Chapter VII

The Prom
Please Subscribe to read the full chapter

Sekumpulan lelaki berkumpul melingkar di tengah lapangan dengan nafas tersenggal dan keringat disekujur tubuh mereka. Team basket sudah selesai berlatih untuk pertandingan besok. Saat ini coach sedang memberikan pengarahan tentang formasi dan strategi apa yang akan mereka lakukan besok. Para pemain mendengarkan pengarahan dengan seksama, demikian juga Sehun yang terlihat sangat serius mencerna setiap kata-kata yang dikeluarkan coach sebaik mungkin.

Sehun oleng sedikit saat ia berdiri setelah coach selesai berbicara. Kepalanya tersasa berputar dan matanya kabur.

“Heh! Kenapa lo, nyet?” Chanyeol yang berdiri disamping Sehun membantu memegangi sebelah tangannya agar tidak tersungkur.

Sehun menggeleng-gelengkan kepala dan mengerjapkan matanya untuk mengembalikan fokus.

“Lagi sakit kenapa ikut latian segala, sih? Kalo besok gak bisa tanding gimana?!” Chanyeol kembali mengomel sambil tangannya masih memegang tangan Sehun.

Seluruh member team basket memperhatikan Sehun dengan mata khawatir.

“Yah.. Hun. Jangan sampe gak tanding dong! Besok lawannya berat, gak sanggup deh gue kalo ga ada lo.” Yoongi salah satu pemain berkata pada sang ketua.

“Tenang ajaa.. Gue pasti tanding. Cuma flu dikit doang, kok. Si Chanyeol aja lebay.” Sehun merespon dengan santai. Para member-pun sedikit menjadi lebih tenang, mereka masuk kedalam ruang ganti.

Sehun memakai kaos didepan lokernya yang bersebelahan dengan Chanyeol. Ia melirik kearah sahabatnya yang terlihat cemberut.

“Bete nih ceritanya?” Sehun bertanya pada Chanyeol dengan nada usil. Chanyeol hanya diam tak menjawab.

“Jadi gimana Hani sunbae?”

Sehun tersenyum geli saat melihat Chanyeol melirik sinis kearah dirinya setelah mendengar nama Hani.

“Lo tuh ya, Yeol. Gak pernah mau dengerin kata-kata gua.. Berenti deh.. mainin cewek kaya gitu.” Sehun berkata sambil duduk memakai sepatunya.

“Apa sih, Hun? Lo tuh selalu aja mikir yang buruk-buruk tentang sahabat lo yang ganteng ini. Sayangnya, kali ini gue gak salah! Gue sama sekali gak jadian sama Hani noona. Jadi harusnya dia ga perlu keberatan kalau gue menjauh.” Chanyeol menjawab dengan mantap sambil ikut duduk disamping Sehun.

“Nihh.. Yang kaya lo gini nih.. Yang bikin cowok-cowok selalu di cap berengsek sama php.”  Sehun juga tidak kalah mantap. Entah untuk berapa kalinya Sehun mengoceh pada Chanyeol mengenai sifat buruknya yang selalu gonta-ganti cewek. Parahnya Chanyeol akan membuat cewek itu jatuh cinta dalam sekali pada dirinya setelah itu pergi.

“Bukan salah gue dong! Kalau mereka lebih hati-hati mungkin mereka gak akan berharap berlebihan sama gue. Wajar lah namanya juga nyari yang cocok.”

Sehun mendelik. Selalu saja alasan ‘mencari yang cocok’ yang selalu bawa-bawa oleh Chanyeol kalau sudah seperti ini. Pada akhirnya Sehun selalu menjadi pihak yang menyerah. Terlalu sulit baginya untuk menaklukan sifat playboy pada diri Chanyeol.

 

“Woy.. Gue duluan ya.” Jongin melewati mereka berdua seraya berpamitan. Sehun tiba-tiba berdiri lalu menahan pundak Jongin.

“Seulgi di depan?”

Jongin menggeleng. “Dia lagi latian. Ni gue baru mau nyusulin. Kenapa?”

Sehun terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab.

“Ngobrol dulu sama gue, yuk. Bentar..”

 

***

Seulgi mengelap biji-biji keringat dikeningnya.  Latihan kali ini terasa sangat berat bagi tubuh Seulgi. Club marching band mereka memang tidak terlalu sering tampil, mereka hanya tampil diacara-acara besar. Meskipun tidak terlalu populer seperti club basket, dance, futsal, atau photography, club mereka selalu berhasil memperoleh decak kagum dari penonton atas kemegahan penampilan mereka.

Termasuk saat acara demo ekstrakulikuler tahun lalu. Seulgi saat itu langsung terpesona melihat penampilan club marching band khususnya pada kelompok murid-murid perempuan yang memainkan bendera di tangan mereka dengan lincah dan anggun. Seulgi langsung membulatkan tekad untuk bergabung dalam club itu.

Seulgi memutar-mutar tongkat mayoret yang ada ditangannya dengan lincah. Yuri memberinya tugas untuk menggantikan posisi Seohyun sementara waktu. Lebih tepatnya memaksanya untuk menggantikan Seohyun yang tidak bisa datang diwaktu tampil mereka dua minggu lagi. Seulgi sempat dipilih menjadi calon untuk posisi mayoret saat ia akan naik ke kelas dua, sehingga ia tidak asing dengan benda ditangannya itu. Ia juga tidak buruk dalam melakukan gerakan-gerakan rumit menggunakan tongkat, tapi tentu saja ia kalah dengan senior yang jauh lebih berpengalaman darinya.

Seulgi sebenarnya tidak terlalu terobsesi untuk menjadi mayoret, ia sudah sangat puas berada di kelompok colour guard seperti yang ia inginkan saat akan masuk ke club. Menjadi mayoret memiliki tanggung jawab lebih, belum lagi seorang mayoret harus memiliki tubuh yang semampai dan wajah yang cantik karena mereka harus tampil menonjol. Tidak heran kalau Seohyun, mayoret mereka saat ini memiliki postur yang sempurna, sangat cantik dan populer. Begitu juga dengan mantan-mantan mayoret dari angkatan sebelumnya.

Seulgi menghela nafas lelah saat Yuri menyatakan berakhirnya latihan mereka saat itu. Joy dan Wendy mendekat kearah Seulgi yang terlihat super kelelahan.

“Capek amat, Bu...” Wendy tersenyum kasihan melihat Seulgi yang terkapar diatas rumput hijau lapangan sepakbola sekolah mereka.

“Minum gak?”

Seulgi langsung terduduk melihat botol minum yang ditangan Joy, sedetik kemudian ia langsung merampas botol itu dan meneguknya. Seulgi tidak ada bedanya seperti unta yang kehabisan persediaan air di punuknya ketika melewati padang pasir. Untungnya siang itu matahari tidak terik seperti hari-hari sebelumnya. Bisa-bisa kulit mereka gosong sehabis latihan selama berjam-jam di tempat terbuka seperti ini.

“Tega banget deh Yuri unnie.” Seulgi berbicara dengan tersenggal-senggal setelah meneguk habis minuman ditangannya. “Kenapa harus gue yang gantiin posisi Seohyun unnie? Kan ada senior-senior yang lain! Sumpah tangan gue mau copot!” Gadis itu manyun sambil meregangkan otot-otot di tangannya.

“Iya.. Tapi minum gue jangan dihabisin gitu dong!” Joy protes saat meraih botol minum yang sudah kosong dari tangan Seulgi. Gadis itu hanya tersenyum menampilkan wajah bersalahnya.

“Ya kan taun kemaren elo yang dapet peringkat kedua setelah Se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Coklat94 #1
Chapter 13: Kaaakkk apa ga mau di lanjut huhu lanjut hayuukkk
Coklat94 #2
Chapter 1: AAAAAAAAA akhirnya aku nemu ini juga setelah baca warm couple nangis banget 😭😭😭
Gwen_Rodis #3
Chapter 1: Can someone translate this in English please
reynanda #4
Chapter 13: aku nungguin loh thor
Milkymouse #5
Chapter 1: Sehun mulu ya seul wkwk
dyahkst
#6
Chapter 13: Thor aku masih setia lho nungguin part selanjutnya...
my_sewlgi #7
Min chapter 13nya ditunggu
Mrsohjjong #8
Chapter 13: Suka bgt chemistry sahabatan baek cs sama seulgi :" squad goals bgt ga sih ah kzl baper kan guaaaaa
Masih ngarep jonginnya suka seul juga :" maaf mantan seulkai shipper :"
Mangat thorrrr!
Khansaaida #9
Chapter 13: Ahh seulhun tuh udh so sweet gitu masa seulgi masih ga peka sih :( masih berharap semoga irene sama seukgi baikan :)
Khansaaida #10
Chapter 9: Duh sebenernya seulgi tuh keselnya ke jongin bukan irene, jadi ikutan sebel ke jongin :((