Stone of Eternity

Guardians

Mungkin aku boleh mengakhirinya dengan kata selesai. Namun kita patut kembali ke masa lalu dimana ada sebuah legenda yang benar-benar nyata.

 

"Bagaimana?" Tanya seorang pria ke asistennya.

 

"Perkembangannya bagus. Sebentar lagi batu ini siap untuk digunakan."

 

"Bagus."

 

"Pak! Ada kejadian abnormal di dalam batu itu!" Seru seseorang.

 

"Apa?! Cepat diredam!"

 

"Tidak bisa! Sistem sudah dirusaknya!"

 

"Argh!"

 

***

 

Soo Kyung mendadak terbangun karena mimpi aneh itu lagi. Ia lalu keluar dan menjumpai ibunya sedang bermain golf.

 

"Ada apa, sayang?" Tanya ibunya.

 

"Mimpi buruk itu lagi," jawabnya sambil duduk di salah satu kursi.

 

"Oke, itu mulai mencurigakan. Aku akan mendengarkanmu," kata sang Ratu.

 

"Aku bermimpi melihat sebuah batu yang bercahaya dan membuat semua orang hilang."

 

"Batu? Maksudmu yang seperti ini?" Tanya ibunya sambil menunjukkan hologram.

 

"Betul! Itu dia!"

 

"Astaga. Aku tidak tahu apa itu berarti batu itu memanggil seseorang. Tapi itu berarti kekuatan batu itu mulai nampak. Kita harus mendapatkannya sebelum kegelapan yang mengambilnya," kata sang Ratu.

 

"Oke ini menyebalkan. Ibu tahu aku tidak bisa berpindah dengan mudah kemana pun lagi," kata Soo Kyung.

 

"Bagaimana vision-mu?"

 

"Mereka baik-baik saja."

 

"Kalau begitu kita panggil mereka!" Seru sang Ratu sambil memunculkan ke-12 cahaya terang di depan sebuah kolam renang.

 

"Waaa!" Seru Luhan yang langsung tercebur ke dalamnya.

 

"Untung aku bisa menyeimbangkan diri," kata Kris yang satu-satunya tidak tercebur.

 

Suho langsung mengangkat mereka semua dan Sehun mengeringkan mereka dengan kekuatannya.

 

"Kita kembali!" Seru Xiumin begitu melihat ke sekelilingnya.

 

"Setidaknya kehidupanku tidak akan bosan lagi," kata Jongin.

 

"Akhirnya kekuatanku bisa dipakai," kata Kyung Soo.

 

"Raja api sudah kembali," kata Chan Yeol yang lalu menjajal kekuatannya dan hampir membakar Chen.

 

"Aku bisa menyengatmu dengan sekali coba," balas Chen yang langsung mengejar Chan Yeol yang kabur duluan.

 

"Kau bukan satu-satunya pengendali api di sini. Dimana nagaku? Aku rindu dengannya," kata Kris yang langsung mencari kamarnya.

 

"Akhirnya," komentar Tao yang lalu mencari kamarnya.

 

Soo Kyung tertawa terbahak-bahak saat melihat semangat mereka karena bisa kembali.

 

"Kita lupa menyapa mereka!" Seru Lay yang langsung menghentikan langkah masing-masing.

 

"Halo, Yang Mulia dan putri Soo Kyung," sapa mereka serempak.

 

"Selamat datang lagi, 12 kesatria-ku yang hebat! Nah berhubung kalian baru saja tiba, aku minta maaf karena memindahkan kalian di depan kolam (dia tertawa sesaat). Kedua, kalian sebaiknya beristirahat dulu karena saat makan malam nanti, ada tugas baru untuk kalian," kata sang Ratu.

 

"Baik!" Seru mereka yang lalu berlari ke dalam asrama.

 

"Senang sekali rasanya saat mereka di sini. Istana menjadi lebih berwarna!" Seru sang Ratu.

 

"Dan akan jadi lebih ramai," sambung Soo Kyung yang lalu berjalan masuk ke dalam ruang bersantai di sana.

 

"Bagaimana dengan kekuatan kalian? Apa masih bekerja?" Tanya Soo Kyung.

 

"Masih dan aku sangat senang!" Seru Luhan sambil melayang-layang.

 

"Aku menjadi pengantar es terbaik," kata Xiumin yang lalu membekukan segelas susu.

 

"Ah ya. Bagaimana dengan dirimu?" Tanya Suho.

 

"Nuna terlihat sangat sehat," kata Sehun.

 

"Sebenarnya aku sedih karena kekuatanku menghilang. Kau tahu, setelah menjadi kuat dan tiba-tiba tidak bisa melakukan apapun, rasanya aneh. Tapi semua baik-baik saja," jawab Soo Kyung.

 

"Kau masih punya kami," kata Lay.

 

"Terima kasih. Nah, sebaiknya kalian bersiap untuk makan malam," kata Soo Kyung.

 

***

 

"Ini adalah Stone of Eternity. Batu ini adalah batu yang bisa membuat pemiliknya abadi selamanya. Kuulangi, abadi selamanya. Dengan keabadian, otomatis ia tahan terhadap sihir apapun."

 

"Dan kalau diambil oleh kegelapan, kita semua bisa jadi debu," kata Baek Hyun.

 

"Tepat sekali. Nah tugas kalian ialah mengambil batu ini dan membawanya ke sini agar aman. Soo Kyung akan membantu dengan penglihatannya," kata sang Ratu.

 

"Besok pagi kita akan berangkat. Berhubung aku sudah tidak bisa memindahkan orang lagi, Jongin sebaiknya tidak melakukan teleportasi terlalu jauh untuk menyimpan energi," kata Soo Kyung.

 

"Baiklah. Aku akan menyimpan energi," kata Jongin.

 

"Baiklah. Kami akan beristirahat untuk berangkat besok pagi," kata Kris.

 

"Selamat tidur, 12 kesatria!" Seru sang Ratu ramah.

 

"Ibu senang sekali melihat mereka," komentar Soo Kyung.

 

"Tentu saja. Mereka semua tampan. Jangan-jangan kau sudah menyukai salah satunya."

 

"Wow wow. Itu sangat tidak mungkin," balas Soo Kyung.

 

"Kita lihat saja nanti," kata sang Ratu.

 

Soo Kyung lalu pamit tidur dan berjalan ke kamarnya. Dia heran saat melihat seseorang yang berjalan keluar kamarnya dan berdiam di balkon.

 

"Kyung Soo. Benarkah itu kau?" Tanya Soo Kyung.

 

"Aku tak bisa tidur."

 

"Ada apa?"

 

"Aku sangat senang memiliki kalian semua. Tapi perasaanku tidak enak. Ada bahaya yang mengancam kita semua. Bumi mengatakannya padaku," kata Kyung Soo.

 

"Tenang saja. Selama kita bersama, semua akan baik-baik saja. Percaya padaku," balas Soo Kyung.

 

"Aku percaya pada kalian."

 

"Ternyata ada yang sedang berduaan," kata Xiumin yang lalu tertawa.

 

"Sejak kapan kalian...," kata Lay yang terputus karena ledekkan dari teman-temannya yang lain.

 

"Tidak! Hubungan kami tidak seperti itu!" Seru Kyung Soo dan Soo Kyung.

 

"Baiklah. Ayo semuanya cepat tidur!" Kata Suho.

 

Sang Ratu tersenyum saat melihat kejadian kecil itu. Ia sudah menduga bahwa kelak putrinya akan bertemu dengan salah satu dari ke-12 kesatria itu.

 

"Sudah malam. Sebaiknya kau tidur," kata Soo Kyung.

 

"Baiklah. Selamat malam," kata Kyung Soo yang lalu berjalan kekamarnya.

 

"Kyung Soo ya," gumam sang Ratu yang lalu masuk ke kamarnya.

 

***

 

"Baiklah. Sudah siap semuanya?" Tanya Soo Kyung.

 

"Siap!"

 

"Ayo berangkaat!"

 

Mereka lalu berjalan ke halte bus untuk pergi ke pinggir hutan yang membawa mereka keluar dari wilayah kerajaan.

 

"Kok bisa ada halte bus?" Tanya Luhan yang kaget.

 

"Kita pergi terlalu lama rupanya," kata Jongin.

 

"Tapi ini keren!" Seru Xiumin dan Chan Yeol.

 

"Wilayah kerajaan sudah semakin modern memang. Nah ayo naik," kata Soo Kyung begitu ada bus yang datang.

 

Mereka lalu tiba di sebuah halte sepi yang langsung berbatasan dengan hutan.

 

"Luhan, tolong terbang dan cari pondok yang tadi aku ceritakan di bus," kata Soo Kyung.

 

"Ada di sana. Arah timur laut dari sini! Tapi masih jauh," Serunya dari atas.

 

"Baiklah, mungkin kita tak harus berjalan," kata Kyung Soo yang tiba-tiba meretakkan tanah disekeliling mereka dan lalu mengangkatnya.

 

"Duduk dan pegangan," lanjutnya.

 

Kyung Soo lalu menggerakan tanah itu seperti halnya rakit di atas air. Mereka semua sangat senang karena tidak perlu berjalan lagi untuk sampai di tujuan. Namun tiba-tiba Kyung Soo berhenti.

 

"Ada musuh," gumamnya yang membuat semua waspada.

 

"Awas!" Seru Kyung Soo yang langsung membuat perisai tanah saat sebuah pisau petir mengarah ke Lay.

 

"Semua berlindung dibalik benteng!" Seru Kyung Soo yang langsung membuat benteng.

 

Ternyata beberapa orang yang masih masuk dalam benteng mereka langsung dikalahkan.

 

"Suho," panggil Xiumin.

 

"Aku suka sekali melilitkan tubuh orang dengan air. Ayo kita lakukan!" Seru Suho yang langsung melilitkan air ke dua orang dan airnya langsung dibekukan oleh Xiumin.

 

"Bagianku," kata Chen yang langsung menghancurkan manusia beku itu dengan sengatan petirnya.

 

"Penjahat panggang!" Seru Chan Yeol yang bersemangat selama Jongin membantu memindahkannya agar ia bisa membakar dari semua sisi.

 

"Penjahat goreng!" Seru Kris yang langsung menghanguskan seseorang.

 

"Kau terbang," kata Luhan saat ia mengangkat beberapa penjahat.

 

"Dan mati karena angin topan," lanjut Sehun yang langsung membuat topan dan berhasil melempar semua penjahat yang tadi di angkat Luhan.

 

Tao lalu menebas beberapa kepala dengan kemampuan bela dirinya sambil membantu Lay menyerang dengan menghentikan waktu. Baek Hyun turut membantu mereka menghalangi pandangan para penjahat dengan cahaya yang membutakan. Sedangkan Kyung Soo meninju semua penjahat dengan bongkahan tanah sambil mempertahankan benteng untuk melindungi Soo Kyung.

 

"Soo Kyung! Apa kau baik-baik saja?!" Tanya Kyung Soo.

 

"Ya! Aku baik-baik saja! Bagaimana dengan kalian?!" Seru Soo Kyung.

 

"Tidak pernah lebih baik!" Balas mereka semua bersamaan.

 

Semua penjahat langsung musnah oleh kekuatan mereka yang semakin berkembang. Soo Kyung berjalan keluar benteng dan menemui mereka yang masih sehat.

 

"Stamina kalian semakin baik," komentarnya puas.

 

"Kami sudah lebih kuat," kata Lay.

 

"Dan kita selalu mengeroyok mereka," kata Chan Yeol sambil tertawa senang.

 

"Nah ayo kita berangkat lagi. Pondoknya sudah dekat. Itu pondok dimana kita bisa beristirahat karena rintangan selanjutnya sangat menyebalkan," kata Soo Kyung yang membuat mereka semua penasaran.

 

"Silahkan pilih kamar kalian," lanjutnya begitu mereka sampai di depan sebuah pondok.

 

"Wow ini keren!" Seru Baek Hyun sambil melangkah masuk ke kamarnya bersama Chen.

 

"Kami akan tidur berempat," kata Chan Yeol begitu ia melihat kalau kamar Soo Kyung tidak ada.

 

"Aku selalu tidur melayang di atas ranjang. Entah mengapa," gumam Luhan.

 

"Kalau begitu dia dengan Kyung Soo saja. Chan Yeol, kau bertiga bersama kami. Ranjangnya juga terpisah," kata Lay.

 

"Eh? Denganku?"

 

"Tenang saja. Soo Kyung tidak mengigit," kata Luhan diiringi tatapan galak Soo Kyung.

 

"Baiklah. Aku masuk duluan," kata Soo Kyung.

 

"Oh ya, ada yang mau berlatih?" Tanya Soo Kyung yang muncul lagi dari dalam kamar.

 

"Bukannya kekuatanmu sudah hilang?" Tanya Xiumin yang langsung menutup mulutnya karena pertanyaan menjurus itu.

 

"Ah ya, itu benar, dan aku melupakannya," jawab Soo Kyung yang membuat Xiumin merasa bersalah.

 

"Kau bisa melihatku membekukan Chan Yeol. Itu lucu," kata Xiumin, mencoba menghibur. (Chan Yeol : "Enak saja! Tak akan kubiarkan!")

 

"Kau bisa mengawasi kami berlatih," kata Suho.

 

"Karena kau sudah pernah mengontrol semuanya. Kau pasti tahu trik yang menarik," sambung Sehun.

 

"Banyak hal yang bisa kau lakukan tanpa kekuatan itu," kata Jongin.

 

"Terima kasih semuanya," kata Soo Kyung yang mulai terharu.

 

Saat sore menjelang malam, mereka mulai berlatih kemampuan masing-masing. Soo Kyung tentu saja senang karena ia bisa melihat kesatria yang dulu dibinanya menjadi pangeran yang hebat. Namun tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Ia melihat sekelompok orang banyak yang sedang berkumpul tak jauh dari pondok.

 

"Teman-teman! Saatnya berkumpul sebentar!" Serunya memanggil.

 

"Ada apa?" Tanya Tao.

 

"Jangan tidur malam ini. Pura-puralah tidur dan tetap waspada. Aku melihat ada beberapa orang yang berkumpul di dekat pondok ini. Menurut perkiraanku mereka akan menyerang tengah malam nanti," bisik Soo Kyung diiringi anggukan dari semuanya.

 

"Ah aku sudah ngantuk," kata Luhan yang berpura-pura hendak tidur.

 

"Baiklah. Ayo tidur semuanya!" Seru Kris.

 

"Perjalanan kita masih jauh!" Sambung Suho.

 

Mereka lalu masuk ke kamar masing-masing. Namun mereka tetap terjaga di tempat tidur. Malam yang sunyi itu agaknya membuat mereka gugup.

 

Krak!

 

Kyung Soo langsung merasakan beberapa langkah orang saat ia menapakkan kakinya ke tanah. Ia langsung memberi kode kepada semua orang agar siap menyerang.

 

Salah satu pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan keras dari luar. Chan Yeol langsung maju dengan apinya dan membumihanguskan penjahat itu diiringi dengan lemparan angin Sehun. Mendadak semua penjahat keluar dan mendesak mereka untuk keluar dari pondok serta berdiam di halaman depan pondok.

 

"Rupanya ada Soo Kyung di sini," kata seseorang sambil menarik Soo Kyung dan menodongnya dengan pisau.

 

"Jeongmin! Lepaskan aku!" Seru Soo Kyung.

 

Semua kesatria tak bisa menyerang karena takut mengenai Soo Kyung.

 

"Mundurlah dari pencarian! Atau aku akan membunuhnya!" Seru Jeongmin.

 

"Jangan pedulikan aku! Aku bisa bebas dengan caraku!" Seru Soo Kyung yang langsung dibungkam mulutnya.

 

"Kami bisa menemukan batu itu untukmu. Tapi bebaskan Soo Kyung!" Kata Kris yang mencoba bernegosiasi.

 

"Jangan!" Seru Soo Kyung.

 

Tenanglah, kami bisa mengaturnya, kata Luhan melalui telepatinya.

 

Baiklah, aku percaya pada kalian, balas Soo Kyung.

 

"Baiklah! Kita akan adakan pertukaran! Ketika kalian sudah menemukan batu itu! Pancarkanlah sinar ke atas agar kami bisa menemui kalian. Selama itu, Soo Kyung akan kutahan!"

 

"Nuna!" Seru Jongin yang ingin berpindah tapi langsung dihentikan Lay.

 

Jeongmin lalu menarik mundur pasukan dan membawa Soo Kyung.

 

"Kita harus mendapatkan batu itu. Tapi apa pikiran kalian sama sepertiku?" Tanya Kyung Soo.

 

"Sepertinya iya," jawab Xiumin.

 

"Apa Soo Kyung pernah memberitahu kalian tempat batu itu?" Tanya Luhan.

 

"Dia pernah memberitahuku. Coba terbang dan cari sebuah patung batu kecil di tengah hutan," kata Suho yang membuat Luhan langsung mengeceknya.

 

"Arah utara dari sini," jawabnya.

 

"Berpeganganlah," kata Kyung Soo yang menginjak tanah dan langsung membuat kendaraan seperti tadi.

 

"Kita sudah di sini," kata Lay sambil melihat sekeliling.

 

"Sesuatu yang berharga ada di bawah yang sangat tak tergoyahkan," kata Suho yang membuat bingung.

 

"Jangan-jangan batu itu ada di bawah sini," kata Baek Hyun.

 

Luhan berusaha menerbangkan batu itu tapi batu itu tak bergeming. Kyung Soo juga berusaha menyingkirkannya tapi tak bisa.

 

"Tulisan ini... Ah! Aku tahu!" Seru Lay saat melihat setangkai bunga mawar layu yang menempel pada batu itu.

 

Lay lalu menyembuhkan bunga itu hingga mekar sempurna. Tiba-tiba batu itu bergeser ke samping dan menampakkan sebuah lubang yang mengarah ke bawah tanah. Kris lalu masuk lebih dahulu. Suho dan yang lain lalu menyusulnya.

 

"Tempat apa ini?" Tanya Xiumin.

 

"Ini laboratorium," jawab Jongin.

 

"Ada cahaya biru di sebelah sana!" Seru Chan Yeol.

 

Mereka semua langsung berlari ke arah cahaya biru itu. Tampaklah di tengah laboratorium, ada sebuah batu biru di dalam tabung kaca.

 

"Stone of Eternity," gumam Kyung Soo.

 

"Pengucapanmu bagus sekali!" Puji Baek Hyun.

 

"Aku bahkan merasa mulutku agak sedikit aneh sewaktu mengucapkannya," kata Luhan.

 

"Sadarlah," kata Lay yang membuat mereka fokus lagi.

 

"Kalian tahu kan rencananya?" Tanya Kris.

 

"Kami siap! Baek Hyun, kau bisa memanggil mereka," kata Suho.

 

Baek Hyun langsung mengeluarkan sinarnya. 12 orang itu langsung waspada.

 

"Mereka datang," kata Kyung Soo.

 

Tiba-tiba langit-langit di depan mereka runtuh dan Jeongmin turun bersama orang-orangnya. Soo Kyung ada bersama mereka. Dia diam-diam lega karena bisa bertemu dengan teman-temannya lagi.

 

Kami akan menghancurkan batunya, kata Luhan ke Soo Kyung.

 

Apa? Astaga! Berbahaya kalau mereka sampai marah. Jangan gegabah! Aku di sini baik-baik saja! Balas Soo Kyung diiringi tatapan yakin dari mereka semua.

 

Kyung Soo lalu mengambil batu itu dan hendak menyerahkannya. Tiba-tiba Lay langsung menarik Soo Kyung dan Kyung Soo meremukan batu itu.

 

"Daripada jatuh ke tangan yang salah," kata Sehun.

 

"Mending kami hancurkan," lanjut Chen.

 

"Sekarang! Jongin!" Seru Suho.

 

Mereka ber-13 langsung berpindah ke depan asrama. Jongin langsung dipapah Kyung Soo karena ia langsung lelah sehabis memindahkan orang sebanyak dan sejauh itu.

 

"Batunya sudah kita hancurkan. Semuanya, bersiap untuk berperang. Mereka akan datang kemari dan menghancurkan istana serta kerajaan. Tapi aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi," kata Soo Kyung.

 

"Soo Kyung, aku punya hadiah untukmu," kata sang Ratu.

 

"Di saat seperti ini? Hadiah?" Tanya mereka semua yang kaget.

 

"Kekuatan penuh, untukmu," jawab sang Ratu yang memenuhi tubuh Soo Kyung dengan cahaya.

 

"Kekuatan penuh? Aku bisa memakai semuanya lagi!" Seru Soo Kyung saat ia berhasil menghasilkan cahaya.

 

"Ayo kita mulai berperang!" Seru Chan Yeol.

 

"Aku dan Luhan akan menyerang dari atas!" Kata Kris sambil menaiki naganya.

 

"Aku akan menyerang paling depan bersama Chan Yeol," kata Baek Hyun.

 

"Tao, aku mengandalkanmu," kata Lay.

 

"Ayo kita berpindah ke lini depan," kata Jongin.

 

"Kita hancurkan berkeping-keping!" Seru Suho, Xiumin, dan Chen.

 

"Aku akan melindungi kalian!" Seru Kyung Soo.

 

"Terbangkan semuanya!" Seru Sehun yang sudah siap dengan tornadonya.

 

"Dan aku siap untuk semuanya!" Seru Soo Kyung yang membuat mereka merinding dan menatapnya sesaat.

 

"Hei! Aku tidak semengerikan itu," katanya membela diri.

 

Mereka semua langsung memusnahkan pasukan bagian pertama. Seketika itu datang lagi pasukan yang berikutnya.

 

"Mereka sangat banyak!" Seru Luhan.

 

"Bagaimana ini?" Tanya Jongin.

 

"Energi kita terbatas!" Seru Xiumin.

 

"Aku yang akan maju!" Seru Soo Kyung yang sangat bersemangat saat kekuatannya kembali.

 

Soo Kyung langsung menggunakan kekuatan tanah dan meluncur serta memancarkan api dan petir. Setiap dia terluka, dengan sendirinya akan sembuh. Dia juga menggunakan air dan es untuk menghancurkan pasukan kedua.

 

"Dia keren!" Seru Chen.

 

"Aku tidak mau kalah!" Seru Kyung Soo yang langsung maju dengan kekuatannya.

 

"Argh!" Seru Jeongmin yang kesal dan langsung menghantam Soo Kyung dengan petirnya.

 

Soo Kyung langsung menghindar dengan teleportasinya.

 

"Jadi kekuatanmu sudah kembali. Kalau begitu hadapi aku!" Seru Jeongmin.

 

"Lawanmu bukan hanya Soo Kyung," kata Kris.

 

"Tapi ada kami juga!" Lanjut Suho.

 

Mereka semua langsung maju dan menyerang Jeongmin bertubi-tubi. Jeongmin ternyata tumbuh semakin kuat. Semua serangan mereka hampir bisa ia kalahkan. Soo Kyung langsung khawatir mengingat energi mereka yang terbatas.

 

"Kalian semua mundur dulu! Energi kalian terbatas!" Seru Soo Kyung.

 

Ke-12 kesatria langsung dipindahkan oleh Jongin ke belakang Soo Kyung.

 

"Kau mendidik mereka dengan baik. Tapi serangan mereka lemah!" Seru Jeongmin.

 

"Kurang ajar!" Seru Chan Yeol yang terbakar emosinya.

 

"Kali ini biar aku yang habisi," kata Soo Kyung yang langsung maju dengan semua kekuatannya.

 

Pertarungan sengit langsung memenuhi halaman istana. Soo Kyung ternyata memang sudah kembali. Naluri untuk membunuh Jeongmin semakin kuat. Ia sudah menerima kenyataan bahwa sekarang Jeongmin ialah musuhnya. Kekuatan jahat telah membutakan Jeongmin.

 

"Selamat... tinggal," bisik Soo Kyung begitu ia bersiap dengan petirnya.

 

"Argh!" Seru Jeongmin.

 

Soo Kyung lalu menghisap energi yang tersisa dari Jeongmin sampai tubuhnya tak bisa menyembuhkan diri sendiri. Tubuh Jeongmin akhirnya rusak dan terkapar di tanah. Kyung Soo langsung menguburnya ke dalam tanah dengan kekuatannya.

 

"Soo Kyung!" Seru Lay yang langsung menangkap tubuh Soo Kyung yang mendadak jatuh.

 

Semua kesatria langsung membawa Soo Kyung ke dalam kamarnya. Sang Ratu langsung memberikan terapi penyembuh dengan wajah khawatir. Ia tahu bahwa kejadian ini akan terjadi, tapi ia tidak memperhitungkan kekuatan fisik Soo Kyung.

 

"Semoga dia baik-baik saja," kata Jongin.

 

Soo Kyung lalu terbangun. Ia batuk dan keluarlah darah dari mulutnya. Semua orang di situ langsung bertambah khawatir.

 

"Tenang saja. Semua kekuatan jahatnya sudah kulenyapkan," kata sang Ratu diiringi seruan lega.

 

"Dimana ini?" Tanyanya lemah.

 

"Di rumah, Soo Kyung," jawab ibunya.

 

"Kesatria..."

 

"Kami di sini," jawab mereka semua bersamaan.

 

Soo Kyung lalu duduk dan menyadari kalau kekuatannya hilang sudah. Wajahnya memancarkan kelegaan ketika ia ingat kalau Jeongmin sudah dimusnahkan.

 

"Apa kami boleh tinggal di sini?" Tanya Chen begitu mereka berkumpul

 

"Kalian benar ingin tinggal? Bagaimana dengan kehidupan kalian di dunia lain?" Tanya Soo Kyung.

 

"Benar juga. Banyak hal yang harus diurus," kata Suho.

 

"Sirkusku juga pasti kaget karena aku menghilang," kata Luhan.

 

"Kudengar Kyung Soo tinggal sendiri," kata Jongin yang mendapat tatapan kaget dari Kyung Soo.

 

"Benarkah itu?" Tanya Soo Kyung kaget.

 

"Ya. Ibu dan ayahku tidak tahu ada dimana," jawabnya pelan.

 

"Kalau begitu kau bisa tinggal di sini, Kyung Soo," kata sang Ratu.

 

"Benar! Kau sebaiknya tinggal di sini," kata Kris.

 

"Jadi kau tidak kesepian," sambung Xiumin yang langsung memeluk Kyung Soo.

 

"Kami akan sering datang," kata Sehun.

 

"Mungkin itu ide bagus," gumam Kyung Soo.

 

"Bukan hanya ide bagus. Tapi ide brilian!" Seru sang Ratu yang sangat senang.

 

"Ibu...," kata Soo Kyung mengingatkan.

 

"Baiklah. Ayo bersiap-siap. Ah ya, ingin menikmati liburan di sini nanti?" Tanya sang Ratu.

 

"Dengan senang hati!" Seru mereka senang saat diijinkan kembali saat liburan.

 

"Sampai jumpa!" Seru Soo Kyung.

 

Ke-11 kesatria itu melambaikan tangan dan menghilang dimakan dimensi lain ke tempat mereka masing-masing. Istana yang tadinya ramai langsung sunyi seketika.

 

"Sepi rasanya," kata sang Ratu.

 

"Tenang saja ibu. Kita punya penyanyi di sini," kata Soo Kyung diiringi tatapan kaget dari Kyung Soo.

 

"Jadi kau bisa menyanyi? Ayo ikut aku kalau begitu. Kita karaoke," kata sang Ratu yang lalu merangkul Kyung Soo dan mengajaknya ke tempat karaoke khusus.

 

Soo Kyung hanya menggelengkan kepalanya dan menyusul mereka. Malam itu habis dengan nyanyian sang Ratu dan Kyung Soo.

 

"Yang Mulia suka sekali menyanyi. Suaranya bagus," kata Kyung Soo saat ia beristirahat.

 

"Aku sudah terbiasa karena setiap malam ia begini," kata Soo Kyung yang lalu tertawa.

 

"Ayo Soo Kyung! Kalian harus berduet!" Seru sang Ratu sambil memberikan dua mikrofon.

 

"Apa? Aku tidak bisa bernyanyi!" Seru Soo Kyung.

 

Kyung Soo tertawa begitu suara Soo Kyung terdengar sumbang dan semakin tertawa saat Soo Kyung cemberut karena sebal.

 

"Dia memang tak bisa menyanyi," kata sang Ratu.

 

"Aku memang buruk sekali di pelajaran ini," kata Soo Kyung.

 

"Tidak terlalu buruk juga kok," komentar Kyung Soo.

 

"Nah! Sudah malam anak-anak! Saatnya tidur. Kyung Soo, aku sudah menyiapkan kamar dan pakaian untukmu. Ayo aku tunjukkan," kata sang Ratu.

 

Kyung Soo mengikuti sang Ratu dan Soo Kyung. Yeoja itu kaget saat ibunya membuka pintu kamar di seberang kamarnya.

 

"Nah ini kamarmu! Bagus kan?" Tanya sang Ratu yang lalu masuk ke sebuah ruangan bernuansa warna biru persis seperti kamar Soo Kyung.

 

"Bagus sekali. Terima kasih, Yang Mulia," jawab Kyung Soo dengan mata berbinar-binar.

 

"Baiklah. Selamat tidur. Sampai jumpa besok," pamit Soo Kyung yang lalu melangkah ke kamarnya.

 

"Soo Kyung."

 

"Ya, Kyung Soo?"

 

"Terima kasih."

 

"Sama-sama," jawab Soo Kyung sambil tersenyum dan lalu masuk ke kamarnya sementara sang Ratu sudah pergi duluan.

 

"Bolehkah aku memiliki perasaan ini?" Gumam Kyung Soo tepat setelah ia menutup pintu kamarnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet