Chapter 5

Daddy's Daughter
Please Subscribe to read the full chapter

Halo, disini Youngieomma!


Terima kasih sudah membaca FF duetku bersama DantExo! Mohon maaf untuk keterlambatan publish di karenakan kerjaan saya sangat menumpuk di kantor menjelang lebaran.
Mohon pengertiannya.


Chapter 5 dan 6 ditulis oleh saya. Saya menanggapi salah satu komen di chapter 2 yang meminta untuk menuliskan 'hyeong' cukup dengan 'hyung' karena pengucapannya.

Tapi,


Saya rasa saya akan tetap menggunakan 'hyeong' 'eonni' 'noona' untuk penulisannya. Karena saya dan DantExo punya gaya menulis berbeda, jika kalian tidak pernah absen membaca FF dari individu kami. Kalian pasti bisa membedakan yang mana FF yang ditulis oleh saya dan DantExo.


Oke, cukup sekian^^


Sekali lagi, terima kasih sudah membaca FF dengan genre seperti ini. Semoga kalian terhibur!
Dukung kami selalu, salam eks o eks o


Youngieomma desuu~~
.


.


.


.


2014. 3. 10 (10 : 00 AM)


Bulu kuduk Chanyeol meremang, ini tanggal 10 Maret? Benar-benar 10 Maret? Apa yang dikatakan orang bermata panda di ruangan putih itu adalah kenyataan?

Ia benar-benar kembali?

Pria itu benar-benar seorang pengembali waktu?

Menoleh ke belakang, Chanyeol mendapati Yun tengah memakan pudding kesukaannya di atas sofa sambil asik menatap televisi, menonton kartun kesukaannya.

Chanyeol mendekat ke arah Yun, menatap anak perempuannya yang cantik.

Apakah ia bermimpi selama ini?

Dia pasti bermimpi kan?

Segalanya pasti hanya mimpi,

Atau ini sebuah acara baru? Hidden camera?

Chanyeol menatap setiap sudut rumahnya, tapi ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

" Appa?"

Yun menatap Chanyeol, mengibaskan tangannya berkali-kali, mencoba menarik perhatian Appanya yang terlihat melamun.
Chanyeol terkejut, menatap lekat-lekat jari jemari Yun yang berada di depannya dan menyentuh dengan lembut.

Jarinya hangat, terasa lembut dan NYATA.

Chanyeol menyentuh wajah Yun, ini asli, ini Yun asli!

Setengah memekik di dalam hati Chanyeol memeluk putri kecilnya dengan erat.

" Yun! Kau masih hidup! Kau masih hidup! Astaga! Astaga!"

Yun terdiam beberapa saat.

" Appa mengatakannya lagi! Apakah Appa ingin Yun mati?"

Chanyeol melepaskan pelukannya, menatap Yun dengan tatapan cemas.

" Jangan katakan itu Yun-ah, jangan katakan! Appa ingin kau hidup, tumbuh besar dan cantik.. Jangan katakan hal itu lagi!"

Yun menatap Chanyeol.

" Yun, Appa mencintaimu, benar-benar mencintaimu.." Chanyeol berkata dengan wajah cemas ke arah Yun yang menatapnya bingung.

Anak perempuan itu mengangguk.

" Aku juga mencintai Appa.." Menjawab dengan suara pelan.

Appanya bertingkah aneh.

Apakah mimpi yang Ayahnya alami selama tertidur tadi begitu menakutkan?

Yun hanya mengangkat bahu, menghabiskan puddingnya, bocah perempuan itu harus segera bergegas untuk pergi ke sekolah.

Ini hari minggu, tapi ia harus mengikuti kelas tambahan yang di adakan gurunya selama dua jam.
Baru-baru ini Yun mendapatkan nilai paling buruk di kelas menulis dan ia akan menjalani hukumannya hari ini.
.


.


.


Daddy’s Daughter


Youngieomma & DantExo
.


.


.

2014. 3. 10 (11 : 30 AM)


Chanyeol keluar dari kamarnya, baru saja ia mendapatkan telepon dari Minseok untuk segera datang ke gedung UK Entertainment. Bos besarnya, Choi Siwon ingin bertemu dan membicarakan sesuatu yang sangat penting untuk kariernya. Chanyeol juga ingin bertemu Minseok dan mengabarkan pada Manajernya tersebut tentang kembalinya Yun. Minseok pasti terkejut jika mengetahui Yun telah kembali.

Chanyeol sebenarnya tidak terlalu mengerti apa yang terjadi, dia tidak terlalu yakin apakah pria bermata panda itu memang seorang pengendali waktu atau ia hanya bermimpi tentang kematian Yun.

Chanyeol menatap sekitar, rumahnya kembali sepi, ia berjalan menuju dapur. Matanya menyelusuri tiap sudut dapur, mencari sosok putri kecilnya Yun.

Chanyeol berlari naik tangga menuju lantai 2 Apartementnya, dimana seluruh pakaian Yun dan pakaian miliknya berada disana.

Tidak ada.

Yun tidak ada.

Chanyeol berjalan cepat menuju balkon.

Tidak, Yun tidak berada disana.

" Yun?" Chanyeol mulai memanggil.

Tidak ada jawaban.

Ia kembali turun.

Mendadak peluh mengalir di dahinya.

Chanyeol takut.

Putrinya menghilang.

Ia panik.

Chanyeol membuka kamar Yun, dengan tergesa berlari ke kamar mandi, tidak ada tanda-tanda Yun disana.

Berlari keluar kamar, ia bergegas menuju ruangan bermain Yun.

Nihil, Yun tidak berada dimanapun.

" Yun? Yun? Kau dimana? YUN! PARK YUN!!!!"

Chanyeol memekik dengan nafas terengah-engah, suara beratnya menggema ke seluruh ruangan, matanya mulai berkaca-kaca.

Apakah ia hanya bermimpi?

Lagi?

Yun benar-benar masih hidup kan?

Tadi dia memeluk putri kecilnya dan ia berbicara dengan Yun.

Lalu, mengapa Yun menghilang lagi?

Dia pergi kemana?

KLEK.

Suara ruangan khusus menyimpan sepatu terdengar terbuka, Yun dengan wajah kebingungan dan pucat keluar dari sana, menggamit sepasang sepatu di lengan kecilnya.

" Appa? Ada apa? Kenapa berteriak?" Anak itu bertanya, sedikit ketakutan karena sikap ayahnya.

Chanyeol berlari memeluknya.

" Kau pergi kemana?!"

Yun tersentak karena gerakan ayahnya.

" A-aku mengambil sepatu.. Uh, sesak.. Lepaskan.. Appa.." Yun berkata dengan susah payah, pelukan Chanyeol sedikit membuatnya sesak nafas sesaat.

Chanyeol melepaskan pelukannya, menangkup wajah Yun, menatap anaknya dengan intens.

" Jangan terlalu jauh dari Appa.."

" Uh?"

Chanyeol kembali memeluk Yun.

Yun terdiam.

Ada sesuatu yang terjadi pada Ayahnya, entah mengapa Yun merasa ayahnya bertindak sangat aneh sekarang.

" Appa, bisakah kau melepaskan pelukanmu? Yun akan terlambat menghadiri kelas tambahan.." Yun berusaha mengingatkan ayahnya jika ia memiliki kelas tambahan pukul 10 hari ini.

Chanyeol melepaskan pelukannya pada Yun, menghapus air di sudut matanya. Melangkah menjauhi Yun yang menatap punggungnya dengan bingung. Sejujurnya, Yun ingin sekali bertanya pada sang ayah. Dia hanya terlalu bingung menanggapi sikap ayahnya yang aneh. Benar-benar aneh. Tapi sayangnya, Yun terlalu takut jika hal itu akan membuat ayahnya marah.

Sepuluh menit kemudian, Chanyeol dan Yun keluar dari Lift. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka di Lobby tersenyum, Chanyeol mengenakkan kemeja hitam dan celana abu-abu, memakai kacamata hitam dengan bingkai emas.

Yun berada di sampingnya, seperti biasa, masker dan kacamata serta topi adalah atribute yang harus dia pakai jika pergi keluar. Mereka berjalan menuju parkiran, keduanya masuk ke dalam mobil.

Yun duduk di sebelah Chanyeol, melepaskan kacamata, topi dan masker, bocah itu memasang sabuk pengamannya sendiri, Chanyeol memastikan bahwa sabuk pengaman Yun telah terpasang dengan baik seperti biasanya.
Yun kemudian memasukkan salah satu disc yang berada di dalam dashboard mobil, memasukannya ke dalam dvd player dan menyetelnya ketika Chanyeol mulai menjalankan mobil.

Lagu yang ia putar adalah,

My Melody.

Lagu yang ayahnya ciptakan khusus untuk dirinya sendiri.

" Apakah kau perlu mengikuti kelas tambahan ini?" Chanyeol bertanya pada Yun yang sekarang tengah asyik menikmati pudding.

Yun mengangguk kecil.

" Yun dapat nilai jelek dalam tes kemarin.."

Chanyeol melirik Yun sekilas.

" Belajarlah lebih giat Yun.. Seharusnya kau sudah lancar menulis.."

" Ya, Appa.."

" Kau akan berulang tahun sebentar lagi, Appa ingin melihat nilaimu semakin bagus.."

Yun menatap Chanyeol.

" Appa.."

" Hm?"

" Bolehkan Yun merayakan ulang tahun yang meriah bersama teman-teman di tanggal 17 nanti?" Tanya Yun, pancaran matanya penuh harap.

Chanyeol terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk.

" Benarkah Appa?"

" Ya, kau boleh merayakannya. Tapi, Yun harus berjanji mendapatkan nilai bagus di pelajaran menulis. Ok?"

Yun mengangguk dengan penuh semangat, tersenyum lebar. Hatinya senang!

Ayah mengizinkannya untuk merayakan ulang tahun yang meriah di tanggal 17 nanti.

Yun menyendokkan pudding di dalam kotaknya, Chanyeol melirik anaknya yang tengah tersenyum.

" Yun, Appa sudah memperingatkanmu untuk tidak memakan pudding lebih dari 2 dalam sehari. Kau bahkan sudah menghabiskan empat pudding pagi ini.." Ucap Chanyeol.

Yun menghentikan tangannya di udara, mulutnya terkatup segera, pudding di atas sendok yang berada di tangannya di masukkan kembali ke dalam kotak.

" Maaf.."

" Kau harus makan nasi, sayur, buah dan lauk pauk Yun! Appa harus berapa kali bilang padamu soal ini? Apakah kau tidak—"

Ucapan Chanyeol terhenti.

Samar-samar bayangan kejadian persis seperti ini melintas di otaknya, dejavu? Bukan.
Ini pernah terjadi.

Ia pernah melakukan hal ini.

Yun melirik Appanya yang mendadak terdiam.

" Appa?"

Chanyeol terdiam, menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Yun.

" Appa? Appa baik-baik saja?"

Chanyeol tersentak, menoleh kepada Yun.

Dia mencoba mengingat apa yang terjadi.

Jika benar ia kembali ke tanggal 10 Maret, tujuh hari sebelum berita kematian Yun, itu berarti semuanya telah ia lalui. Seharusnya, dia bisa mengingatnya.

" Appa! Yun harus segera masuk ke dalam!" Pekikan Yun membuat lamunan Chanyeol buyar.

" A-ah, iya, hati-hati! Appa akan menjemputmu, sebelum Appa menjemput kau tidak boleh pergi kemanapun. Mengerti?"

Yun mengangguk.

Chanyeol menatap putri kecilnya yang terlihat begitu cantik dengan baby doll selutut, legging hitam, boots tinggi, bando biru menghiasi rambut panjangnya. Chanyeol mengecup dahi Yun yang tersenyum lebar, melambaikan tangan mungilnya sebelum keluar dari mobil ayahnya.

Chanyeol menatap punggung putrinya dari dalam mobil, perasaan gusar menjalarinya.

Ia tidak boleh kehilangan Yun sekali lagi.

Ia harus menyelamatkan Yun bagaimanapun caranya!

Harus!

Chanyeol terdiam, memikirkan sesuatu.

Apa yang akan ia lakukan untuk menyelamatkan Yun? Mengingat percakapannya dengan pria bermata panda di ruangan putih itu. Chanyeol seperti melupakan sesuatu.

Ada sesuatu yang harus ia kerjakan untuk mengembalikan putrinya.

Sebentar—

Chanyeol merogoh belakang saku celananya.

Amplop!

Sebuah amplop!

Ah! Ia belum mengganti baju semenjak terbangun dari 'tidur'.

Chanyeol mengeluarkan isi amplop tersebut, tujuh buah foto Yun bersama dirinya terlihat disana.
Benar.

Ia harus mengembalikan senyum Yun di setiap foto! Chanyeol berjanji pada pria bermata panda untuk membuat senyum Yun kembali di foto tersebut!

Tapi,

Chanyeol tetap penasaran dengan pria di belakang foto, pria sama yang yang ia temui di Supermarket. Byun Baekhyun.

Mengapa pria itu ada di setiap foto?

Apakah dia benar-benar pembunuh Yun?

Chanyeol terdiam sesaat, yang terpenting sekarang ia harus bicara pada Minseok. Yun telah kembali, dan semua orang harus mengetahuinya.

Ia menjalankan mobilnya menjauh dari sekolah Yun.

 

~Daddy’s Daughter~

 

Yun menatap kertas-kertas berisi soal menulis yang baru saja ia kerjakan beberapa saat lalu.

Menghela nafas melihat nilainya.

Lagi-lagi ia mendapatkan nilai yang buruk meskipun ini adalah sebuah latihan soal.

Yun memang belum pandai menulis, satu-satunya yang bisa ia tulis dengan benar adalah namanya sendiri. Ia mengingat dengan baik bagaimana penulisan dan pengejaan namanya.

" Yun mendapatkan nilai 5! Yun mendapatkan nilai 5!" Suara teman-temannya terdengar di balik punggung Yun.

Mereka bertepuk tangan, bersorak, dan tertawa mengolok-olok nilai Yun. Yun menoleh, menatap wajah teman-temannya.

Kerap kali perlakuan teman-teman padanya membuat Yun kesal.

Yun juga tidak ingin mendapatkan nilai buruk dalam pelajaran menulis, tapi, ia juga tidak bisa belajar sendirian.
Walaupun Yun meminta ayah mengajarinya, dengan tingkat kesibukkan luar biasa hal itu adalah mustahil. Terutama ketika ayahnya sedang mengadakan promo album atau World Tour Concert. Ayahnya akan pulang selama lima bulan sekali jika sedang mengadakan promo album, hanya dua jam untuk sekedar bertemu Yun dan kembali di sibukkan acara-acara televisi yang menantinya.

Yun tidak bisa meminta Paman Minseok mengajarinya, seperti ayah, paman Minseok juga orang yang super sibuk. Yun tidak bisa meminta pengasuh part-time nya mengajari cara menulis yang baik. Karena pengasuhnya seorang nenek yang bahkan mendengarpun sudah tidak jelas lagi.

Yun kesepian.

Sesungguhnya, dia sangat kesepian memiliki seorang ayah Superstar.

Seperti teman-temannya yang lain, Yun hanya ingin seorang ayah yang selalu pulang tepat waktu pukul 5 sore atau 7 malam.

Seperti teman-temannya, Yun ingin di antar sampai ke depan kelas oleh ayahnya.

Seperti yang lain, Yun ingin pamer pekerjaan ayahnya.

Namun, segalanya tidak mungkin terjadi.

Menghela nafas sekali lagi.

Yun melangkahkan kaki pergi dari dalam kelas, menggendong tas di punggungnya. Dia tidak ingin mendengar lagi suara teman-teman mengolok hasil kerja kerasnya.

Yun menengok kesana kemari, memastikan guru tidak berada dimanapun untuk melihatnya keluar dari kelas dan melewati gerbang sekolah.

Ya,

Yun membolos untuk pelajaran selanjutnya.

Anak perempuan itu berjalan menyusuri jalan dengan kaki kecil, rambutnya berjingkrak mengikuti arah gerak tubuh Yun. Berhenti sebentar, Yun bisa melihat Minimarket yang berada di ujung jalan.
Dua menit berjalan, akhirnya Yun sampai di tempat tujuannya. Masuk ke dalam Minimarket, ia menatap setiap sudut tempat tersebut.

Mendekat pada tempat penyimpanan bakpao, Yun berusaha meraih penutupnya. Tidak sampai. Bocah itu berjinjit dan menggapai, belum juga sampai.

Yun melirik ke arah kasir yang sedang asik mendengarkan musik

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
byundobi_
#1
Chapter 8: Park chan you really stupid heollll berkali-kali dikasih kesempatan masih juga belum mengerti doh!! gemes juga jadinya pengen ngejitak pcy, kalo aku yang jadi time traveller nya mungkin pcy udah aku jitak --" yah sayang tao jadi time travellernya mana tega seorang panda ngejitak manusia *bhak/?*
aku baru nemu disini karakter chanyeol bener-bener kacau, beneran kacau banget dia disiniiii huhuhu bikin aku greget sama karakternya dia disini.
youngieomma masih tetep dengan gaya bahasa yang paling bisa dimengerti walaupun konflik cerita ini sangat rumit, bahkan ini lebih rumit dari daffodil *hihihi* dan sekarang aku harus kembali menebak lagi apa yang sebenarnya terjadi di fanfic ini hahaha sebelum nemu di aff ini aku tahu youngieomma sejak baca fanfic youngieomma di ffindo emang ya author ini kelihatan paling sibuk banget dari author yg lain wkwk makanya jarang update cepet tapi aku bakalan nunggu fanfic ini update lagi kok hehehe eomma fighting!!~♡ kkkk^^ btw ini fanfic kolaborasi eomma dengan author Dantexo apa gimana? Yah pokonya sukses lah buat kedua author hihihihi dan aku juga suka gaya penulisan author dantexo terlihat sama namun ada perbedaan sedikit dari youngieomma mungkin itu yang menjadi ciri khas masing2 author ya hehehe maaf komennya sebanyak ini ㅠㅠ
Keep hwaiting author-deul^^
keyhobbs
#2
Chapter 8: ahh!!!park chan gagal lagi?ya ampun....aku jd greget sendiri pas bacanya,terus itu d kasih ingatan yg mata sama Tao?duh penasaran,update soon dong,please....^^
SungRaa #3
Chapter 8: eh gagal lagi??

yaampun jelek banget si cy, padahal udah di booking restoran pizza nya

aaaaaaaaaaaaaa, gagal

terus itu dikasih tao apa? ingatan yg mana?
aigo aigoo

lanjut :D
SungRaa #4
Chapter 7: bayangin baek di omelin ama cy, kkkkkkk

aduh park yun kasian banget ya disini

si lay bener ada niat jahat g ya?

lanjut ^^
frdeela #5
Chapter 7: Baekhyun ksna marah....
Hmmm... aku rasa yg kejam itu yixing.. jng2 dia yg merencanakan pmbunuhan yun.. Dan eve adalah IBU dr yun,istri chanyeol dulu... lanjut eomma gak sabaaarrr.... waiting!!
FitrianiNs #6
Chapter 6: baekhyun kayaknya baik,tapi siapa dia sbnarnya?
Aduh,chanyeol bikin geregetan aja..
UtauTsukiyomi
#7
Chapter 7: kampret si chanyeol bikin kesel dihhh
karin_kim #8
Chapter 7: brengsek banget si chanyeol, bodoh egois dan tidak peka
ihhh..kubanting juga ni hape bayangin chanyeol yg bikin gedek
FitrianiNs #9
Chapter 5: Gagal? Lagi?
Masa Chanyeol gagal lagi?
Apa karena Yun tetap tidak tersenyum dalam foto yg pertama itu?