Chapter 4

Tears of The Night
Please Subscribe to read the full chapter

 

Please read and enjoy.

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

"Tolong, biarkan aku pergi." pinta Wooyoung dengan suara memelas. Matanya sudah berkaca-kaca.

Nichkhun manatap Wooyoung, dan merasa kasihan, di lepaskan pelukannya dan membiarkan Wooyoung berdiri dan menjauhinya.

"Setidaknya kau harus jawab pertanyaanku dulu." kata Nichkhun memohon.

"Pertanyaan yang mana?" balas Wooyoung sambil melilitkan syal merahnya ke leher.

"Mengapa kau marah padaku waktu itu?" 

"Lupakanlah, kau hanya pelampiasan saja, aku tidak bermaksud marah padamu." Wooyoung berjalan kepintu, tapi sebelum dia bisa membukanya, Nichkhun sudah menghalanginya.

"Aku tidak akan mengijinkanmu meninggalkan ruangan ini sebelum kau menjawab pertanyaanku." Nichkhun mengunci pintu dan mencabut kuncinya, lalu menyimpannya dalam saku kemejanya.

Nichkhun maju selangkah mendekati Wooyoung, tapi Wooyoung mundur dua langkah.

"Ahh, mungkin kau marah, ketika kau melihat aku jalan bersama tunanganku." Nichkhun tersenyum kecil dan mengetahui dari mana asal kemarahan Wooyoung padanya. Dia masih berjalan maju, mendesak Wooyoung ke dinding.

"A..apa yang kau bicarakan. Untuk apa aku marah, aku bukan siapa-siapamu." Jawab Wooyoung gemetar. Dia merasa punggungnya membentur dinding. Kemudian Nichkhun langsung menguncinya dengan kedua tangan.

"Jadi kau ingin menjadi siapaku?" Tanya Nichkhun menggoda. "Kau cemburu?"

"Yach!" Wooyoung berteriak dan mendorong dada Nichkhun, tapi Nichkhun tak bergeming dan dia bisa melihat pipi Wooyoung bersemu merah.

Mereka diam dan saling menatap. Nichkhun membelai pipi Wooyoung yang mulus dengan halus, lembut. "Aku juga sering bertanya dalam hati. Mengapa kau bisa membuat jantungku berdetak tak karuan, dan membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aku selalu memikirkanmu, dan selalu terbayang wajahmu." kata Nichkhun dengan lembut.

Wooyoung memalingkan mukanya. "Kau akan menyesal telah berkata seperti itu." katanya pelan. Dari sudut matanya turun settitik air mata dan mengalir kepipi.

"Mengapa? Atau karena dunia kita sudah berbeda, seperti yang kau katakan tadi?" jawab Nichkhun balik bertanya.

Wooyoung menganguk. "Dan kau juga sudah punya tunangan."

Nichkhun menghela nafas panjang dan menarik tangannya dari dinding. "Dia bukan tunanganku lagi. Kami sudah memutuskan pertunangan itu. Kami menyadari, jika kami tidak saling cinta. Dan sebentar lagi dia akan menikah dengan pacarnya." kata Nichkhun sambil tersenyum kecil.

Wooyoung terkejut dan membelalakkan matanya. 

"Yach! Jangan bersikap seperti itu. Aku jadi ingin menciummu." kata Nichkhun gemas.

Wooyoung mengerjapkan matanya, dan pipinya kembali memerah. Kemudian dia mendorong tubuh Nichkhun dan berlari kepintu, dia memegang kunci ruangan itu yang di curinya dari saku kemeja Nichkhun. 

Dengan cekatan, dia membuka pintu, kemudian berlari keluar sambil tertawa cekikikan.

"Hei, pencuri! Kembali! Stop!" Nichkhun tertawa, dan mengejar Wooyoung.

Mereka berlari di dalam Mall yang luas sambil tertawa-tawa. Nichkhun senang, karena Wooyoung telah kembali menjadi dirinya seperti pertama kali mereka bertemu. Bermain dan tertawa bersama. 

Tapi tiba-tiba, Woyoung berhenti berlari, dan langsung bersembunyi di antara kotak-kotak yang ada dalam Mall. Nichkhun membuntuti Wooyoung dan ikut bersembunyi.

"Mengapa kau bersembunyi disini?" tanya Nichkhun dengan nafas ngos-ngosan.

"Sshttt..." Wooyoung menempelkan jari telunjuknya ke bibir. Menyuruh Nichkhun diam.

"Siapa yang kau lihat? Jong Kok sshi?" Nichkhun berbisik.

Wooyoung mengangguk.

Benar saja, tidak berapa lama kemudian, seorang Security melewati kotak-kotak, tempat mereka bersembunyi. Dia membawa sebuah tongkat dan senter.

Nichkhun melihat tubuh Wooyoung gemetar, dan wajahnya pucat pasi. Nafasnya berhembus kencang.

"Tenanglah, dia sudah pergi." ujar Nichkhun lembut. Di raihnya Wooyoung kedalam pelukannya, dan merasakan jika Wooyoung sudah sedikit lebih tenang.

Nichkhun menjauhkan kepalanya dan menatap wajah Wooyoung. Wajah yang beberapa hari terakhir menghantui mimpi-mimpinya, wajah yang selalu terbayang di matanya. Wajah yang membuatnya tersenyum dan tertawa.

"Woo." panggilnya lembut.

"Ehm?"

"Aku ingin menciummu."

Itu bukan sebuah permintaan, atau sebuah ijin. Dan itu juga bukan sebuah pernyataan. Nichkhun hanya mengutarakan keinginannya, dan dia tidak membutuhkan jawaban. Walau Wooyoung menolakpun, dia pasti dan tetap akan melakukannya.

Karena jika tidak, dia bisa menjadi gila!

Nichkhun mendekatkan wajahnya ke wajah Wooyoung yang memejamkan matanya, kemudian Nichkhun menempelkan bibirnya ke bibir Wooyoung. 

Bibir itu terasa lembut dan kenyal, dan dingin. Nichkhun yang awalnya hanya menempelkan bibirnya, kemudian melumat bibir merah itu, sampai terasa hangat. Tubuh Wooyoungpun, perlahan menjadi hangat.

Nichkhun memiringkan kepalanya agar dia bisa mencium Wooyoung dari berbagai sudut, lidahnya menyerbu masuk ke dalam mulut Wooyoung dan menjelajah kedalamannya. Kemudian Nichkhun menghentikan ciuman mereka karena kehabisan nafas. 

Wooyoung mengerang, dan menatap Nichkhun sayu, bibir merahnya membengkak. Nafasnya berhembus ke wajah Nichkhun dengan lembut.

"Ayo kita kembali kekantoku!" ajak Nichkhun sambil membawa tubuh Wooyoung berdiri.

Wooyoung hanya mengangguk. Dia masih belum bisa berkata-kata.

Nichkhun membawa tubuh Wooyoung dengan gaya pengantin dan berjalan menuju Lift. Wooyoung mengalungkan tangannya keleher Nichkhun dengan erat dan menyembunyikan wajahnya yang memerah di bahu Nichkhun.

Untuk kedua kalinya, malam itu Wooyoung berada dalam dekapan dan gendongan Nichkhun. 

Nichkhun kembali membaringkan tubuh Wooyoung ke sofa, namun kali ini Nichkhun ikut  membaringkan tubuhnya di sebelahnya kemudian menarik tubuh Wooyoung ke dalam dekapannya. Dia melepaskan syal merah yang melilit leher Wooyoung dan menaruhnya di atas meja.

Mereka akhirnya tertidur sambil berpelukan.

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Nichkhun berjalan mondar-mandir dalam kamarnya. 

Dia sedang berpikir dengan keras, bagaimana dia bisa keluar dari kamarnya sendiri nanti malam, dan bagaimana dia bisa memberikan pesan pada kekasihnya untuk pertemuan mereka nanti malam.

Sudah tiga hari dia dikurung di dalam kamarnya sendiri oleh orang tuanya, karena besok dia akan di bawa ke Amerika. Tapi dia ingin pergi ke Amerika bersama kekasihnya, dan memutuskan  untuk pergi lebih awal.

Ada seseorang penjaga di depan pintu kamarnya dan beberapa lagi di depan rumahnya, Dia harus mencari jalan untuk keluar dari rumhanya sendiri, dan harus berjuang untuk lolos dari penjagaan yang berlapis.

Tapi yang terpenting adalah sekarang dia harus mencari jalan untuk memberikan pesan pada kekasihnya.

Dia membuka pintu kamarnya, dan melihat penjaga yang bernama Jin Young sedang terkantuk-kantuk duduk di depan kamar. Dia tersenyum kecil dan kembali menutup pintu kamarnya, kemudian berjalan cepat ke meja dan menulis sebuah surat.

Nichkhun tersenyum menatap surat yang baru saja dia tulis. Surat yang akan menentukan kebahagiaan mereka. Isinya tentang tempat pertemuan mereka malam ini. Tempat dimana Nichkhun akan menjemput kekasihnya untuk pergi ke luar negeri dan hidup bersama di sana. Nichkhun yang menentukan tempatnya, yaitu di atas jembatan yang melintasi sungai Han. Disana ada sebuah perahu kecil yang akan mengantarkan mereka ke kapal yang akan membawa mereka ke Amerika. Nichkhun melipat surat itu dengan rapi dan memasukkannya ke dalam amplop. Kemudian dia keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap dan mencari seorang pelayan. Dia melihat seorang yang sedang berjalan ke dapur.

"Sang Mi sshi, boleh aku minta tolong?" panggil Nichkhun dengan pelan pada pelayan itu.

"Ne, apa yang harus saya lakukan, tuan?" tanya pelayan itu sambil menunduk hormat.

"Bisakah kau mampir sebentar ke hotel setelah kau pulang kerja? Tolong kau berikan surat ini pada Jang Wooyoung yang bekerja disana." kata Nichkhun memohon dan menyerahkan surat itu.

"Tapi, tuan saya tidak kenal dengan Jang Wooyoung." 

"Kalau begitu kau titipkan saja surat itu pada resepsionis, dan katakan jika surat itu untuk Jang Wooyoung." Nichkhun kemudian memberikan sejumlah uang pada pelayan itu untuk biaya transportnya.

 

Pukul 5 sore, Kang Sang Mi mengganti baju pelayannya di ruang ganti. Hari ini pekerjaannya telah selesai, dan dia ingin segera pulang. Dia harus pergi ke hotel keluarga Horvejkhul, yang memang searah dengan rumahnya untuk memberikan surat yang di titipkan tuan mudanya untuk Jang Wooyoung.

Tidak berapa lama kemudian Song Jin Young pengawal pribadi tuan Horvejkhul masuk ke dalam ruang ganti.

"Selamat sore Jin Young sshi." Kang Sang Mi memberi hormat.

"Oh, kau mau pulang?"

"Ne, tapi aku harus mampir dulu ke hotel."

"Apa ada sesuatu yang akan kau kerjakan disana?" tanya Jin Young. Pelayan rumah Horvejkhul, kadang harus berganti shift untuk bekerja di hotel juga.

"Ani, Tuan muda menyuruhku untuk mengantarkan sebuah surat untuk Jang Wooyuong yang bekerja di sana?"

"Jang Wooyoung?" tanya Jin Young sambil mengerutkan kening.

"Kau kenal dengannya?" tanya Sang Mi.

"Ne." jawabnya singkat.

"Bagaimana orangnya?" 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anakyung #1
Chapter 8: Lanjutin rainbow in your eyes nya thooor, kereeen
jenn84869 #2
Chapter 8: Kurang panjang nih endingnya...
Mereka cute banget hahaha..
Sequel dong author
DityaHwang #3
Chapter 8: Ending yg diharapkan...
Bagus bgt thor fic ini...
Senang semuanya baik yg di bumi dan di akhirat...
Semangat buat karya selanjutnya thor....
bsujizy #4
Chapter 8: Loh ini ending? heheeeeee gabisa gituuuuu XD
hwootestjang #5
Chapter 8: Awwwwwwwww.... Sungguh aq sangat suka...
Ending nya bagus banget
adeumi
#6
Chapter 8: Weeewww happyy endiiinggg ..

Sebenernya gak rela ff ini end :(
Semangat buat author bikin ff baru lg (ngarep.com) hehe
LenkaChakhi
#7
Chapter 8: Yahhh onnie ,
Ini terlalu lama untuk update and terlalu cepat end . Dan terlalu pendek :' Masih kurang puas kangen kangenan sama ff ini mala dah end aja . Hiks.
But i love the ending ;) aku kira mereka bakalan punya anak dulu baru end ;) . Aha
Ahhh aku berharap untuk sequel onnie..
Oke yang lainya fi update jg ya onnie.
Thaks you have write great story :* ah chu:*
aririska #8
Chapter 8: aaaaahhhhh..... nice end authornim .... i love the end sooo much ...hehehe
thank's ud bikin fic in happy end ya....
klo bisa bikin sequelnya ya..hehe klo bisa kok ^_^
.
.
. ditunggu fic selanjutnya .... moga aja sequelnya taeyang termasuk di karya author selanjutnya ,,, hehehe #ngarep ...
. Fighting ...!!! ^_^
YoungieChannie
#9
Chapter 7: Nunggu ampe lumutan deh aku,akhirnya di update juga.
Abis ini update yg taeyang donk thur,kan penasaran juga ama endingnya.
nuneoTAMA #10
Chapter 7: chp 1-7 : wa;aupun mataku lelah... tapi makasih untuk ff yang bagus ini.... baca nonstop dari kemaren