Kembali Ke YG (bagian 2)

Hate That I Hurt You (Previously 'Hate That I Love You')
Please log in to read the full chapter

Pagi menjelang siang di Seoul, semakin hari suhu terasa semakin dingin. Di bawah langit Mapo-dong Haerin memeluk tubuhnya yang terbalut cardigan wol panjang bewarna putih. Mata cokelatnya menatap takjub gedung megah dengan desain modern yang berdiri kokoh di hadapannya.

Saat Jihye menyeretnya menuju kantor YG, ia mengira akan menuju gedung yang sama dengan gedung waktu ia bekerja dulu, namun dugaannya salah. Gedung yang menjadi tujuan mereka adalah gedung yang berbeda, bukan bangunan ruko empat lantai seperti yang ia ingat dulu.

"Haerin-ah! Mau sampai kapan kau berdiri di situ? Palli!" seru Jihye menyadarkan Haerin dari tatapan terpesonanya. Ia berlari kecil mendekati atasannya. Jihye menggeleng sembari menekan tombol interkom di samping pintu masuk gedung YG yang terbuat dari kaca.

"Kami dari J.Tune Creative" ujar Jihye pada kamera pengaman yang berada di samping tombol interkom. Dengan sikap anggun Jihye memperlihatkan kartu pengenal perusahaan miliknya. Tak berapa lama pintu kaca itu terbuka. Jihye segera masuk diikuti Haerin, keduanya langsung menuju meja resepsionis yang terletak tidak jauh dari pintu masuk.

Terlihat seorang wanita dengan senyum ramah berdiri lalu membungkuk memberi salam hormat. "Kami dari J.Tune Creative," ujar Jihye kepada wanita di balik meja resepsionis yang disambut dengan anggukan.

"Baik Nona silahkan ikuti kami," ujar wanita itu beranjak dari posisinya, mempersilahkan Jihye dan Haerin untuk mengikutinya.

Haerin hanya diam memperhatikan Jihye dan wanita tersebut. Sesekali matanya melirik desain ruangan yang mereka lalui. Didominasi dengan desain moderen dinamis, interior gedung YG memang menegaskan bahwa mereka berada di perusahaan terbaik di dunia hiburan Korea Selatan.

Langkah wanita tersebut terhenti. Ia mempersilahkan Haerin dan Jihye untuk masuk ke dalam lift yang akan mengantar mereka menuju lantai kelima di mana bagian manajemen kantor YG berada.

Lorong berdinding hitam menyambut Haerin dan Jihye sesaat pintu lift terbuka. Haerin kembali dibuat takjub dengan desain interior gedung itu. Barisan lampu LED bertuliskan judul-judul lagu produksi YG menghiasi lorong tersebut. Di sisi lain foto-foto artis YG berjajar rapi dengan pencahayaan khusus pada masing-masing foto.

Haerin menelusuri lorong itu dengan langkah pelan-pelan, mengamati satu persatu foto yang tergantung. Langkah Haerin terhenti. Ia tertegun saat menangkap figur Choi Seunghyun berada di salah satu barisan foto tersebut. Tak lama ia menghela nafas. Ya, ini salah satu alasan yang menahannya untuk segera melaksanakan tugas yang Mr. Jung Jihoon berikan di YG. Haerin kembali fokus. Ia beranjak meninggalkan foto Choi Seunghyun dan mempercepat langkah menyusul Jihye dan wanita yang mengantar mereka.

Masih dengan perasaan takjub, langkah mereka berujung di ruangan tunggu yang kontras dengan lorong hitam yang mereka lalui tadi. Kini mereka tengah berada di sebuah ruangan yang dikelilingi dengan dinding kaca. Terang benderang dengan cahaya matahari yang masuk memenuhi satu sisi dan sisi lain yang terkena lampu ruangan.

"Silahkan menunggu di sini, Nona Kim Jieun akan segera menemui kalian, saya permisi." Wanita yang mengantar mereka memberi salam hormat sebelum berlalu.

"Gumawo," ucap Jihye sembari meletakkan tas kesayangan yang ia disain sendiri di atas sofa abu-abu. Kemudian mulai mengamati seisi ruangan. Sementara Haerin menuju sisi jendela di sampingnya, ia menghela nafas sembari mengamati pemandangan di balik dinding kaca tersebut.

Jihye memperhatikan sikap Haerin, lalu menggeleng kepala pelan. Ia duduk dengan rapi di sofa lalu mengeluarkan komputer tablet dari tasnya.

"Haerin-ah mau sampai kapan kau akan berwajah tegang seperti itu huh?" Jihye berkomentar namun matanya fokus memeriksa layar komputer tabletnya.

Haerin menatap bayangannya di kaca sembari meraba pipinya. "Aku tidak tegang kok onnie," hanya khawatir.

"Jangan menipuku?" pandangan Jihye tajam terasa menusuk tekuk leher Haerin, membuatnya bergidik. "Semenjak kita berangkat hingga sekarang kau sama sekali tak bersuara, hanya mengenggam erat tali tasmu itu. Sikapmu ini membuatku gemas."

Haerin melirik ke arah tangan kanannya yang memang menggenggam erat tali tas kulitnya, mata Jihye benar-benar jeli. Ia membuka mulut hendak membela diri, namun Jihye lebih cepat.

"Mau bilang apa? Kau ingin membodohiku dengan alasanmu?"

"Anya onnie, hanya saja kunjungan ini terlalu mendadak." Haerin duduk di sofa di hadapan Jihye.

"Cih, kau ini...mendadak apanya? Kau sudah menunda kunjunganmu dari minggu lalu. Coba kalau segera kau lakukan, aku kan tak perlu menyeretmu ke sini." Jihye mendengus melepaskan kekesalannya.

"Aku tahu kau tak nyaman mengerjakan perintah Mr. Jung, tapi bukan berarti kau bisa menunda date line proyek kolaborasi perusahaan kita seenaknya. Kau tahu berapa banyak uang yang sudah perusahan kita investasikan untuk proyek ini?"

Haerin bukannya tak tahu pentingnya proyek kolaborasi J.Tune x YG, namun membayangkan dirinya kembali ke YG dan berinteraksi lagi dengan orang-orang di dalamnya, membuatnya enggan. Alasan lain mengapa ia menghindari hal-hal berkaitan dengan perusahaan itu.

"Maka dari itu, kenapa tidak mengutus orang lain saja," gumamnya. Namun telinga tajam Jihye rupanya menangkap kata-katanya.

"Kalau bisa kuganti sudah kuutus orang lain menggantikanmu, namun Mr. Jung dengan tegas mengatakan harus kau yang turun langsung." Jihye meletakan komputer tablet di atas meja di hadapannya, kedua tangannya kini terlipat, matanya menatap lurus ke arah Haerin, membuat Haerin tertunduk. Atasan langsungnya itu tampak marah.

Jihye menarik nafas panjang meredam emosinya yang mulai naik. Jemari lentiknya merapikan ujung lipatan jas quilted bewarna krem susu yang ia kenakan. Ia lalu merapikan rambutnya yang tak berantakan, sembari menikmati pemandangan langit di balik dinding kaca di hadapannya. Hening menaungi Jihye dan Haerin yang duduk berhadapan, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Haerin memainkan ujung dress wol bewarna hitam yang ia kenakan di balik cardigannya hari itu, sesekali matanya melirik ke arah Jihye yang terlihat menghela nafas pelan.

Kesunyian ruangan itu terpecahkan oleh kedatangan seorang pegawai wanita muda dengan sanggul kecil yang membawakan dua cangkir kopi ke ruangan tersebut.

"Chesonghamnida," sapa pegawai itu terdengar lirih, sembari meletakkan cangkir kopi di atas meja. "Maaf sudah nenunggu. Nona Kim Jieun-ssi masih ada pekerjaan tapi akan segera kemari, sementara itu silahkan dinikmati kopinya, apabila ada yang kebutuhan lain bisa memanggil saya." Pegawai muda itu kemudian menunduk memberi hormat sebelum berlalu keluar meninggalkan ruang tunggu itu. Namun Haerin sempat menangkap keterangan di tanda pengenalnya-Pegawai magang.

"YG ternyata masih menerapkan program pegawai magang," Jihye-atasannya itu rupanya juga menangkap tulisan di kartu pengenal pegawai tadi. Haerin memperhatikannya yang sedang menambahkan gula dan krim ke dalam kopi miliknya, lalu mengecap cairan di dalam cangkir putih.

"Mungkin," Jawab Haerin pelan. Jemarinya memeluk gelas kopi, menghangatkan ujung-ujung jemarinya yang dingin.

Jihye melirik Haerin dari balik cangkirnya. Gadis itu kembali sibuk memperhatikan pemandangan langit di balik dinding kaca.

"Rin-ah..." panggil Jihye, "aku tahu berat bagimu kembali ke YG, tapi aku sangat berharap kau bisa berlaku profesional, jangan campurkan masalah pribadimu dengan pekerjaan." Suara Jihye lirih namun menusuk, tangan Haerin yang sedang menyuapkan gelas kopinya tertegun sesaat di bibirnya. Matanya sejenak bertemu dengan mata Jihye.

"Ne onnie," jawab Haerin pelan. Kedua wanita itu kembali terdiam. Suasana hening kembali datang. Kebisuan mereka terpecahkan dengan kedatangan Jieun-stylist utama Bigbang di ruangan itu. Jihye sudah memberitahu Haerin sebelumnya bahwa perwakilan dari YG yang bertanggung jawab untuk proyek J.Tune x YG adalah Kim Jieun.

"Mianhae, membuat kalian menunggu lama. Hari ini ada pengepasan baju untuk beberapa pekerjaan para anggota Bigbang, jadi studio sedang sibuk sekali. Aku baru bisa meninggalkan mereka." Jieun menghampiri Jihye yang sudah berdiri menyambut kedatangannya.

"Ah gwincana aku tahu seorang Kim Jieun-ssi pasti sangat sibuk, kami juga baru tiba kok." Jihye menjabat tangan Jieun erat tak lupa memberikan senyuman terbaiknya. "Aku kemari hanya untuk mengantar Haerin. Takut ia tersesat menuju gedung YG." kelakar Jihye.

"Masa Haerin tidak tahu mengenai gedung baru ini," Jieun melirik ke arah Haerin dengan pandangan tak percaya. "Kalau begitu kabar yang sering kudengar itu benar ya. Mereka bilang kalau kau menghindar dari segala sesuatu berbau YG," goda Jieun.

Haerin terkejut mendengar kalimat Jieun. "Anya onnie, aku memang tidak tahu," ia langsung membela diri. "Kalau Jihye onnie tidak memberitahuku mungkin aku benar-benar mengira kantor YG masih di gedung yang lama,"

"Ne, ne aratso...aku cuma bercanda Rin-ah," Jieun mengusap bahu Haerin sambil tertawa kecil.

Jihye tersenyum melihat reaksi Haerin, ia meremas lembut pundak Haerin. "Kalau begitu aku tinggalkan dia, kebetulan aku ada janji temu lagi. Jadi tak bisa berlama-lama di sini."

"Wah buru-buru sekali," ujar Jieun dengan ekspresi menyesal.

"Ne, aku sebenarnya masih ingin berlama-lama membicarakan proyek kolaborasi ini, tapi apa daya. Lagipula sudah ada Haerin, ke depannya mungkin kami akan banyak merepotkan. Jadi mohon bantuannya," Jihye menunduk memberi hormat diikuti oleh Haerin. Hal formal yang senantiasa dilakukan dalam budaya kerja di Korea Selatan.

Jieun membalas salam hormat mereka, "mianhaeyo, karena keterlambatanku kita jadi tidak bisa banyak mengobrol."

Jihye mengenggam lembut jemari Jieun, "gwincana, sudah aku bilang aku maklum. Kalau begitu aku permisi dulu. Haerin nanti aku transfer data-data yang kita perlukan via email, ok."

"Ne onnie."

Jihye melirik arlojinya, "ah sudah jam segini. Jieun-ssi, Rin-ah aku tinggal ya, anyeong."

"Anyeong, hati-hati di jalan Jihye-ssi." Jieun sekali lagi membungkuk memberi salam yang disambut anggukan Jihye. Jihye pun berlalu meninggalkan Haerin dan Jieun.

Sekarang Haerin benar-benar sendiri di perusahaan yang sudah ia hindari selama tiga tahun itu. Ujung-ujung jemari Haerin kembali dingin.

Kedua wanita itu saling berpandangan. Entah mengapa rasa canggung tiba-tiba muncul. Haerin tersenyum kaku sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya. Tiba-tiba ia merasa gugup. Kedua tangannya kembali menggenggam erat tali tas yang tersampir di bahu kirinya.

"Ayo kita ke ruangan bagian kreatif, kebetulan hari ini ada fitting baju untuk anggota Bigbang, jadi kau bisa melihat-lihat gaya yang biasanya dikenakan masing-masing anggota. Mungkin bisa jadi gambaran ide untuk desain produk kolaborasi ini." Papar Jieun sembari berjalan menuju bagian kreatif YG diiringi Haerin.

Sedari tadi Haerin berusaha menepis rasa gugup semenjak nama Bigang disebut, namun tak urung hal itu mempengaruhinya. Ia kembali teringat pesan Jihye tadi , untuk dapat memisahkan urusan pekerjaan dengan masalah pribadi. Ayolah Haerin jangan menjadi lemah.

Jieun dan Haerin berhenti di sebuah pintu bewarna krem kayu dengan papan nama-bagian kreatif-terpampang.

"Jangan kaget ya kalau suasana di dalam seperti angin ribut," Jieun mengedipkan sebelah matanya sebelum membuka pintu itu.

Suasana riuh dan orang-orang yang mondar-mandir membawa kain atau baju menyambut Haerin, membuatnya terpana dengan senyum kecil di bibirnya. Kesibukan di dalam ruangan itu sesuai dengan gambaran Jieun tadi, seperti angin ribut.

Haerin mengikuti Jieun masuk, beberapa kali tubuhnya tersenggol pegawai yang lalu lalang. Beberapa wajah familiar tertangkap matanya berada di ruangan itu. Ruangan itu cukup besar, didominasi warna putih dengan dinding kaca di sisi kananannya. Di bagian depan ruangan itu terpasang whiteboard panjang berisikan jadwal dan target pekerjaan yang mereka hadapi. Foto artis-artis YG juga terpasang di sana.

"Haerin kemari," Jieun menarik Haerin dari pengamatannya. Ia pun beranjak menuju posisi Jieun berada.

"Di sini benar-benar ramai ya onnie," komentarnya sambil tersenyum, kedua tangannya masih menggenggam erat tali tasnya, seolah takut tasnya itu akan terputus dari pegangannya.

"Beginilah kondisinya setiap ada rangkaian konser, pemotretan atau peluncuran album," ujar Jieun pura-pura mengusap peluh yang tak tampak. "Oh ya ini mejamu selama kau di sini, di dalam komputer itu sudah aku letakkan beberapa rangkuman data mengenai gaya fashion yang dikenakan Bigbang selama ini. Tapi aku tidak tahu apakah data-data itu sesuai dengan yang kau cari." Haerin melirik ke arah komputer canggih berlambang buah apel yang terletak di atas meja di dekatnya.

"Nuna pakaian-pakaian ini mau diapakan," seorang pegawai pria berseru memanggil Jieun sambil mendorong deretan pakaian.

"Set itu berikan pada Iyung, sebentar lagi aku ke sana," Jieun memberikan interuksi dengan setengah berteriak. Ia lalu kembali menatap Haerin, "jadi masih ada yang bisa kubantu Haerin-ah?"

"Kurasa sudah cukup onnie, aku akan mengecek data-data yang ada terlebih dahulu, onnie bisa meninggalkanku."

"Baiklah, kalau perlu sesuatu kau bisa mencariku." Jieun mengusap bahu Haerin sebelum beranjak pergi. Baru beberapa langkah ia kembali menghampiri Haerin yang baru saja akan meletakkan tasnya di atas meja. "Haerin-ah," panggilnya lirih.

"Ne onnie."

"Jangan terlalu khawatir, ok," Jieun menatap lembut Haerin. Kata-kata Jieun membuat Haerin tertegun, ia mengumbar senyum tipisnya, lalu mengangguk. Jieun balas tersenyum lalu meninggalkannya.

Lamat-lamat Haerin menelusuri pinggiran meja kubikel berwarna putih di hadapannya, lalu menghempaskan pantatnya di atas kursi berselimut kulit sintetis bewarna hitam. Ia memutar kursi itu menghadap jendela di samping kirinya. Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya. Ini akan menjadi pekerjaan yang sulit.

*

Sementara di pelataran parkir gedung YG, Seunghyun dan Jiyong baru tiba mengendarai van hitam yang disediakan YG untuk Bigbang. Semalaman Seunghyun menghabiskan waktu di rumah Jiyong membahas materi lagu untuk album duet mereka. Tubuhnya masih lelah, ia hanya sempat tidur selama dua jam. Ingin ia beristirahat namun jadwalnya mengharuskan ia datang ke YG untuk pengepasan baju dan pembahasan konsep pakaian untuk album duetnya.

Siang belum tiba di Seoul, cuaca tak menunjukkan banyak perbedaan. Musim dingin yang menghampiri Seoul menyebabkan udara dingin dan langit mendung senantiasa hadir menemani warganya.

Seunghyun merapikan posisi kacamata hitam yang menyembunyikan mata lelahnya, dengan langkah malas dan menahan kantuk ia mengikuti Jiyong menuju pintu masuk samping kantor YG. Mr.Kim berjalan tepat di belakangnya sambil memeriksa beberapa catatan di bukunya sementara Jiyong di depannya asyik mengobrol di handphonenya dengan nada ceria. Ia selalu heran dengan Jiyong yang selalu terlihat seperti kelinci energizer yang tak pernah kehabisan tenaga.

Ah malasnya, batin Seunghyun menenggelamkan kedua tangannya di saku mantel hitam yang ia kenakan. Seorang wanita dengan potongan rambut bob pendek bewarna hitam gelap muncul dari balik pintu yang dituju rombongan kecil Seunghyun.

Penampilan wanita itu sophisticated dengan jas krem susu berpadu dengan dress langsung bercorak garis diagonal merah dan hitam. Langkah tegap wanita itu tiba-tiba berhenti di hadapan rombongan kecil Seunghyun. Alis tebal Seunghyun mengernyit, ia merasa pernah melihat wanita tersebut.

Segurat senyum sinis ditujukan wanita itu kepadanya. Seunghyun berkernyit heran dari balik kacamatanya. Secara tak langsung pandangannya bertemu dengan tatapan tajam wanita itu.

"Ah Jihye, sedang apa kau kemari?" Seru Mr.Kim dari belakangnya membuat Seunghyun menghentikan langkahnya.

"Anyeong oppa, biasa ada urusan pekerjaan." Jihye melambaikan tangannya ke arah Mr. Kim. Tatapan mata ramahnya berubah sinis saat melihat Seunghyun dan Jiyong.

"Pasti repot sekali mengurusi berandalan-berandalan ini," Jihye bersedekap, matanya menilik Seunghyun dari atas sampai ujung kakinya, membuat Seunghyun merasa jengah. Apa-apaan wanita ini? Seunghyun menatap tajam Jihye dari balik kacamata hitamnya.

Mr.

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
wha_04 #1
Nice, don't give up
FatButPretty #2
Chapter 5: awesome!!! update soon !!
Banyakin part haerin sama senghyun nya dong ^^