Chapter 5

Memories Beside You

Chanyeol membuka matanya. Ia melihat ke sekelilingnya.

Ruang kesehatan.

“kau sudah sadar?” Tanya kris yang ternyata menunggunya sadar sejak tadi. Disampingnya, berdiri juga kai dan sehun yang menatapnya cemas.

“ah.. aku .. kenapa aku bisa terbaring disini?” Tanya chanyeol.

“ceritanya cukup panjang yeol.” Jawab kris.

“ah.. dimana baekhyun?” Tanya chanyeol lagi.

“baekhyun? Orang brengsek itu. Cih.” Umpat kai.

Chanyeol menatap kai tidak mengerti.

“dia melihatmu tergeletak di depannya. Tetapi ia malah hanya bengong dan tidak melakukan apa-apa.” Kata sehun.

“sudahalah. Kalian ini sama saja. Mungkin baekhyun shock karena melihat chanyeol tiba-tiba terjatuh seperti itu di hadapannya.”  Kata kris sambil sedikit memaki kai dan sehun.

“ha…habis..” gumam sehun sambil memalingkan wajahnya dari kris.

“berapa lama aku pingsan?” Tanya chanyeol. Ia tidak ingin mendengar lebih lanjut lagi.

“sekitar 3 jam.” Kata kris.

“apa?!” seru chanyeol. “ah” ia memegangi kepalanya karena ia merasa pusingnya itu kambuh lagi.

“kau harus beristirahat dan menenangkan diri. Kata dokter, trombositmu turun sangat banyak karena terlalu stress.” Kata kris.

“tetapi..bagaimana dengan ujian matematika?” Tanya chanyeol sedikit panik tetapi tetap mencoba untuk tenang.

“ya, bodoh! Kau sudah ambruk begitu masih memikirkan ujian?” seru kai.

Chanyeol menghela nafasnya dengan berat. “baiklah. Mungkin aku memang ditakdirkan untuk mengikuti ujian susulan.” Kata chanyeol.

‘rrrrr’

“bel sudah berbunyi. Bukankah kalian harusnya masuk ke dalam kelas?” Tanya chanyeol.

“ah benar, ayo kita kembali.” Kata kris mengajak sehun dan kai untuk keluar dari ruang kesehatan.

“tidak bisakah kita disini saja?” Tanya sehun memohon kepada kris.

“jangan bilang kau akan menggunakan chanyeol sebagai alasan untuk menghindari pelajaran.” Kata kris dengan jelas menolak permintaan sehun.

“baiklah..” kata sehun sambil melambaikan tangan ke arah chanyeol. “nanti kami akan datang lagi. Tenang saja.”

Chanyeol hanya menggangguk sambil melambaikan tangannya sambil menatap ketiga sahabatnya itu keluar dari ruang kesehatan.

Setelah pintu dan tirainya tertutup, ia mencoba membenarkan posisi tidurnya dan memejamkan matanya. Ia terlelap.

---

“chanyeol!” teriak baekhyun.

Chanyeol menoleh dan melihat baekhyun berseru memanggil namanya sambil terlihat panik.

Tiba-tiba, terdengar suara klakson yang memenuhi kuping chanyeol. Chanyeol menoleh ke arah bunyi  klakson itu dan melihat sebuah truk besar sedang berjalan dan bersiap menghantam dirinya.

Ia terjatuh. Tetapi mengapa ia tidak merasa sakit sama sekali? Chanyeol membuka matanya dan melihat pemandangan di depannya. Tubuh baekhyun sudah penuh dengan darah dan tidak sadarkan diri.

“baekhyun! baekhyun! Baekhyun! baekhyun!” jerit chanyeol berkali-keli.

“baekhyun!

 

Baekhyun! baekhyun!

 

“baekhyun!” serunya. Ia mengigo. Kejadian kelam 8 bulan yang lalu itu terulang lagi di mimpinya barusan.

Tiba-tiba, seseorang memegang tangannya erat agar tubuh chanyeol dapat kembali terkontrol.

Chanyeol membuka matanya dan tersadar sambil terlihat panic. Ia mengatur nafasnya. Ia menoleh kea rah orang yang menggemgam tangannya erat itu. Itu adalah baekhyun.

“baekhyun!” seru chanyeol lega saat melihat baekhyun terduduk di kursi di sebelahnya.

“hai.” Sapa baekhyun.

“baekhyun!” seru chanyeol lagi. Airmatanya keluar begitu saja. Ia memeluk baekhyun dengan sangat erat. “baekhyun jangan tinggalkan aku lagi. Aku mohon..” kata chanyeol sambil terus menangis.

Baekhyun menahan rasa sakit di hatinya. Ia mengangkat tangannya dan memberi sebuah tepukkan di punggung chanyeol.

Beberapa saat kemudian, baekhyun melepas pelukan chanyeol. Ia terlihat canggung.

“mengapa kau diam saja?” Tanya chanyeol.

“apa? Saat aku melihatmu jatuh tadi? Tanya baekhyun.

“bukan. Saat aku memelukmu barusan.” Kata chanyeol.

“anggap saja sebagai permintaan maaf karena aku tidak menjadi orang yang menggotongmu ke ruang kesehatan saat aku melihatmu lebih dulu jatuh di hadapanku sambil menggumamkan namaku.” Kata baekhyun datar.

“haha..” tawa chanyeol dengan sedikit terpaksa. “ternyata hanya aku yang bodoh berpikir kau sudah kembali..” gumamnya.

“kembali? Sudah aku bilang kan, aku memang seperti ini dari dulu. Kau benar-benar membuatku jengkel.” Kata baekhyun terlihat sedikit kesal.

“ya, kau selalu dingin kepadaku.”kata chanyeol sambil tersenyum memaksa.

“aku akan keluar. Keputusanku untuk menengokmu adalah hal paling salah. Seharusnya aku langsung saja ke kelas tadi.” Kata baekhyun.

Chanyeol mendengus. “baiklah.”

---

“apa? Aku kan sudah bilang untuk tidak usah sekolah hari ini!” seru ibunya.

“aku tidak tau bahwa aku akan..ambruk.” kata chanyeol.

“besok kau harus segera di opname ke rumah sakit. Trombositmu turun begitu banyak. Ini bahaya. “ kata ibunya lagi.

“baiklah” gumam chanyeol.

“baekhyun! Kau harus membantunya berkemas barang apa saja yang harus ia bawa ke rumah sakit. “ kata ibunya.

“aku? Tapi..” baekhyun hendak mengeluh tetapi wajah ibunya sudah benar-benar malah sehingga ia memilih untuk menuruti kemauan ibunay tersebut. “baeiklah.”

---

“kau butuh bantuan?” Tanya baekhyun sambil melangkah kea rah chanyeol yang sedang berusaha  memasukkan abrang-barang yang ia mungkin akan butuhkan.

“tidak. Biarkan saja. Aku tau kau tidak menyukainya. Jadi kau tidak usah memikirkanku.” Kata chanyeol .

“aku mencoba bersikap baik terhadapmu, tetapi kau menolaknya. Sebaliknya,ketika aku bersikap kasar kepadamu, kau juga tidak menerimanya. Sebenarnya apa maumu?” Tanya baekhyun  tgerlihat agak marah.

Chanyeol terdiam.  Ia mengeluarkan sebuah t-shirt dari lemarinya. “kau ingat t-shirt ini?” Tanya chanyeol.  Baekhyun terlihat tidak mengerti apa-apa. Tetapi ia yakin bahwa ia memiliki t-shirt yang mirip dengan t-shirt tersebut. “kau pasti tidak mengingatnya tetapi kau bingung karena kau memiliki t-shirt yang hampir serupa dengan t-shirt ini.”

“apa maksudmu?” tanay baekhyun.

“singkat saja. Keberadaanku sama dengan keberadaan t-shirt di lemarimu yang hampir serupa dengan t-shirt ini.” Kata chanyeol. “kau memilikinya. Tetapi kau tidak bisa mengingat mengapa kau bisa memilikinya.”

“baiklah, mengapa aku bsia memiliki t-shirt yang hampir sama dengan milikmu itu?” Tanya baekhyun.

“kita membelinya saat musim panas tahun lalu di sebuah toko baju di kawasan hongdae. Kau merengek dan memohon kepadaku untuk membelikkanmu t-shirt ini. Tetapi aku menolak.”  Chanyeol menceritakan sebuah kejadian lagi kepada baekhyun.

“kau menolak. Lantas mengapa sekarang t-shirt itu ada?” Tanya baekhyun tidak mengerti.

“karena pada akhirnya, kaulah yang membelikannya untukku dan untukmu. Masing-masing satu.” Lanjut chanyeol.

“bisakah kau berhenti? Itu terdengar seperti omong kosong.” Kata baekhyun.

“omong kosong? Itu adalah kenyataan . kau yang menanyakannya tadi ,bukan?”Tanya chanyeol.

“itu bukanlah jawaban yang ku harapkan.” Kata baekhyun.

“tetapi itu memang kenyataannya” kata chanyeol.

“aku harap semua ini bukanlah kenyataan. Aku membencimu yeol.” Kata baekhyun.

“kau tampaknya sangat senang mengatakan kata-kata itu kepadaku akhir-akhir ini?” Tanya chanyeol sambil membendung air matanya. “aku pikir kau sudah kembali tadi.”

“aku membencimu Park Chan Yeol. Seharusnya aku tidak kesini tadi.” Kata baekhyun sambil keluar dari kamar chanyeol.

Kau baekhyun yang ku kenal. Dan kau adalah baekhyun yang tidak ku kenal.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Farken #1
Chapter 6: lanjutin dong..
rainysummer #2
Author lanjut please:)
deerinthedawn #3
Chapter 5: huaaa!>,< nyesek jdi chanyeol..
Sedih bgt bcanya, semoga baeknya ga terlalu jahat gitu biarpun cuma pura"
ak penasaran sma kelanjutanya, update soon ne!^^
Meriska_navita
#4
Chapter 4: Wahh sedih liat chanyeol .. update soon yaa
Meriska_navita
#5
Chapter 3: Sedihhh .. next chapter soon please
Changsha #6
Chapter 3: Baca ini pagi pagi bikin hati perih kak, tapi gak apa apa namanya juga hidup ya hihihi anyway aku suka ceritanya ditunggu kelanjutannya yaa :3
XiaoHen #7
Chapter 3: periiiihhh coy
next min
sitinurkh #8
Chapter 1: Next soon please