Hyerin: Maybe I'm not your first one, but i want to be yours forever.
I Love You, Good Bye“Jong-In-a!”
Jong-In berbalik ke arah sumber suara dengan tatapan membunuh. “Neo jugollae? Jangan melunjak ya hanya karena aku menolongmu hari itu. Dan lagi, siapa yang menyuruhmu datang ke rumahku setiap pagi??”
Eun Mun malah cengar-cengir tak jelas, membuat Jong-In tambah kesal. “Tak apa-apa kan? Lagipula walau kau tidak menerimaku, tapi Eommamu menerimaku~” gadis itu menjulurkan lidahnya.
“Annyeong~ Ahjumma! Aku bawa kimchi lagi, masih segar lho… baru tadi pagi aku membuatnya~” seru Eun Mun seraya melangkah masuk tanpa mempedulikan Jong-In yang berada di teras.
Jong-In memutar kedua bola matanya. Hari-harinya pasti akan semakin merepotkan.
Eun Mun memotong seledri sambil bersenandung kecil. Ia sangat bahagia karena Jong-In—orang pertama yang paling ingin ditemuinya, sekaligus juga orang yang mendiamkannya sejak hari pertama kepulangannnya ke Daegu—sekarang sudah mau mengajaknya bicara lagi seperti dulu. Gadis itu selalu merasa bersalah sejak kepergiannya yang mendadak ke Seoul, jadi sekarang, ketika Jong-In sudah mau merespon ucapan-ucapannya—ia benar benar lega. Setidaknya, sikap Jong-In mulai membaik padanya—walaupun gadis itu tidak yakin Jong-In telah benar-benar memaafkannya.
***
“Oppa, wajahmu pucat sekali! Kau tidak tidur ya semalaman?”
Jong-In tersenyum tipis. “Aku tak papa, Hyerin-a, sungguh. Ayo kita berangkat sekarang, kau mau membeli novel baru kan?”
Hyerin menatap Jong-In dengan tatapan khawatir, lalu menyentuh pipi pria itu. “Tapi aku tidak mau kau sakit, Oppa. Aku akan lebih mementingkan kesehatanmu. Beli novelnya lain kali saja, ayo kita kembali sekarang.”
“Aku benar-benar tidak apa-apa, Hyerin-a.” Jong In menggenggam tangan Hyerin dan menepuk-nepuk pipinya sendiri. “Lihat, aku baik-baik saja kan?”
Jong-In melepaskan pegangan tangan Hyerin dan saat itulah, tiba-tiba sekelilingnya menjadi gelap. Yang terdengar hanyalah samar-samar suara teriakan Hyerin.
Hyerin mengganti kompres di dahi Jong-In dengan perasaan cemas. Saat Jong-In terlihat akan membuka matanya, Hyerin segera bangkit mendekat ke tempat tidur namja itu. Namun apa yang ia dengar selanjutnya langsung membuat tubuhnya terasa beku.
“Eun Mun-a…”
Hyerin terpaku. Eun Mun… Nama… perempuan?
Dongho yang baru saja akan masuk ke kamar, tidak sengaja melihat kejadian itu. Hyerin menoleh, merasa ad
Comments