Part 9
You Are Love
“Ini..” ujar Jaehyo sembari menyodorkan minuman kaleng pada Myungsoo. Myungsoo hanya diam tidak mengindahkan Jaehyo yang telah berbaik hati menawarkan minuman padanya. Pria yang dua tahun lebih tua dari Myungsoo itu hanya tersenyum melihat Myungsoo yang tak bergeming dan meletakan kaleng minuman itu tepat di pinggir Myungsoo duduk.
“Jangan berlama-lama, sekarang tolong jelaskan mengapa kau bersama Naeun seharian kemarin? Jangan berpikir aku bodoh, kau mengaku sebagai pacarnya tapi sekarang kau mengaku sebagai kakaknya? Cih, benar-benar membuatku ingin tertawa..” cibir Myungsoo di kalimat terakhirnya sembari kembali menatap tajam Jaehyo di hadapannya yang berwajah tenang menanggapi dirinya.
“Tenanglah, Kim Myungsoo…” ujar Jaehyo menenangkan, namun Myungsoo hanya memutar kedua bola matanya menghindari tatapan Jaehyo. “Pertama, yang aku ucapkan kemarin itu benar dan bahwa aku kakaknya pun itu benar…” jelas Jaehyo kemudian. Myungsoo bangkit dari duduknya seketika, ia berkacak pinggang sembali mendengus napasnya kesal, tak percaya dengan omong kosong pria di sampingnya.
“Kau gila, hah? Aku tidak sedang ingin bercanda!” serunya sembari menatap Jaehyo geram.
Jaehyo pun segera bangkit tanpa melepas pandangannya dari Myungsoo, “Aku pun tidak sedang bercanda Myungsoo… Aku memang kekasihnya kemarin.. tapi.. aku akan segera menjadi kakaknya.. Kakak tirinya…” ujar Jaehyo dengan pandangan sendu pada dua kata terakhir ucapannya. Myungsoo segera melebarkan kedua matanya tampak terkejut dengan pernyataan Jaehyo.
**
Kenyataannya, Jaehyo dan Naeun yang dahulu merupakan sepasang kekasih kini akan segera menjadi saudara. Ibu Naeun dan Ayah Jaehyo akan segera menikah, tidak disangka bahwa kedua anak mereka masing-masing telah mengenal sebelumnya. Terlebih lagi ibu Naeun yang tampak terkejut karena Jaehyo-lah yang membuat puteri kesayangannya tersakiti di masa lalu.
Sehari sebelumnya…
“Jinjja-yo?” pekik Naeun tampak terkejut setelah mendengar penjelasan dari Jaehyo di hadapannya.
Jaehyo menganggukkan kepalanya, “Yeah, kita akan segera bersaudara Naeun-ah… Untuk itulah aku menemuimu” tutur Jaehyo sembari tersenyum tipis. Naeun masih terdiam, tampak meresapi pernyataan yang terlalu mendadak tersebut. “Karena itulah… Aku ingin memperbaiki hubungan kita berdua… Aku sungguh menyesali perbuatanku dahulu, Naeun-ah…” sambung Jaehyo sembari menatap Naeun dengan penuh penyesalan.
Naeun perlahan menangkap pandangan Jaehyo dan mengangguk pelan membuat Jaehyo kembali tersenyum simpul menanggapinya.
“Sejujurnya, aku tidak menginginkan pernikahan itu… Jika kau tahu, selama ini aku masih memikirkanmu Naeun… Aku mencarimu, selama ini hubunganku dengan perempuan lain tidak berjalan baik… Aku pikir itu sebuah karma untukku…” ujar Jaehyo sembari tersenyum hambar dalam kalimat terakhirnya.
“Aku masih mencintaimu Naeun…” sambungnya sembari memandang wajah mantan kekasihnya dengan tatapan sendu. “Oppa..” lirih Naeun, ia tidak tahu harus berkata apa. Jaehyo segera menggeleng pelan dan tersenyum kemudian. “Tapi, melihat ayahku dan ibumu tampak mencintai satu sama lain… aku tidak bisa memisahkan mereka… Aku sungguh menyayangi ayahku..”
Naeun menggigit bibir bawahnya sembari menatap Jaehyo dengan perihatin. Ia agak terhenyuk mendengarkan pernyataan Jaehyo.
“Naeun-ah… maukah kau sebelum orang tua kita menikah—Ah, tidak.. cukup hari ini saja.. maukah kau menjadi.. maksudku beranggapan sebagai kekasihku?” ungkap Jaehyo. Naeun tidak bisa menjawab apapun selain anggukan pada mantan kekasihnya yang akan menjadi kakaknya kelak. Senyum mengembang pun ditunjukkan J
Comments