SEVEN

Lost In Love
Please Subscribe to read the full chapter

AUTHOR POV

 

Dara Park baru saja memasuki rumahnya dengan raut wajah lelah, jam rupanya telah menunjukkan pukul 2 siang. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa ruang utama dengan posisi tidur terbalik dan kepala yang menjuntai melewati batas sofa. Well, tidak akan ada yang perrnah menyangka yeoja secantik dirinya akan tampil "manly" di dalam rumah seperti ini.

"Aigoo.. hari ini melelahkan. Hatiku lelah, tubuhku juga lebih lelah.." Ucap Dara dengan mata terpejam.

Tidak lama setelah itu nampak seorang wanita paruh baya dengan baju pelayan berwarna hitam-putih datang menghampirinya,

"Nona, apa yang membuat nona begitu lelah? Apa ada sesuatu yang bisa ku bantu?" ucap wanita paruh baya yang dikenal dengan sebutan Heidi itu memulai pembicaraan. Dara membuka matanya,

"Hanya banyak pikiran, Heidi-ah. Ah, bisa tolong kau buatkan aku pancake saus lemon?" balas Dara yang masih tetap nyaman di posisinya. Lalu Heidi menjawabnya dengan sebuah anggukan singkat sambil menundukkan badan, lalu menghilang di balik pintu menuju dapurnya.

Dara memejamkan matanya lagi, mencoba untuk mengatur nafasnya kali ini. Lagi-lagi, wajah Jiyong lah yang ada dipikirannya saat ini. Memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka nanti, apa yang akan Jiyong lakukan bila ia tidak mencintai Sulli, apakah perasaannya kelak akan terjawab.. ya, memikirkan hal-hal yang semua bersangkutan akan Jiyong telah menguras hati dan tenaganya.
Ia masih tetap memejamkan matanya selama beberapa waktu, merasa sepenuhnya nyaman dengan posisinya namun setelah itu suara Oppa-nya yang tiba-tiba membuatnya tersentak dan langsung membuka mata.

"Apa yang kau lakukan disini, ssantoki?" ucap Jaejoong yang tengah berjongkok di hadapannya sehingga ia melihatnya dalam posisi terbalik, sedangkan posisi Jaejoong tengah berjongkok sambil bertopang dagu dengan tangan kanan dan tangan kirinya menyampirkan tas kotaknya ke punggung.

Jaejoong tersenyum, mencubit pelan hidung Dara.

"Aku hanya lelah, prince. Dan, aigoo kenapa kau begitu seksi?" ucap Dara sambil memperhatikan kancing kemeja Jaejoong yang tengah terbuka dan menampakkan setengah dari dada bidangnya.

GULP . Uh-oh.

"Wae? Kau menyukainya? Ingin memelukku?" Ucap Jaejoong terkekeh pelan.

"Mwoya? Kau sangat percaya diri." Ucap Dara mengerucutkan bibir. Tapi kemudian dia melihat oppa-nya itu terdiam.

"Dara-ya.. ada seseorang yang datang."

"Eh? Nugu, oppa?"

"Jiyong." balas Jaejoong dengan raut wajah cemas.

Namun belum sempat Jaejong menahan Dara, kalimat terakhirnya tadi langsung membuat Dara sukses bangun dari zona nyamannya dan berlari kecil melewati ruang utama menuju teras. Meninggalkan Jaejoong dengan mulut terbuka karena kalimatnya yang belum selesai, kecemasan terukir jelas di wajahnya.

"..dia tidak sendiri, Dara-ya." ucapnya, lalu ia berdiri dan beranjak mengikuti Dara.

***

Dilihatnya sosok Jiyong dengan gaya khasnya, -kemeja biru dengan motif kotak-kotak, celana jeans longgar dan topi hitamnya yang dipakai dengan posisi terbalik dan kacamata hitam-, tengah berdiri memunggunginya di ujung teras. Ooh, jantung Dara kembali berdetak sangat kencang sekarang. Kwon Jiyong telah membuat dirinya terperangkap oleh pesonanya.

Bahkan selama persahabatan mereka.

"Ji.."

Jiyong sontak menoleh, lalu tersenyum lebar seperti anak berusia 5 tahun.

"Aioo, yogiisseo mwohae?" (apa yang kau lakukan disini?") ucap Dara tersenyum sambil menghampiri Jiyong dan memposisikan dirinya di samping namja itu.

Jiyong menaikkan alis, "Kau lelah? Kau bahkan belum mengganti seragammu."

"Ya~ lalu kenapa kau cepat sekali berada di rumahku?" balas Dara memiringkan kepalanya.

Jiyong memaksakan seulas senyum, "Dara-ya.. apa kau keberatan jika aku memintamu sedikit bantuan?"
Dara menaikkan alisnya, "Mwondeyo?"

Setelah itu dilihatnya Jiyong menoleh ke belakang, dan tepat saat itu juga ia melihat seorang gadis yang nampak sangat familiar bagiku tengah berjalan menghampirinya kemudian berdiri di sisi Jiyong.

"Dara eonni, annyeonghaseyo." Sapanya tersenyum, wajahnya sedikit pucat terkena paparan cahaya matahari.

Dan aku, aku hanya memandannya tanpa tau apa yang harus kulakukan. Rasa kecewa, kaget, dan tak percaya bercampur aduk di pikiranku.

"Uhm, annyeong Sulli-ah.."

Tanpa diketahui ketiganya, Jaejoong tengah mengamati mereka semua dari balik jendela sambil menyingkap tirainya dengan s

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GGGRRR #1
Wah fanfic Indo, fighting authorim :D