Chapter 4

Perfection
Please Subscribe to read the full chapter

Author POV

Seorang gadis terduduk diam di sebuah tempat. Tempat yang pernah ia singgahi dengan seseorang, yang membuat hatinya terasa penuh. Meskipun belum pernah mengungkapkan perasaanya ini, ia percaya suatu hari nanti ia akan bersatu.

“Apakah itu berarti kau musuhku ?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Tak ada yang menjawab lagipula ia hanya sendiri di hamparan ilalang tersebut.

“Dan jangan katakan bahwa temanmu itu juga pihak police ?” Ia kembali mengungkapkan perkataan yang jelas tak akan ada yang menjawab.

Bunyi dering ponsel membuatnya terhenyak , ia menatap sakunya yang di dalamnya terdapat ponsel yang berdering itu. Ia mengerutkan keningnya saat di keluarkan benda kotak itu, tak ada panggilan sama sekali. Ia menatap ke sekeliling tempat itu.

Ia terdiam saat melihat seorang gadis yang ada di hadapannya berdiri sambil memegang ponsel. Seketika itu jantungnya berdebar keras, seakan ingin keluar. Namun di lain hal ada sedikit rasa takut di dirinya. Dengan perlahan gadis itu menghampirinya, menangkupkan tangannya pada wajahnya. Ia terdiam dan menelan salivanya.

“Apa yang terjadi padamu ?” Gadis itu menyentuh sudut bibirnya yang terdapat bekas luka. Dengan perlahan ibu jari sang gadis mengusapnya pelan, namun itu membuatnya mengaduh.

“Jangan di sentuh!” Teriaknya bukan dengan maksud membentak tapi karena reflex. Gadis itu mengangguk menjauhkan tangannya dari wajahnya, ia terdiam ada sedikit rasa bersalah pada mimic wajahnya.

“Mi-mianhae ? Tapi apa yang terjadi padamu ?” Ia terhenyak, haruskah ia menceritakan tentang perbuatannya yang mengambil batu berharga itu ? Itu sangat bodoh.

“Taeyeon-ah!” Gadis itu membentaknya kali ini wajahnya menyiratkan ke khawatiran yang sangat. Ia bangkit dari duduknya, membiarkan gadis itu tersentak atas perlakuannya.

“Apa urusanmu !? Apa urusanmu jika sesuatu terjadi padaku !?” Gadis itu ikut berdiri menyamakan posisinya dengan orang di hadapannya. Gadis itu Tiffany hampir saja meraih kerah Taeyeon orang yang ada di hadapannya. Namun sesuatu di dalam hatinya berkata ‘Tidak’

Tiffany terdiam untuk beberapa saat, perkataan Taeyeon ada benarnya. Status mereka tidak lebih dari saling kenal saja, bahkan mereka belum menyebut teman dalam hubungannya. Tapi apa yang di perlakukan Taeyeon di tempat ini saat mengajakknya sangat lembut. Bahkan ia menganggap Taeyeon suka padannya.

“Apa salahku ?” Tiffany mengucapkan kata itu tanpa di sadarinya. Ia menatap Taeyeon lirih meminta jawaban. Taeyeon tak sanggup menjawabnya, gadis di hadapannya tidak mempunyai kesalahan sama sekali.

“Taeyeon-ah..”

Taeyeon mengepalkan tangannya, ia tak tahu harus berbuat apa. Di samping itu ia bisa mendengar suara Tiffany yang berubah lirih, seperti menahan tangis. Ia merutuki kebodohan yang ia perbuat. Ia termakan egonya sendiri, takut berdekatan dengan Tiffany.

“Hah…. Kau tidak mempunyai salah apa-apa Fany-ah. Maafkan aku, aku sedang emosi.” Taeyeon memberanikan kata-kata itu keluar dari mulutnya. Kakinya melangkah mendekati Tiffany dan meraih tangan lembut si gadis blasteran America-Korea tersebut.

“Fany-ah~” Suara Taeyeon melembut membuat Tiffany tergoda. Bisa di rasakannya tangan Taeyeon yang dengan lembut menyentuh wajahnya, ia sedikit mendongakan kepalanya. Terbuai dengan sentuhan Taeyeon.Ia memejamkan matanya.

“Matamu begitu indah dan cantik.” Satu kata rayuan dari Taeyeon membuatnya membuka mata. Namun satu matanya tertahan karena Taeyeon menyentuhnya dengan jari telunjuk, ia tersenyum membiarkan satu matanya saja yang membentuk eye smile.

“Gomawo.” Tiffany berterimakasih pada Taeyeon. Karena gadis pendek itu ia bisa merasakan jatuh cinta, ia bisa merasakan kehangatan.

“Mau ketempat itu lagi ?” Tiffany mengangguk dan menatap wajah Taeyeon. Walaupun wajah mulus itu di hiasi luka ia seakan melupakannya. Kali ini mereka tidak berlari, Taeyeon kapok atas perbuatannya pada Tiffany waktu itu.

Ilalang yang tumbuh dengan lebat dan berwarna kekuningan itu menyentuh kulit mereka. Taeyeon menggenggam tangan Tiffany dan membiarkan dirinya jalan lebih dulu melewati ilalang itu. Dengan maksud agar Tiffany tidak kesulitan dan merasa risih dengan ilalang yang menyentuhnya.

Kembali mereka di sambut dengan tiupan angin yang kencang, tiupan angin yang bisa membuat rambut yang mereka gerai itu menari seiring dengan hembusan angin. Taeyeon kini melangkah maju mendekati tepi jurang, tangannya masih menggenggam erat tangan Tiffany. Ia sama sekali tidak membiarkan gadis di belakangnya berdiri pada tepi jurang yang mengancam bahaya, maka dari itu ia sengaja membiarkan tangan Tiffany memeluk pinggangnya. Tiffany tersentak dengan perlakuan Taeyeon, kali ini bukan hanya sekedar moment indah tapi sangat romantic.

Tiffany menatap lengannya yang di biarkan melingkar di sekitar pinggang gadis tersebut. Membiarkan tubuhnya memeluk Taeyeon dari belakang, ia yang dalam posisi seperti ini puas memandangi wajah Taeyeon dari samping.

“Kau suka ?” Pertanyaan lembut itu membuat Tiffany mengangguk. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Taeyeon dan tanpa sadar Taeyeon bergoyang ke kanan-kiri dengan gerakan pelan. Seperti menimang.

“Tiffany.”

“Hmm..” Gurauan pelan dari Tiffany membuat Taeyeon terkekeh, suaranya seperti orang yang mengantuk. Taeyeon mengusap lengan yang melingkar di pinggangnya, membiarkan gadis yang memeluknya itu merasa nyaman.

“Tae aku mengantuk.” Tiffany berucap pelan. Dari nada suaranya ia benar-benar mengantuk. Bahkan Taeyeon berani bertaruh kalau gadis ini hanya membuka matanya dengan setengah.

“Apa yang kau perbuat semalam ? Kau bergadang ?” Gadis di belakangnya itu mengangguk.

“Aku harus mengurusi kasus pencurian batu berharga kemarin. Aku kurang tidur Taeyeon-ah..” Taeyeon mengangguk. Kali ini ia memutar tubuhnya dan memeluk Tiffany dari depan, ia sedikit memaksa Tiffany untuk berjalan menjauh dari tepi jurang tersebut.

Taeyeon terduduk beralaskan ilalang. Di tepuk pelan pahanya untuk Tiffany menidurkan kepalanya di atas sana.

“Sekarang tidurlah.” Taeyeon mengusap pelan rambut Tiffany. Gadis itu benar-benar menuruti kemauannya. Dengan perlahan Tiffany memejamkan matanya, rasanya senang sekali bisa tertidur dengan posisi seperti ini. Tubuhnya memang lelah dan matanya perlu beristirahat, ia sengaja berkunjung kesini karena merindukan Taeyeon.

1 Jam berlalu Taeyeon nampaknya tidak bosan dengan wajah malaikat yang di hadirkan Tiffany. Ia belum puas menyusuri wajah itu dengan jemarinya, ia selalu ingin melihat wajah itu. Taeyeon mengadahkan kepalanya ke atas, ia menyadari setetes air yang menetes dari atas. Hujan. Ia berusaha membangunkan Tiffany. Namun ia tak tega dengan Tiffany yang benar-benar tertidur pulas.

Taeyeon menguatkan hatinya, berharap kondisinya sudah membaik dari kejadian misinya kemarin.Sebelum melakukan sesuatu pada Tiffany ia melepaskan sweater yang ia pakai dan menutupi kepala Tiffany.

Dengan perlahan ia mendudukan tubuh gadis itu dan ia dengan cepat menyandarkan tubuh gadis itu pada punggungnya. Ia mengalungkan kedua tangan Tiffany yang terjuntai bebas. Secara pasti ia mengangkat tubuhnya di tambah tubuh Tiffany. Ia menggendongnya. Tangan kecilnya itu memegang kaki Tiffany dengan erat tak akan membiarkan gadis itu terjatuh.

Hujan yang turun semakin deras memaksa dirinya untuk berlari dan mencari tempat berteduh. Ia tak tahu apakah Tiffany membawa mobil atau tidak ? Yang penting sekarang adalah tujuan utamanya mobil pribadinya sendiri.

Dengan usahanya yang keras Taeyeon berhasil membuka pintu mobilnya sendiri. Tubuh Tiffany sangat berat ternyata jauh dari dugaan yang sebenarnya, ia ikut masuk ke dalam kursi penumpang bagian belakang dan menutup pintu mobilnya. Tubuhnya basah berbeda sekali dengan Tiffany yang basah hanya di bagian kaki. Ia menghela nafas dan tersenyum.

“Mianhae. Kau pasti bergadang karena mencari pelaku pencurian itu. Pelakunya ada di sini. Di hadapanmu.” Taeyeon berucap lembut saambil mengelus pelan wajah Tiffany.
***
Sooyoung berjalan perlahan memasuki kantor Agent XYZ. Sudah seminggu ia membiarkan kantor ini terlantar, kalau boleh dibilang ia mau meninggalkan seberapa lama pun tak akan ada yang berubah. Disana tetaplah hanya seorang Choi Siwon yang ada. XYZ Agent hanya terdiri dari 3 anggota yaitu Choi Sooyoung, Kim Taeyeon dan Choi Siwon. Siwon memutuskan berhenti menjalankan misi namun tetap menetap di Agent itu.

Saat itu juga Siwon lewat di hadapannya dan berhenti. Pria itu masih dengan setianya memakai kemeja putih berserta dasi. Sooyoung mendesah pelan ia sedang malas berdebat dengan Siwon apalagi hingga seperti waktu itu. Ia tidak ingin.

“Soo.. kali ini aku memintanya dengan baik-baik.” Suara lembut Siwon terdengar seperti bualan di telinga Sooyoung. Gadis jangkung itu menyedekapkan tangannya, berusaha melayani perkataan Siwon.

“Wae ?”

“Berikan benda itu padaku.” Sooyoung menatapnya tak percaya, ternyata pria ini hanya ingin meminta benda itu. Bukan karena Sooyoung meremehkan benda itu adalah benda peninggalan berharga dari Doojoon. Doo oppanya.

“Kenapa kau seperti ini Oppa! Kau tahu aku kehilangan sosokmu!” Siwon tersentak dengan perkataan gadis di hadapannya itu. Tak menyangka ternyata Sooyoung menganggapnya sebagai sosok yang penting.

“Aku harus menjelaskan ini padamu. Tentang Doojoon. Doo Oppa-mu.” Sooyoung membelalakan matanya saat mendengar nama Doojoon di sebut oleh Siwon.

“Kau mengetahui penyebab kematiannya karena kecelakaan bukan ? Kau salah Sooyoung-ah. Ia dibunuh!” Seketika itu matanya terasa panas. Apalagi ini ? Berita macam apa ? . Sooyoung mengepalkan tangannya menahan tangis.

 

FlashBack

Seorang pria menggenggam tangan seorang gadis, Ia menatap hangat kedua mata si gadis yang ada di hadapannya. Wajah cantik si gadis seolah menyihirnya, walaupun ia tahu umur mereka yang berbeda jauh, tapi seperti kebanyakan orang cinta tak memandang dari apapun.

“Oppa~” Panggil si gadis dengan manja, tangan si pria langsung memeluknya dengan erat. Mala mini adalah malam perpisahan mereka, hubungan mereka sudah cukup sampai di sini. Semakin di teruskan akan semakin menambah masalah.

“Soojung-ah pulanglah. Ayahmu pasti marah kalau melihat kita.” Gadis itu mengangguk patuh pada sang pria. Disempatkanya gadis itu untuk mendekat dan di ciumnya kening si gadis tersebut.

“Doojoon Oppa. Saranghae~” Pria itu mengangguk tenang, pria itu Doojoon dan si gadis adalah Soojung. Doojoon mengusap kepala Soojung dengan lembut dan menepuk punggungnya. Menyuruhnya untuk pulang dan masuk ke dalam rumahnya.

Tak sadar mereka di perhatikan seseorang. Seseorang yang memang dari awal pertemuan dua insane itu sudah membenci hubungan mereka. Setelah ia memast

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Chapter 15: Buena historia
Eriika
#2
Hsuai
Aesthetic_blue #3
Chapter 13: I love this ff :*
kpop_poppop #4
yulsic
wufanneey
#5
Chapter 1: Wah. Ada snsd fanfic, dalam bahasa pula. Harus saya list buat jadi bacaan waktu liburan nih.

Author-nim, untuk sekarang ijin subcribe dulu ya. Gomawo.
romancefanfics #6
updatee:)))
joowonlov #7
i hope you can update soon^
kpoplover38 #8
is this fic going to be long or short? anyway cant wait for the first chapter
hoseokislove #9
looking forward to the first chapter<3
kaisooshipper12 #10
ahh cant wait^^