Chapter 1

Tears of The Night
Please Subscribe to read the full chapter

Dalam fic ini author ingin bermain di genre mistery, padahal sesungguhnya author takut dengan hal-hal yang berbau mistery.

Tapi tiba-tiba author mendapatkan ide ini setelah author pulang dari bioskop sehabis nonton  ANNABELLE.

Benar-benar film yang menyeramkan dan author sempat berteriak beberapa kali dalam bioskop. Sangat memalukan bukan?

Oke, sekarang selamat membaca dan maaf jika masih banyak yanga salah ketik.

Enjoy!

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

 

Wooyoung menghembuskan nafas ke kedua tangannya yang dia tempelkan ke mulut. Nampak uap panas berhamburan di sekitar wajahnya.

Malam ini begitu dingin, salju turun sangat deras, Wooyoung beberapa kali harus melompat-lompat atau berjalan mondar-mondir, hanya untuk menghangatkan tubuhnya. Dia tidak memakai pakaian dingin yang memadai, sehabis kerja tadi dia langsung menuju kesini, dan tidak sempat membawa baju hangat yang cukup. Hanya sebuah jaket tipis dan syal pemberian kekasihnya.

Hampir satu jam, dia menunggu kedatangan kekasihnya. Mereka akan bertemu di sini, dan pergi meninggalkan negara Korea untuk berangkat ke Amerika. Saat ini, Korea sedang dilanda perang saudara, dan di jajah oleh negara tetangga yaitu Jepang. Di perbatasan Korea bahkan sudah terjadi perang yang hebat. Sudah banyak korban yang berjatuhan. 

Kekasihnya sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi di negara mereka. Tapi karena orang tuanya kaya dan mereka masih keturunan bangsawan, mereka mendapatkan kawalan tingkat tinggi dari pihak keamanan negara. Namun tetap orang tuanya masih khawatir, jadi mereka menginginkan kekasihnya untuk pindah ke Amerika, ketempat pamannya tinggal. Padahal baru beberapa bulan yang lalu dia datang ke Korea setelah menyelesaikan kuliahnya di sana, untuk mengurus bisnis keluarga mereka.

Wooyoung begitu gembira, ketika kekasihnya memutuskan untuk membawanya juga ke Amerika. Rencananya, mereka akan melarikan diri untuk menikah di sana. Hubungan percintaan mereka di tentang oleh keluarga kekasihnya itu, mereka tidak mungkin bisa bersama  jika tetap tinggal di Korea. Wooyoung sangat bahagia, karena kekasihnya rela meninggalkan keluarganya dan meninggalkan segalanya, hanya untuk bersama dengannya. Dia benar-benar merasa tersanjung. Baru kali ini dia begitu di cintai dan diinginkan.

Tapi, yang Wooyoung pertanyakan, mengapa kekasihnya menyuruhnya menunggu di depan Hotel mewah milik keluarganya dan merupakan tempat Wooyoung bekerja? Bagaimana jika seseorang mengenalnya, dan  mengetahui tujuannya menunggu di sini, lalu mengadukannya pada ayah kekasihnya itu?

Wooyoung merogoh kantong jaketnya dan mengeluarkan sebuah kertas, di bacanya lagi surat dari kekasihnya. Dia takut salah baca dan salah mengartikan tulisan kekasihnya. Tapi setelah berkali-kali dia baca, memang kekasihnya menyuruhnya untuk menunggu di jembatan, di depan Hotel. Wooyoung kembali melipat surat itu, lalu memasukkannya kedalam saku jaketnya.

Wooyoung melihat bayangan hitam seseorang, yang sedang berjalan mendekati dirinya. Dia menajamkan penglihatannya dan tersenyum, mungkin kekasihnya sudah datang.

"Woo, kaukah itu?" teriak orang itu.

Wooyoung mengenali suara itu, dia adalah temannya yang juga bekerja di Hotel.

"Hyung nim. Mengapa kau ke sini?" tanya Wooyoung setelah orang itu sudah di dekatnya.

"Aku di suruh tuan untuk membawamu kedalam ke hotel, dia telah menunggumu di sana." kata orang itu.

"Benarkah? Tapi dalam suratnya dia menyuruhku untuk menunggunya di sini."

"Dia mengatakan padaku, untuk menyuruhmu masuk, kasihan dia akan kedinginan jika menunggunya disini, katanya begitu."

Wooyoung ragu sesaat, lalu melangkah mengikuti orang itu ke dalam Hotel.

"Tuan sedang menunggumu di kamarnya, kau bisa langsung pergi kesana." 

"Baiklah, terima kasih Hyung nim." kata Waooyoung sambil tersenyum.

Wooyoung masuk ke lift dan dia menekan tombol dengan angka 6, lantai tertinggi dari Hotel itu. Dia sudah hapal, di mana kamar kekasihnya berada, karena dia sudah beberapa kali menghabiskan waktu dengan kekasihnya itu di dalam kamar pribadi kekasihnya.

Wooyoung membuka pintu dengan tidak sabar, dia ingin segera bertemu dengan kekasihnya. Dia ingin menanyakan mengapa kekasihnya itu menyuruhnya masuk ke Hotel. Apakah dia akan membatalkan keberangkatan mereka?

"Sayang, aku sudah datang!" teriaknya riang.

Di dalam kamar itu sudah menunggu beberapa orang, Wooyoung tidak kenal dengan mereka, tapi dia kenal dengan baik orang yang sedang duduk di tempat tidur kekasihnya tersebut.

"Halo, apa kabar Woo? Mau kemana kau malam-malam begini?" tanya orang itu dingin.

"Tt...tuan!" Mengapa anda ada di kamar ini.?" tanya Wooyoung sangat takut. Tubuhnya gemetar keras, wajahnya langsung memutih dan keringat dingin bercucuran di tubuhnya. Perlahan dia mundur beberapa langkah. Tapi punggungnya terbentur tubuh orang yang berdiri di dekat pintu. Dia menoleh, dan melihat dua orang yang tinggi besar menghalangi pelariannya.

"Jangan takut Woo, aku hanya ingin bernegoisasi, dan percayalah hal ini pasti akan menguntungkan buatmu." orang itu berkata sambil tersenyum. Tapi bagi Wooyoung senyum itu sangat menakutkan.

Wooyoung meronta dari pegangan orang-orang yang dia perkirakan adalah pengawal dari tuannya itu, tapi dengan mudah, ke dua orang itu mengangkat tubuhnya dan melemparkannya ke lantai.

Tubuhnya langsung terlempar jauh, dia meringis kesakitan, dia merasa tangannya patah. Dia memegang tangannya dan mencoba untuk duduk. Air mata sudah tergenang di matanya, tapi dia tidak ingin menyerah.

"Aku tidak akan kasar padamu jika kau mau bekerja sama. Jadilah anak yang baik jika kau ingin selamat, ok?" kata orang itu lagi dengan suara dingin.

"Lebih baik aku mati, jika kau menyuruhku untuk berpisah dengannya." kata Wooyoung menatap orang itu tajam.

"Oh, jangan khawatir, aku pasti mengabulkan permohonanmu, karena tujuanku datang ke sini itu memang untuk melakukan hal itu. Aku hanya ingin melihatmu langsung, karena aku bertanya-tanya seperti apa orang yang di cintai cucuku sampai-sampai dia  ingin membuang keluarganya sendiri. Dan setelah aku melihatmu, ternyata kau hanya sampah! Kau hanya seorang benalu dalam keluargaku. Kau tidak pantas baginya, jadi wajar jika aku ingin menyingkirkanmu untuk menyelamatkan cucuku." katanya tersenyum dengan raut wajah kejam.

Dia menjentikkan tangannya pada dua pengawalnya, dan dua orang itu kembali mendekati Wooyoung, lalu mereka menyeret tubuh Wooyoung dengan kasar, keluar dari kamar itu.

Wooyoung memejamkan mata, sadar waktunya untuk hidup di dunia ini hanya sebentar lagi. Maka dengan sisa tenaga dan suara yang dia miliki, dia berbisik pelan.

 

"Saranghae..."

-

-

"Saranghae..."

-

-

"Saranghae.."

 

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

 

Nichkhun mengacak-ngacak rambutnya, sudah hampir seharian dia mempelajari file-file perusahaan, tapi dia masih belum mengerti juga. Yah, bukan salahnya jika dia bingung. Dia baru saja sampai di Korea 5 hari yang lalu, dan ayahnya langsung menyuruhnya untuk masuk kekantor dan membereskan dokumen yang sudah ditinggalkan oleh karyawan yang mengundurkan diri. 

Nichkhun berdiri dan berkaca, rambutnya sudah berantakan. Dirapikannya rambutnya itu dengan jari-jarinya, lalu dia keluar dari kantornya. Dia ingin menjernihkan pikirannya sebentar, dia ingin berjalan dan melihat Mall yang ada di bawah kantornya.

Nichkhun keluar dari lift dan langsung melihat keramaian pengunjung. Sekarang hari sudah

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anakyung #1
Chapter 8: Lanjutin rainbow in your eyes nya thooor, kereeen
jenn84869 #2
Chapter 8: Kurang panjang nih endingnya...
Mereka cute banget hahaha..
Sequel dong author
DityaHwang #3
Chapter 8: Ending yg diharapkan...
Bagus bgt thor fic ini...
Senang semuanya baik yg di bumi dan di akhirat...
Semangat buat karya selanjutnya thor....
bsujizy #4
Chapter 8: Loh ini ending? heheeeeee gabisa gituuuuu XD
hwootestjang #5
Chapter 8: Awwwwwwwww.... Sungguh aq sangat suka...
Ending nya bagus banget
adeumi
#6
Chapter 8: Weeewww happyy endiiinggg ..

Sebenernya gak rela ff ini end :(
Semangat buat author bikin ff baru lg (ngarep.com) hehe
LenkaChakhi
#7
Chapter 8: Yahhh onnie ,
Ini terlalu lama untuk update and terlalu cepat end . Dan terlalu pendek :' Masih kurang puas kangen kangenan sama ff ini mala dah end aja . Hiks.
But i love the ending ;) aku kira mereka bakalan punya anak dulu baru end ;) . Aha
Ahhh aku berharap untuk sequel onnie..
Oke yang lainya fi update jg ya onnie.
Thaks you have write great story :* ah chu:*
aririska #8
Chapter 8: aaaaahhhhh..... nice end authornim .... i love the end sooo much ...hehehe
thank's ud bikin fic in happy end ya....
klo bisa bikin sequelnya ya..hehe klo bisa kok ^_^
.
.
. ditunggu fic selanjutnya .... moga aja sequelnya taeyang termasuk di karya author selanjutnya ,,, hehehe #ngarep ...
. Fighting ...!!! ^_^
YoungieChannie
#9
Chapter 7: Nunggu ampe lumutan deh aku,akhirnya di update juga.
Abis ini update yg taeyang donk thur,kan penasaran juga ama endingnya.
nuneoTAMA #10
Chapter 7: chp 1-7 : wa;aupun mataku lelah... tapi makasih untuk ff yang bagus ini.... baca nonstop dari kemaren