Chapter 9

In your arm i want to stay

“Sebaiknya kamu mandi dulu,”

“Tapi kau akan pergi, kau sudah siap-siap untuk kerjakan?, Irene aku mohon kita bicarakan semuanya baik-baik,”

“Aku tidak akan ke mana-mana aku sudah bilang kepada pengacara Lee untuk cancel semua meeting aku pagi ini.” Akhirnya Seungwan bangkit dari sofa nya menuju kamar mandi, membersihkan diri dan langsung menuju ruang tengah untuk menemui Irene.

“Maaf ya aku udah buat kamu kayak gini,” Irene mengoleskan beberapa cream untuk menghilangkan lebam di wajah Seungwan.

“Ini bukan salah kamu, aku yang ceroboh,”

“Aku sudah memikirkannya Seungwan, mengenai Jennie,”

“Aku minta maaf, tapi jujur aku ngak tau kalau Jennie bakal lakuin hal itu ke aku,”

“Siapa sih yang bisa menolak pesona Son Seungwan,” ujar Irene sambil sedikit terkekeh menggoda suaminya.

“Aku serius Irene,”.

“Iya aku tahu,”

“Mulai hari ini kalau kamu mau aku berhenti di sana karena ada Jennie aku bakal berhenti Irene,”.

“Wan ah, di manapun kamu bekerja, godaan pasti ada, di perusahaan aku aja, kamu sering di kagum-kagumin sama karyawan aku, malah ada yang jadi fans kamu.” Seungwan sedikit tersipu malu akan hal itu.

“Wan ah, kalau kamu mau pergi dari aku, aku yakin sudah dari dulu kamu tinggalin aku, dengan kondisi aku yang ngak bisa apa-apa. Tapi nyatanya, kamu ngak pernah pergi dari aku dan aku tahu pekerjaan kamu resikonya buat aku lumayan besar, tapi aku yakin sama kamu. Tentang Jennie aku tahu yang sebenarnya, cuman malam itu aku shock banget. Dari pada aku ngamuk dan buat semuanya jadi runyam.” Seungwan akhirnya bisa bernafas lega mendengar penjelasan Irene, sakit di kepala dan hatinya terasa hilang begitu saja.

“Makasih Irene udah mau percaya sama aku,” Seungwan mendekap Irene erat, ia sangat tidak ingin kehilangan istrinya yang berharga itu.

 

Keesokan harinya, Seungwan di panggil bersama Jennie ke ruang CEO agensi. Tuan Han menyampakkan beberapa foto yang diambil oleh beberapa wartawan malam itu. Mata Jennie terbelalak melihatnya.

“Bisa jelaskan ini Seungwan?”

“Ini bukan salah saya tuan Han, Jennie yang menarik saya dan melakukan semua itu,”

“Apa benar Jennie?”

“Ya tuan Han,” tuan Han ingin sekali melakukan hal yang mungkin akan ia sesali jika melakukan hal itu pada Jennie.

“Apa yang kau pikirkan Jennie?”

“Saya melakukannya karena cemburu tuan,”

“Kepada?”

“Irene, istri Seungwan,”

“Kau tahu karena kecerobohannmu, mungkin saja karier mu akan hancur karena berani-berani bermain dengan orang yang memiliki istri,” geram tuan Han.

“Kau tahu berapa kerugian akibat kejadian ini?, aku harus membungkam semua media yang menyaksikan itu. Aku harus membayar untuk kebodohan mu.” murkanya lagi. Bagaimanapun tuan Han mengangumi Jennie, ia tetaplah seorang pebisnis yang sama sekali tidak ingin merasakan kerugian, apalagi hal yang tak perlu seperti ini.

“Maakan saya tuan Han,”

“Maaf saja tidak cukup Jennie,” ujarnya lagi.

“Kau harus mengganti segala kerugian yang kau akibatkan, dan mulai sekarang kau akan ditangani oleh produser lain. Dan Seungwan aku mohon maaf atas ketidak nyamanan ini, sampaikan maafku kepada Nyonya Son, semoga kalian baik-baik saja.”

“Terima kasih tuan Han, dan kami baik-baik saja,”.

“Syukurlah, kalau begitu kalian bisa keluar dan Jennie, aku mohon sekali lagi jangan lakukan hal bodoh seperti itu.” Jennie tak sanggup lagi bicara, ia langsung keluar ruangan dan disusul oleh Seungwan yang sengaja jalan sedikit berjauhan darinya.

Desas desus mengenai apa yang dilakukan Jennie pada malam itu menjadi pembicaraan hangat, bahkan para trainee pun ikut bergunjing. Mereka akan melihat Jennie dengan pandangan yang tidak suka, awalanya Jennie masih bisa menahannya. Ia berfikir semuanya akan berhenti begitu saja, namun kenyataannya hal itu seperti tidak bisa terbendung.

“Kau terlihat menyedihkan,” ujar Mark yang duduk di samping Jennie, berusaha menjauhkan minuman keras yang ada ditangan gadis yang sudah mabuk berat itu.

“Menyedihkan bukan?, mengapa aku harus menyukai seseorang seperti Seungwan?, mengapa ia harus menikah dengan Irene? Dan ia begitu setia pada istrinya itu.” Senyum Jennie getir menertawakan kebodohannya sendiri.

“Kau harus pulang Jen, kau sudah mabuk berat, aku akan mengantarmu.” Jennie sama sekali tidak menolak.

 

“Kamu lagi berusaha deketin Jennie?” Mark menggangguk dengan pertanyaan Seungwan di sela-sela istirahat mereka.

“Aku mau buktiin ke Jennie kalau cowok baik ngak cuman kamu aja.” Ujar Mark sambil meminum jusnya.

“Kau benar Mark, mengapa Jennie harus terus-menerus melihatku padahal ada pria baik yang juga menyukainya,”

“Mungkin pesona mu sulit untuk di tolak Wan,”

“Hah, kau bisa saja,” keduanya tertawa dan dilihat oleh Jennie dari kejauhan. Ia menitikkan air mata menyesali semua hal bodoh yang ia lakukan, tapi bagaimana ia bisa menolak semuanya. Ia mengelap air matanya dan hari itu ia putuskan untuk meminta maaf pada Irene dengan keberanian yang ia punya. Ia tidak ingin rasa bersalah ini selalu menghantuinya hari demi hari.

 

“Apa yang membawamu kemari Jennie ssi?”

“Aku…. Ingin meminta maaf,”

 “Sudahlah Jennie ssi, aku sudah memaafkanmu, dan jika kau mengulanginya sekali lagi atau sesekali berfikir untuk merebut Seungwan dari ku, aku pastikan kau akan mendapatkan pelajaran yang setimpal,” ujar Irene tegas.

“Aku sudah mendapatkan pelajaran nya Irene ssi,” ujar Jennie lemah dan tidak bersemangat.

“Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, sebaiknya anda keluar,” namun sebelum Jennie keluar dari ruangan Irene, Seungwan tiba-tiba saja masuk. Ia hanya menyapa Jennie seadanya dan langsung menuju Irene. Ia perhatikan Jennie keluar dari ruangannya itu sambil merangkul pinngul istrinya. Setelah memastikan Jennie keluar ruangan ia pun langsung mengecup bibir Irene.

“Aku tak percaya Jennie berani menemui mu,”

“Kenapa kau kagum padanya?”

“Mungkin,” Irene mempoutkan bibirnya, membuat Seungwan tersenyum.

“Tapi kau lebih hebat karena bisa memaafkannya,”

“Karena mellihatnya begitu menyesal dan sepertinya dia sangat menderita, aku berusaha untuk tidak menyakitinya lagi,”

“That’s my wife, I so proud of you,” Keduanya saling mendekap, dan Irene sangat senang berada di dalam pelukan Seungwan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Semoga cerita ini menghibur kalian semua ya
Aku harap bisa bikin cerita lain.
Bye

Comments

You must be logged in to comment
Favebolous #1
Chapter 1: OH BAHASA
Wann77
#2
Chapter 10: Ampun dah kelakuan istri yang sedang hamil 😅
Epilog dong
Jung1804
#3
Chapter 8: JENNIE NO!!!! Kenapa kamu berkelakuan gitu?!?! 😤😤😤😤😤

I hope Irene is not blaming herself because of what happened to Seungwan and I hope she didn't stay away from Seungwan either
_SWenRene
#4
Chapter 7: I'm starting to worry now. Jennie ah~ Don't do something stupid hah hehe
Jung1804
#5
Chapter 7: I hope Jennie doesn't come in between Wenrene 😩
Jung1804
#6
Chapter 7: I hope Jennie doesn't come in between Wenrene 😩
Chaemin21 #7
Next pls
_SWenRene
#8
Chapter 6: Yehettt finally!!!
Jung1804
#9
Chapter 6: Akhirnyaaa! 😭😭😭😭😭❤💙❤💙
Wann77
#10
Chapter 5: Cobaan bertubi-tubi untuk Irene
Yang sabar, untung ada Seungwan