter 8: demi apa, nikun yg rempong bikin aku ikut deg degan juga. dasar rempong dady. huhuhuhuuuu

ngakk pas tau adek bayi di kasih nama bam bam. ga kebayang aja wajah idiot bam bam. Hahaha asli, ga bisa yg lain apa? jackson ajla sekalian, biar anak ky stress, Hahaha

oooh I miss you and your story authornim :-) . pertama kalinya balik ke aff buat baca ky. chap selanjutnya bakalan nyeritain apaan? kan woo udah lahiran, ky idup bahagia, ga mungkin ada konflik kan? hehehe
Makasih dah, author udah bikin wooyoung idup, Makasih. biasanya kan author yg sadistic mah kalo udah bunyi biiip biiip biiiiiiiip panjang' itu bakalan ben'eran, asli, wooyoung nya mati. untung aja ga. huhuhu. Makasih yeee authornim :-)
Maekyu #10
Chapter 8: Ohohoh saya kirain semua ff khunyoung yg biasa saya baca bakalan updet abis lebaran ternyata ada yg tidak. Kalo bisa besok updet lg ya author-nim tentang kebahagiaan keluarga kecil nickhun