CHAPTER 2 - Aku Butuh Bantuanmu

Terungkap

Myungeun POV

“dia itu siapa?”-Ryu

“hm?”

“yang di wallpaper HP kamu”-Ryu

Unnie……..bagaimana kabarmu sekarang?

Lalu aku menatap tajam Ryu

“katanya kamu cuma butuh no HP aku kan?”

“eh….iya….maaf…”-Ryu

Aku pun pergi meninggalkan Ryu. Maaf Ryu, bukannya aku tidak mau menjelaskannya, namun aku ‘belum’ dapat menjelaskannya. Kamu, mengingatkanku pada Sujeong unnie

Setelah itu aku pulang ke rumah. Sebenarnya aku anak yatim piatu, namun setelah diadopsi aku pun pindah ke Seoul. Akan tetapi orang tua asuhku tidak dapat menerima ‘keadaanku’ sepenuhnya sehingga mereka memindahkanku ke apartemen sendiri. Walaupun sendiri, aku tidak merasa kesepian. Karena aku ‘tidak pernah kesepian’. Setelah makan, aku pun menyalakan TV

Sebuah mayat ditemukan seorang siswa di SMA Seoul tadi sore dan mayat tersebut diduga merupakan mahasiswa yang magang menjadi guru di SMA tersebut. Mahasiswa jurusan pendidikan konseling tingkat 3 tersebut bernama Seo XX yang baru saja menjalani magang selama 2 minggu.

“Ha?” Aku pun mengeraskan volume TV

Mayat tersebut ditemukan oleh seorang murid yang baru saja selesai melakukan kegiatan klub vocal yang bernama Ryu XX. Saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan mengenai kematian mahasiswa tersebut

“Ryu Sujeong??????”

Aku pun menelpon Ryu karena merasa khawatir dengan keadaannya

“Ryu?????”

“U…unnie……”-Ryu

Aku dapat mendengar suara tangisannya. Andaikan saja aku tidak meninggalkan dia sendirian, setidaknya aku dapat melindungi dia.

“Kamu tidak apa-apa?”

“a….aku sekarang berada di kantor polisi. Aku harus bagaimana unnie, orang tuaku ada di luar kota mereka tidak dapat pulang sekarang karena cuaca di Jeju tidak memungkinkan untuk kembali ke Seoul hari ini….”-Ryu

“Aku akan pergi kesana. Tunggu aku!” jawabku sambil bersiap-siap untuk pergi menjemputnya

Saat aku sampai di kantor polisi, aku menemukan Ryu sedikit berlumuran darah. Wajahnya pucat, tangannya bergetar.

“Ryu!”

Unnie…..”-Ryu

Aku pun memeluk Ryu. Anak ini pasti sangat trauma setelah melihat mayat Jisoo-ssaem.

Ahjussi, bisakah Ryu pulang? Sepertinya dia harus istirahat”

“Dia sudah memberikan kesaksiannya, silakan pulang nanti kalau kami membutuhkan bantuan, kami akan menghubungi Sujeong-ssi”-Polisi

Aku pun membawa Sujeong dan pulang dengan Taxi

“Ryu, rumah kamu dimana?”

unnie, aku ingin ke rumahmu saja. Aku takut sendirian. Aku selalu terbayang dengan kejadian tadi. Jisso-ssaem, sepertinya dia benar-benar dibunuh.”-Ryu

“Ryu-ya, jangan dipikirkan lagi. Nanti kita makan ya dirumahku aku jago masak lho!”

Setelah sampai di rumah aku memasakkan beberapa makanan untuk kami berdua. Ryu hanya terdiam sambil memakan makanan tersebut dengan sedikit tidak berselera. Aku tahu dalam keadaan ini, aku tidak akan pernah menanyakan apa yang terjadi padanya. Aku hanya mencoba menenangkan dirinya.

“Nanti baju itu dicuci di laundry saja” kataku sambil merapikan piring setelah kita makan

Unnie, apakah Jisoo-ssaem baik-baik saja sekarang?”-Ryu, dia memegang tanganku

“Eh? Apa maksudmu?”

“Tadi dia berkata bahwa seharusnya dia menyelamatkan seseorang. Sepertinya ada penyesalan yang dipendam Jisoo-ssaem”-Ryu

“Ya..mungkin saja…..namun orang yang sudah mati akan tetap mati dan yang hidup harus tetap hidup”

“Tapi pasti tidak adil, bukan?”-Ryu

Aku pun terdiam. Ya, memang tidak adil.

Setelah itu kami pun tidur. Aku tahu Ryu tidak bisa tidur, namun aku mencoba untuk menenangkannya dengan memeluknya. Badannya dingin sekali seperti baru keluar dari lemari es.

Esok paginya sekolah menjadi gempar akibat kejadian itu. Karena aku tahu hal itu akan terjadi, aku melarang Ryu untuk ke sekolah dan menyuruhnya untuk pergi ke rumahnya untuk beristirahat. Orang tuanya juga sudah dalam perjalanan pulang. Setidaknya Ryu lebih aman dan tenang dibanding berada di sekolah dan ditanyakan pertanyaan yang hanya membangkitkan traumanya.

Namun untungnya tidak ada yang tahu bahwa aku yang membawa Ryu dari kantor polisi karena aku meminta pihak polisi untuk merahasiakannya. Aku pun berjalan sekitar sekolah karena merasa bosan, lagipula anak yang lain lebih tertarik pada kejadian kemarin. Aku pun pergi ke ruang klub. Untung saja ruang tersebut sepi karena memang tidak banyak anggota klub sekarang.

Aku pun terpikir dengan yang terjadi hari kemarin. Perkenalan dengan Ryu, Jiyeon unnie, dan pertengkaran kecil antara aku dan Ryu, mayat Jisso-ssaem, dan…..

Dan arwah Jisso-ssaem

Aku melihatnya. Benar-benar melihatnya. Jisoo-ssaem. Wajahnya pucat, dia masih memakai seragam guru SMAku. Keadaannya masih sama dengan saat dia meninggal, namun dia tidak berlumuran darah. Dia berdiri di depan pintu ruang klub.

Aku memang bisa melihatnya. Tidak hanya Jisso-ssaem namun semua hantu. Sejak kecil aku dapat melihatnya. Namun aku hanya dapat melihatnya dan tidak dapat berkomunikasi dengannya. Tidak semua orang mengetahui tentang kemampuanku kecuali Sujeong unnie. Biasanya hantu yang gentayangan masih menyimpan dendam terhadap kematiannya. Kalau begitu, apakah Jisoo-ssaem mempunyai dendam terhadap kematiannya?

Aku pun mencoba menghampiri arwah Jisoo-ssaem

“Apa…..yang ingin kau sampaikan kepadaku?”

Dia pun mengulurkan tangannya kearah ku

“Myungeun-ah! Kamu bicara sama siapa?”-Hayoung

Lalu arwah itu menghilang. Jisoo-ssaem pasti benar-benar dibunuh seperti yang dikatakan Ryu

“Eh kamu tahu tidak kalau Jisoo-ssaem kematiannya dianggap sebagai kecelakaan?”-Hayoung

“Ah ya?”

“Sepertinya kasus ini akan ditutup oleh polisi sebagai kecelakaan, tapi aku tidak berpikir demikian. Bagaimana denganmu?”-Hayoung

Aku pun terdiam. Jisoo-ssaem, pasti ada sesuatu dibalik kematiannya.

“Ya! Myungeun-ah! Kok kamu bengong!”-Hayoung

“Ah…tidak apa-apa”

Aku pun pergi menuju tempat yang agak sepi.

Penampakan arwah Jisoo-ssaem pasti ada alasannya. Kasus ini tidak boleh ditutup begitu saja. Hanya ada satu orang dipikiranku sekarang.

“Soul unnie, ini aku….”

“Aku…butuh bantuanmu”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet