Chapter 8

Tears of The Night
Please Subscribe to read the full chapter

Apa yang sedang mereka bicarakan? 

Batin Nichkhun. Sudah hampir 30 menit dia menunggu di sini, sambil bersandar pada mobilnya. Dia tidak di perbolehkan dekat-dekat dengan mereka, apa lagi menguping pembicaraan mereka.  Padahal dia hanya tidak ingin berjauhan dengan kekasihnya itu. 

Tapi lihatlah mereka berdua.

Jika  ada orang yang bisa melihat, mereka pasti mengira,  mereka berdua itu adalah saudara kembar yang benar-benar identik. Sedikitpun tidak ada perbedaan. Sama persis.

Mereka sedang asyik mengobrol. Terkadang pembicaraan mereka sangat serius, itu bisa dilihat dari kerutan pada kening grandpa Wooyoung. Kadang mereka tertawa terbahak-bahak, bahkan cekikikan.

Tapi hanya Nichkhun yang tahu, jika diantara mereka terdapat perbedaan yang cukup besar dan mereka juga dipisahkan oleh jurang yang cukup lebar.

Salah satu dari mereka tinggal di dunia nyata, sedang yang lain tinggal di dunia para malaikat.

Nichkhun tersenyum. Dengan pakaian serba putih dan tubuh yang bersinar terpapar matahari, Jang Wooyoung sudah terlihat seperti malaikat, tanpa harus  memiliki sepasang sayap dipunggungnya. 

"Kau terlihat bahagia."

Sebuah suara di sampingnya, membuatnya terhenyak dari pikirannya.

"Oh, Nichkhun grandpa! Anneyeong!" Nichkhun membungkuk memberi hormat, dan di balas dengan anggukan kecil.

"Aku lihat tatapanmu tidak pernah lepas darinya." 

Nichkhun tersenyum dan kembali melihat dua orang yang masih mengobrol itu. "Grandpa, jika aku boleh bertanya, pernahkah tatapanmu berpaling darinya?" Nichkhun bertanya, tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tidak pernah. Bahkan ketika aku tertidur, mataku tetap terbuka dan memandanginya yang sedang tertidur dalam pelukanku." jawabn Grandpa Nichkhun, dan menatap mereka juga.

Mereka lalu saling bertatapan, kemudian tersenyum bersama.

"Tapi aku sedikit khawatir. Dia masih sangat muda." 

"Grandpa, ketika kau bertemu Wooyoung-mu umurmu sama denganku yang sekarang. Harus berapa lama lagi aku menunggu?" 

"Setidaknya biarkan dia seumuran dengan Wooyoung-ku." Grandpa Nichkhun menatap dua Wooyoung dengan tatapan lembut. 

Nichkhun menghela nafas. Dia membenarkan perkataan grandpa Nichkhun. Usia Wooyoung-nya, masih 19 tahun. Dia seorang mahasiswa tingkat dua. Tapi lihat penampilannya. Memakai celana pendek putih di atas lutut, kemeja biru, dan topi putih yang bertengger di atas kepalanya.. Dia tampak seperti bocah 10 tahun.

Nichkhun merasa seperti menikahi anak di bawah umur.

"Grandpa, mengapa aku tidak bertemu dengan Hwang Chansung, seharusnya dia sudah bekerja denganku. Aku membutuhkannya untuk menjaga Wooyoung-ku."

"Dia menolak reinkarnasi. Dia sangat menyesal, karena tidak bisa menjagaku dan Wooyoung-ku dengan baik. Dia hanya ingin menebus kesalahannya itu selama-lamanya." jawab grandpa Nichkhun sambil melirik seseorang yang berdiri agak jauh dari dua Wooyoung itu.

"Kalau aku boleh tahu, siapa Wooyoung-mu itu? Apa hubungannya dengan Wooyoung-ku?" tanya grandpa Nichkhun.

"Dia cucu dari adik perempuan Wooyoung-mu. Adik perempuannya itu sudah meninggal, tapi adiknya yang lain masih hidup. Dia ingat memiliki seorang kakak yang pergi ke Seoul, dia masih ingat dengan namanya, tapi sudah lupa bagaimana rupa kakaknya itu.

Kakak perempuannyalah yang masih ingat dengan wajah kakaknya, ketika Jang Wooyoung lahir, dia yang memberikan nama itu hanya untuk mengenangnya sebelum dia meninggal.." Jawab Nichkhun.

"Apa kau sudah meminta maaf pada keluarganya?"

"Ya, tapi aku tidak memberitahu mereka tentang siapa yang membunuhnya. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa dengan keluarga kita."

"Tapi kau harus memberitahu Wooyoung-mu dengan cerita yang sebenarnya. Aku tidak ingin hubungan kalian di dasari dengan satu kebohongan."

"Grandpa tenang saja, aku sudah memberitahunya, dia yang menginginkan jika pembunuh Wooyoung-mu tidak disebutkan."

"Baguslah kalau begitu." desah Grandpa Nichkhun lega. "Sepertinya mereka sudah selesai." katanya lagi setelah melihat dua Wooyoung itu memisahkan diri.

Nichkhun menoleh ke arah dua Wooyoung, dalam sekejap grandpa Nichkhun telah berada di samping Wooyoung-nya dan langsung memeluk pacarnya itu dengan mesra.

Sedangkan Wooyoung-nya berjalan mendekatinya. Nichkhun menyambut huswifenya itu kedalam pelukannya.

Nichkhun melihat grandpa Nichkhun dan grandpa Wooyoung melambai kearahnya. Nichkhun mengangguk sambil tersenyum kecil. Kemudian mereka menghilang dari pandangannya.

"Lama sekali. Apa yang kau bicarakan dengannya?" tanya Nichkhun dengan muka cemberut.

"Rahasia para Huswife." Wooyoung terkekeh melihat muka suaminya. "Ah, andai grandpa Wooyoung masih hidup, mungkin kami bisa menjadi sahabat dekat,"

"Mungkin saja. Walaupun itu tidak akan terjadi, karena kalian orang yang sama."

Wooyoung mengangguk, mendekap erat dan menempelkan telinganya di dada kekasihnyanya. " Aku tadi juga mengucapkan terima kasih padanya."

"Untuk apa?" tanya Nichkhun, dia menjauhkan diri untuk menatap wajah Wooyoung.

Wooyoung mengangkat kepalanya, dan membalas tatapan kekasihnya. "Karena dia sudah menolakmu. Bayangkan jika kalian bersama. Kita tidak akan bertemu." jawab Wooyoung lembut.

"Grandpa Wooyoung di takdirkan hanya untuk Grandpa Nichkhun, Sedangkan kita di takdirkan bersama. Tak ada yang bisa memisahkan mereka, begitu juga dengan kita."

Wooyoung kembali mengangguk.

"Ayo sekarang kita pulang. Auntie sudah tidak sabar ingin melihatmu. " Nichkhun merangkul pundak Wooyoung dan membukakan pintu mobil untuk kekasihnya.

Setelah mendudukkan Wooyoung di dalam mobil, Nichkhun berjalan memutar dan masuk kedalam mobil dan membawanya meninggalkan kompleks pemakaman itu.

 

_______________________________________________________________________________________________________________________________________

 

"Baby!"

Nichkhun mencari keberadaan kekasihnya di kediaman mereka. Ketika dia bangun dari tidurnya, kekasihnya itu tidak ada di sampingnya. 

"Wooyoung, kau dimana?" serunya lebih kencang. Dia membuka semua pintu dan masuk kesemua ruangan, tapi kekasihnya itu tidak ada.

"Honey!"

"Khunnie, aku disini." Suara kekasihnya itu terdengar dari depan. 

Nichkhun bergegas ke depan. Dia melihat kekasihnya seperti baru saja pulang dari suatu tempat. Dihampirinya kekasihnya itu lalu di peluknya dengan erat, seperti kekasihnya itu pergi meninggalkannya untuk beberapa lama.

"Darimana kau? Kau tidak ada di sampingku ketika aku bangun tadi pagi. Aku takut telah terjadi sesuatu padamu."

"Aku hanya ingin bertemu dengan seseorang, ada sesuatu yang aku pinta darinya." jawab Wooyoung.

Nichkhun menatap kekasihnya itu dengan tatapan tanda tanya. 

Wooyoung tersenyum. "Aku memohon pada Dewa, agar mereka bisa punya anak." 

"Honey, mereka pasti bisa punya anak. Mereka hanya harus mencari ibu pengganti."

"Itu tidak cukup, Khunnie." Wooyoung menggelengkan kepalanya."  Aku ingin Wooyoung bisa hamil dan melahirkan anak mereka sendiri." 

"Tidakkah itu terlalu berlebihan? Bukan saja mereka yang akan terkejut, tapi berita itu bisa menggemparkan seluruh dunia." jawab Nichkhun tidak setuju.

"Aku tahu, Khunnie. Tapi mereka pasti bisa mengatasinya." 

"Tapi..."

"Khunnie, aku memohon hal ini, karena aku ingin mempersembahkan sesuatu untukmu. Aku juga tadi sedi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anakyung #1
Chapter 8: Lanjutin rainbow in your eyes nya thooor, kereeen
jenn84869 #2
Chapter 8: Kurang panjang nih endingnya...
Mereka cute banget hahaha..
Sequel dong author
DityaHwang #3
Chapter 8: Ending yg diharapkan...
Bagus bgt thor fic ini...
Senang semuanya baik yg di bumi dan di akhirat...
Semangat buat karya selanjutnya thor....
bsujizy #4
Chapter 8: Loh ini ending? heheeeeee gabisa gituuuuu XD
hwootestjang #5
Chapter 8: Awwwwwwwww.... Sungguh aq sangat suka...
Ending nya bagus banget
adeumi
#6
Chapter 8: Weeewww happyy endiiinggg ..

Sebenernya gak rela ff ini end :(
Semangat buat author bikin ff baru lg (ngarep.com) hehe
LenkaChakhi
#7
Chapter 8: Yahhh onnie ,
Ini terlalu lama untuk update and terlalu cepat end . Dan terlalu pendek :' Masih kurang puas kangen kangenan sama ff ini mala dah end aja . Hiks.
But i love the ending ;) aku kira mereka bakalan punya anak dulu baru end ;) . Aha
Ahhh aku berharap untuk sequel onnie..
Oke yang lainya fi update jg ya onnie.
Thaks you have write great story :* ah chu:*
aririska #8
Chapter 8: aaaaahhhhh..... nice end authornim .... i love the end sooo much ...hehehe
thank's ud bikin fic in happy end ya....
klo bisa bikin sequelnya ya..hehe klo bisa kok ^_^
.
.
. ditunggu fic selanjutnya .... moga aja sequelnya taeyang termasuk di karya author selanjutnya ,,, hehehe #ngarep ...
. Fighting ...!!! ^_^
YoungieChannie
#9
Chapter 7: Nunggu ampe lumutan deh aku,akhirnya di update juga.
Abis ini update yg taeyang donk thur,kan penasaran juga ama endingnya.
nuneoTAMA #10
Chapter 7: chp 1-7 : wa;aupun mataku lelah... tapi makasih untuk ff yang bagus ini.... baca nonstop dari kemaren