Chapter 2

Memories Beside You

Memories beside You

 

Esok hari sangat cepat tiba. Kini, baekhyun sedang mengamati sosok chanyeol yang sedang membereskan barang-barang miliknya dan juga milik chanyeol  yang di bawa dari rumah. Baekhyun sendiri merasa bahagia karena dapat kembali lagi ke rumahnya. Walaupun ia tertidur selama 7 bulan , dan tidak menyadari berapa lama waktu yang ia habiskan di rumah sakit sambil terus tertidur, ia tetap saja merindukan rumahnya itu.

“mari kita pulang.” Kata chanyeol sambil menyodorkan tangannya ke arah baekhyun.

Baekhyun segera meletakkan tangan kanannya di atas tangan chanyeol dan berusaha turun dari ranjang itu. “terima kasih” kata baekhyun canggung.

Chanyeol membantunya berjalan karena ia tau pasti akan sangat sulit untuk menggerakan kaki yang tidak di gerakkan selama berbulan-bulan itu. “apakah itu sulit?” Tanya chanyeol.

“sedikit..”jawab baekhyun sambil berusaha melangkahkan kakinya.

Chanyeol membantu baekhyun melangkah sampai akhirnya mereka duduk di sebuah taksi.

“ibu bilang, ia ada rapat penting hari ini. Jadi,dia tidak bisa menjemputmu.” Kata chanyeol.

“ya..tidak apa-apa.” Respon baekhyun.

“begini…”chanyeol mengambil nafasnya.

“ya?” baekhyun menoleh dan mendapati chanyeol sedang berusaha untuk tersenyum. Hal itu sungguh membuat hati baekhyun kembali hancur.

“apakah..kau benar-benar tidak mengingat apa-apa tentang aku menjadi saudaramu?”Tanya chanyeol sedikit berhati-hati.

“maaf..tetapi aku tidak dapat mengingatnya.” Jawab baekhyun santai. Walaupun rasanya ia sangat membenci dirinya sendiri yang melupakan chanyeol.

“ah..”chanyeol mengangguk arti tanda paham sementara di dalam hatinya,ia sudah menangis. “kau tidak berubah baekhyun-a, kau tetap santai,cuek,dan dingin kkk” kata chanyeol sambil terkekeh.

“mungkin ini memang sudah bawaan gen sejak lahir.” Kata baekhyun datar.

“ah…” sekali lagi ,chanyeol mengangguk.

Perjalanan setengah jam ini terasa seperti setengah hari bagi chanyeol. Biasanya, jika ia dan baekhyun berada di dalam taksi, ia akan mengambil sebuah selfie dirinya dengan baekyun sambil tersnyum ataupun dengan ekspresi-ekspresi aneh. Paling tidak, mereka akan bercanda dan mulai mengejek satu sama lain yang membuat sopir taksi ikut tertawa terbahak-bahak.

Tetapi,berbeda dengan sekarang. Mereka seperti orang asing yang tidak mengenal satu sama lain dan terjebak dalam satu taksi yang sama.

----

Sekitar 25 menit kemudian, mereka sampai di rumah mereka yang terletak di pinggiran kota. Udaranya sejuk. Tidak seberisik di tengah kota. Rumah itu cukup besar dan di lengkapi dengan halaman depan yang cukup luas. Rumah itu berwarna putih. Di depan pintu masuk, mereka akan menemui sepasang kursi dan sebuah meja yang digunakan untuk bermain kartu.

Chanyeol menurunkan barang-barang mereka dari bagasi taksi,sedangkan baekhyun langsung memasukki pagar rumah tersebut. Ia mengamati  bunga-bunga yang semakin banyak tumbuh di halaman.

“chanyeol” panggil baekhyun.

“ya,baek?” Tanya chanyeol sambil mengikuti baekhyun dari belakang.

“bunga lily kuning ini..siapa yang menanamnya?”Tanya baekhyun sambil menunjuk kea rah bunga lily berwarna kuning cerah.

Chanyeol terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Yang ada di pikirannya adalah kenangannya bersama baekhyun yang bersama-sama menanam bunga liliy kuning itu.

 

chanyeol,kelak jika bunga lily milikmu tumbuh tumbuh lebih dulu daripada punyaku, aku berjanji aku akan mentraktirmu 10 gelas hot chocolate dari toko kopi kesukaanmu.” Baekhyun mengatakannya dengan sombong sambil menunujuk ke arah tanah tandus yang di beri bibit bunga lily . “tetapi yah….tenang saja, yang menang sudah pasti punyaku.”tambahnya sambil tertawa penuh kemenagan.

“tidak!aku pasti menang. Bunga lily-ku pasti akan mekar lebih dulu daripada bunga lavendermu. Walaupun tanah ini tandus, jika aku percaya,dan aku merawatnya,aku bisa mendirikan sebuah pohon cemara disini.” Ujar chanyeol sambil menyiram baekhyun dengan air dari selang.

“hey! Berani-beraninya kau menyiramku!” seru baekhyun  sambil menyiram chanyeol dengan air.

 

Chanyeol menutup matanya sejenak dan meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah sebuah kenangan sekarang. Mereka biasanya akan bermain gunting,batu,kertas sambil menyirami taman, dan yang kalah akan disiram sebagai hukuman.

“yeol?” panggil baekhyun menyadarkan chanyeol.

“ah…itu..” chanyeol menggigit bibirnya. Ia tidak percaya bahwa baekhyun akan melupakan dirinya sampai ke ujung sarafnya. “aku yang menanam lily itu. Dan.. kau yang menanam lavender kecil itu. “ kata chanyeol sambil menunjuk bunga lavender kecil di sebelah bunga lily kuning itu.

“oh ya?” Tanya baekhyun. “mengapa lavenderku sangat kecil..” gumamnya sambil memperhatikan bunga lavender itu.

“baek, sebenarnya kau berjanji akan menghadiahiku….” Chanyeol menghentikan kalimatnya.

Baekhyun menoleh kea rah chanyeol. “menghadiahi apa?” tanyanya.

“tidak..lupakan.” kata chanyeol.

 

Mereka lalu menuju ke arah pintu rumah. Baekhyun kembali berhenti dan menatap meja dan sepasang kursi yang diletakkan di depan situ.

“kursi dan meja itu… mengapa diletakkan di luar? Mengapa warnanya menjadi putih?” tanyanya kepada chanyeol.

Chanyeol yang hendak memasukki kunci ke dalam lubang kuci tersebut kembali terdiam.

“saat itu musim panas. Kita bedua merasa bahwa di dalam sangat panas sehingga kita memutuskan untuk menaruh kursi-kursi dan meja itu di luar sini untuk bermain dan bersantai. Kita juga mengecatnya menjadi bewarna putih karena kita merasa bahwa warna putih lebih cocok dibandingkan warna coklat. Ibu juga memarahi kita saat kita mengecatnya menjadi warna putih.” Kata chanyeol. Ia kembali terbayang oleh kenangannya bersama baekhyun yang di marahi habis-habisan oleh ibu mereka. Ia ingin sekali menangis. Tetapi,ia tidak bisa.

Baekhyun merasakan sesuatu saraf teroutus di otaknya. Ia sangat membenci dirinya sendiri. ‘mengapa aku tidak bisa mengingat semua momen-momen membahagiakan itu’. Baekhyun mencoba untuk tersenyum di tengah lautan air mata yang telah ia buat di dalam hatinya. “ah..begitu. itu pasti momen yang menyenangkan, bukan?” tanyanya kepada chanyeol sambil tersenyum.

“sangat..” jawab chanyeol sambil terdiam

“rapi ,bagaimana lagi? Aku melupakkan semuanya yeol..” kata baekhyun.

“ironis sekali..” gumam chanyol sambil membuka membuka pintu.

 Mereka berdua memasukki rumah minimalis itu.

“wah..aku sangat merindukkan suasana rumah ini!!” seru baekhyun sambil berlari ke arah ruang TV.

“bagaimana perasaanmu?”Tanya chanyeol sambil meletakkan beberapa koper yang berisi barang-barang mereka.

“senang. Senang rasanya bisa kembali ke rumah ini” kata baekhyun sambil mengamati sebuah lukisan tangan yang sangat tidak beraturan.

“aku tahu…”kata chanyeol sambil berjalan ke arah baekhyun. “lukisan ini . kita membuatnya bersama. Lihat, kau mengerjakannya dengan rapi tetapi kemudian aku menghancurkannya karena pekerjaanku yang tidak becus. Kau memakiku dan mendiaamkan diriku selama seminggu. Lalu kemudian..kita berbaikan karena kau tidak bisa hidup tanpaku.” Kata chanyeol sambil tersenyum setelah melihat wajah bingung baekhyun melihat lukisan itu.

“oh ya?”Tanya baekhyun.

Chanyeol mengangguk.

“yeol..”

“ya?”

“sejak kapan kita menjadi akrab? Yang aku ingat saat aku mengingatmu adalah..aku sangat membencimu. Dan..jika kau tahu,aku ingat  bahwa pada awalnya aku tidak menyetujui pernikahan kedua ibuku ini. Dan aku yakin..kau salah satu faktornya.” Kata baekhyun.

“kita..” chanyeol terdiam. “menjadi akrab setelah kurang lebih sebulan  setelah pernikahan kembali orang tua kita. Di awal, kau sama sekali tidak au berbicara denganku. Kau juga memintaku untuk tidak berangkat ke sekolah pada waktu yang sama denganmu.”lanjutnya.

“aku benar-benar membencimu ternyata” gumam baekhyun.

“ya. Kau sangat membenciku” chanyeol terkekeh. “itu..jika kau tidak mengingat masa-masa indahmu denganku, mengapa kau tidak menyuruhku pergi saat pertama kali kau melihatku tertidur disampingmu?” Tanya chanyeol penasaran.

“aku..hanya tidak bisa. Ada sesuatu” jawab baekhyun.

“mungkinka kau mengingatku?sedikit?”Tanya chanyeol sambil sedikit berharap.

“maaf.aku hanya ingat bahwa aku sangat membencimu..”jawab baekhyun.

“ah..begitu..”gumam chanyeol sambil menahan air matanya.

----

Baekhyun melangkahkan kakinya dari tempat tidurnya. Ia mengusap matanya berkali-kali sebelum akhirnya ia sadar sepenuhnya. Entah mengapa, ia merasa bahwa ia sudah tidak bisa lagi memberikan chanyeol harapan. Jadi,ia memilih untuk memulainya dari awal. Ia tidak akan berbicara dengannya beberapa waktu ini.

“pagi” sapa chanyeol saat baekhyun keluar dari pintu kamarnya.

“pagi” jawab baekhyun singkat.

“kau ingin sarapan apa? Biar aku membantumu membuatkannya.” Kata chanyeol.

“yeol” kata baekhyun.

“ya?”

“walaupun ini sedikit menyakitkan, tetapi sebaiknya kau tidak perlu berpura-pura baik seperti itu di hadapanku. Kau tahu,aku tidak bisa mengingat apapun. Dan , kau tahu sendiri bahwa aku membenci mu sebelum semua itu terjadi.” Kata baekhyun ,tetap terlihat dingin walaupun hatinya berkata lain.

“apa?” Tanya chanyeol sedikit tidak percaya dengan apa yang baekhyun katakan  barusan. “begini ..aku akan berpura-pura untuk tidak mendengar perkataanmu barusan dan..tolonglah kau juga perpura-pura tidak pernah mengatakan hal ini. Dan juga..”

“kau memang hebat dalam hal berpura-pura. Sejak dulu.” Kata baekhyun sambil mendengus.

“baek..kau..”chanyeol tidak bisa menjawab apa-apa.

“akan lebih menyakitkan jika aku berpura-pura baik kepadamu yeol. Dan berpura-pura sajalah bahwa apa yang kita alami di masa lalu juga adalah sebuah kepura-puraan.” Kata baekhyun santai walaupun tangannya yang sedang mengoles mentega ke atas roti bergetar dengan sangat hebat.

“ini bukan dirimu ,baek.” Kata chanyeol berusaha memendung air matanya.

“Lantas , mengapa aku tidak dapat mengingat semua masa-masa membahagiakan yang  pernah kita alami?!” seru baekhyun sambil meletakan roti dan pisaunya. Ia menatap dingin ke arah chanyeol.

“baek..”

“jika aku tidak dapat mengingat apa yang terjadi, sedangkan aku dapat mengingat semua hal selain dirimu, itu masuk akal. Karena mungkin di masa yang lalu aku juga hanya berpura-pura!” serunya lagi.

“baek….”

Baekhyun sendiri menyesal mengatakan hal itu kepada chanyeol. Kebenciannya terhadap dirinya sendirilah yang membuatnya menyalahkan chanyeol.

Baekhyun berjalan memasukki pintu kamarnya. ia membanting dan mengunci pintu itu.

“baek..aku tahu kau sedang berbohong..” gumam chanyeol diikuti dengan sebuah tetesan air mata di pipinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Farken #1
Chapter 6: lanjutin dong..
rainysummer #2
Author lanjut please:)
deerinthedawn #3
Chapter 5: huaaa!>,< nyesek jdi chanyeol..
Sedih bgt bcanya, semoga baeknya ga terlalu jahat gitu biarpun cuma pura"
ak penasaran sma kelanjutanya, update soon ne!^^
Meriska_navita
#4
Chapter 4: Wahh sedih liat chanyeol .. update soon yaa
Meriska_navita
#5
Chapter 3: Sedihhh .. next chapter soon please
Changsha #6
Chapter 3: Baca ini pagi pagi bikin hati perih kak, tapi gak apa apa namanya juga hidup ya hihihi anyway aku suka ceritanya ditunggu kelanjutannya yaa :3
XiaoHen #7
Chapter 3: periiiihhh coy
next min
sitinurkh #8
Chapter 1: Next soon please