Letters
Freeze the MomentFILLER CHAPTER
This is only a filler chapter not the Last Chapter. TY :)
*****************************************************************************************************************************************************
Suratku untuk yang terkasih..
Dear Xiaoting.
Sudah sebulan aku meninggalkanmu, dengan segala keresahan dan kerinduan yang selalu kubawa-bawa . Hari ini aku mengikuti langkah kakiku, aku membiarkannya membawaku ke mana saja hingga akhirnya aku terdampar ke sebuah desa yang Indah, Riquewihr, Sungguh sulit mengucapkannya.
Xiaoting apakah kamu ingat? kamu pernah berjanji akan membuatkanku rumah di perbukitan di Prancis, sepertinya desa ini sangat cocok dengan bayanganmu, ketika malam aku bisa melihat banyak bintang dan pada malam hari walaupun tak seterang lampu kota , kita masih bisa melihat cahaya dari lampu-lampu rumah warga desa. Tapi ingat, aku ingin rumah kita berada di lokasi paling tinggi karena ketika lelah bekerja aku bisa melihat kombinasi indahnya perpaduan cahaya buatan manusia dan ciptaan alam, sambil memimum kopi dan sambil merebahkan kepalaku di bahumu.
Apakah kamu tahu aku menulis ini sambil meminum kopi favoritku dan baru saja aku sedikit menumpahkannya ke kertas ini? Jika kamu ada di sini pasti kamu akan terus meledekku atas kecerobohanku.
Xiaoting sudah 33 hari kita tidak bertemu dan aku masih merindukanmu.
***
Dear Kekasihku, Xiaoting..
Aku tidak peduli, walaupun kita belum resmi kembali bersama tapi bagiku selamanya kamu adalah kekasihku. Apakah kamu sudah melihat foto yang aku kirim? Sekarang aku berada di desa bernama Eze, kali ini tidak begitu susah untuk melafalkannya.
Xiaoting kamu pasti akan sangat suka berada di sini, mereka mempunyai restaurant dengan Pizza dan Spaghetti terlezat di dunia, setidaknya bagiku. Tapi mereka menyuguhkan makanannya dengan porsi yang sangat besar, andai saja kamu ada di sini kamu pasti sudah membantuku menghabiskan semua makanan.
Xiaoting apakah kamu tahu hari apa ini?
Hari ini adalah hari perayaan dimana kamu menyatakan perasaanmu kepadaku untuk pertama kali. Kamu pasti lupa. Aku belum pernah mengatakannya, namun saat itu ketika kita sedang melihat matahari terbenam dan pada saat kita sudah mengetahui perasaan kita masing-masing, aku sangat-sangat ingin mencium bibirmu, keinginan itu bahkan aku bawa sampai ke mimpiku malam itu.
Xiaoting, sudah 65 hari. Aku masih merindukanmu dan aku sangat ingin menciummu sekarang.
***
Dear Xiaoting .
Kakiku kini membawaku ke sebuah perkebunan wine. Tidak, aku tidak sedang meminum wine, aku tidak mau mengambil resiko untuk tidak bisa pulang nanti.
Aku menulis ini masih sambil memimum kopi di rumah pemilik perkebunan yang kebetulan adalah teman lama ayahku. Apakah kamu tahu bahwa pemilik perkebunan ini memiliki putri yang sangat cantik? Sepertinya dia menyukaiku, xixixi. Kamu tidak usah cemburu karena bagiku Xiaoting-ku adalah gadis paling cantik di bumi ini.
Xiaoting tadi Paman pemilik kebun memberikanku sebuah perumpamaan, dia bilang “Love is like wine, gives a tumultuous bliss, Heightened indeed beyond all mortal pleasures; But mingles pangs and madness in the bowl.” Jika perumpamaan yang dikatakannya benar aku tak keberatan, jika cinta itu seperti wine yang merupakan campuran dari kesenangan fana, kesakitan, dan kegilaan yang diaduk menjadi satu, aku tetap akan meminumnya, asalkan aku meminumnya bersama denganmu.
Xiaoting, sudah 80 hari dan aku masih merindukanmu.
***
Dear Shen Xiaoting,
Pasti kamu sudah bisa menebak aku ada dimana dari foto yang kukirimkan. Aku sedang berada di Nice, kali ini aku tidak sendiri, aku pergi bersama Seungyeon dan pacarnya. Namun saat aku menulis ini aku sedang sendiri, sepasang kekasih itu sedang berkencan dan aku ditinggal di hotel sendirian.
Xiaoting, pemandangan di sini indah sekali, mengingatkanku akan pemandangan laut di Sokcho saat kita melakukan pelarian. Tak seharusnya aku mengingat pengalaman tak menyenangkan itu, namun pada malam itu walaupun aku dalam keadaan sangat ketakutan namun ada setitik rasa bahagia yang menghinggap di hatiku, karena pada malam itu setelah sekian lama aku bisa duduk berdua denganmu, bisa bicara dari hati ke hati denganmu, bisa kembali merasakan ada di pelukanmu.
Xiaoting, suatu hari mari kembali ke sana. Aku ingin mengganti pengalaman mengerikan di Sokcho menjadi pengalaman indah bersama kamu.
Xiaoting, saat ini aku sedang memimun orange Juice, aku tak suka, aku lebih suka orange Juice buatanmu. Xiaoting, sudah 100 hari dan aku masih merindukanmu.
Aku mencintaimu.
***
Dear Xiaoting,
Maaf sudah lama sekali aku tidak menulis untukmu. Aku sedang mengalami hal sulit di sini. Mimpi-mimpi buruk itu kembali muncul beberapa bulan terakhir, aku memutuskan untuk datang ke psikolog karena aku takut aku bisa menjadi gila jika aku membiarkan mimpi buruk itu terus menghantuiku.
Kini aku sedang berada di Bonneval-sur-Arc,cukup jauh dari Paris. Aku pergi sendiri tanpa sepengetahuan Seungyeon, jika kuberitahu ia pasti tidak akan mengizinkanku pergi. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri.
Xiaoting, aku pikir aku baik-baik saja, aku pikir dengan travelling yang aku lakukan selama ini akan menyembuhkanku dari traumaku. Namun aku salah, Peter dan Ayahnya sepertinya masih belum puas menggangguku, mereka seperti datang dari neraka dan terus menghantuiku melalui mimpi-mimpi burukku.
Xiaoting apa yang harus aku lakukan?
Sudah 200 hari dan aku masih sangat amat merindukanmu.
***
Dear Nona Shen,
Sepertinya ini adalah surat terakhir yang akan ku kirim. Sekarang aku sedang berada di Lyon. Seungyeon sudah pulang ke Korea, akhir-akhir ini ia sering marah-marah padaku. Bukan salahnya, dia hanya ingin aku cepat terbebas dari mimpi burukku. Namun entah kenapa aku takut untuk kembali ke Psikolog. Aku takut dengan cara mereka yang dapat membaca isi hati dan pikiranku, aku takut mereka dapat mengetahu sisi tergelapku.
Xiaoting, maafkan dulu aku yang memaksamu untuk datang ke psikolog, ternyata setelah mengalaminya sendiri , aku menjadi tahu bahwa itu tak mudah bagimu. Aku berjanji jika suatu hari kita bertemu lagi aku akan berusaha untuk lebih memahamimu.
Xiaoting, kamu pasti akan menyukai kota Lyon, arsitektur bangunan-bangunan di kota ini sangat indah, aku bisa membayangkan bagaimana kamu tidak akan berhenti mengoceh untuk mengutarakan kekagumanmu pada kota ini.
Xiaoting tiba-tiba aku merasa takut, aku takut kamu terbiasa tidak bersamaku, aku takut kamu tidak membutuhkanku lagi. Xiaoting apakah kamu tahu bahwa dulu saat kita masih tinggal bersama, saat kita masih saling bergantung, ada perasaan aman dalam diriku, ada perasaan egois yang aku simpan, perasaan dimana aku berpikir kamu tidak akan bisa hidup tanpa ada aku di sisimu.Namun sepertinya aku salah telah meremehkan seorang Shen Xiaoting.
Nona Shen, sudah 214 hari dan aku masih merindukanmu......
Namun apakah kamu merindukanku?
******
Xiaoting sedang memasukan baju-bajunya ke koper saat ada yang mengetuk pintu apartemennya. Seorang Nenek tua yang sudah lama menjadi tetangganya.
“Nenek, ada apa?” Tanya Xiaoting.
“Aku menemukan surat-surat ini di kotak surat. Sepertinya banyak surat untukmu, semenjak Chadol tidak bekerja lagi di apartemen ini, tidak ada lagi yang mengantarkan surat ke unit kita, aku pun tidak akan tahu bahwa anakku mengirimiku surat jika ia tidak menelepon dan kebetulan aku melihat banyak surat di sana yang ditujukan padamu.” Nenek tua itupun kemudian memberikan surat-surat itu kepada Xiaoting. “Aku pergi dulu yaa..” lanjut sang nenek sebelum pergi meninggalkan Xiaoting.
Xiaoting buru-buru membawa surat-surat itu, ia kemudian membuka satu persatu surat-surat itu sesuai dengan urutan tanggal yang ada di amplop. Ia lalu membaca satu persatu isi surat. Setelah membaca semuanya muncul perasaan panik dalam dirinya.
“Oh My God.…”
***********************************************************************************************************************************************
See You... TY :)
Comments