Chapter 4

Crimson Love
Please Subscribe to read the full chapter

Author’s POV

“Jehwa-sshi tunggu! Berkencanlah denganku.” Ucap seorang laki-laki di depan pintu gerbang suatu sekolah. Ucapannya yang begitu keras membuat murid di sekitar gerbang sekolah itu menatapnya dengan keheranan.

“APA??” sebuah jawaban terlontar dari perempuan yang barusan diajak kencan oleh Baekhyun. Jehwa membulatkan matanya dengan sukses dan membuat seluruh teman-temannya mengalihkan pandangan dari Baekhyun ke Jehwa.

Jehwa yang tersadar dia sedang menjadi pusat perhatian hanya memandang teman-temannya dengan salah tingkah. “Eheheh, aku tidak kenal siapa orang itu, mungkin dia orang gila yang sedang berkeliaran di sini tak tentu arah. Jangan salah paham padaku, sungguh aku tak mengenal laki-laki itu,” jelas Jehwa cengengesan pada mereka yang menatap tajam Jehwa dengan pandangan meremehkan. Jehwa merasa tak enak hati karena harga dirinya sedang dipertaruhkan saat ini. Bagaimana mungkin ada seorang laki-laki yang Jehwa sendiri saja belum mengenalnya terlalu jauh tapi telah mengajaknya kencan, di depan umum pula. Astaga, bagaimana ini? Batinnya.

“Apa kau ingin berkencan dengan laki-laki itu, Jehwa?” sosok yang tak terlihat itupun kini ikut serta dalam percakapan yang sangat memalukan itu.

Jehwa mendongak ke arah Lay yang masih melayang di sampingnya. “Mana mungkin, oppa. Aigoo..” Jehwa menjawab pertanyaan Lay dengan segera dan tak memikirkan akibat yang bisa ia timbulkan setelah ia menjawabnya.

Jehwa memandang orang di sekitarnya lagi dan tersadar bahwa mereka tak mungkin bisa melihat Lay dan pasti mereka telah menganggap Jehwa memiliki gangguan jiwa karena bicara pada angin kosong di depannya. Wajah Jehwa semakin merah padam dan merasa malu. Lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali, mengalihkan perhatian dari mereka yang semakin menatap tajam Jehwa yang terlihat seperti orang gila.

Jehwa menyadari Lay yang sedang tertawa terbahak-bahak karena Jehwa menjadi pembicaraan orang-orang dengan keanehannya yang berbicara pada angin. “Kau menyebalkan Lay oppa..” ucap Jehwa lirih di sudut bibirnya dengan tekanan yang sangat kentara. Membuat Lay semakin terbahak dan berputar-putar di atas Jehwa. Jehwa lalu mengabaikannya, kembali pada Baekhyun yang masih menunggu jawaban darinya.

“Kumohon Jehwa-sshi..” Baekhyun membuka mulutnya lagi dan terus memohon pada Jehwa.

“Maafkan aku, kumohon jangan seperti itu, aku tak mengenalmu, jadi mana mungkin aku mau berkencan denganmu, Baekhyun-sshi,” tuturnya dengan nada yang malas-malasan. Jehwa kembali bersiap menuntun sepedanya. “Sampai jumpa..” Jehwa berlalu menaiki sepedanya dan mengayuhnya.

Baekhyun masih mematung di tempat yang sama dan memandang Jehwa pergi. Sedetik kemudian ia telah berada dikendali setir dan mulai menggeramkan mesin mobilnya. Jehwa yang mengetahui Baekhyun menaiki mobilnya dan beranggapan bahwa mungkin ia akan mengejarnya, hanya mengayuh sepeda dengan kencang. Dan benar saja, Baekhyun mengikutinya dari belakang. Jehwa terus memacu sepeda dengan Lay yang mengikuti di sampingnya.

“Ah kau lamban sekali Jehwa, bisa-bisa kau tertangkap olehnya..” katanya meremehkan Jehwa.

“Diam kau oppa! Aku benci dengan laki-laki itu, ugh!” Jehwa terus mengayuh dan mengomel pada Lay.

Sementara Bekhyun yang masih mengikuti di belakang membuat Jehwa panik, kini di hadapannya terdapat jalan cabang. Jehwa harus memutuskan dengan cepat jalan mana yang akan ia lalui, untuk menghindar dari Baekhyun.

Astaga, jalan cabang ini. Apa yang harus aku lakukan? Argh! Kenapa laki-laki itu masih mengikutiku, dasar orang gila! Kalau aku mengambil arah kanan, sudah dipastikan Baekhyun bisa mengejarku dengan mudah, selain jalannya yang lebar dan mudah dilalui mobil, juga tak banyak orang yang melewati jalan itu. Tapi kalau aku mengambil arah kiri…. Sungguh, ini membuatku setres! Aku telah berjanji untuk tak melewati jalan itu dan terlebih lagi di sana lebih sepi dari jalan manapun, Bagaimana ini! Ah tapi ada satu keuntungan, jalan itu lumayan sempit, jadi Baekhyun tak bisa mengejarku dengan cepat di jalan itu.

Setelah berkutat dengan pikiran kritisnya, Jehwa memutuskan untuk mengambil arah kiri. Ia meliukkan sepedanya dengan cepat setelah mencapai tikungan. Ia masih terus mengayuh dan tak memandang ke belakang, sementara Lay yang memantau Baekhyun dari tikungan menghampiri Jehwa dengan cepat.

“Dia menuju jalan ini, cepat bersembunyi..” Lay berteriak yang dengan sukses membuat Jehwa kelagapan di atas sepedanya. “Kau ingin tertangkap olehnya atau bagaimana? Cepat masuk ke halaman gedung itu! Dasar lamban!” Lay mengomel pada Jehwa dengan suara yang cemas, sementara Jehwa hanya menunjukkan muka blank-nya dan menuruti perkataan Lay. Lay menggeleng tak percaya dengan tingkah Jehwa.

Yang benar saja, tempat ini..!! batin Jehwa sesampainya di halaman gedung, mengatur napas dan bersembunyi di balik tembok tinggi yang sejajar dengan pintu gerbang. Ia meminimalkan suara yang dikeluarkan dari napasnya yang memburu. Lay masih memantau Baekhyun dari atas Jehwa.

“Dia datang..” ucapnya. Jehwa diam tak mengeluarkan suara apapun. Didengarnya suara deruman mobil di balik tembok yang menempel pada punggungnya. Jantungnya berdetak dengan cepat. Khawatir jika Baekhyun bisa menemukannya. Beberapa saat kemudian suara deruman mobil itu menghilang dan Jehwa menghela napas dengan lega.

Lay melayang turun dan berdiri disamping Jehwa yang masih terduduk lemah.

“Kau tidak apa-apa?” Lay menyipitkan mata melihat Jehwa yang masih terengah-engah di atas tanah.

Jehwa hanya mengangguk singkat. “Ck! Harusnya kau sering olahraga, kau pasti tidak pernah olahraga kan? Pantas saja kau lembek dan lamban begitu!” cibirnya sambil memanyunkan bibir kasualnya.

“Jangan sok tau oppa, kau tak tau apapun tentangku..” jawab Jehwa pasrah, ia terlalu lelah untuk berdebat dengan Lay yang tak mungkin merasakan kelelahan yang sedang dirasakannya saat itu.

“Benar juga,” decaknya dan mengalihkan pandangan dari Jehwa, melihat gedung di belakangnya. “Sepertinya gedung ini sudah sangat tua..” ucapnya menyelidik. Jehwa hanya diam masih mengatur napasnya dengan benar.

“AHHHH!” tiba-tiba Lay berteriak dan membuat Jehwa memandangnya dengan pandangan yang bingung. Sedetik berikutnya Lay berteriak lagi dengan volume yang semakin keras. Kini tubuhnya –eh sosoknya−berputar di atas angin dan meliuk-liuk tak jelas, tangannya memegang kepalanya dengan keras, lebih tepatnya ia menjambak rambutnya sendiri. Jehwa berdiri dengan panik dan mendekati Lay.

“Oppa! Oppa.. kau kenapa? Apa yang terjadi? Oppa! Oppa! Jawab aku..” Jehwa kini berteriak menandingi teriakan Lay yang masih saja keras. Lay terus melengkung di atas Jehwa dan Lay meraung dengan keras, Jehwa menangkap sesuatu dari teriakan Lay, ia seperti sedang merasakan kesakitan yang luar biasa dan Jehwa tak bisa menguraikannya. Jehwa terus berteriak menanyai Lay yang kini sedang melihat ke arahnya.

“Oppa..” sedetik berikutnya Lay menghilang dengan perlahan dan meninggalkan Jehwa sendiri di tempat itu. Jehwa mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru halaman mencari Lay dan nihil. Ia tak ada di sana.

“Oppa…oppa kau kemana? Kau di mana oppa?” tak terasa bulir-bulir bening terjatuh dari mata indah Jehwa membasahi pipi. Ia tak percaya Lay meninggalkannya sendiri. Ia tertunduk menatap tanah yang kecoklatan. Kemudian ia bangkit dan kembali mengingat kejadian malam itu. Tubuhnya menegang dan bulu kuduknya meremang. Ia tak bisa lama-lama di tempat itu dengan nyalinya yang sangat kecil.

Ia putuskan untuk meninggalkan tempat itu, bersiap mengayuh sepedanya.

“Lay oppa! Aku akan pulang, kalau kau mencariku aku ada di rumah!” ucapnya pada angin di halaman gedung itu. Kemudian ia berlalu mengayuh sepedanya dengan cepat dan tetap waspada kalau-kalau ia akan bertemu dengan Baekhyun.

-

Lay’s POV

“Kenapa kau harus menyiksaku agar aku bisa mengingat semua ingatanku selama menjadi manusia, hah!?” tanyaku garang pada Malaikat Kris yang tak perlu ditanyakan lagi dialah yang membawaku secara paksa dari halaman gedung tadi meninggalkan Jehwa sendiri di sana.

“Sekarang kau telah ingat bukan? Itulah sebabnya kau merasakan sakit ini. Saat kau pertama kalinya mengingat masa manusiamu, kau akan merasakan sakit yang luar biasa. Tapi tenanglah, setelah ini kau tak akan merasakan sakit lagi. Tapi kau masih belum menemukan ingatan manusiamu dengan sempurna. Ingatan manusiamu akan sempurna seiring berjalannya waktu dan kau akan tau mengapa aku memintamu menemui gadis itu dan bukan gadis yang lain.” Jelasnya panjang lebar. Aku memusatkan pikiran dan mencerna semua maksud yang diucapkan oleh Malaikat Kris.

“Kembalilah ke sisi gadis itu. Kau akan menemukan ingatanmu yang lainnya.” Tutupnya dan terbang ke langit meninggalkanku yang masih mematung dengan tuturannya.

Aku ingat sekarang, aku ingat bagaimana aku mati. Aku ingat bagaimana dendam Baekhyun menggelora di setiap darah yang kucecerkan malam itu. Aku ingat betul betapa sakit hatiku ketika mendengar semua penjelasan Baekhyun yang mengatakan bahwa ia membenciku. Aku mengingat semua kejadian malam itu. Dan gadis itu, gadis yang kulihat di gerbang malam itu, mungkinkah dia adalah Jehwa? Aku masih berspekulasi, tapi melihat dari ingatan yang kuingat ini, gadis itu memiliki perawakan yang sama dengan Jehwa. Mungkinkah?

-

Author’s POV

Bau sabun mandi menyeruak di dalam kamar Jehwa ketika tubuhnya keluar dari kamar mandi. Ia mengeringkan rambutnya dan duduk di ranjang. Terlalu banyak hal yang sedang ia pikirkan saat itu. Misalnya saja, ia masih bertanya-tanya mengapa tiba-tiba Baekhyun mengajaknya kencan dan secara tidak langsung laki-laki itu justru memaksa untuk berkencan dengannya. Selanjutnya, hal yang masih segar diingatannya, bagaimana Lay tiba-tiba menghilang dan meninggalkannya sendiri di tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mungkinkah ia kembali ke dunia arwahnya? Jehwa membatin.

Mana mungkin ia pergi dengan tiba-tiba, ah, Lay oppa mungkin sedang sakit, maka dari itu ia tiba-tiba menghilang. Tunggu dulu, mungkinkah hantu bisa sakit? Tanyanya dalam hati diikuti dengan kepalanya yang menggeleng dan tangannya yang menggetok kepalanya sendiri dengan lirih.

“Mana mungkin, bodoh!” rutuknya.

Lalu kenapa? Kenapa Lay oppa tiba-tiba menghilang? Jehwa terus berkutat dengan pikirannya sendiri sampai tak sadar bahwa Lay telah berdiri di samping meja riasnya yang sedang memandangya dengan lucu.

Jehwa yang sedari tadi menunduk melihat lantai sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, terkaget saat berniat ke meja rias dan mendapati Lay sedang melipat tangan dan tersenyum-senyum tak jelas. Jehwa melebarkan mata.

“Oi! Lay oppa! Darimana saja kau hah?!” semburnya menuju meja rias dan memukuli Lay dengan tangannya. Oops! Dia lupa jika Lay transparan, alhasil tangan Jehwa hanya menembus angin dengan tak berdaya. Lay hanya terkekeh melihat tingkah Jehwa yang sangat konyol itu. Jehwa semakin kalut.

“Argh! Menyebalkan! Oppa aku ingin memukulmu…..!” racau Jehwa terus mengibas-ngibaskan tangannya pada sosok Lay. Kemudian Lay melayang dan duduk di atas ranjang.

Jehwa menghela napas dan duduk di kursi yang berada di bawah meja riasnya. “Darimana saja kau oppa? Kenapa kau tega meninggalkanku sendiri di sana? Aku tak suka tempat itu!” ucapnya memanyunkan bibir.

Lay yang mendengarkan Jehwa dengan saksama hanya merasa gemas pada perempuan itu. “Aku ada urusan Jehwa, maafkan aku karena telah meninggalkanmu sendiri di sana.” Jawabnya singkat sambil memainkan jari-jari tangannya.

Jehwa memandangi Lay dengan mata menyipit. “Sejak kapan hantu memiliki urusan?” tanyanya curiga. Lay hanya tertaw

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aethelwyne
#1
Chapter 8: Hoho. . Kisah cinta yang tragis dengan akhir yang membahagiakan ^^
aethelwyne
#2
Chapter 2: Omegat, tega kau baekhyun -_-
Kalo hantunya ganteng kek Lay gitu sih gua mau2 aje didatengi. Ehh ? #plakk
delevaprilla #3
Chapter 8: Thanks for subs.. ^^
IINLYN #4
Chapter 2: wah lay jadi hantu,
kalo hantunya kaya dia di datengin tiap malem gak pa pa
IINLYN #5
Chapter 1: Baru pertama kali baca FF baekhyun-nya jadi orang jahat
cit___
#6
Chapter 8: Endingnya bahagia dan sedih :'( huaa T_T
Cassasa #7
Chapter 8: knp endingnya kayak gini? *sroot* nangis sendirian di kamar thor ToT
Cassasa #8
Chapter 7: aciaaa... baekhyun dilanda asmara~ lovelife nya lay sma jaehwa tragis ToT
cit___
#9
Chapter 6: Baekhyun jadi psikopat? Horror..
Jadi makin seru ceritanya. Update soon ya eon
Cassasa #10
Chapter 6: kyaaa... baekhyun psikopat :o lanjut eon.. aku suka suho jdi detektif :3