Chapter 4

In your arm i want to stay

Irene merasa sedikit mual pagi ini ia menuju langsung masuk ke kamar mandi. Suaru Irene membangunkan Seungwan yang langsung menuju kamar mandi. Ia membantu Irene dengan mengelus pundak gadis itu. Setelah Irene sudah cukup tenang ia membantu Irene untuk duduk di kasurnya.

 “Apa kau sering mengalami seperti ini?”

“Beberapa hari ini,”

“Mau keluar keliling taman?” Irene menggeleng karena ia masih merasa sedikit pusing.

“Kamu ngak kuliah?”

“Aku udah semester akhir dan ini lagi nyusun tugas akhir, besok baru ketemu prof lagi. Masih mau tiduran?”

“Mau masak sarapan aja.”

“Yakin?”

“Iya, kalau kelamaan tidur juga ngak enak bedan.”

“Ya udah, aku bantu ya.” Dengan perlakuan Seungwan yang seperti ini bagaimana mungkin Irene tidak jatuh cinta pada lelaki itu. Perlakuannya sungguh manis bagi Irene, Seungwan sangat pengertian dan sangat perhatian pada Irene.

“Aku kerja dulu ya, kamu jangan terlalu capek, ngak perlu masak makan malam, soalnya aku pulang larut malam ini.” Irene hanya mengangguk dan melepas Seungwan pergi, seperti biasa Seungwan akan bicara sedikit pada bayi yang ada di dalam kandungan Irene dan mengecup dahi gadis itu. Irene tersenyum mendapatkan perhatian kecil yang diberikan Seungwan padanya, hatinya terasa begitu bahagia saat ini.

Sehun memeluk Seungwan ia turut berduka akan kepergian Hyun Soo, ia tahu betul bagaimana Seungwan sangat menyayangi adiknya. Seungwan selalu berusaha untuk tegar dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Bagi Sehun Hyun Soo juga adalah adiknya, karena sesekali Sehun akan mengunjungi Hyun Soo bersama Seungwan. Menghibur gadis itu, dan menitipkan beberapa buku agar Hyun Soo tidak merasa bosan berada di rumah sakit.

Keesokan harinya, Seungwan mulai kembali ke kampus untuk konsul dengan profesornya.

“Seungwan tunggu,” Pria itu menoleh ke arah suara gadis yang berlari ke arahnya. Gadis itu tersenyum dan menurut Seungwan senyuman itu sangat menggemaskan.

“Ini,” Jennie memberikan sebuah kepingan CD padanya.

“Udah selesai?”,

“Iya, makasih ya untuk musicnya, dengan music ini aku lebih bisa ekspresikan tarian dengan baik.”

“Syukurlah kalau gitu.” Seungwan tersenyum pada Jennie yang juga adalah mahasiswa semester akhir. Ia adalah seorang trinee di sebuah perusahaan entertainment besar yang kabarnya beberapa bulan lagi akan debut.

“Aku hampir lupa, salah satu dari pihak agensi aku denger lagu kamu dan mereka kepengen ketemu sama kamu.”

“Yang benar Jen?”

“Ia, ini kartu namanya, kamu bisa hubungi manager aku dan mereka akan atur waktu.” Seungwan terlihat sangat bersemangat karena karyanya di hargai oleh seseorang.

“Kayaknya aku harus pergi, lain kali kalau aku ajak makan siang bisa kan?”

“Sip.” Jennie pergi dari Seungwan dengan senyuman di wajahnya karena ia cukup menyukai Seungwan.

Seungwan membelikan beberapa buah untuk Irene, yang dapat mengurangi rasa mual Irene di pagi hari. Ia kembali malam itu namun tidak menemukan Irene, ia juga lupa menanyakan nomor gadis itu. Namun ia ingat kalau ia menyimpan nomor tuan Bae. Ia berhasil mendapatkan nomor Irene. Dan tuan Bae memberikan bela sungkawanya pada Seungwan karena ia mengikuti perkembangan Hyun Soo selama ini.

“Di mana, kok ngak ada di apart?”

“Lagi di kantor, ayah minta aku ke kantor pagi ini?, ini juga bentar lagi balik.”

“Mau dijemput atau sama driver kantor?”

“Sama driver aja, ini juga udah siap.”

“Ok hati-hati ya.” Irene memutuskan sambungan itu dengan senyuman. Akhir-akhir ini dengan Seungwan di sampingnya ia menjadi lebih bahagia dan tanpa ia sadari ia lebih sering tersenyum. Driver nya memberi hormat ketika mengantar Irene sampai di depan apartemennya. Setibanya ia di apartemen bau sedap menyebar di hampir seluruh ruangan itu.

“Kamu masak?”

“Iya, sedikit soalnya lapar. Sini duduk, aku juga udah masakin untuk kamu.” Dengan Senang hati Irene duduk di samping Seungwan yang hanya melihatnya dengan senyuman karena Irene terlihat sangat bersemangat.

“Pelan-pelan makannya,” Irene mengangguk dan memelankan makannya.

“Hari ini aku ketemu Jennie.”

“Jennie?”

“Iya, anak jurusan tari.” Irene melanjutkan makannya.

“Dia bilang produser lagu di agensinya tertarik dengan lagu aku, dan aku udah hubungi mereka, besok kami akan ketemu.” Irene hanya diam, ia tidak tahu harus mengatakan apa karena ini adalah pertama kalinya Seungwan menceritakan tentang dirinya karena selama ini pria itu lebih banyak diam dan lebih banyak mendengar Irene berbicara.

“Ketemuan jam berapa?”

“Jam 10.00.”

“Apa mau belanja baju baru dulu?”

“Ngak usah, pakai yang ada aja.”

“Kamu cuma punya jeans sama kaos?”

“Pakai itu aja.” Irene tidak ingin membuat Seungwan merasa tidak nyaman ia pun menyetujui apa yang dikatakan Seungwan namun ia tetap memaksa untuk memilihkan pakaian pria itu. Setelah selesai makan, ia menuju lemari Seungwan dan memilihkan pakaian yang menurutnya cukup pantas untuk Seungwan bertemu dengan orang-orang itu besok.

“Makasih ya,”

“Gimana, suka?” Seungwan mendekat ke arah Irene dan merendahkan tubuhnya.

“Besok appa akan bertemu produser, doakan appa ya biar besok lancar.” Irene terharu dengan pemandangan itu, Seungwan bicara dengan sangat lembut pada bayi yang bahkan bukan miliknya.

“Ya appa,” jawab Irene yang membuat Seungwan melihat ke arahnya dengan senyuman yang membuat hati Irene semakin yakin Seungwan adalah pria baik bukan seperti gossip-gossip di luar sana.

“Gimana pertemuannya?” Tanya Jennie yang menyapa Seungwan setelah latihannya selesai.

“Mereka minta aku gabung untuk produksi mini album.”

“Kapan mulainya?”

“Setelah aku lulus bulan depan.” Jennie berjingkrak kecil karena ia sangat senang akan lebih sering bertemu dengan Seungwan.

“Sepertinya kau senang sekali?” Tanya Seungwan polos. Namun Jennie hanya tersipu malu dan seorang trainee lainnya menyelamatkannya mengajak ia untuk makan siang. Hp Seungwan bergetar dan ia melihat panggilan dari Irene.

“Gimana pertemuannya?”

“Bulan depan aku udah mulai gabung,”

“Syukurlah, makan siang di mana?”

“Di kantin kampus aja, sekalian mau ketemu prof. Kang.”

“Padahal aku mau ajak kamu makan siang.”

“Ya udah kalau gitu makan di kantor kamu aja ya, jadi kamu ngak usah bolak-balik.” Irene akhirnya setuju dengan ide Seungwan.

Seungwan cukup terpana melihat kantor Irene yang lumayan luas, dengan beberapa sofa yang terlihat lebih empuk dari sofa yang ada di apartemen Seungwan. Ia meletakkan makanan di atas meja dan Irene segera mendekati Seungwan dan membantu pria itu untuk menyiapkan semuanya.

“Kalau bulan depan artinya setelah kamu lulus kan?”

“Iya, mereka setuju dengan penawaran aku.” Keduanya kembali makan dengan tenang, sesekali Seungwan memberikan daging yang ada di dekatnya pada Irene.

“Gimana kerjaan kamu?”

“Masih bisa aku tanganin, lagi pula ada Yeri yang bantu aku.”

“Syukurlah, jangan lupa minum vitaminnya. Aku ke kampus dulu, aku kayaknya pulang telat .” Irene mengiyakan perkataan Seungwan, seperti biasa Seungwan akan bicara sebentar pada bayi yang ada di perut Irene dan tidak lupa mengecup dahi istrinya sebelum ia pergi.

“Wahh, perutmu semakin membesar unnie,” ujar Seulgi sedikit takjub.

“Sudah lima bulan Seul.”

“Apa Seungwan memperlakukanmu dengan baik unnie.”

“Dia sangat menyayangi anak ini Seul, dan ia sangat pengertian padaku.”

“apa kalian sudah tidur sekamar unnie?”

“Kami sepakat untuk membuat kamar tamu tanpa sepengetahuan appa, kasian kalau Seunwgan tidur di sofa terus.”

“Unnie kalau Seungwan melakukan sesuatu yang membuatmu kesal beritahu saja aku, aku akan memarahinya.” Irene tertawa kecil melihat Seulgi yang terlihat lucu dengan semangatnya itu.

“Tenang saja Seul.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Semoga cerita ini menghibur kalian semua ya
Aku harap bisa bikin cerita lain.
Bye

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 1: OH BAHASA
Wann77
#2
Chapter 10: Ampun dah kelakuan istri yang sedang hamil 😅
Epilog dong
Jung1804
#3
Chapter 8: JENNIE NO!!!! Kenapa kamu berkelakuan gitu?!?! 😤😤😤😤😤

I hope Irene is not blaming herself because of what happened to Seungwan and I hope she didn't stay away from Seungwan either
_SWenRene
#4
Chapter 7: I'm starting to worry now. Jennie ah~ Don't do something stupid hah hehe
Jung1804
#5
Chapter 7: I hope Jennie doesn't come in between Wenrene 😩
Jung1804
#6
Chapter 7: I hope Jennie doesn't come in between Wenrene 😩
Chaemin21 #7
Next pls
_SWenRene
#8
Chapter 6: Yehettt finally!!!
Jung1804
#9
Chapter 6: Akhirnyaaa! 😭😭😭😭😭❤💙❤💙
Wann77
#10
Chapter 5: Cobaan bertubi-tubi untuk Irene
Yang sabar, untung ada Seungwan