Lovestruck

Freeze the Moment

Sudah berjam-jam Xiaoting duduk di depan meja gambarnya, ia sangat serius dengan apa yang sedang dikerjakannya. Tangannya menari-nari di atas kertas, menyambungkan garis satu dengan garis lainnya.  Setelah sekian lama ia kemudian meletakan pensil mekaniknya, Xiaoting tersenyum melihat gambar 2D yang baru saja ia selesaikan, Kecerdasannya yang di atas rata- rata membuatnya mampu menciptakan gambar teknis yang terlalu sempurna untuk mahasiswa tingkat satu sepertinya.

Sebuah bangunan dengan dua lantai ia buat dengan begitu detail setiap bagiannya. Sebuah rumah impiannya, rumah yang ia harapkan bisa ia tinggali bersama Yujin Eonnie-nya. Ia serius dengan janjinya untuk membuatkan rumah terbaik untuk Yujin.

Perhatiannya kemudian tertuju pada wallpaper ponselnya, foto Selca-nya dengan Yujin ketika ia wisuda, ia belum pernah menggantinya sejak pertama kali ia memasangnya sebagai wallpaper.

“ Sepertinya di sini kamu belum sekurus sekarang, Eonnie.” Xiaoting berbicara pada foto Eonnie-nya itu, senyum kecil muncul di bibirnya ketika melihat wajah imut Eonnie-nya itu. “Disini bahkan kamu tampak 10 tahun lebih mudah dariku, seperti anak sekolah dasar.” Ucap Xiaoting lagi. Ia masih memerhatikan wallpaper ponselnya ketika ada notifikasi di layar ponselnya, pesan dari pacarnya yang sudah 2 hari ini pergi ke luar kota.

Babe, sedang apa?” Pesan pertama yang dikirimkan Seungcheol.

“Aku sedang menggambar.” Jawab Xiaoting.

Tugas kuliahmu?” Tanya Seungcheol lagi.

“Iya.” Jawab Xiaoting kali ini berbohong, apa yang ia gambar bukan untuk tugas kuliahnya.

Oh I see, apakah kamu sudah makan?”

“Belum, Oppa.”

Kenapa belum makan? Sekarang berdiri dari tempat dudukmu dan cari makanan di dapur! Jika tidak ada kamu langsung pesan, atau mau aku pesankan?” Ucap Seungcheol dengan ketikan panjangnya. Xiaoting lalu tersenyum membaca pesan dari Seungcheol, pacarnya itu selalu perhatian padanya.

“Tidak usah Oppa, masih ada makanan di dapur tadi aku sempat memasak.” Balas Xiaoting.

Baik kalau begitu, jangan telat makan lagi ya.” Jawab Seungcheol.

“Ok.” Ketik Xiaoting singkat.

Masih ada yang harus kerjakan, nanti aku telepon kamu sebelum tidur, I Love you.”  

“Oke Oppa ” Balas Xiaoting.

Sudah beberapa bulan Xiaoting berpacaran dengan Seungcheol namun ia masih belum bisa mengatakan 3 huruf itu.  Xiaoting menyayangi pacarnya itu, Seungcheol selalu baik padanya dan yang paling penting ia pun baik kepada Yujin Eonnie-nya, She knows that he is a perfect boyfriend for her, tapi Xiaoting hanya belum bisa mengucapkan kata-kata itu.

Perhatiannya kemudian kembali ke layar ponselnya, waktu sudah menunjukan pukul 10 Malam, namun Yujin belum pulang ke apartemen. Yujin sudah mengabarinya bahwa ia akan pulang telat karena harus menemani Seungyeon mencari sesuatu di Mall.

“Bukankah seharusnya Mall sudah tutup, mengapa sampai sekarang kamu belum pulang.” Lagi-lagi Xaoting berbicara pada foto Yujin yang ada di layar ponselnya.

Xiaoting kemudian kembali menatap gambar 2D nya. Saat ia menggambar ini, di dalam bayangannya hanya ada dirinya dan Yujin, ia bahkan tidak memikirkan bagaimana living arrangement mereka kedepannya dengan kehadiran Seungcheol dan Seungyeon di hidup mereka.

“Apakah aku harus menggambar ulang?” ucapnya. Xiaoting lalu menggelengkan kepalanya. “Biarkan saja dulu seperti ini.” Ucapnya lagi.

Ia kemudian menggulung kertas gambarnya dan menyimpannya di drafting tube-nya.

Xiaoting kemudian kembali meraih ponselnya.

“Eonnie, jangan pulang terlalu malam, aku akan memanaskan makanan in case kamu tidak sempat makan, aku akan tidur duluan. Please be careful.” Ketiknya.

Xiaoting kemudian pergi ke dapur untuk memanaskan masakannya, tak lama ponselnya pun berbunyi.

 “Iya Bawel, aku sudah makan tapi aku masih lapar so please sisakan masakanmu. Thank You. Sebentar lagi aku pulang J “ Isi pesan dari Yujin.

Xiaoting tersenyum lebar membaca isi pesan dari sahabatnya itu.

“Dia banyak makan tetapi tetap kurus seperti itu.” Komentarnya. 

Xiaoting yang awalnya hanya berniat memanaskan masakannya tadi sore kemudian memutuskan untuk memasak omellete kesukaan Yujin, ingin Eonnie-nya itu memakan masakannya yang masih fresh.  Ia memasak dengan senyum masih menempel di bibirnya.

***


“Akhirnya kita bisa berkumpul lagi, aku tidak menyangka menjadi mahasiswa akan sesibuk ini.” Ucap Dayeon yang sudah menyandarkan kepalanya di bahu Chaehyun.

“Ini baru awal, kedepannya akan lebih sibuk lagi, belum lagi jika kita sudah bekerja, kita akan semakin sulit untuk berkumpul.” Ucap Mashiro.

“Ngomong-ngomong apartemen kalian ini nyaman.” Lanjut Mashiro lagi.

“Hmm, sedikit upgrade dari apartemen lama kami meskipun aku dan Eonnie harus bekerja keras untuk membayar sewanya.” Jawab Xiaoting.

“Kalian luar biasa.” Kini Chaehyun ikut berkomentar. “ Kuliah saja sudah cukup melelahkan, kalian tetap harus bekerja.” Lanjutnya lagi.

“Aku mencoba menikmatinya.” Jawab Xiaoting lagi.

“Hei, Ini Jus kalian, ambil sendiri..” ucap Yujin dari arah dapur.

“Oke Eonnie.” Jawab Mashiro, “Biar aku saja..” ucapnya kepada teman-temannya, mashiro kemudian berdiri menghampiri Yujin ke dapur.

“Xiaoting..” bisik Daeyeon.

“Hmm” Jawab Xiaoting.

“Aku mendengar rumor hubungan Eonnie-mu dengan artis papan atas.”  Ucap Dayeon lagi masih berbisik.

Mata Xiaoting langsung terbelalak mendengarnya. “Kamu dengar dari mana?” ia takut hal ini akan berpengaruh tidak baik pada Eonnie-nya itu, ia sedikit ngeri dengan cara media bekerja.

“Blind item.” Jawab Chaehyun mewakili sahabatnya.

“Sejak kapan kamu membaca hal seperti itu, dan dari mana kamu tahu itu Yujin Eonnie? Dia bahkan bukan seorang selebritis.” Tanya Xiaoting.

“Ada fotonya, di dalam forum itu jelas memperlihatkan wajah Seungyeon dan seorang wanita, walaupun wajahnya tidak terlihat aku sangat kenal dengan postur eonnie dan jaket yang dipakainya di foto, itu adalah jaket pemberianku untuk hadiah ulang tahunnya.” Ucap Dayeon lagi.

“Tapi kenapa belum ramai di media?” Tanya Xiaoting lagi.

“Aku tidak tahu, mungkin ada campur tangan agensinya.” Jawab Dayeon seraya mengangkat bahunya.

“Mengapa kalian bisik-bisik.” Yujin yang sedari tadi menyiapkan hidangan kecil untuk teman-temannya sudah kembali dari dapur. Disusul Mashiro yang membawa minuman untuk teman-temannya itu.

“Eonnie kamu harus tahu.” Ucap Xiaoting memutuskan untuk memberi tahu Yujin.

“Ada apa?” Tanya Yujin seraya menyimpan makanan yang sudah ia siapkan di meja. Ia kemudian duduk di samping Xiaoting.

“Fotomu dengan Seungyeon sudah tersebar di salah satu forum.” Jawab Xiaoting.

“Benarkah?” ucap Yujin dengan nada terkejut.

Dayeon kemudian mengambil ponselnya, ia kemudian mencari forum yang memuat foto Yujin dan Seungyeon.

“Ini Eonnie, lihat sendiri.” Dayeon kemudian memberikan ponselnya kepada Yujin.

Mata Yujin semakin terbuka lebar. Dalam foto itu, ia dan Seungyeon sedang berpelukan, ia ingat pada saat itu Seungyeon sedang stress dengan pekerjaannya dan meminta Yujin untuk memeluknya. Foto itu diambil dari arah samping sehingga hanya wajah Seungyeon yang terlihat. Xiaoting yang duduk disebelahnya ikut melihat foto yang ada di forum.

“Tapi sebenarnya ini tidak terlalu kuat, Seungyeon dengan mudah dapat menyangkalnya, ia tinggal bilang bahwa wanita yang ia peluk adalah temannya.” Ucap Xiaoting.

 Yujin mengangguk. “Xiaoting benar, kalian tidak usah khawatir.”ucapnya.

“Eonnie, tapi apakah kamu dengan Seungyeon mempunyai hubungan spesial?” Tanya Chaehyun.

Yujin mengangguk. “Kami sedang dalam proses saling mengenal.” Jawab Yujin.

“Wahh daebak! Aku tidak menyangka temanku punya pacar seorang selebritis.” Ucap Dayeon. “Uhm tapi Eonnie, kamu harus lebih berhati-hati, foto itu hanya permulaan saja, kita semua tahu bagaimana cara kerja para paparazzi itu.” Ucap Dayeon lagi.

Yujin mengangguk. “Terima kasih sudah mengingatkan.” Ucapnya.

“Aku tidak suka kondisi seperti ini.” Kini Xiaoting yang ikut berkomentar.

“Kenapa?” Tanya Yujin.

“Hidup kita jadi semakin rumit. We get a better life but our life is getting more and more complicated.” Ucapnya.

“Itu namanya kehidupan Xiaoting” Ucap Yujin.

“Eonnie benar. Ting. Oh yah aku belum mengucapkan selamat, terlepas dari semuanya aku senang sekarang Eonnie sudah punya pacar.” Ucap Mashiro.  Yujin hanya tersenyum kecil mendengar ucapan selamat dari Mashiro.

“Jangan lupakan sahabat kita satu lagi ini, Xiaoting kita ini belum mentraktir kita makan padahal ia sudah berpacaran cukup lama dengan anak seorang pengusaha kaya.” Ucap Chaehyun.

“Apa sih kalian? Itu bukan sebuah pencapaian, aku tak memacari pacarku ini karena dia anak orang kaya.” Ucap Xiaoting dengan muka masamnya, tak senang dengan komentar temannya itu.

“Oke oke, mengapa kamu sensitif seperti itu sih? Aku hanya bercanda” ucap Chaehyun lagi.

Xiaoting tahu temannya itu tidak berniat jelek, moodnya hanya tiba-tiba rusak saja.

“Oke, mengapa kita jadi membahas ini, bagaimana jika kita mulai menonton saja?” Ucap Mashiro mencoba memperbaiki suasana. Teman-temannya pun setuju.

Mereka kemudian mulai menonton series yang sedang hype di Korea bahkan seluruh dunia.

Seperti biasa Yujin otomatis mengistirahatkan kepalanya di bahu Xiaoting.

Sepanjang pemutaran series, suara Mashiro memenuhi ruangan, ia memang tidak terlalu menyukai genre horror seperti ini. Terlebih Dayeon dan Chaehyun yang duduk mengapitnya di sofa selalu menggodanya dengan menakut-nakutinya.

Duduk di lantai, dua sahabat yang fokus menonton series, genre horror merupakan favorit mereka berdua. Walaupun terkadang ada adegan yang membuat Yujin merasa takut, namun ia punya perisainya, ketika ia tak tahan dengan suatu adegan ia akan bersembunyi di belakang pundak Xiaoting.

“Aku benci sekali dengan Gwinam.” Ucapnya berbisik di telinga Xiaoting, masih bersembunyi  di pundak sahabatnya itu, ia paling takut setiap ada scene tokoh jahat utama di series itu muncul.

“Si penulis memang pintar, dengan zombie-zombie tak berakal saja penonton sudah dibuat ketakutan sekarang ditambah dengan zombie jahat yang tidak kehilangan akalnya. Semakin menyeramkan. “ ucap Xiaoting.

“mmmh, malam ini aku akan tidur di kamarmu.” Ucap Yujin.

Xiaoting tersenyum, ia kemudian menoleh ke samping agar ia bisa melihat wajah ketakutan Eonnie-nya itu. Mata mereka saling bertemu, Xiaoting kemudian tersenyum kepada Yujin.

“Oke, aku akan melindungimu dari para zombie.” Bisiknya.

Yujin kemudian mengerucutkan bibirnya, “kamu senang sekali meledekku.” Mendengar itu Xiaoting kembali tersenyum, ia kemudian kembali mengalihkan fokusnya pada TV.

Tak berselang lama, ponsel Yujin bergetar, ia kemudian melihat notifikasi di layar ponselnya, ada satu pesan yang masuk dari nomor yang ia tak kenal.

Yujin, ini Imo, Eomma-nya Seungcheol, besok kita bisa bertemu di rumahku?  aku ingin bertemu denganmu dan kalau bisa kamu ajak Xiaoting juga. Selamat malam Yujin.”

Yujin tersenyum membaca pesan dari Nyonya Choi, ia langsung menyentuh pundak Xiaoting meminta perhatiannya, Xiaoting kembali menoleh ke arahnya. Ia kemudian menunjukan pesan dari Ibunya Seungcheol kepada Xiaoting.

“Apakah kamu bisa dan apakah tidak apa-apa?” bisik Yujin.

Xiaoting lalu mengangguk. “Asal ada kamu, harusnya tidak apa-apa, Eonnie.” Jawab Xiaoting. Yujin tersenyum mendengar jawaban Xiaoting, ia lalu kembali ke ponselnya, mengetikan jawabannya.

Baik Imo, besok aku dan Xiaoting akan ke rumahmu. Selamat malam juga Imo J

Pandangannya kembali ke depan TV. Lagi, Gwinam muncul d layar TV, Yujin kembali berlindung ke belakang perisainya.

***

“Aku senang kalian datang.” Ucap Nyonya Choi hangat.

“Terima kasih Imo, aku sangat senang ketika kemarin menerima pesanmu.” Jawab Yujin.

“Terima kasih Imo.” Ucap Xiaoting, Nyonya Choi memintanya juga untuk memanggil Imo.

“Aku yang berterima kasih, dikunjungi oleh gadis-gadis luar biasa seperti kalian.” Nyonya Choi sudah mendengar cerita tentang kehidupan Yujin dan Xiaoting dari Seungcheol. Nyonya Choi yang sudah mempunyai kesan yang kuat terhadap Yujin semakin terkesan kepadanya, there was an unknown fond she felt for her.

“Dan Xiaoting terima kasih, berkatmu putraku itu menjadi super periang belakangan ini.” Ucap Nyonya Choi seraya tersenyum hangat ke arah Xiaoting.

“Sama-sama Imo, putramu pria yang baik.” Balas Xiaoting.

“Aku senang mendengarnya, setidaknya aku bisa membesarkan putraku satu-satunya dengan baik.” Ucapnya. Ia kemudian menghela napasnya dengan dalam.

“Ada apa Imo?” Tanya Yujin yang melihat perubahan raut wajah Nyonya Choi.

“Aku teringat putriku yang sudah meninggal, jika masih hidup mungkin sudah seusiamu Yujin.” Jawabnya.

I’m sorry to hear that, Imo.” Ucap Yujin.

“It’s ok, lagipula kejadiannya sudah lama sekali. Walaupun lukaku sampai sekarang belum sembuh.” Ucap Nyonya Choi dengan nada sedih. Ia kemudian menggelengkan kepalanya.

“Ahh ada apa denganku? pokoknya kalian harus sering kemari, aku senang ada kalian, aku seperti mendapatkan putriku kembali.” Ucapnya.

“Baik Imo, kami akan sering datang.” Jawab Yujin.

“Terima kasih.” Jawab Nyonya Choi kemudian meraih tangan Yujin.

“Xiaoting.” Kemudian perhatiannya berpindah ke gadis di sebelah Yujin. “ Aku harap kamu dan Seungcheol  bisa bertahan lama, aku tak sabar mempunyai menantu secantik dirimu, tidak terbayang bagaimana cantik dan tampannya cucu-cucuku nanti.” Ucap Nyonya Choi lagi.

Xiaoting hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Nyonya Choi, matanya lalu otomatis berpindah melihat ke sampingnya, Yujin memasang ekspresi yang lagi-lagi tak bisa Xiaoting baca.

“Oh, sepertinya sudah waktunya makan malam, ayo! Aku sudah siapkan makanan spesial untuk kalian.”

Mereka pun berpindah dari ruang tamu ke ruang makan.

Perbincangan mereka pun berpindah dari ruang tamu ke ruang makan.

“Bagaimana enak kan?” Tanya Nyonya Choi meminta pendapat tentang masakannya.

“Enak sekali.” Jawab Yujin dan Xiaoting bersamaan.

“Ah syukurlah..” Jawab Nyonya Choi senang mendengarnya.

“Yeobo..” Terdengar suara teriakan pria dari arah ruang tamu.

“ Aku ada di ruang makan.” Jawab Nyonya Choi sedikit berteriak.

Pria tadi pun muncul di ruang makan, Yujin dan Xiaoting sedikit gugup ketika pria yang mereka kenal sebagai ayah dari Seungcheol itu duduk di kursi paling ujung.  Mengingat pertemuan pertama mereka yang kurang menyenangkan.

“Yeobo, hari ini kita kedatangan tamu, ada Xiaoting pacar dari Seungcheol dan Yujin teman dari Seungcheol.” Ucap Nyonya Choi pada suaminya yang baru datang.

Tuan Choi tidak berkomentar, ia langsung membalikan piring di hadapannya dan mengambil makanan di meja. Nyonya Choi hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kekanakan suaminya itu.

Ia kembali mengalihkan perhatiannya kepada kedua gadis yang berhasil memenangkan hatinya itu.

“Ayoo, makan yang banyak..” ucapnya pada kedua gadis itu.

Yujin dan Xiaoting pun meneruskan makannya, berbeda dengan sebelumnya nafsu makan mereka berkurang drastis karena kehadiran Tuan Choi. Namun karena ingin menghormati Nyonya Choi mereka tetap meneruskan makan mereka.

“Kapan Sengcheol akan kembali ke Seoul?” Tanya Tuan Choi tiba-tiba.

“Dia bilang dia akan ada di Busan selama 2 minggu.” Jawab Nyonya Choi.

“Aku harap sepulangnya dari Busan, ia lebih fokus mengurus perusahaan, dibandingkan mengurus studio kecilnya itu.” Ucap Tuan Choi.

“Kita biarkan saja dulu, itu hobinya sejak kecil.” Jawab Nyonya Choi.

“Sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main, the work he does is like just doing charity” Ucap Tuan Choi.

“Maksudmu?” Tanya Nyonya Choi.

he has hired poor people without basic education, what is that if not charity?” ucapnya.

“Yeoboo..” Kini Nyonya Choi yang sudah mengerti maksud suaminya itu mecoba memperingatkan suaminya.

Yujin lalu meletakan sendok dan garpunya di atas piring, ia tidak bodoh untuk mengerti bahwa perkataan Tuan Choi itu ditujukan kepadanya dan Xiaoting.  Namun ia masih mencoba untuk sabar karena ia masih menghormati Nyonya Choi.

Then he has to date the poor girl, Seungcheol has to get the nobel prize for the charity he did.”

“Yeobo!”Suara Nyonya Choi semakin keras mengingatkan suaminya.

This is it, kesabaran Yujin sudah diambang batas, ia meraih tangan Xiaoting mengajaknya untuk ikut berdiri dengannya.

This poor girls understand some basic English to understand that you have no right to insult us, we worked hard so that we can live until now and not beg for money from someone like you.” Ucap yujin dengan nada dingin.  “Imo, maaf kami harus pergi.” Lanjutnya, ia lalu menarik Xiaoting keluar dari rumah itu.

“Yeobo, kamu sungguh keterlaluan.” Ucap Nyonya Choi pada suaminya ketika Yujin dan Xiaoting sudah meninggalkan rumahnya.

“Aku tidak mau kejadian masa lampau terulang lagi, aku sudah tidak bisa mempercayai siapapun.” Jawab Tuan Choi.

Nyonya Choi kemudian merubah raut mukanya, ia kembali bersedih mengingat kejadian 20 tahun lalu.

***

“Sampai kapan kamu akan mengerutkan dahimu seperti itu?” Tanya Xiaoting pada Yujin.

Kini mereka sedang ada di Minimart 24 jam, Yujin kemudian menyeruput Mie nya, tidak menjawab pertanyaan Xiaoting.

“Sampai kapan kamu akan kesal seperti ini?” Tanya Xiaoting lagi.

“Kamu tidak marah? Ayah Seungcheol tadi sangat menghinamu.” Ucap Yujin masih dengan nada kesal.

“Kata siapa aku tidak marah? Aku hanya tidak mau membuat keributan saja.” Jawab Xiaoting.

Yujin kemudian menghela napasnya dengan dalam.

“Xiaoting, nantinya akan berat untukmu.” Ucap Yujin.

“Aku tahu..” Ucap Xiaoting.

Yujin kemudian menggelengkan kepalanya.

“Saat aku pikir aku akan tenang melepasmu dengan Seungcheol.” Balas Yujin tak sadar dengan apa yang ia ucapkan.

“Maksud Eonnie?” Tanya Xiaoting bingung.

‘OMG, another episode of me being dumb’ Yujin memarahi dirinya sendiri.

“Maksudku, sebagai kakakmu aku sudah menyetujui hubungan kalian, tapi jika ayahnya seperti itu, aku sepertinya harus berpikir lagi.” Jawab Yujin.

“Oh.” Ucap Xiaoting, sedikit kecewa dengan jawaban yujin, namun lagi-lagi ia berusaha untuk tidak memikirkannya.

“Eonnie, tidak usah khawatir, aku akan membicarakan ini dengan Seungcheol Oppa.” Ucapnya lagi.

Yujin hanya mengangguk, dalam hatinya ia masih merasa khawatir.

“Mau mendengarkan lagu?” Tanya Yujin tiba-tiba. Xiaoting pun mengangguk.

Yujin lalu mengeluarkan music player tua miliknya. Ia kemudian berbagi earphone dengan Xiaoting.

Mereka kemudian meneruskan memakan mie mereka sambil melihat jalanan yang sedang diguyur hujan dari jendela minimarket, mendengarkan lagu yang baru rilis baru-baru ini.

No matter who cries, it's not a strange night

I secretly think of you

Like when it rains

I can't see tears

 

You can take out and dig in

These happy memories

If you put it in your pocket

Instead of writing them all

There are days left

That's a good day

 

Just only the past memories

I felt sorry for crying and laughing

The clock in my heart

Trying to fit the current situation

………..

https://www.youtube.com/watch?v=op5NTPccIfQ

(Some Nights – Taeyeon)

 

“Mengapa berhenti makan?” Tanya Yujin.

“Aku hanya sedang meresapi liriknya.” Jawab Xiaoting.

“Sad song.” Jawab Yujin.

“Longing song.” Balas Xiaoting.

“Umm,  kamu sedang merindukan Seungcheol?” Tanya Yujin.

Xiaoting menggelengkan kepalanya.

“Aku hanya tiba-tiba berpikir tentang masa depan” ucapnya.

Ia kemudian menoleh ke sampingnya memandang mata sahabatnya.

“Entah mengapa tiba-tiba aku takut akan masa depan.” Ucap Xiaoting lagi. “Aku tiba-tiba membayangkan aku adalah gadis yang akan menyanyikan lagu ini nanti, I suddenly think that I will relate to this song a lot in the future.”

 Yujin yang sebenarnya tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu kemudian meraih tangan Xiaoting.

“Jangan terlalu overthinking dengan sesuatu yang belum terjadi, aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, tetapi di masa depan-pun aku akan selalu ada disamping kamu.”

Xiaoting hanya mengangguk. Pandangannya kembali ke arah jendela, memperhatikan titik-titik air di jendela memburamkan pandangannya untuk melihat jauh ke luar.

Yujin doesn’t know that Xiaoting's biggest fear is that she would have to sing this song in the future because of her.

***

 Sudah 2 minggu berlalu semenjak kejadian makan malam di rumah Seungcheol. Kini Seungcheol sudah berada di Seoul. Sesampainya di Seoul ia langsung pergi ke apartemen kekasihnya. Ini pertama kalinya ia berada di dalam apartemen Xiaoting, biasanya ia hanya mengantar sampai luar gedung.

“Mengapa tak bilang dulu akan ke sini?” Tanya Xiaoting seraya menempatkan minuman yang ia buat untuk Seungcheol di meja.

“Aku ingin memberi surprise untukmu dan aku sangat merindukanmu.” Jawab Seungcheol.

“Sini duduk.” Pinta Seungcheol sambil menepuk-nepuk sofa di sisi kirinya. Xiaoting kemudian duduk di samping Seungcheol.

Seungcheol lalu memeluk kekasihnya itu.

“I miss youuu.” Ucapnya.

“Aku juga.” Balas Xiaoting. Seungcheol lalu melepaskan pelukannya.

“Bohong, kamu jarang mengirimkan pesan duluan.”  Ucap Seungcheol.

“Itu karena aku banyak tugas kuliah, Oppa.” Ucap Xiaoting mencoba mencari alasan.

“Ok.Ok.. umm Yujin ke mana?” Tanya Seungcheol.

“ Sepertinya dia pergi dengan Seungyeon Eonnie, dia sudah pergi dari sebelum aku bangun.” Jawab Xiaoting.

“Progress mereka cepat sekali, jangan-jangan tidak lama lagi mereka akan mengabarkan rencana pernikahan mereka.” Ucap Seungcheol dengan nada bercanda.

“Tidak lucu.” Jawab Xiaoting dengan nada ketus tak suka dengan apa yang dikatakan Seungcheol.

“Hahaha, aku hanya bercanda, dan lagi tidak ada yang tahu, Xiaoting.” Ucap Seungcheol. “Kamu jangan terlalu protektif terhadap kakakmu itu, ada waktunya dia harus menikah dengan orang yang ia cintai.” Seungcheol kemudian meraih tangan Xiaoting dan mencium jari-jari tangannya. “ Pada saat itu tiba kamu tidak perlu khawatir, ada aku yang akan selalu disampingmu.” Ucap Seungcheol kemudian.

Xiaoting melepaskan tangannya dari genggaman Seungcheol. Harusnya ia senang dengan apa yang diucapkan oleh pacarnya itu, semua wanita pasti akan berbunga-bunga jika ada seorang pria yang mengatakan kata-kata yang baru disampaikan Seungcheol kepadanya. Namun yang diucapkan oleh seungcheol tadi membuatnya semakin bingung.

“Oppa, 2 minggu yang lalu aku bertemu Ibu dan Ayahmu.” Ucap Xiaoting tiba-tiba, mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Oh yah, kenapa tak bilang?” Tanya Seungcheol.

“Karena aku tidak mau cerita tentang perkataan buruk ayahmu padaku dan Yujin Eonnie.” Jawabnya.

“Hah? Apa yang Appa katakan?” Tanya Seungcheol panik.

about you doing charity.” Jawab Xiaoting.

Maksud kamu?” Tanya Seungcheol masih tidak mengerti.

Xiaoting kemudian menceritakan apa yang terjadi malam itu, mendengar itu Seungcheol memudian mengepalkan tangannya, marah atas apa yang dilakukan oleh ayahnya.

“Oppa, apakah tidak apa-apa jika kita terus meneruskan hubungan ini?” Tanya Xiaoting.

“Apa yang kamu katakan? Tentu saja! Aku tidak akan membiarkan siapapun menjauhkanmu dariku.” Ucap Seungcheol dengan yakin.

“Tapi dia adalah orang tuamu.” Ucap Xiaoting.

“Aku tidak peduli!” Seungcheol kemudian kembali meraih tangan Xiaoting menggenggamnya.

“I love you Xiaoting, I don’t care with anything else, meskipun itu Appaku.” Ucap Seungcheol lagi.

Xiaoting tidak membalas ucapan Seungcheol, membuat Seungcheol semakin takut.

Seungcheol kemudian meraih wajah Xiaoting.

“Hei lihat aku, aku akan menjamin Appa-ku tidak bisa menyentuh hubungan kita, aku sudah dewasa dan sudah bisa memutuskan hidupku sendiri.” Ucapnya sambil menatap mata Xiaoting.

Xiaoting kemudian menundukan kepalanya, masih tidak tahu apa yang harus ia katakan. Pikirannya kacau dan hatinya lebih kacau.

“Please, aku ingin kita sama-sama berjuang.” Ucap Seungcheol lagi.

“ I love you. I love you so much.” Seungcheol menaikan wajah Xiaoting agar kembali sejajar dengannya.

“You hear me, I love you Xiaoting, aku tidak akan membiarkan apapun memisahkan kita.” Ucap Seungcheol sambil mengusap-usap pipi Xiaoting.

“Please..” kini suara Seungcheol sedikit bergetar, ketakutan terpancar di wajahnya, matanya merah siap mengeluarkan air mata yang ia sudah tahan dari tadi.

Melihat itu membuat Xiaoting luluh, tidak tega melihat kondisi pacarnya seperti itu.

Akhirnya Xiaoting menganggukan kepalanya.

“Baik Oppa.” Ucapnya singkat.

“Terima Kasih. Terima kasih.” Ucap Seungcheol, ia kemudian mendekatkan wajahnya, mencium bibir indah Xiaoting, Xiaoting membalas ciuman laki-laki yang sudah baik dan tulus mencintainya itu.

“Xiaoting, apakah kamu melihat…” Tiba-tiba suara pintu dan suara sahabatnya menghentikannya, ia kemudian menjauhkan dirinya dari Seungcheol.

“Eonnie..” ucapnya.

“Maafkan..  maaf aku meng.. ganggu kalian.” Ucap Yujin sedikit terbata-bata. Xiaoting dapat melihat jelas wajah pucat Eonnie-nya itu.

“Eonnie, apakah kamu baik-baik saja, wajahmu pucat.”Tanya Xiaoting.

“Aku tidak apa-apa, aku hanya..” Yujin tidak tahu harus bicara apa.

“Ahh, aku harus ke kamar. Bye.” Ucapnya sebelum buru-buru masuk ke kamarnya. Pandangan Xiaoting mengikuti langkah Eonnie-nya itu sampai ia masuk ke kamarnya.

“Wah awkward sekali.” Ucap Seungcheol. “kalau begitu aku pulang dulu ya.” Ucapnya lagi.

Xiaoting kemudian kembali mengalihkan perhatiannya pada Seungcheol.

“Oke Oppa.” Jawabnya.

“Oh yah hampir lupa, Seungyeon mengundang kita ke acara ulang tahun pernikahan orang tuanya, Yujin juga pasti diundang. Besok aku akan mengantarkan gaun untukmu, jadi berdandanlah yang cantik.” Ucapnya.

“Oh Oke Oppa.” Jawabnya lagi.

“kamu cute sekali.” Ucap Seungcheol kemudian menyubit pipi Xiaoting.

“Hmm aku pulang ya.” Seungcheol kemudian berdiri diikuti oleh Xiaoting, mereka berjalan menuju pintu apartemen.

“Hati-hati Oppa.” Ucap Xiaoting.

“Pasti, Bye, I love you.” Ucap Seungcheol kemudian mencium bibir Xiaoting singkat, ia kemudian pergi meninggalkan gadis yang masih mematung di depan pintu apartemen.

Setelah beberapa lama, ia kemudian menutup pintu apartemen, ia berjalan perlahan menuju kamar Yujin, ia berniat membuka pintu kamar sahabatnya itu, namun sepersekian detik sebelum memutar gagang pintu, Xiaoting mengurungkan niatnya. Ia kemudian menghela napasnya dalam-dalam.

 Xiaoting kemudian memejamkan matanya sesaat, membaca mantranya. ‘It’s Ok Xiaoting, It’s Ok.” Batinnya, Ia kemudian berjalan ke arah kamarnya.

***

Xiaoting melihat kagum dekorasi pesta anniversary pernikahan orang tua Seungyeon, acara yang diadakan di salah satu hotel paling mewah di kota Seoul itu sungguh meriah. Ia bisa melihat banyak figur terkenal Korea Selatan di kanan kirinya. Ia bersyukur Seungcheol mengirimkannya gaun indah yang membuatnya sedikit dapat berbaur, Seungcheol bahkan mengajaknya untuk ke Salon dulu, kini ia tampak seperti orang-orang elit di ruangan ini.

“Kamu cantik sekali.” Ucap pria yang dari tadi menggandeng tangannya.

“Kamu sudah bilang itu beberapa kali.” Jawab Xiaoting.

“Aku tidak akan pernah bosan mengucapkannya.” Balas Seungcheol.

Xiaoting kemudian menoleh ke kanan kirinya mencari keberadaan Yujin. Sahabatnya itu sudah dijemput oleh pacarnya dari pagi, entah apa yang mereka lakukan sepagi itu, pikirnya.

“Xiaoting, kamu tidak apa-apa menunggu di sini? Ada salah satu kawanku waktu kuliah, aku mau menyapanya sebentar.” Ucap Seungcheol.

“Oke Oppa.” Jawab Xiaoting.

Xiaoting kemudian melihat-lihat area makanan, mencari makanan yag mungkin akan menarik perhatiannya.

“Xiaoting..” ia kemudian mencari sumber suara.

“Imo?” Ibu Seungcheol kemudian memeluknya. “Senang bertemu denganmu.” Ucap Nyonya Choi.

Xiaoting kemudian melihat ke arah kanan-kirinya. Melihat itu Nyonya Choi langsung tersenyum.

“Tenang saja, suamiku tidak ikut, ia sedang mengikuti sebuah konferensi di Indonesia.” Ucap nyonya Choi. “Ngomong-ngomomg soal suamiku aku belum meminta maaf padamu.” Ucapnya lagi.

“Tidak apa-apa Imo, aku sudah melupakannya. Aku hanya berharap suamimu tidak menganggap orang-orang seperti kami hanya bisa meminta untuk bertahan hidup” Jawab Xiaoting.

“Jawabanmu mirip sekali dengan Yujin.” Ucap nyonya Choi seraya tersenyum.

“Yujin Eonnie?” tanyanya.

Nyonya Choi mengangguk . “ Iya, Yujin Eonnie-mu, aku baru saja mengobrol dengannya.” Ucapnya.

“Maaf Imo, kalau boleh tahu Imo melihat Eonnie di mana?  aku dari tadi belum menemukannya.” Tanya Xiaoting.

“Oh tadi aku bertemu dengannya di area taman, kamu lurus saja dari sini, nanti di tengah-tengah kamu akan melihat sebuah taman di sisi kiri ruangan.” Ucap nyonya Choi.

“kalau begitu aku permisi dulu Imo, aku mau menemui Yujin Eonnie dulu.” Ucap Xiaoting.

“Baik, sana sebelum dia pergi. “ Balas Nyonya Choi.

Xiaoting lalu melangkah menuju tempat yang diarahkan oleh Nyonya Choi.

Benar saja Eonnie-nya itu sedang menghadap ke arah air mancur yang ada di tengah taman.

Ia sangat mengenal postur tubuh Yujin, Yujin Eonnie-nya itu memiliki proporsi tubuh yang sangat bagus, walaupun ia tidak terlalu tinggi namun postur tubuhnya itu membuatnya tampak sempurna.

Dari belakang ia bisa melihat Yujin mengenakan dress pendek dengan warna pastel. Dress itu membalut tubuh Yujin dengan pas semakin menonjolkan posturnya yang sempurna.

Xiaoting berjalan perlahan menuju sahabatnya itu.

“Eonnie.” Panggilnya.

Yujin kemudian membalikan badan ke arahnya, sahabatnya itu lalu memberikan senyum termanisnya untuknya.

“Xiaoting.” Sapanya dengan nada lembut.

Sepanjang hidupnya Xiaoting tidak pernah melihat Yujin menggunakan make up seperti ini, Rambut panjangnya rapih terurai dengan hiasan kecil di sisi kirinya.

Pernah mendengar istilah lovestruck? Itulah yang Xiaoting rasakan sekarang ketika melihat wajah Yujin yang semakin terlihat cantik karena sorot lampu taman.  She is experiencing that intense feeling right now.

Butterfly in stomach?  Hell!  dia merasakan gelitikan di perutnya hanya dengan melihat senyum Eonnie-nya sekarang, it's like seeing an angel in front of her.

Love? Xiaoting selalu merasakan perasaan itu pada Eonnie-nya, namun mengapa ia baru menyadari sekarang ketika ia ingin sekali mencium bibir merah Yujin, she just realized that her love for Yujin is not only love for her best friend or family, she loves Yujin as a woman. Bold statement dan sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

“Xiaoting, are you okay?” Tanya Yujin ketika melihat wajah pucat Xiaoting.

“Mengapa kamu melihatku seperti itu? Apakah makeup ku terlalu tebal?” Tanya Yujin lagi.

Xiaoting hanya menggelengkan kepalanya, mulutnya tak sanggup mengucapkan satu kata pun.

“Honey…” suara Seungyeon membuatnya kembali sadar. Ia kemudian melihat Seungyeon menggandeng tangan gadis yang ia cintai, yah gadis yang ia cintai.

“Kamu kemana saja, aku mencarimu.” Seungyeon kemudian mencium bibir merah milik Yujin Eonnie-nya, yah Yujin-nya.

“Ahh Xiaoting, kamu ada di sini juga?aku tadi lihat Seungcheol sedang mencarimu.” Ucap Seungyeon.

“Oh baik, Umm Eonnie aku ke dalam dulu.” Ucap Xiaoting buru-buru pergi meninggalkan Yujin dan Seungyeon.

Xiaoting tidak menemui Seungcheol, ia berjalan ke arah lobi hotel, ia kemudian memanggil Taxi yang baru saja menurunkan penumpang.

Selama dalam perjalanan, wajah Yujin memenuhi pikirannya.

Perasaan aneh yang selalu ia tepis seperti badai menyerangnya malam ini. Tangisannya kini tak bisa ia bendung, kenangan-kenangan indah bersama Yujin seperti video time lapse yang terputar di otaknya.

Yujin tidak pergi kemana-mana, namun Xiaoting sudah merasakan kehilangan.

 

No matter who cries, it's not a strange night

I secretly think of you

Like when it rains

I can't see tears

 

********************************************************************************************************************************************************************************************I Lately, i'm obsessed with Taeyeon's new song, some nights, so yeah..

Thank You for reading :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sclocksmith #1
Chapter 18: Udah lama nggak komen di sini. A great, beautiful story! Berasa naik turun pas baca tiap chapternya. Perjalanan dan perjuangan yang nggak mudah buat mereka. Epilognya merupakan penutup yang sempurna. Semoga setelah ini masih ada lagi cerita xiaojin yang lain. Terima kasih banyak buat ceritanya. I love you!
Dashi456 #2
Chapter 18: Epilogue-nya 🤧🤧🤧 makasih author 😊
Mollu_Yanz #3
Chapter 1: Can someone please translate it in English ಥ_ಥ
Antoowizone #4
Chapter 18: Benar2 luar biasa, aku ingin menangis membacanya, pesan yabg bisa aku ambil dari fiksi ini adalah hal baik akan selalu berputar di sekitar orang-orang baik. Yujin yg sejak kecil dengan tulus menjaga dan menyayangi Xiaoting menciptakan seorang Shen Xiaoting yang luar biasa, Xiaoting yang akhirnya membalas semua kebaikan dan cinta Yujin berkali-kali lipat. They really deserve each other. Aku tahu ini sudah di akhir cerita, namun aku masih merasa ingin terus menerus menyaksikan kisah Xiaojin versi Freeze The Moment mu ini,hehe. Terima kasih author, aku akan menunggu ceritamu selanjutnya.
Iamreader #5
Chapter 18: My heart is full.. Thank You Author-nim.. 💗
PLAPLE #6
Chapter 18: OMG!!!!
THIS WAS PURE PRRFECTION!!!!
This epilogue showed so much of their complicity and romance but also their relationship with family and the overcome of crisis and fears!
I loved it and I feel so attached to this story!!!
Your story made my days happier and I saw myself waiting for an update every week!!!
I am a huge fan 😂😂
Thank you so much for this and I hope you keep writing amazing xiaojin stories as you always do!!
Freeze the moment was an amazing journey and it's my favorite au of all times!
Thanks again
Dashi456 #7
Terima kasih authornim.. ending yg membahagiakan 🤧 aku akan sabar menunggu epilogue nya. Terimakasih
PLAPLE #8
Chapter 17: I am so emotional right now!
I've accompanied this story since the first chapter and come to the last one is so amazing for me. The development of the characters was so well done and I could really see the growth in them but still see their aura being preserved!
so happy xiaojin could end up together and that yujin is taking care of her mental health! I loved the ending!
Thank you so much for always being a diligent writer that writes with so much passion and care!!! I saw myself waiting EVERY WEEK for an update of your AU and I can proudly say I'm a huge fan of your work!
You write too well!
I'll be waiting for a new XiaoJin AU from you :))
thanks for this amazing story and I'll look forward to the Epilogue ♥️
Antoowizone #9
Chapter 17: Hii, aku selama ini adalh silent reader, ingin mengucapkan terima kasih atas karyanya.. aku sangat suka Xiaojin dan cerita author membuat kerinduanku pada mereka cukup terobati.. aku sangat suka alur ceritanya, aku iri dengan hubungan yang dimiliki oleh Xiaoting dan Yujin, hubungan mereka menurutku sangat pure, dari kecil tumbuh bersama dan kemudian menjadi dewasa bersama. Di awal cerita aku merasa kasihan karena Yujin dan Xiaoting dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya karena keadaan yang memaksa, tapi aku bangga pada mereka yang bisa jadi tumbuh menjadi manusia yang luar biasa. jadi akan sangat mengecewakan jika di akhir cerita mereka tidak bisa bersama, maka dari itu terima kasih author, telah menyatukan mereka di akhir cerita, karena memang sudah seharusnya mereka bersatu.. maaf komentarku kepanjangan karena aku sangat menikmati ceritamu. Aku akan terus menunggu karyamu selanjutnya. Dan ditunggu epilogue nya. Sekali lagi terima kasih Author 😊
Yme265 #10
Chapter 17: Nice ending! You the great writer, keep the good work. I will keep support your next story if you still writing. Hope your life be happy too. Thank you