Jihyo langsung berlari mendengar seorang anak, ya, anak yang bocah laki-laki ini bilang bernama Sujin, jatuh dari tempat tidur. Entah perasaan apa yang menyebabkan Jihyo terpanggil untuk menolong anak itu.

"Ya Tuhan!"  sebut Jihyo melihat seorang anak perempuan yang sangat mirip dengan anak laki-laki disampingnya dalam posisi kepala dan bahunya dibawah sementara kakinya diatas di sebelah tempat tidur khusus anak-anak.

"Eomma!!" tangis anak perempuan kecil itu sambil menggapai-gapai Jihyo dengan kedua tangannya yang kecil.

Awalnya Jihyo ragu, apakah yang dimaksud 'Eomma' adalah dirinya atau orang lain. Tapi mengingat dirinya hanya seorang perempuan dewasa sendiri disana, akhirnya perempuan berambut sebahu itu mendekati anak kecil tersebut. Jihyo meringis pelan saat mengangkut badan Sujin dan menggendongnya, mengingat bahwa gadis kecil ini baru saja terjatuh dari tempat tidur yang pastinya sangat menyakitkan.

"Gwenchana?" sebuah suara tenor membuat ketiganya menoleh. Sehun datang dengan dirinya yang sudah memakai baju dan mengganti celananya dengan celana cargo.

"Ah, gwenchana." jawab Jihyo, "Setidaknya anak ini tidak apa-apa."

Sehun menghela napas lega, "Baguslah kalau begitu."

Keduanya terdiam, bahkan anak-anak di hadapan mereka ikut terdiam membuat suasana menjadi canggung.

"Hm, sebaiknya aku memeriksa Sujin dulu, mungkin saja dia merasa sakit dibagian punggungnya." ujar Jihyo sambil menggendong Sujin ke tempat tidurnya, lalu mengobrak-abrik lemari berwarna merah muda di sebelahnya, berharap akan menemukan kotak P3K disana.

Tiba-tiba Sehun merasa celana cargonya ditarik-tarik dan mendapati anak laki-laki kecil...., yang Sehun bahkan tak tahu namanya, sedang menatapnya, "Appa, mari kita buat Jjampong untuk sarapan!"

"Jjampong? Sarapan? Ana