Dinner
The Future Is WildOh Sehun melepaskan dasi dari kemejanya sambil memandang dirinya di hadapan cermin. Laki-laki itu menghela napas panjang melihat dirinya yang kini terlihat sudah 'matang', berbeda dari keadaan sebenarnya yang masih berumur 16 tahun. Yang berbeda dari dirinya yang sekarang dan yang sebenarnya, yang sangat kontras, adalah rambutnya. Pada umur yang sebenarnya dia memutuskan untuk menggunakan gaya skinhead pada rambutnya yang bagian rambut atasnya dicat wana putih dan bagian dalamnya dicat warna hitam. Sekarang, rambutnya benar-benar murni hitam. Sedangkan tubuhnya sudah tegap, bukan lagi bocah kerempeng.
Tetapi, aku tetap tampan seperti biasa, batin pria itu percaya diri.
Sehun melepas kemejanya perlahan. Hari ini benar-benar melelahkan. Setelah mengecek beberapa dokumen di lemari, pria itu baru sadar bahwa dia sudah bekerja dan menjadi kepala bagian keuangan di perusahaan farmasi bernama CHOMISTRY, milik pengusaha terkenal, Cho Yeunghwan. Awalnya ia merasa takut bahwa akan susah beradaptasi dikarenakan inner-nya yang masih anak berusia 16 tahun. Tetapi tanpa sadar, laki-laki itu dapat beradaptasi dengan baik walau beberapa temannya sempat curiga dan menanyakan apakah dia sakit atau tidak, dan untungnya, pekerjaannya sebagai manajer ini tidaklah terlalu sulit, dia memiliki beberapa anak buah yang membantunya, jadi kalau ia bertanya sesuatu, anak buahnya siap untuk menjawab.
Baru saja laki-laki itu ingin melepas celana panjangnya, Sujin masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk.
"Appa!" tiba-tiba saja gadis kecil itu langsung lari ke dalam pelukan Sehun membuat Sehun kaget. "Eomma sedang memasak makan malam, kata Eomma, aku disuruh panggil Appa buat makan malam."
Sehun meringis mendengar kata Appa dan Eomma, masih belum terbiasa. Namun pria itu tetap tersenyum, "Baiklah, nanti, cantik. Appa ganti baju dulu, oke?"
Gadis kecil itu mengangguk, "Ne, Appa!" lalu turun dari gendongan Sehun dan berlari keluar kamar.
Sehun tertawa pelan melihat tingkah gadis kecilnya. Kelihatannya kehidupan anehnya ini tidak akan seburuk yang ia kira.
Siapa tahu kan?
***
Jihyo menyedokan kuah samgyetang yang masih di dalam kuali ke dalam mulutnya.
Enak, batin perempuan cantik itu. Dirinya sudah terbiasa, maksudnya di dunia mereka yang sebenarnya yang berusia 16 tahun, memasak berbagai macam guk sehingga dia tidak 'kaget' untuk urusan masak-memasak seperti ini.
"Samgyetang?"
Tiba-tiba suara laki-laki disertai deru napas yang menggelitik mengagetkan Jihyo.
"Eh? Oh, Sehun-ah? A-ah, iya, seperti yang kau lihat." jawab Jihyo dengan terbata-bata melihat wajah Sehun yang terlalu dekat.
"Ah, begitu." Sehun mengangguk, "Baiklah, aku dan yang lain menunggu di ruang makan."
Jihyo balas mengangguk kaku. Entah kenapa melihat wajah Sehun yang sedekat ini membuat dirinya
Comments