Mater Chef dan Dia Yang Namanya Tak boleh Disebut

A Wall Between Us

“Fei! “ Amber menyapa seorang gadis keturunan china yang saat itu berjalan tak jauh darinya. Fei memalingkan wajahnya dan tersenyum ketika mendapati seorang cewek boyish mendekatinya.

Amber merentangkan tangannya dan memeluk Fei sekilas sebelum berjalan beriringan dengannya. Kelihatannya Amber baru saja keluar dari toilet.

“Tak kesusahan untuk masuk ke toilet? “ ujar Fei bercanda sambil mengerling tanda masuk toilet tak jauh dari mereka.

Amber menyadari bahan bercandaan Fei dan terbahak. “Nope. Tidak ada penjaga tadi. “ ujar Amber.

Fei menatap wajah disampingnya. Amber terlihat seperti biasa, ramah dan energik. Ketika dilihatnya Fei menatapnya amber tersenyum. “Girl, don’t fall for me, “ candanya. Dan fei memberikan satu pukulan kecil di lengan Amber.

“Just kidding, fei. By the way, mana min? “

Fei memutar bola matanya. “Aku tahu kamu pasti menanyakan hal itu. Mereka ada di ruang tunggu. “ jawab gadis china itu. “Mau ketemu dia? “

Amber bimbang untuk sesaat dan kemudian menggeleng. “Kayaknya sudah mau mulai rehearsal untuk f(x). Ntar aja setelah performance. “

Fei mengangguk dan kembali berjalan menuju tempat ruang tunggu bersama amber disisinya.

“Jadi… “ kata amber memulai. Entah mengapa amber terlihat sulit untuk memulai. Padahal dia adalah amber, amber hampir tak pernah kesulitan untuk memulai percakapan.

“Kenapa? “ Tanya fei, melihat ada raut aneh di wajah amber.

“Bagaimana dengan acara master chef-mu? Lancar? “ ujar amber tersenyum lebar. Kali ini ia sudah seperti amber yang biasa, batin Fei.

Fei tersenyum sambil menjawab. “Lancar. Hehehe, tak percuma dulu aku belajar memasak. “

Amber mengangguk. “Masakanmu memang enak, Fei. Entah mengapa semua gadis china pintar memasak. Vic-umma juga sangat pintar memasak. Aku sebagai kelahiran ABC, entah bagaimana merasa tertohok! “ ujar Amber bercanda.

Fei tertawa ketika amber menyebutkan ABC, alias American Born Chinese. Dan tanpa bisa ditahan, sebuah pertanyaan terlintas di benak fei ketika amber menyebutkan ABC.

“Do you wish me to win? “ ujar Fei memulai candaannya.

Amber dengan senang mengangguk. “Of course. You must be the winner. Makananmu okeeyy, fei! “

Fei tersenyum. “Bener nih? Bener kamu berharap aku yang menang? “

Amber mengangguk, masih belum mengerti candaan Fei.

“Bener? Ah, pasti bohong. Aku tahu kamu pasti lebih mendukung dia. Dan aku bisa menerimanya kok. “ ujar Fei berpura-pura menunjukan wajah bijaknya. “tapi… harusnya, sesama wanita kamu mendukungku, am! “ tambahnya lagi sambil tertawa. Fei melirik amber dan mengira amber akan ikut tertawa bersamanya ketika akhirnya amber tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Tapi ternyata amber tidak tertawa. Wajah yang sekarang ada didepannya campuran antara bingung, kaget, dan… sedih? Bibir amber melengkung separo keatas seolah menunjukan usahanya untuk tersenyum, tapi ada sesuatu di wajahnya yang membuat siapapun yang melihat wajah itu sekarang merasa khawatir. Itu bukan senyum amber yang biasa, batin fei.

“Am- “ sebelum sempat fei bertanya lebih jauh. Amber sudah membuka mulutnya.

 “Ah, hahahahaha… sorry, fei! Aku tadi tidak konsen jadi telat mikirnya! Ah, hahaha, iya, ya… tapi tentu saja aku mendukungmu! Tenang saja~~ “ ujar amber sambil tertawa dan menepuk punggung fei keras.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Shyndikrisber #1
Chapter 9: Okay,huh.
I love it damn#scream
.i love when the ambaby has to wear that ing tanktop and jeans.
Hehehe.
Lanjut dong!
dieu_khuong #2
Chapter 2: Why do u write this in english somewhere and in certain language somewhere? I understand almost the whole foreword and i feel it so freakin interesting. Then i came to chap 1 and i became TT^TT
chaesea #3
Chapter 9: its a good story :)
what will happen to them? cant wait for the next chapter