EXO - Drabble [Luhan] PAIN
EXO - Drabble
Saat sebuah pisau kebohongan dan penghianatan merobek hatinya, menimbulkan luka terbuka disana dan rasa perih yang luar biasa, membuat tubuhnya sulit bergerak, sulit bernafas. Lalu, kebohongan yang lain setelah itu menutup lukanya, seolah menjadi obat yang ternyata membuat luka itu terbuka lagi setelah sekian lama karena sebuah kejujuran.
Pain.
Luhan merasakan hatinya berdenyut perih, mengingat sekelebat gambar penuh kebohongan yang membuatnya merasa nyaman untuk sementara, tapi sakit itu kembali datang hari ini, menorehkan pisau itu lagi, membuka luka lama.
Apa yang seharusnya Luhan lakukan ketika dia tak sanggup lagi memandang wajah gadisnya yang terlampau naif untuk menorehkan luka dihatinya?
Dia hanya menutup mata, merasakan panas di kedua matanya. Rasa sakit itu hilang? Tidak.
“Luhan, itu cuma luka lama.”
Benar, luka lama. Dan gadis itu membiarkan Luhan selama ini menciumnya, memeluknya dengan hati yang masih menyisakan sayatan mengaga.
Perih kembali merayapi—mengoyak hatinya. Luhan ingin menangis.
Hatinya meraung-raung kesakitan. Dia terlalu mencintai kekasihnya.
“Luhan..” gadis itu menggenggam tangan Luhan.
Sudahlah.
Mungkin gadis itu berpikir, menyentuh Luhan bisa membuat luka itu sembuh perlahan tapi yang dia lakukan hanya membuat Luhan semakin perih, semakin menyiksanya.
Dingin.
Tidak ada kehangatan seperti dulu saat Luhan menggenggam tangan gadisnya, saat Luhan memeluk gadisnya yang ketakutan di bawah meja makan saat gempa dua bulan yang lalu, saat Luhan membuka album masa kecilnya dan gadis itu tertawa geli melihat foto bayi disana, saat Luhan mengikat tali sepatu gadisnya di atas jembatan, saat Luhan membawakan segelas coklat hangat untuk gadisnya.
Kenangan itu datang lagi. Menyelinap dari balik ruang hitam dalam pikirannya.
Tujuh bulan yang lalu..
“Aku hanya membantunya, Luhan!”
“Tapi kau memeluknya.”
“Dia hanya teman, HANYA TEMAN, Luhan. Dia kehilangan tunangannya dan aku hanya membantu menenangkannya.” gadis itu mendelik,menantang mata Luhan yang memerah.
Luhan mengalah. Tidak ada
Comments