Chapter 9

Perfection
Please Subscribe to read the full chapter

Jessica POV.

“Yuri-ah~” Aku menggoda Yuri yang sedang serius menyetir, wajahnya begitu cantik saat kupandang dari samping. Saat kulihat dari depan wajahnya akan terlihat sangat menggoda, aku tersenyum sendiri.

“Jangan terus menggodaku Sica-ah.” Aku tak menuruti perkataannya dan mulai mencubiti pipinya yang chubby itu. Ia terlihat sangat risih dan aku semakin menjadi mencubitinya.

“Kau tahu kau begitu menggoda untukku.” Aku berbisik pelan di telinganya. Tubuhnya menegang seketika dan aku kembali tersenyum. Aku berbisik lagi. “Dan kau adalah milikku.”

Secara tiba-tiba Yuri menaikan kecepatan mobilnya dan menepi pada jalan yang sepi. Aku tertegun melihat matanya yang dengan intens menatap mataku. Aku menelan ludahku dalam diam.

“Jessica Jung. Kau sudah membuatku tergoda jadi rasakan pembalasanku.” Ia berucap dengan nada yang penuh penekanan. Aku masih terdiam dan membeku saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku.

“Tapi Yuri-ah hmmmppphhh..” Bibirnya telah mutlak menempel di bibirku, ia mengulumnya dengan kasar membuatku tak nyaman. Tanganku mulai tergoda untuk menyusuri rahangnya yang indah kutautkan satu lenganku di sekitar bahunya dan satunya lagi menekan tengkuknya agar lebih memperdalam ciuman kami.

Ia mulai menggigiti bibir bawahku membuatku mendesah pelan. Dan ia semakin memperdalam ciumannya dengan sesuka hati juga penuh kelembutan membuatku nyaman.

Sebenarnya tak pernah kusangka hubungan ini akan terjalin begitu lama, Yuri yang notabenenya anak mafia membuat teman dekatku termasuk Tiffany sempat tak menyetujui hubungan kami. Pertemuan pertama kami adalah saat di kantor polisi, saat aku meminta bantuan pada rekanku dan dia yang melaporkan segala kejahatan Ayahnya padaku.

Kami menyudahi ciuman yang semakin panas itu agar tidak membuat kerusuhan kembali (?) Aku menatap Yuri dengan lembut ia mengecup keningku dan menempelkan bibirnya sejenak disana. Perasaan yang tulus dapat kurasakan.

“Kembalilah menyetir.”

Flashback.

“Baiklah Nyonya Jung. Akan saya bantu kasus ini.” Aku mengangguk dan memijat kepalaku yang terasa berdenyut. Kusandarkan punggungku pada sandaran kursi, aku menatap lirih pada jam dinding yang bergerak pelan.

BRAK.

Aku membelalakan mataku saat seorang gadis tiba-tiba saja membuka pintu kantor dengan kencang membuat semua mata memandangnya, aku mengerutkan kening saat ia perlahan menghampiri mejaku. Padahal masih banyak polisi lain yang bisa melayaninya kenapa harus aku ?

“Anda yang bisa saya bantu Nyonya ?” Ia mengangguk pelan dan menarik nafas dalam-dalam sebelum ia berbicara, aku menatapnya serius.

“Tuan Kwon Yon Ra mafia yang sedang kalian incar itu sedang beraksi di sekitar daerah Gangnam, aku melihatnya kemarin sedang berjalan bersama pengawal-pengawal pribadinya. Lalu aku juga bersusah payah mengambil-“ Ia menghentikan perkataannya dan mulai merogoh tas gamblok yang di bawanya.

“Ini kau bisa melihat disini ada sebuah rekaman tentang perencanaan pembunuhan dan ini adalah rekaman saat ia sedang berbicara dengan rekannya tentang penyelundupan narokoba dan obat-obatan terlarang lainya yang akan di jual. Terserah anda mau mempercayainya atau tidak ? Tapi asalkan kau tahu, aku putri bungsu Tuan Kwon Yon Ra. Sebaiknya kau dan pihak kepolisian segera kesana sebelum ia berpindah tempat lagi.” Gadis itu berucap panjang.

Aku membelalakan mataku, dia adalah Putri Tuan Kwon ? Mafia yang kami cari selama ini ? Tapi sekarang dengan mudahnya kami mendapatkan bukti yang sangat berharga.

“Ba-baiklah akan saya beritahu pada pihak kepolisian yang lainnya.” Gadis itu tersenyum dan aku ikut tersenyum sekedar menghilangkan kesan dingin pada klient ku. “Oh ya siapa namamu Nyonya ?”

“Yuri. Kwon Yuri.”

Flashback END.

“Sudah sampai. Kau senang sekali menggodaku ya ?” Aku mengangguk cepat saat Yuri menyadarkanku dari lamunan sesaat, ia membukakan pintu untukku dan menggandeng tanganku dengan gentle.

Kami langsung memasuki Café yang telah kami tunjuk sebagai tempat Dating kami. Tapi saat aku memandang sekeliling aku menangkap Taeyeon, Tiffany dan seorang pria tengah bercengkrama di kursi yang berada di pojok.

“Hei bukankah itu Tiffany ?” Yuri menunjuk mereka yang tengah dalam suasana hening. Dari sini dapat kulihat wajah Tiffany yang tertekuk mungkin dia cemburu karena ada pria di samping Taeyeon.

“Ayo kita kesana.” Aku langsung menarik tangan Yuri dan menghampiri mereka. Tiffany terkejut dan langsung berteriak memanggil kami sedangkan Taeyeon membuka mulutnya lebar-lebar. Huh gadis itu..

“Bolehkah kami bergabung ?” Tanya Yuri dan Pria itu menatapku, kubungkukan sedikit badanku untuk memberi salam. Ia tersenyum.

“Tentu saja kalian bisa mengambil kursi yang kosong.” Yuri dengan cepat mengambilkan dua kursi dan ia menaruhnya di samping Taeyeon dan di samping Tiffany. Ia duduk di samping Taeyeon.

“Wah aku tak menyangka akan menjadi seperti ini.” Taeyeon tersenyum dan menyesap Cappucinno latte miliknya. Aku tersenyum dan menoleh ke arah Tiffany yang sedang memainkan sendok yang berada di dalam gelasnya.

“Fany-ah..” Panggilku dan ia menoleh sambil memasang wajah kaget. Aku mencoba bertanya lewat tatapan mata dan tiba-tiba saja ia menunjuk pria itu dengan telunjuknya yang tersembunyi di bawah meja. Aku tertawa kecil. Gadis ini cemburu..

“Oh ya. Perkenalkan ini temanku namanya Kwon Jiyong . Kalian bisa menyebutnya GD, G-Dragon atau Jiyong Oppa.” Taeyeon berceloteh bebas sambil memperkenalkan pria yang kini tengah membungkuk member salam itu.

“Senang bertemu kalian.” Aku dan Yuri saling bertatapan namun detik selanjutnya ia mengangkat bahunya sambil tersenyum.

“Kalian mau memesan apa ? Aku sudah memesan lebih dulu bersamanya.” Taeyeon menujuk Tiffany yang masih asik dengan sendoknya itu. Dengan cepat namun lembut tangan Taeyeon menggenggam tangan Tiffany yang memainkan sendok itu, lalu ia memberikan senyuman gentle pada Tiffany.

“Pelayan! Tolong pesankan aku Mochacinno dan Choco Brownies. Kalian mau apa ?” Jiyong Oppa bertanya padaku dan juga Yuri. Aku hanya tersenyum saat Yuri nampak kebingungan namun yang terjadi selanjutnya ia menjentikkan jarinya.

“Hot choco dan juga Cappucinno latte.” Aku tertawa melihatnya. Tadi itu ia berusaha tidak menanyakan pesananku dan mencoba mengingat menu yang paling kusuka. Itu Hot choco.

Aku melirik sebentar pada Taeyeon yang duduk diantara Yuri dan Jiyong Oppa. Gadis itu nampak asik dengan Gadget barunya, aku berani bertaruh kalau itu diberikan Tiffany.

“Taeyeon-ah bagaimana dengan acara nanti malam ?” Tiffany memandang Taeyeon yang masih asik memainkan gadgetnya. Aku menoleh ke arah Tiffany dan mengelus lengannya perlahan, mencoba membuatnya bersabar.

“Hei Taengoo-ah.. dengarkan gadismu sedang berbicara padamu.” Jiyong Oppa mengelus lembut kepalanya membuat Taeyeon mendongak dan tersenyum padanya. Jiyong langsung mengacak-ngacak rambutnya, astaga itu menurutku sangat cheesy.

“Untuk nanti malam, setelah dari Café aku akan pulang ke apartement untuk menyiapkan semuanya dan menaruh benda itu.” Taeyeon menunjuk motor matic yang berwarna biru tua yang di samping setirnya tergantung dua buah helm.

“Kau bisa datang kerumahku pukul 8 malam. Jika kau ingin pulang akan kuantar.” Taeyeon tersenyum manis dan tangannya tergerak menggenggam tangan Tiffany yang bertumpu di meja. Aku tersenyum mereka sangat romantis dan juga manis.

Author POV.

Soonkyu mendesah pelan sambil membereskan berkas-berkas yang baru saja ia buka ke dalam lokernya, ia menyusunnya agar terlihat rapih. Matanya menatap pada jam yang melingkar di tangannya itu. Sudah pukul 7 malam tapi kenapa Gedung yang sedang ia tempati terasa sepi ? Ia tak perduli.

Detik selanjutnya ia mengambil tas dan juga Coat miliknya yang ada di gantungan dekat pintu ruangannya. Ia membuka kenop pintu itu dan langsung turun dari lantai 4 hingga ke basement dengan lift.

TING.

Soonkyu langsung berjalan cepat menuju parkiran namun sesuatu mengusiknya, ponsel miliknya berdering membuatnya mau tak mau mengangkatnya. Ia dekatkan benda yang berbentuk persegi panjang itu.

“Yoboseo ?”

“Nyonya Lee.. Kedai kita di rampok. Ada 4 perampok dan ukh-“

“Hei apakah kau baik-baik saja ? JAWAB AKU!”

“N-ne Nyonya ia berusaha membuka brangkas yang ada di ruanganmu.”

“Baiklah kau coba cegah mereka dulu. Tapi lakukan sebisamu jangan terlalu memaksakan, kuhajar kau bila aku melihatmu pingsan disana.”

“Ne Nyonya Lee.”

“Aku segera kesana. Hubungi pihak kepolisian secepatnya.”

Soonkyu tak mau membuang waktu ia langsung membuka mobilnya dan melemparkan tas yang ia bawa ke kursi penumpang. Dalam gerakan cepat tangannya telah memencet tombol starter untuk menjalankan mobil maticnya itu.
***

Taeyeon memelankan kecepatan motornya saat melewati kedai kopi yang pemiliknya adalah sahabatnya. Ia terdiam sebentar dan membuka mulutnya saat melihat 4 orang pria tengah mencoba merebut uang yang ada di mesin kasir. Tanpa ragu Taeyeon langsung turun dari motornya meletakan begitu saja motor matic itu di pinggir jalan layaknya menaruh sepedah.

Ia membuka pintu itu dengan cepat dan langsung menghajar satu pria yang sedang mencoba menyandera pegawai yang ada disana. Pria itu menoleh ke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Chapter 15: Buena historia
Eriika
#2
Hsuai
Aesthetic_blue #3
Chapter 13: I love this ff :*
kpop_poppop #4
yulsic
wufanneey
#5
Chapter 1: Wah. Ada snsd fanfic, dalam bahasa pula. Harus saya list buat jadi bacaan waktu liburan nih.

Author-nim, untuk sekarang ijin subcribe dulu ya. Gomawo.
romancefanfics #6
updatee:)))
joowonlov #7
i hope you can update soon^
kpoplover38 #8
is this fic going to be long or short? anyway cant wait for the first chapter
hoseokislove #9
looking forward to the first chapter<3
kaisooshipper12 #10
ahh cant wait^^