Hurts-Hurted-Hurting.
I Love You, Good Bye“YA! Kim Jong-In! Ada Eun Mun-aa di depan. Berilah salam padanya, dari kemarin ia terus mencarimu.”
Panggilan Eomma dari luar tidak dihiraukan oleh Jong-In. Lebih baik aku pura-pura tidur saja, daripada disuruh menemui perempuan itu, batin Jong-In. Jong-In memasang earphonenya dengan volume maksimal, ia sama sekali tidak berniat untuk keluar kamar selama gadis bernama Eun Mun itu masih berada di luar.
“Jong-In-yaaa~~ Apa kau tidak kasihan pada Eun Mun-aa?”
Kasihan? Untuk apa kasihan pada orang yang sama sekali melupakan kita?
Eomma menghela nafas. Ia tau Jong-In tidak akan bisa diganggu kalau sudah begitu, mau dipaksa sekeras apapun. Eomma melangkah perlahan ke arah pintu depan. “Eun Mun-aa, jeongmal mianhae, Jong-In sepertinya masih tidur… Apa ada pesan yang bisa kusampaikan?”
Eun Mun melirik jam tangannya. Pukul 11 siang. Masih tidur? Ia telah mengenal Kim Jong In dan pria itu adalah seseorang yang sangat rajin bangun pagi. Pantangan baginya untuk bangun lebih dari jam 9, sekalipun itu adalah hari libur.
Gadis itu tersenyum sedih memikirkan kemungkinan—kemungkinan bahwa Jong-In benar-benar tidak ingin menemuinya lagi. Wajahnya yang tadinya cerah berubah jadi kalut. “Aniyo, ahjeomma… khamsahamnida.. Besok saja aku mampir lagi.. Maaf mengganggu siang-siang…”
***
Jong-In duduk di depan sofa, mengganti-ganti channel televisi dengan asal. Sudah berapa hari ini ia bolos kuliah. Ia pikir percuma jika masuk kuliah namun pikirannya tidak bermuara ke sana. Percuma, karena yang dipikirkannya sekarang justru gadis itu. Ya, gadis itu, Song Eun Mun.
“YA! Kau ini bermalas-malasan saja dari kemarin! Pergilah belanja, Jong-In aa, gerakkan sedikit badanmu!” perintah Eomma dari dapur.
Jong-In menghela nafas panjang. Dari nada bicaranya ibunya, kelihatannya beliau sedang tidak bisa dibantah. Jadi, daripada kepalanya dilempar penggorengan, lebih baik ia pergi. ”Ne, Eomma, arraseo, aku berangkat sekarang.”
Comments