Chapter IX
The PromLangkah Seulgi berhenti di rooftop sekolah. Tidak ada tujuan lain, ia akhrinya memutuskan untuk menenangkan diri disini. Tadinya Seulgi berniat pergi ke lapangan sepakbola menghampiri Baekhyun cs tapi ia malas kalau mendengar ocehan dari Kyungsoo seperti saat dikelas tadi.
Perasaan kesal masih bersarang dihati Seulgi. Kalau boleh jujur ia kecewa setengah mati pada Jongin yang lebih membela Irene dari pada dirinya, padahal kan mereka sudah bersahabat jauh sebelum bertemu dengan Irene. Harusnya apapun yang terjadi Jongin akan lebih berpihak pada Seulgi, ya kan?
Saat sedang asik menikmati pemandangan kota yang terlihat dari rooftop ia tiba-tiba merasakan tepukan lembut pada bahunya.
“Ngapain lo?”
“Aishhh... Ngagetin aja lo ah!” Seulgi cemberut saat melihat Sehun berdiri dibelakangnya sambil tersenyum tipis. Sehun akhirnya berdiri disamping Seulgi ikut memandangi keindahan kota dihadapan mereka saat ini.
“Kenapa?”
“Apanya?”
“Lo gak akan kesini kalau gak ada masalah, Seul. Jongin lagi?”
Seulgi menoleh kearah Sehun disampingnya. Gadis itu heran kenapa Sehun selalu saja bisa menebak dengan tepat apa yang ada dipikirannya. Apa kepalanya transparan? Apa Sehun punya indera ke-enam?
“Lo bisa cerita sama gue kalo lo mau..” Sehun membalas tatapan Seulgi sambil senyum.
"Kesel banget gue sama dia!"
"Baru tau gue Jongin bisa se-kampret ini! Udah item, jelek, sotoy, idup lagi!!"
Kedua alis Sehun terangkat. Ia sedikit terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Seulgi barusan. Nada bicara Seulgi jelas sekali menunjukan kalau gadis itu sedang kesal.
Sejenak hening, tapi beberapa detik kemudian Sehun tertawa keras.
"Apa lo ketawa?!" Seulgi bertanya sambil melemparkan tatapan galak.
"Hahahaha... Sorry.. Sorry.. Abis lo lucu banget.." Butuh beberapa detik untuk Sehun bisa mengendalikan dirinya berhenti tertawa.
"Jadi kenapa si Jongin?"
Seulgi hanya menghela nafas sambil menggeleng, ia malas menjawab pertanyaan Sehun. "Tau ah."
"Lo berdua berantem? Ato ada hubungannya sama Irene?" Sehun penasaran. Ia mendekatkan kepalanya kearah Seulgi.
"Hun.. Gue mau nanya deh." Bukannya menjawab Seulgi malah menatap Sehun dengan tatapan serius. Saking seriusnya sampai Sehun merasa sedikit getaran ditubuhnya. Kepalanya menjauh cepat. Ia salah tingkah.
"Ehem.. A-apa?"
"Lo sejenis punya indera ke enam apa gimana, sih? Lo bisa baca pikiran ya?"
"Hah?" Sehun melongo.
"Hahahaha.. Lo ngomong apa sih.."
"Abis lo seolah tau aja apa yang gue pikirin, meskipun gue belom bilang apa-apa lo selalu udah tau duluan.. Eh.. apa lo stalking gue ya? Oh iya.. kok lo tau gue ada disini, sih? Kok lo tau gue ada masalah sama Jongin, Irene? Kok bisa sih??"
"Hahahahaha.." Sehun makin puas tertawa setelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Seulgi barusan disertai tatapan menyelidik dari mata sipit gadis itu.
"Dih lu mah ngetawain gue mulu!" Seulgi memukul pundak Sehun sambil manyun.
"Seulgi... Seulgi.. Yakali gue bisa baca pikiran orang. Serem jugaa.."
"Kalo gitu lo pasti stalking gue ya???"
"Hahaha.. ke pede an banget! Gue biasa jadi objek stalking dari pada subjek. Lagian gue ga kurang kerjaan kali, Seul.."
"Terus apa dong?"
Sehun tersenyum saat menatap wajah polos Seulgi yang sedang menatap pemandangan. Kalau boleh ia ingin sekali mencubit kedua pipi Seulgi saking gemasnya.
"Pertama, mungkin lo gatau kalo gue memang tiap hari kesini pas jam istirahat. Kedua, lo inget gak pertama kali kita ketemu disini pas lo lagi nangis? Ketiga, waktu itu juga lo nangis gara-gara masalah Jongin sama Irene, kan?"
"Jadi intinyaa... Lo itu gampang banget ketebak, Seul."
"Maksudnya?"
"Ya lo ga mungkin kesini kalo ga ada masalah, dan juga masalahnya pasti masalah Jongin sama Irene, soalnya kalo bukan lo pasti ga akan kesini. Lo pasti bakal ngabisin waktu istirahat lo sama mereka berdua. Iya gak?"
Penjelasan Sehun berhasil membuat Seulgi terheran-heran. Sehun seolah mengerti Seulgi lebih dari dirinya sendiri. Ditatap secara intense seperti itu lagi-lagi Sehun salah tingkah.
"Apasih liatin gue begitu?"
"Hah? Oh.. enggak.." Seulgi tersadar langsung mengalihkan pandangannya.
"Seul.."
"Hmm.."
"Kalo lo mau... Lo bisa cerita masalah lo sama gue. Saat lo ga bisa cerita ke orang lain bahkan ke sahabat lo si Jongin atau Irene, lo bisa cerita sama gue.. Gue pasti dengerin. Dan sebisa mungkin gue bakal bantu, kok."
Sehun tersenyum menatap Seulgi yang sedang menatap kearahnya dengan ekspresi kaget. Seolah menular, Seulgi juga akhirnya membalas senyuman Sehun dengan sangat manis.
"Yakin? Emang lo bakal ngerti soal masalah perasaan? Apalagi perasaan yang tak terbalas kaya yang lagi gue alamin gini.."
"Ngerti dong!" Sehun berkata mantap sambil tersenyum lebar. Ia san
Comments