Part 8

You Are Love
Please Subscribe to read the full chapter

Naeun tampak terdiam sembari memandang kosong segelas cangkir cappuccino hangat di hadapannya. Jaehyo yang duduk berseberangan dengannya pun hanya diam membisu menatap Naeun dengan wajah yang tampak sedih. Naeun tak bicara sepatah kata pun semenjak mereka singgah di kedai kopi tersebut. Sedangkan Jaehyo tampak enggan berbicara karena Naeun yang sudah menunjukkan sikap menolak untuk bicara.

“Naeun-ah…” panggil Jaehyo akhirnya dengan suara lirih. Entah panggilan ke berapa kalinya yang ia suarakan sejak pertemuan mereka di gerbang sekolah. Naeun tak bergeming, ia tetap diam menatap cangkir dihadapannya.

Jaehyo segera meraih tangan kanan Naeun yang mengepal di atas meja. Naeun langsung terlonjak, ia hendak menarik tangannya namun Jaehyo sudah terlanjur menggenggam tangannya.

“Bukankah kita sudah lama tak bertemu, Naeun? Aku ingin bicara denganmu..” ujar Jaehyo sembari menggenggam lembut tangan Naeun. Naeun menatap wajah Jaehyo sembari mengerutkan dahinya tampak bertanya.

Jaehyo menarik napasnya kuat dan menghembuskannya perlahan. “Naeun.. Selama ini, selama kau tidak lagi berada di sampingku…” tutur Jaehyo terhenti begitu Naeun mulai berusaha keras melepas tangannya. Tampak jelas sekali bahwa Naeun tidak ingin mendengarkan penjelasannya.

“Aku tidak ingin mendengarkanmu Oppa.. lepaskan atau aku akan berteriak!” ancam Naeun. Jaehyo pun menghela napas dan melepas tangan Naeun, mengingat mereka tengah berada di café yang sedang cukup ramai pengunjung.

“Aku harap kau mendengarkanku terlebih dahulu… “ lanjut Jaehyo. Namun Naeun tampak segera beranjak dari kursinya hendak pergi.

“NAEUN!” teriak Jaehyo refleks ikut berdiri. “Aku mohon dengarkan aku sebentar saja.. tolong, Naeun!” pinta Jaehyo sembari menarik pergelangan tangannya.

“Oppa apa yang kau lakukan?” pekik Naeun sembari menoleh ke berbagai arah takut pandangan pengunjung mengarah pada mereka.

“Naeun-ah, aku mohon dengarkan aku.. Aku telah bersalah melakukan itu semua padam-..” belum selesai berbicara Naeun hendak meninggalkan Jaehyo. Jaehyo pun segera mencegat Naeun dan bersimpuh di kaki Naeun.

“Oppa!” pekik Naeun tak percaya dengan apa yang dilakukan Jaehyo.

“Aku tidak akan tinggal diam Naeun sebelum kau memaafkanku… Aku.. memang pria berengsek yang pernah melukai hatimu.. Aku, memang pria tidak tahu hati membiarkanmu menangis.. Aku bersalah Naeun.. Aku mohon …maafkan aku..” ujar Jaehyo yang kemudian diiringi tangisan tidak mempedulikan beberapa pengunjung yang memperhatikan mereka  dengan pandangan perihatin dan penasaran.

Naeun terdiam membeku mendengarkan perkataan Jaehyo yang tampak menangis sesunggukkan di kakinya. Sesungguhnya ia tidak ingin mendengarkan hal ini, masa lalunya yang menyakitkan yang ingin ia lupakan.

Kasihan, iba, merasa bersalah, perasaan itulah yang dirasakan Naeun memandang Jaehyo di hadapannya. Namun sekali lagi, perasaan benci yang mendalam pada Jaehyo begitu terasa mengingat kejadian itu. Mimpi itu, mimpi Naeun tadi malam pun menjadi nyata dimana Jaehyo tersungkur memeluk kedua kakinya memohon maaf pada dirinya. Tubuh Naeun pun melemas dan bergetar menahan tangis.

“Aku sadar Naeun… Setelah kau pergi, tidak ada yang lebih baik darimu… Aku sungguh menyesal Naeun.. telah memperlakukanmu dengan buruk—“ rintih Jaehyo sembari terus memeluk kedua kaki Naeun tampak tak ingin melepaskannya. “Aku mohon, maafkan aku… jika tidak kali ini entah kapan aku bisa memohon maaf padamu Naeun..” sambung Jaehyo yang terus menunduk dan tersedu.

“Oppa… kumohon berdirilah Oppa…” ucap Naeun lirih tidak tega melihat Jaehyo yang terus menangis. Ia pun tidak bisa menahan tangisnya.

“Tidak, Naeun-ah…. sebelum kau benar-benar memaafkanku…” jawab Jaehyo kukuh.

Naeun pun segera berjongkok dan meraih wajah Jaehyo yang tengah menunduk. Ia menatap wajah Jaehyo yang sudah berlinang air mata dan segera memeluk Jaehyo dengan erat, hingga tangis mereka berdua pecah.

“Naeun-ah… apakah kau memaafkanku?” Tanya Jaehyo ditengah tangisnya.

**

“Naeun tidak ada??!”  pekik Krystal yang baru sampai ke pintu gerbang sembari melihat Myungsoo yang tengah menyandarkan lengannya ke sisi pintu gerbang.

“Myungsoo-ya, mana Naeun?” Tanya Sungyeol kemudian menghampiri Myungsoo.

“Yeol dia tidak ada… Aku harus segera menemukan Naeun…” ujar Myungsoo sembari menatap Sungyeol tajam, ia segera merogoh saku celananya mencari ponselnya. Namun nihil, tampaknya ia meninggalkan ponselnya di dalam tas atau di ruang ganti. “Aish! Sial!!” kesalnya.

“Pakai saja punyaku…” Sungyeol segera menyodorkan ponselnya, Myungsoo dengan kilat menyambarnya dan segera mencari nama Naeun dalam phonebooknya. “Myungsoo-ya, tenanglah Naeun pasti baik-baik saja..” lanjut Sungyeol menenangkan melihat Myungsoo tampak panik.

“Kau tidak tahu apa-apa Yeol!” timpal Myungsoo dengan nada tinggi, terdengar suara paniknya dan siratan perasaan marah dan khawatir.

“Myungsoo, Sungyeol benar… aku rasa pria di gerbang tadi itu pria baik-baik kok…” ujar Krystal mencoba menenangkan.

“Ya! Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu tapi kau segera memanggil Myungsoo?” desis Sungyeol sembari menyenggol sikut Krystal. Krystal hanya memelototkan matanya seakan-akan menyuruh Sungyeol untuk diam.

“Aisshh!” pekik Myungsoo kesal hingga membanting ponsel Sungyeol keras.

“Ya! Kim Myungsoo! Neo micheossooo!!!” pekik Sungyeol sontak melebarkan kedua matanya melihat ponselnya yang jatuh dan segera mengambilnya.

“Kalian, kalau mengetahui kabar Naeun tolong segera hubungi aku..” titah Myungsoo dan segera berlari meninggalkan mereka berdua.

“Ya! Kim Myungsoo! Ponselku mati! Lihat saja kau kalau bertemu lagi! Kau akan mati, eoh?” teriak Sungyeol yang tidak diindahkan oleh Myungsoo yang telah menjauh. “Aisshh! Ponselku…” rintih Sungyeol sembari meratapi ponselnya dengan layar LCD yang sudah retak.

“Cih! Begitu saja sudah cengeng!” cibir Krystal sembari melipat kedua tangannya.

“Ya! Tentu saja aku kesal, ini smartphone model terbaru kau tahu?” balas Sungyeol geram. Krystal memutar kedua bola matanya tak peduli, ia segera beranjak pergi. “Mau kemana kau?” Tanya Sungyeol segera.

“Tentu saja mencari Naeun, kau tidak akan membantu Myungsoo, huh?” ujarnya ketus. Krystal merasa sebal karena Sungyeol hanya memikirkan ponselnya daripada kesulitan temannya. Namun Sungyeol segera beranjak dan mengekori Krystal pergi.

**

Hari sudah menjelang gelap, Myungsoo mencari dengan sia-sia di sisi jalanan Seoul. Ia tidak bisa menghubungi siapapun. Merasa bodoh dan menyesal karena ia tidak mengambil terlebih dahulu ponselnya yang tertinggal. Harapan terakhir yang ia punya sekarang adalah hanya rumah Naeun.

Myungsoo memencet tombol bel rumah Naeun tergesa-gesa, namun nihil. Tak ada seorangpun yang menyahutnya. Akhirnya, dengan langkah gontai ia kembali ke rumahnya yang berada di seberang apartemen Naeun.

“Myungsoo-ya! Gwenchana?” cerocos ibunya begitu Myungsoo masuk ke dalam rumah. “Eomma dengar, kau mencari Naeun, ne?” Myungsoo hanya mengangguk lemah.

Myungsoo tiba-tiba melebarkan matanya begitu pandangannya meluncur ke arah tas sekolah miliknya berada di atas meja ruang tamu. “Eomma, siapa yang membawa tasku?” tanyanya segera.

“Ah, tadi Sungyeol dan Krystal kesini dan sempat mampir.. Tapi karena sudah terlalu malam, mereka sudah pulan-“

Belum selesai ibunya berbicara , Myungsoo menyambar tasnya dan mengaduk isinya mencari ponsel. Setelah ia menemukan apa yang ia cari, ia segera beranjak keluar rumah.

“Eomma aku pergi dulu!” ujarnya tanpa basa-basi.

“Kim Myungsoo!!” teriak Eommanya. “Ya ampun anak itu, bagaimana aku bisa menjelaskan Naeun padanya…ckck” gerutu Ibu Myungsoo sembari menggelengkan kepalanya memandangi pintu yang telah tertutup rapat.

Myungsoo keluar dari pagar rumah dengan memposisikan ponsel terjaga di telinganya. Masih tidak aktif. Ia berlari menuju taman komplek berharap menemukan Naeun disana. Namun nihil lagi. Ia kembali berlari  menuju arah rumah Naeun dengan kilat.

Seketika di perjalanan menuju rumah Naeun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
wichoii #1
Chapter 15: baca ff ini sampe bulukan aja gak akan bosen *O*
LDR~ :v
jesikamareta10 #2
Chapter 15: ffnya keren, dari yg pdkt trus htsan renggang eh sekarang balikan. tapi sayang harus ldran. wah kasihan mereka harus pisah yaa
jesikamareta10 #3
Chapter 1: baru deketan aja sudah ada yg baper huh, bener2 deh sueji
anissay #4
Seru banget ff nya apalagi myungeun wow
harakimmy #5
Chapter 15: PARAH BGT ASLI KEREN PARAH THOR FF NYAA ;;A;; AKU KIRA BAKALAN SAD ENDING EH GATAUNYAAAAA MYUNGEUN BALIKAN LG YAAMPUN SUKAK DEHH <3<3<3 #wishpering: /Author-nim aku tunggu karya author dg cast myungeun lainnya/ :D
aiseel19 #6
Chapter 15: Akhirnya nemu ...;_; dulu aku baca di blog kayaknya haha saya suka pake bangetttt ... ikutan nyesek/? Haha banyakin myungeun ya hehehe hwaiting!
Nanajhina #7
Baru nemu ini ff.. Keren (y)
kawaiigurl7 #8
Chapter 15: FF APA INI???!! bisa bikin aku rada kretek bacanya gr" hbungan myung-eun yg merenggang :"v tapi kereeenn. Like this yo like this~ xD
Lelizaa_ #9
Chapter 15: Haiiii, Author~ !!Pas lgi nyari" FF..Eh, nemu FF ini, dan kebetulan Cast nya Couple favorite aku..
Dan Satu kata utk FF ini Daebakkkkkk !!!Keren bngt suerr..Apalgi pas bagian Myungsoo nyium Naeun..*-*
shadowshly #10
Chapter 15: Baru sempet baca.... Aih keren endingnya! salute!