Ingatan Yixing terlalu sulit untuk mengingat apa-apa saja yang diperlukan Kyungsoo untuk bahan makan malam nanti, misalnya jagung, kubis, dan paprika. Tapi ketika dia baru saja membuka pintu supermarket, dia harus kembali lagi ke dorm untuk kembali bertanya pada Kyungsoo apa yang harus dia beli, paprika atau kecap?

Paprika, Yixing. Astaga.

Dan siang hari itu, di sebuah cafe bergaya Itali dengan sepiring pasta bolognese, Yixing berusaha mengingat ‘sekarang hari apa?’

“Tunggu, aku harus lihat kalender.” Yixing membuka ponselnya membuka aplikasi kalender di ponselnya dan sekarang dia tahu hari apa sekarang.

Seorang gadis yang tepat duduk di depannya menatap tajam pada Yixing, mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Menunggu otak Yixing yang mungkin terlalu karatan untuk mengingat hari apa sekarang.

“Oh—!” seru Yixing. Mata gadis itu membulat dan secuil perasaan lega terbesit di wajahnya.

“Fey, aku tahu sekarang hari jumat!” sambungnya. “..dan sekarang tanggal..” Yixing melihat lagi layar ponselnya, “..tanggal dua puluh.” Yixing tersenyum. Gadis bernama Fey itu—yang notabene adalah pacarnya—kembali merengut.

“Ya, Tuhan. Zang Yixing!” Fey meringis.

“Ya, sayang?” balas Yixing santai.

“Kau lupa? Benar-benar lupa?” Fey menangkup wajah Yixing. Sulit untuk percaya pria setampan Zang Yixing, yang jago menari, yang punya lesung pipi saat tersenyum, yang sangat cinta kakek-neneknya, punya ingatan yang hanya sebesar kacang kedelai. Ya, ampun.

“Apa, sayang?” ujar Yixing polos.

Fey menyerah. Memijat pelipisnya yang berdenyut.

Dia sangat ingin berteriak di depan wajah Yixing saat ini, SAYANG! INI ADALAH HARI DIMANA TEPAT DUA MINGGU KITA JADIAN!

Yixing dengan santai kembali melahap pastanya, menawarkannya sekali pada Fey namun gadis itu menggeleng pelan.

Yixing meletakkan garpunya, lalu memandang Fey. “Ada apa, sayang? Hmm?”