Sempurna!

Love and Crazy of Trouble Maker

"Ne, lagi pula aku juga sangat ingin melihat calon menantuku."Ucap ayah hyunseung tersenyum.

Eomma pun menatap geurim dan mengacungkan jempol.

----*----

Tim JS Ent dibali telah selesai menyelesaikan tugas mereka. Karena besok adalah hari terakhir di bali, mereka memutuskan untuk minum disebuah resort mewah disekitar pantai.

 

 

Namun tiba-tiba salah seorang kru mendapatkan panggilan telfon. "Presedir akan datang kemari, aku telah mengirim alamatnya. Ia baru saja tiba di bali." Ucapnya

"Kenapa beliau kemari? Setahuku ada banyak proyek yang harus diselesaikan di korea." Ucap Park Sera.

"Molla.. Ia akan tiba sebentar lagi"jawabnya.

Hyuna yang tak peduli terus meminum minumanya.. menikmati angin malam yang menerbangkan sebagian rambutnya yang terurai.

 

Satu jam setelahnya, hyunseung dan beberapa orang perusahaan datang. Semua orang langsung membungkukkan badanya.

"Aku minta maaf karena datang tiba-tiba." Ucap hyunseung

"Tapi ada apa anda kemari?" Tanya Park Sera mencoba perhatian.

"Ah, ani.. Aku hanya ingin memantau pembuatan mv mu, Sera-shi" ucap hyunseung mengelak, ia datang sesungguhnya untuk membawa hyuna ke korea terlebih dahulu.

"Tapi kemana hyuna? Aku tak melihatnya." Tanya hyunseung. Para kru juga baru sadar kalau hyuna tak ada disana.

 

Seorang kru memberi tau hyunseung bahwa hyuna telah kembali ke hotel karena terlalu mabuk.

"Mabuk? Aishh.. Yeoja ini dasar"ucap hyunseung dalam hati.

"Kau membiarkanya pulang sendiri?" Ucap hyunseung sedikit emosi, ia pun tak menyadari telah mengkhawatirkanya.

"Anni tuan, aku baru saja mengantarkanya tadi." Hyunseung sedikit lega, ia pun langsung meminta alamat hotel dan segera kesena.

"Tunggu dulu pak, ini aku membawa kunci hotelnya. Kupikir ia tak akan membukakan pintu saat mabuk." Ucap salah seorang kru lalu memberikan kunci kamar.

 

Di Hotel..

Hyunseung membuka kunci hotel dan masuk kekamar. Ia mencium aroma alkohol yang begitu menyengat.

Hyunseung duduk di pinggiran kasur dan melihat hyuna tertidur.

"Pertama kali aku bertemu denganmu juga dalam keadaan seperti ini, kau suka minum walaupun sebenarnya kau bukan peminum yang baik" batin hyunseung.

Tak berapa lama hyuna tersadar dan membuka matanya. Dengan samar hyuna membuka mata,

"Ommo mo! Hyunseung?" Ucap hyuna sambil mengedip ngedipkan matanya tak percaya.

"Ne, ini aku"

Hyuna masih merasa sedikit pusing dan berusaha mengembalikan kesadaranya. Tiba tiba perutnya terasa mual. Tanpa basa basi ia berlari kekamar mandi dan memuntahkan isi perutnya akibat terlalu banyak alkohol.

Hyuna merasa lebih baik setelah muntah, ia mencuci muka lalu keluar dari kamar mandi. Hyuna melihat sekeliling. Tak ada siapapun. "Apa tadi hanya ilusi?" Batinya.

 

Tiba tiba hyunseung menghampirinya dengan membawa secangkir madu. "Minumlah, agar kau segera sadar dari mabukmu., karena ada sesuatu yang ingin aku katakan."

Hyuna menerima cangkir itu dan meminumnya.

"Ada apa?" Tanya hyuna.Memang jika suasananya seperti pribadi begini hyuna malas menggunakan bahasa formal. Ia lebih nyaman saat melakukan semua sesuai suasana hatinya.

"Aku ingin meminta bantuan." Ucap hyunseung

 

"Bantuan apa?"

 

"Jadilah pacarku" ucap hyunseung santai.

 

"Uhukk..." Hyuna tersedak dan sebagian madu panas itu tumpah di tangan hyuna.

"Aww.. Panas"

Hyunseung membawa hyuna kekamar mandi.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya hyuna sedikit takut, bagaimana pun keduanya adalah laki laki dan perempuan dewasa. Pikiran gila memenuhi pikiran hyuna.

Hyunseung tak menjawab, lalu memegang tangan hyuna. Ternyata hyunseung membasuh tangan hyuna yang kemerahan dengan air dingin. Lagi lagi hyuna hanya diam tanpa kata.

Ia memandang bosnya yang begitu telaten membasuh tanganya. "Sudah lebih baik?"

"Ne,, gomawo"

"Jadilah pacarku,, maksudku hanya didepan eomma ku." Ucap hyunseung sambil memberikan saputangan ditangan hyuna sebagai handuk.

Entah kenapa hyuna merasa sedih. Ia kecewa karena hyunseung ingin hyuna menjadi kekasih hanya saat didepan eommanya.

"Kau ingin aku berbohong didepan ibumu?" Tanya hyuna yang perlahan melepaskan diri dari tangan hyunseung.

"Aku tak punya pilihan lain. Geurim telah salah paham dan memberi tahu semua orang. Dan sekarang ibuku sakit."

"Sejak dulu, aku sibuk belajar diluar negeri dan bekerja dengan gila. Aku tak pernah membuat ibuku bahagia. Aku harap kau mengerti dan membantuku." Ucap hyunseung.

 

"Sampai kapan aku harus bersandiwara?" Tanya hyuna.

"Sampai aku menemukan wanita yang aku cintai. Aku yakin eomma tak masalah aku berkencan dengan siapapun. Ia hanya ingin aku membawa perempuan dan mengenalkanya. Di akhir sandiwara ini Aku hanya perlu bilang telah putus denganmu dan menemukan orang lain. Aku yakin ia akan mengerti." Jelas hyunseung panjang lebar.

 

Hyuna bingung. Menurutnya ini ide gila dan membuang buang waktunya. Tapi entah kenapa ia merasa tertarik dengan penawaran ini.

"Apa yang bisa aku dapatkan jika membantumu?" Hyuna adalah yeoja yang pintar. Setiap hal apapun yang ia lakukan harus berimbas baik padanya.

"Aku akan menaikkan posisimu dikantor." Tegas hyunseung.

Hyuna berfikir sejenak.

"Kalau aku naik jabatan, aku dapat memenuhi permintaan appa agar aku mandiri. Aku akan terbebas dari pekerjaan staff rendahan yang konyol ini." Batin hyuna.

"Ne,, aku setuju Jang Hyunseung-shi"

 

 

"Anni,, bukan kah kita telah pacaran. Panggil aku oppa"

"Hahaha,, keure. Oppa."

Merekapapun saling melepas senyum satu sama lain. Meski ini akan berjalan sebagai sebuah sandiwara, keduanya sudah merasa nyaman di awal.

 

"Kita akan ke bandara malam ini juga."

"Tapi bukankah jadwal tim pulang besok sore?" Tanya hyuna

"Aku tak bisa menunggu hingga esok, kajja.. Penerbangan sebentar lagi."

-

-

Sesampainya di Seoul Internasional Airport.

Didalam taksi hyuna bertanya pada hyunseung.

"Aku hanya staff rendah diperusahaan, apa itu tak masalah?" Hyunseung mengerutkan keningnya bingung.

"Waeyo?"

"Mungkin saja ibumu tak suka padaku." Jawab hyuna lirih.

"Kau terlalu banyak menonton drama. Ibuku bukan orang seperti itu. Ia akan menyukaimu." Jawab hyunseung enteng.

 

Hyuna masih tinggal di apartemen hyunseung sampai kondisi di apartemen hyuna dinyatakan aman oleh polisi setempat. Diapartemen hyuna menghampiri hyunseung.

"Oppa pukul berapa kita akan kerumahmu?"

"Pukul 8" jawab hyunseung sambil memberikan sebuah bungkusan kepada hyuna.

"Apa ini?" Hyuna membuka sebuah kotak dan menemukan sehelai dress berwarna putih dan sepasang highheels mewah"

"Pakailah saat menumuiku ibuku nanti."

"Ne, aku akan bersiap-siap" jawab hyuna bersemangat.

Ia keluar dari kamar dan menemui hyunseung yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Bagaimana penampilanku?"

Hyunseung yang sedang sibuk dengan gadgetnya langsung menatap hyuna. Dress putih dengan bawahan yang mirip rok. Serta leher hyuna yang terekspos karena model lengan yang turun.

"Ada sesuatu yang kurang." Ucap hyunseung sambil bangkit dari sofa.

Ia menghampiri hyuna lalu berdiri tepat di depanya.

Hyunseung mengambil sesuatu disakunya yang ternyata adalah sebuah kalung berlian berliontin bunga akasia.

 

Hyunseung mendekat seperti akan memeluk hyuna, ia memasangkanya.

 

"Sempurna" ucap hyunseung sambil tersenyum tulus.

 

"Gomapta oppa"

 

-

 

To Be Continue

Jangan lupa vote and comment :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet