TEN : FINAL CHAPTER 02

Lost In Love
Please Subscribe to read the full chapter

AUTHOR POV

 

Pertunjukkan drama musical YG High School Art & Music di hari itu berlangsung meriah, Jaejoong dan Chanyeol memainkan suatu peran yang sangat cocok sesuai dengan keahlian dan pribadi mereka masing-masing. Drama itu, berkisah tentang cinta segitiga yang dialami dua orang murid sekolah bernama Kim David, yang diperankan oleh Jaejoong dan Min Jongwu, yang diperankan oleh Chanyeol terhadap seorang gadis bernama Yoo Min yang diperankan oleh Shin Min Ah. Dengan skenario cerita yang indah dan sangat tertata, Jaejoong dan Chanyeol benar-benar menampilkan yang terbaik di hadapan semua penonton yang ada di hall utama.

Mata Dara berbinar-binar, mengamati acting oppa dan juga sahabat baiknya di atas panggung yang memukau dan bernyanyi indah dengan suara khasnya masing-masing. Sesekali gadis itu berbisik-bisik dengan Bom, Chaerin, dan Minzy tanpa melepas genggaman tangannya pada Jiyong.

"Dara, babe? Kau haus?" Jiyong berbisik lembut di telinga kanan Dara, membuat gadis itu bergidik geli.

"Hentikan itu, Jiyong." Balas Dara memberikan tatapan tajamnya, sambil meletakkan kedua tangannya di dada pria itu. -mendorongnya sedikit menjauh- Namun pria itu hanya membalas dengan senyuman nakalnya.

Jiyong terkekeh, "Jadi.. apa kau haus?"

"Hm, ne. Bisa tolong kau ambilkan minuman untukku?" Kini kening mereka saling menempel.

"Tentu.. tunggu disini ne?" Dilihatnya Jiyong memberi isyarat pada Chaerin untuk menjaga gadis itu. Chaerin hanya tersenyum dan mengangguk.

Jiyong pun pergi menerobos kerumunan murid untuk mengambil minuman, diikuti oleh TOP dan Daesung.

Setelah jarak namja-namja itu menjauh, Chaerin mendekat ke sisi Dara.

"Eonni, apa kau tau betapa protektifnya Jiyong oppa sebenarnya?" Chaerin menyilangkan tangannya di depan dada, menampakkan ekspresi menggodanya.

Dara hanya mengedikkan bahu, namun pipinya bersemu merah, "A-apakah dia terlihat seperti itu, Chae?"

"Ne." Jawab Chaerin singkat, lalu tertawa. Ia melingkarkan tangannya ke sekitar tubuh Dara. Hal itu tidak luput dari pandangan Bom dan Minzy.

"Eonni, kami ikut bahagia denganmu. Kesabaranmu selama ini terhadapnya.. lihat? Ini semua tidak sia-sia." Lanjut

Chaerin melihat Dara dengan senyuman kharismatiknya, membuat Dara tersenyum.
Bom dan Minzy ikut mendekat, "Awalnya kupikir Jiyong sangat pabo dan Sulli? Kupikir dia juga gadis yang licik, Dalong. Aku tidak bisa melihatmu menangis dan menangis karena mereka. [memiringkan kepala] tapi ternyata.. justru gadis itulah yang akhirnya membuatmu dan Jiyong bisa bersama seperti ini, bukan? Dia sungguh baik."

"Bommi-a.." Dara mengelus lengan sahabatnya itu.

"Mianhae, dalong.. aku tidak bermaksud mengungkitnya, [Bom mengelus tangan mungil Dara] aku hanya ikut bahagia.. bahagia seperti kalian, melihatmu tersenyum, melihat kalian berdua saling mencintai seperti ini membuatku sangat bahagia. Dalong, tetaplah seperti ini, ne?"

Dara tersenyum penuh arti, lalu menanggukkan kepalanya, "Gomawo, Bommi.." Bom pun tersenyum.

Suasana hening sesaat, namun seketika itu pula Bom berbalik mengahadap panggung dan bersorak untuk mencairkan kembali suasana,

"Omo, omo! Jae sangat keren! Bagaimana mungkin aku baru mengetahui kemampuan bernyanyinya yang baik seperti itu? Ya, Dara! Kenapa kau tak pernah cerita padaku,eoh?!" ucap Bom sambil berkacak pinggang disamping Dara.

Dara lantas menggembungkan pipinya, "Aigoo Bommie-a.. kau bahkan selalu membanggakan suara berat Seunghyun. Lagipula, Jaejoong oppa sangat pendiam,bukan? Kau tau itu, Bom. [memicingkan matanya] Dia tidak akan melakukan itu didepan orang tanpa alasan khusus."

"Hm...geurae, kurasa itu benar eonni. Jaejoong oppa bukankah memang sangat pendiam dan penyendiri? Itu sudah bagian dari dirinya..sejak lahir, mungkin?" timpal Maknae mereka, Minzy membenarkan ucapan Dara.
Chaerin hanya mengangguk paham. "Ah.. geunde, aku sangat penasaran akan satu hal tentangnya."

Ketiga sahabatnya itu menoleh, menunggu kelanjutan ucapan Chaerin,

"Dara eonni, apa kau tidak ingin mencarikan Jaejoong seorang kekasih? Apa dia tidak pernah jatuh cinta?" Chaerin membelalakkan matanya kepada Dara. Bom dan Minzy hanya mengangguk antusias.

"Jaejoong oppa.. aku sering menanyakan padanya tentang hal itu hingga aku lelah. Dia bilang 'aku tidak memikirkan hal itu' atau 'belum saatnya, Dara.' atau juga 'aku hanya ingin menjagamu sampai kau menemukan orang yang mencintaimu dengan tulus'." Dara menghela nafas, "Begitulah.."

Ketiga sahabatnya itu hanya saling berpandangan satu sama lainnya, lalu Minzy yang sedari tadi tidak berkomentar kembali bersuara, "Tapi eonni, bukankah sekarang ada Jiyong oppa yang sangat mencintaimu? Itu artinya Jaejoong oppa tak memiliki alasan lagi untuk tidak berkencan, bukan?"

Dara mengangguk mantap, "Geurae, Minzy-a. Itulah yang sedang kupikirkan. Aku tidak akan menyerah sampai melihatnya berkencan! Dan, kuharap.. oppa akan jatuh cinta pertama kalinya pada yeoja yang baik dan pantas untuknya."

Sebelum semuanya berkomentar, Jiyong dan yang lainnya telah datang kembali membawakan minuman mereka.
"Ini untukmu, babe." Jiyong menyodorkan segelas cocktail berhiaskan cherry di pinggiran gelasnya, Dara menerimanya dengan lembut, "Gomawo.."
...

Konsep dan dekorasi di dalam ruangan padat itu menambah kemeriahan drama musical yang dimainkan oleh komunitas theater YG, drama yang merupakan perpaduan antara ber-acting dan bernyanyi itu pun telah berjalan kurang-lebih setengah jam dan sorakan para murid lainnya yang riuh menunjukkan bahwa drama musical itu akan segera berakhir,

Beberaa saat setelah itu, terlihat Jaejoong, Chanyeol, Shin Min Ah dan murid-murid komunitas theater lainnya berdiri berjejeran di atas panggung -saling bergandengan lalu membungkuk hormat kepada penonton. Diiringi oleh riuh tepuk tangan penonton, perlahan tirai merah panggung pun tertutup dengan sempurna.

"Ceritanya sangat menyentuh.." ucap Dara pelan, namun Jiyong dapat mendengarnya.

"Ne. Jaejoong ber-acting dengan sangat baik. Waa, dia benar-benar cocok menjadi seorang aktor, babe." Dara pun menoleh ke arah Jiyong, lalu terkekeh.

Dara melihat sekeliling, dilihatnya murid-murid di ruangan itu masih riuh bertepuk tangan dan beberapa tengah berbisik-bisik membicarakan penampilan memukau oppa dan sahabatnya itu. Namun sebelum semuanya pergi meninggalkan ruangan, tirai panggung itu pun terbuka dan menampakkan Park Chanyeol duduk di depan sebuah piano putih. Namja itu pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, hingga pandangannya tersebut berhenti tepat dimana Dara berdiri saat ini. Mata mereka bertemu.

Penonton terdengar riuh kembali sambil menerka-nerka apakah penampilan selanjutnya yang dilakukan namja tampan itu di atas panggung, namun suara-suara mereka langsung meredup karena Chanyeol telah mendekatkan bibirnya pada microfone -lalu mengatakan sesuatu kepada mereka di dalam sana, "Aku ingin memainkan sebuah lagu yang sangat kusukai. Seorang gadis pernah mengajariku memainkannya. [ia terkekeh] Dan saat itu pula, aku.. aku jatuh cinta untuk pertama kalinya."

Dara membeku di tempatnya, mata mereka masih terkunci satu sama lainnya, lagi-lagi.. namja itu membuatnya seolah terhipnotis bahwa tidak ada satu orang pun disini selain mereka berdua. Bukan berarti ia menyukainya, hanya saja Chanyeol adalah seseorang yang penuh kejutan. Dan tidak pernah gagal membuatnya terkejut akan sesuatu yang dilakukannya. Termasuk hal seperti sekarang ini. Ia mengerti, kemana arah ucapannya barusan di atas panggung. Namja itupun melanjutkan ucapannya,

"Ini melodi favorite-ku. Dan kurasa ini juga salah satu favorite-mu. Ini untukmu."

Setelah itu, suasana menjadi hening dan denting piano yang dimainkannya pun terdengar indah memenuhi ruangan itu.
Mozart, ucap Dara dalam hati. Kau, memainkannya dengan sangat baik, Chanyeol-a..
"Ya, eonnideul lihat! Chanyeol oppa juga sangat pandai bermain piano. Omo, apakah ucapannya tadi adalah sebuah pernyataan cinta?" Minzy melihat Chanyeol dengan berbinar-binar.
"Minzybaby, kau terlalu bersemangat." Timpal Daesung merangkulnya dari samping gadis itu.
Sementara itu, Jiyong tengah melihat bergantian ke arah Dara dan Chanyeol dengan raut wajah cemas. Dara tengah menyilangkan tengannya di depan dada, sambil sesekali bersenandung pelan menikmati alunan melodi mozart yang dimainkan oleh Chanyeol.

*****

JIYONG (AUTHOR POV)

Ia hanya mendengus kesal.

Jiyong tau bahwa Chanyeol menyukai gadisnya, sudah sejak lama bahkan saat dirinya masih bersama Sulli. Terkadang ia sempat merasa kalah, karena Chanyeol selalu membuat Dara tertawa kapanpun gadis itu butuhkan.

"Dara-ya.." panggilnya seraya melingkarkan lengan kirinya ke pinggang gadis itu. Dara menoleh, mengusap pipi Jiyong dengan lembut, "Wae, Ji?"

Jiyong menatap lurus ke manik mata gadis itu, mencoba menelusuri adanya ketulusan di dalam sana, "Kita akan terus begini, bukan?"

Ucapannya yang tiba-tiba itu sesaat membuat Dara terpaku, namun sebuah senyuman bahagia nampak di wajah cantiknya, gadis itu mengangguk, masih dengan telapak tangannya yang menempel di pipi Jiyong, "Kau tau aku mencintaimu, Jiyong-a. Kau cinta pertamaku, aku mencintaimu, Ji. Sejak pertama kali kau menemukanku di tempat itu."

Keduanya terdiam, tenggelam dalam pikirannya masing-masing di tengah kerumunan orang yang mengelilingi mereka.

Jiyong tersenyum bahagia dan menangkup kedua pipi Dara, "Nae jal deulryowa. Apapun yang terjadi, Dara. Apapun yang terjadi.. jangan pernah meninggalkanku. Arrasseo?" [*dengar aku baik-baik]

"Arrasseo."

Jiyong menarik gadisnya ke pelukannya, pelukan yang hangat, dalam dan sangat lama.

Kini, dan seterusnya.. Jiyong hanya akan mencintai Dara. Akan memilikinya selamanya, itulah janjinya. Itulah kata hatinya. Ia tidak ingin menyakiti siapapun lagi, Sulli benar.. Ini waktu untuk dirinya mengajar kebahagiaannya. Dan Park Sandara, gadis itulah kebahagiannya. Dan setidaknya, Jiyong merasa lega karena ia akan mempercayai gadis itu sepenuhnya, bahwa Dara tidak akan meninggalkannya. Apapun yang terjadi.
Karena Jiyong sangat mencintainya. Teramat sangat mencintainya.

***

Ia memejamkan kedua matanya, jemarinya yang lentik dan kurus masih tetap lincah di atas nuts-nuts piano memainkan mozart-nya. Chanyeol memiliki alasan mengapa hanya alunan melodi itu yang dipilihnya.. karena lagu ini memperkenalkannya pada Dara, karena lagu ini juga yang mendekatkan keduanya sampai pada titik ini. Chanyeol merasa dirinya beruntung. Beruntung meski hanya menjadi sahabat terbaik yang gadis itu miliki.
Selama beberapa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GGGRRR #1
Wah fanfic Indo, fighting authorim :D